Chapter 12

...Happy Reading...

...🌻🌻🌻...

Aeris menoleh ke belakang terlihat Xavier tangan memeluk perutnya dan kepalanya disandarkan di punggung Aeris.

Aeris berusaha melepaskan lilitan tangan Xavier pada perutnya tapi bukannya terlepas pelukan itu malah semakin erat.

"heh lepas! anda tidak sopan" kata Aeris sambil menepuk tangan Xavier.

"jangan pergi" kata Xavier sambil mengeratkan pelukannya.

"woy orang gila! lepas gak? gue bilang satpam ya" ancam Aeris. ia sudah benar-benar kehilangan kesabaran dengan sikap Xavier.

"mmm, tidak mau" rengek Xavier manja.

Aeris terdiam merinding mendengar rengekan dari pria dibelakangnya itu. bagaimana bisa kemarin dia dengan dingin mengancamnya dan sekarang ia malah merengek seperti anak kecil yang tidak mau di tinggalkan.

"sudah ku bilang lepas, jika tidak aku akan melakukan kekerasan padamu" ancam Aeris.

bukan dilepaskan Aeris malah ditarik hingga duduk di pangkuan Xavier dagunya disandarkan di bahu dan wajahnya menghadap leher Aeris.

Aeris terkejut dengan tarikan Xavier tubuhnya terasa kaku dan pikirannya pun blank selama beberapa detik. namun Aeris segera tersadar dengan apa yang terjadi.

"hey! dasar pria mesum, lepaskan aku brengsek" umpat Aeris sambil menghentakkan kakinya.

"5 menit saja aku mohon, ini sangat nyaman" kata Xavier kemudian menghirup aroma parfum yang dipakai Aeris.

Aeris kemudian berhenti memberontak tapi ia mengambil ancang-ancang untuk menyikut perut Xavier. tapi tiba-tiba seorang pria datang menghampiri mereka.

"tuan bos kau baik-baik saja?" tanya Leon dari kejauhan.

namun saat sampai Leon terkejut melihat tuannya yang anti berdekatan dengan perempuan saat ini sedang memeluk perempuan dengan begitu eratnya.

"oh, astaga aku harus lapor nyonya besar" kata Leon sambil memfoto Aeris dan Xavier.

"yak! apa kau gila? seharusnya kau bantu aku untuk melepaskan pelukan bos bodohmu ini" kata Aeris emosi.

"hei nona, berani sekali anda mengumpat kepada bos saya. apa kau tidak tahu siapa dia?" tanya Leon dengan tersulut emosi.

"terserah, siapapun dia aku tidak perduli tapi sekarang lepaskan dulu tangan orang ini dari pinggang ku" kata Aeris.

"tuan, ayo kita pulang" ajak Leon.

"tidak mau, sana pergi" usir Xavier.

Aeris sudah tidak tahan lagi dengan tingkah laku Xavier dengan segera Aeris menyikut perut Xavier dengan keras sehingga Xavier berteriak kesakitan.

setelah lolos dari pelukan Xavier, Aeris dengan segera mengambil tas dan tas belanjanya kemudian pergi meninggalkan Leon dan juga Xavier yang sedang kesakitan di atas sofa.

"tuan bos baik-baik saja?" tanya Leon melihat bosnya meringkuk di sofa.

"tentu saja tidak bodoh" umpat Xavier sambil memegang perutnya.

Leon mengabaikan umpatan Xavier kepadanya kemudian membantunya berdiri dan memapahnya ke unit apartemennya yang berada di lantai paling atas.

begitu sampai Aeris membanting tubuhnya ke sofa ruang tamu. moodnya hancur menghadapi tingkah laku Xavier yang aneh.

bahkan sekarang Aeris jadi malas untuk memasak semua salah Xavier.

......🌺🌺🌺......

keesokkan harinya Aeris tidak ada kegiatan karena semua kegiatan para model akan dimulai pada Senin minggu depan. jadi para model diberikan waktu oleh agensi untuk bersantai sebelum memulai jadwal mereka yang padat nantinya.

Aeris sendiri baru saja selesai sarapan dan sedang duduk bersantai di sofa menonton dia bocil botak di televisi.

tapi Aeris ingat jika dirinya belum selesai membaca Diary milik ibu Aeris. siapa tahu ia bisa tahu tentang masa lalu Karina. Aeris segera pergi ke kamar kemudian mengambil peti tempat barang-barang lama milik ibu Aeris.

Aeris membawa peti itu ke atas ranjang tidurnya kemudian mulai membuka peti.

mengambil buku harian berwarna pink milik Karina dan melanjutkan membaca.

...halaman kedua…...

...kali ini aku menulis dengan hati sedih dan senang. aku sedih karena orang yang memberi Diary ini padaku akan pergi beberapa jam lagi. dan aku senang karena akhirnya ia mengatakan perasaannya padaku....

...aku tak percaya kalau ternyata ia memiliki perasaan yang sama kepadaku. tapi aku tak sanggup untuk mengantarnya pergi hatiku sakit saat dia pergi jauh dari pandanganku....

...sekarang hubungan kami sudah jelas, aku menyukainya dan dia juga menyukaiku. bisakah aku sekarang menjadi alasannya untuk tetap tinggal?...

^^^tertanda^^^

^^^Karina Baery^^^

Aeris paham bagaimana bimbangnya perasaan ibu Aeris. ia senang akhirnya perasaannya terhadap pria itu berbalas tapi saat hubungan mereka jelas pria itu harus pergi.

walaupun mereka menjalankan Long Distance Relationship atau LDR tapi hubungan mereka baru saja resmi dan untuk mempertahankannya mungkin sulit.

Aeris berlanjut pada halaman berikutnya.

...halaman ketiga…...

...akhirnya ia benar-benar pergi meninggalkan aku disini. dan aku tak bisa menjadi alasannya untuk tetap tinggal bersamaku. tapi ia berjanji akan terus mengirim surat atau email untukku....

...ia memintaku untuk menunggunya kembali dan aku menyetujuinya. ia berjanji saat kembali nanti ia akan melamar ku di depan ayah dan ibu sebagai tanda bahwa ia serius dengan hubungan ini....

...tapi masalahnya apa aku kuat untuk menunggunya? dan aku takut ia akan menemukan seseorang yang lebih dari aku. aku harus bagaimana?...

^^^tertanda^^^

^^^Karina Baery^^^

menurut Aeris sudah sepantasnya Karina khawatir dan cemas jika pria itu tidak menempati janjinya. Aeris pun akan begitu tapi jika ia yang berada diposisi itu mungkin Aeris akan memasang GPS atau mengirimkan mata-mata agar pria itu tidak bisa berbohong padanya.

...To Be Continued...

...🌻🌻🌻...

hai semuanya

aku update lagi, maaf atas keterlambatannya karena aku ada kesibukan 🙏

mohon untuk supportnya ya

bye 👋

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***