Chapter 11

...Happy Reading...

...🌻🌻🌻...

keesokkan paginya Aeris bangun lebih pagi dari biasanya. kemudian Aeris bergegas mandi dan bersiap-siap.

Rina baru saja mengirimkan pesan kepada semua model baru melalui grup bahwa para model harus berkumpul di Great Mate's untuk pembagian manajer dan meeting mengenai beberapa hal.

...*pakaian yang dipakai Aeris untuk ke Great Mate's Entertainment....

Aeris segera bergegas menuju lift dan saat lift itu terbuka ternyata sudah ada Xavier dan pria yang bersamanya kemarin.

Aeris sudah mengira kalau Xavier tinggal satu apartemen dengannya saat bertemu di lift kemarin dan juga saat bertemu di pesta itu.

dengan wajah dingin Aeris masuk kedalam lift dan menekan tombol menuju lobby. tak ada pembicaraan antara mereka lagi pula Aeris masih ingat peringatan dari Xavier.

setelah lift mencapai lobby buru-buru Aeris berjalan keluar karena taksi online pesanannya sudah berada di depan apartemen.

Xavier yang dari tadi memperhatikan Aeris hanya menatap Aeris dengan tatapan dinginnya. ia bersyukur jika Aeris mengindahkan peringatannya. bagi Xavier jika Aeris akan sama seperti wanita-wanita lain yang menyukainya hanya karena harta yang ia miliki.

kembali ke Aeris yang sedang berada di taksi online. saat ini Aeris sedang membaca artikel berita mengenai kasus yang menjerat Elena.

selebgram Elena Bexxa tidak terlibat dengan pesta narkoba yang terjadi di Sebuah Club dijalan permata. ia hanya berada di tempat kejadian sedang minum bersama teman-temannya di Club tersebut. begitu yang tertulis dalam artikel berita.

Aeris menghela nafasnya ternyata firasatnya benar jika Elena akan lolos dari kasus ini dan berhasil mencuci tangan mengenai keterlibatannya. tapi tidak apa akan lebih seru jika seperti ini dengan begitu Aeris merasa tertantang untuk membuatnya menderita.

tak terasa akhirnya Aeris sampai di Great Mate's dan segera pergi menuju ruangan meeting yang sudah diberitahu oleh Rina.

saat menunggu lift tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang, Aeris pun menoleh ke belakang rupanya Tania.

"mau pergi ke ruangan bersama?" tanya Tania sambil tersenyum ramah.

"boleh" jawab Aeris sambil membalas senyuman Tania.

Tania dan Aeris pun berjalan bersama menuju ruangan. di lorong menuju ruangan terlihat sudah banyak model yang datang.

"halo Tania, Aeris" sapa Talitha salah satu model.

"halo juga Lalitha" sapa Aeris dan Tania.

"sepertinya kalian terlihat akrab" kata Lalitha.

"yah, aku yang mengajaknya berteman" kata Tania.

"apa kau tidak khawatir Aeris kalau nanti Tania akan mengalahkan mu?" tanya Lalitha dengan senyum misterius.

Aeris akhirnya mengerti maksud dan tujuan dengan senyuman yang diperlihatkan Lalitha. kemudian membalasnya dengan tersenyum manis.

"tenang saja, jika Tania ataupun kau mengalahkan ku itu bukan masalah besar. lagi pula itu hal biasa dalam kompetisi, jadi aku tidak khawatir" jawab Aeris.

Lalitha kaget dengan respon yang diberikan Aeris benar-benar diluar dugaan yang Lalitha bayangkan.

"ya terserah saja, kalau begitu tunggu aku mengalahkan mu" kata Lalitha.

"tentu saja akan aku tunggu" kata Aeris sambil tersenyum sinis.

"sudahlah, jangan hiraukan perkataannya lebih baik sekarang kita duduk mbak Rina sebentar lagi datang" kata Tania.

tak berapa lama Rina datang dengan sepuluh orang mengikuti dibelakangnya. Rina kemudian membagikan map kepada para model yang berisi data diri sepuluh orang itu.

"halo para model, aku sudah membawa manajer yang akan berkerja bersama kalian. sebagai peringkat pertama Aeris, kau di beri kesempatan sebagai yang pertama memilih manajer mu" kata Rina.

Aeris membolak-balikkan kertas yang berisi data diri orang yang akan manajernya. akhirnya pilihan Aeris tertuju pada seorang perempuan yang bernama Liya Rajasa.

