MY SWEET LISA
~Kesunyian ini, sungguh menyesakkan hati. Aku khawatir, pada akhir nya akan membuatku untuk memilih bunuh diri saja!!
Lisa Anastasia~
🌺
🌺
🌺
Aku benci keheningan!!! Orang-orang ini, apa mulut mereka dikunci? Atau ada larangan bicara sesama manusia didalam kereta oleh pemerintah?!!! Mamaa ada apa dengan mereka?! Huwaaaaaaaa!!
Lisa merutuki para penghuni gerbong kereta yang ditumpangi nya, entahlah ada apa dengan orang-orang itu. Seperti larut dalam pikiran dan dunia masing-masing. Sunyi, seperti tak ada kehidupan!
Gerbong kereta yang ditumpangi oleh Lisa penuh penumpang, tetapi tidak ada satupun yang terdengar kecuali suara besi yang saling bergesek dibagian bawah kereta. Sangat-sangat tidak romantis, pikir Lisa bosan. Didalam gerbong ini setidak nya ada lebih dari tiga puluh sekian orang, tapi tak ada satu pun yang bergerak atau sekedar berbicara menunjukkan dirinya masih bernyawa atau tidak. Bayangkan betapa besar dedikasi orang-orang itu untuk menjaga keheningan gerbong ini!
Lisa mengedarkan pandangan pada seluruh penumpang satu per satu. Sebagian penumpang sedang tidur tanpa suara dengan earphone terpasang ditelinga mereka. Dan yang lain, Lisa yakin mereka hanya berpura-pura tidur dengan menutup rapat kedua mata mereka. Dan ada lagi beberapa penumpang yang sibuk mengetik dengan handphone mereka, tentu saja sambil mendengarkan musik melalui earphone.
OH TUHAN ADA APA DENGAN ORANG-ORANG BULE INI?!
Teriak Lisa frustasi, merutuk dalam hati tentunya. Bisa kau bayangkan, jika dia nekat berteriak ditengah orang-orang yang begitu keras menjaga keheningan.
Lisa memperhatikan seorang perempuan muda yang duduk didepan nya, tengah asyik menyapukan maskara ke bulu mata entah sudah keberapa kali nya. Wanita dengan mata biru seperti kucing, dan juga rambut pirang kecoklatan khas bangsa barat itu terlihat anggun. Dengan menggunakan dress yang menampakkan paha mulus nan bersih nya.
Lisa menunduk, memperhatikan pakaian yang melekat dibadan nya. Hanya mengenakan celana jeans panjang, dan kemeja navy polos!! Teriak Lisa lagi dalam hati, membandingkan penampilan nya dengan perempuan cantik dihadapan nya.
Diujung gerbong, diposisi yang bersebrangan dengan Lisa, mata nya menemukan sesosok laki-laki muda berjas hitam yang sedang duduk mematung. Dia menengadahkan wajahnya keatas tanpa memperdulikan sekitarnya. Laki-laki itu cukup handsome, tapi wajahnya terlihat sangat dingin dan kaku.
Dengan rambut kecoklatan, kulit putih bersih, garis alis yang lurus dan tegas, jangan tanyakan hidung nya tentu saja mancung!
Lisa memperhatikan pria itu sembari memegang hidung nya sendiri, seperti membuat sebuah perbandingan. Bibir nya merah, bahkan lebih mirip seperti bibir seorang gadis. Dengan rahang runcing yang tegas pula. Khas orang-orang dengan ras Kaukasoid atau orang berkulit putih.
Lisa menyipitkan mata, mencari sesuatu. Yup, dia juga mengenakan earphone! God only know why these people are so addicted to earphone! Desah Lisa tanpa sadar.
Lisa jadi tambah gelisah, kapan dirinya akan segera sampai di apartment. Kereta ini begitu menyeramkan, orang-orang didalam nya sudah seperti manusia tanpa nyawa.
Tiga puluh menit berlalu tanpa terasa, Lisa segera mengayunkan kaki jenjang nya keluar dari gerbong. Kereta api ini berhenti di stasiun Manchester Piccadilly, jalur trasfortasi yang digunakan Lisa dari apartment menuju kampus nya di university of Manchester.
Dari stasiun, Lisa harus menempuh jarak sekitar lima ratus meter lagi agar sampai di apartment nya. Gadis itu berjalan cepat, diantara orang-orang berbadan tinggi besar yang juga berjalan cepat berkejaran dengan waktu.