"mbak Rina saya ingin berkerja bersama mbak Liya" kata Aeris.

"baiklah, kalau begitu sekarang giliran Tania sebagai peringkat kedua silahkan pilih" kata Rina.

Tania memilih seorang perempuan yaitu Putri Winata sebagai manajernya. kemudian dilanjutkan ke model lainnya untuk memilih manajer masing-masing.

setelah semua model selesai memilih manajer mereka melanjutkan dengan meeting mengenai hal-hal lain hingga jam makan siang.

sesudah meeting Aeris pun mengajak Liya manajernya yang baru untuk makan siang bersama di restoran yang dekat dengan agensi. Tania tidak bisa ikut karena ada janji dengan ibunya untuk makan siang bersama.

"saya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah memilih saya sebagai manajer mu mbak" kata Liya.

"sama-sama mbak, tolong panggil Aeris saja lagi pula umur anda lebih tua daripada saya" kata Aeris sambil melihat menu restoran.

"baiklah Aeris, jika kamu perlu bantuan katakan saja saya akan membantu kamu sebisa saya" kata Liya.

"terima kasih mbak, kalau begitu tolong tegur saya jika melakukan kesalahan" kata Aeris.

Liya tidak menyangka dengan sikap Aeris yang berbeda dengan model lain saat memperlakukan manajernya. ia sudah lama menjadi manajer model-model lain dan rata-rata mereka menganggap seorang manajer sebagai pesuruh.

Aeris dan Liya pun mengobrol mengakrabkan diri karena bagaimanapun mereka akan berkerja sama sebagai tim nantinya.

saat waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore Liya harus pamit karena ibunya sendirian di rumah. sedangkan Aeris memilih untuk pergi ke mall untuk membeli kebutuhan dapurnya yang tinggal sedikit.

di mall Aeris hanya membeli beberapa buah, daging dan seafood, sayuran, berbagai macam saus dan camilan. selebihnya Aeris hanya berjalan-jalan di mall melihat-lihat barang yang ada di sana mungkin jika menarik perhatiannya akan ia beli.

setelah beberapa jam di mall Aeris memilih untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. lagi pula cukup menakutkan seorang perempuan pulang malam-malam sendirian.

beruntungnya saat pulang tidak terjadi sesuatu sehingga Aeris pulang ke apartemen dengan selamat. Aeris sedang berjalan menuju lift dan tiba-tiba ada seseorang yang merangkul pundaknya dengan segera Aeris mendorong orang itu.

rupanya yang merangkul pundak Aeris adalah Xavier yang saat ini sedang tergeletak di lantai. Aeris kaget dan segera membantu Xavier untuk berdiri.

dari bau tubuhnya Aeris tahu kalau saat ini Xavier sedang mabuk.

"hei, bangun" kata Aeris sambil menepuk-nepuk pipi Xavier agar bangun.

Aeris tak ada pilihan akhirnya ia membawa ke lounge apartemen karena tidak mungkin ia membawa Xavier ke unit apartemennya.

takutnya saat sadar nanti mungkin Xavier akan salah paham padanya dan menyangka kalau ia sengaja memanfaatkan keadaan walaupun harus tertatih-tatih karena badan Xavier yang berat.

Aeris mendudukkan Xavier di sofa kemudian mencari handphone milik Xavier di kantung jasnya untuk menghubungi nomor asisten atau temannya agar mereka dapat mengurus Xavier.

untungnya handphone Xavier tidak terkunci. dari riwayat teleponnya paling banyak Xavier menelpon orang yang bernama Leon, Aeris pun menelepon Leon.

tuut…tuut

Leon pun mengangkat telpon.

"halo, saya adalah penghuni apartemen Cassano dan saya menemukan pria mabuk sepertinya ini teman anda. dan saya bawa dia ke lounge apartemen" kata Aeris.

"halo,iya itu bos saya kalau begitu saya akan segera ke sana. tolong jaga dia sebelum saya sampai" kata Leon langsung menutup telpon.

Aeris menghela nafasnya dan menaruh handphone Xavier di saku jasnya semula. saat Aeris akan mengambil tas belanjanya yang ada di meja tiba-tiba ada tangan yang memeluk perutnya.

...To Be Continued...

...🌻🌻🌻...

Hai semuanya 🤗

aku update lagi

mohon untuk supportnya 🙏

Terima kasih

Bye 👋

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***