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Hoaaammmm. Gadis bernama Lisa itu membuka pintu apartment sembari mengaum, setelah seharian bergemul dengan tugas kampus dan juga kegiatan lain membuat nya merasa kelelahan.
Melepas sepatu, gadis itu langsung menghempaskan tubuh keatas sofa diruang tamu.
Tak ada suara, hanya dentingan jarum jam disudut ruangan yang menandakan adanya kehidupan diruangan ini. Gadis itu memejamkan mata, dengan tangan kanan yang menggenggam ponsel kesayangan nya.
Belum sempat terjun kealam mimpi, getaran ponsel ditangan membuat Lisa terkejut. Refleks gadis itu berteriak mengumpat.
Namun, saat melihat nomor yang tertera dilayar ponsel membuat nya tersenyum.
Lisa barusaja akan menyuarakan keterkejutan nya karena sang mama menelfon, namun belum sempat melakukan itu, suaranya sudah hilang ditelan rentetan nada tinggi yang tiba-tiba menyerang telinga. Butuh waktu tiga menit penuh mama menyuarakan isi hatinya diseberang telfon sana, terdengar juga suara papa yang berusaha menenangkan mama disana. Belum sembuh dari keterkejutan nya, Lisa sudah di kagetkan lagi dengan kalimat tajam dang mama.
"Bilang sama mama kamu nggak akan pulang Lisa!" Teriak mama nya yang memekakan telinga.
Tadi nya Lisa berfikir mama nya menelfon orang yang salah, karena marah-marah tanpa alasan yang jelas.
"Maksudnya...." Tanya Lisa tak mengerti.
"Adek kamu bilang, kamu mau pulang? Hey dengar ya Lisa Anastasia, mama nggak suka keputusan kamu itu. Anak mama nggak boleh ada yang gagal sekolah hanya karena merasa homesick. Kamu denger Lisa?!"
Detik itu juga, Lisa ingin membunuh adik nya yang bernama Nanda degan cara menjatuhkan dari lantai enam apartment ini kalau dia ada disini.
"Mamaaaaaa, mama ngomong apa sih? Siapa yang mau pulang mah?" Tanya Lisa menimpali omelan panjang mama nya. Ini pasti ada hubungan nya dengan chat yang Lisa kirim pada Nanda beberapa hari lalu.
"Nanda bilang kamu nggak betah disana, dan kamu bilang mau berhenti sekolah juga kan?"
Sebelum semua salah paham ini menjadi semakin rumit, Lisa memotong ucapan mama nya. "Maa dengerin Lisa dulu, Aku nggak akan berhenti sekolah!"
"Tapi Nanda bilang, kamu...,"
"Lisa NGGAK akan berhenti dari sekolah. Dan Lisa nggak akan pulang dalam beberapa tahun kedepan, arti nya aku juga nggak akan pulang pas lebaran. Mama puas sekarang?" Tanya Lisa penuh penekanan. Suara diseberang mendadak sepi.
"Tapi Nanda yang bilang...," Suara mama sudah terdengar tenang.
"Mama nggak usah percaya sama dia, sini aku mau ngomong sama dia ma." Sambar Lisa sebelum mama nya menjerit histeris lagi.
Masih mengomel, mama memberikan telfon pada Nanda. Adik Lisa yang masih duduk dibangku SMA kelas tiga.
" Sorry sis. Aku tadi cuma ceritain tentang kabar kakak sama mama dan papa, aku nggak tau kalau mama bakalan marah gitu."
"Kenapa juga dia bisa marah?! Pasti kamu bilang aku lagi homesick kan?" Kali ini suara Lisa lebih terdengar tegas.
"Maaf kak, aku kira nggak bakal gini jadi nya."
"Kasih ponsel nya ke mama lagi," Ujar Lisa sambil berjalan menuju dapur, mengambil segelas air dingin didalam kulkas.
"Bener kamu cuma homesick kan? Kamu nggak bakal putus sekolah kan Lisa?" Tanya mama lagi, seolah belum yakin dengan ucapan Lisa.
"Iyaa mama, aku nggak bakal pulang!" Jawab Lisa setelah meneguk segelas air dingin hingga tandas.
"Gini deh, mama lebih senang karena kamu ada disana nggak disini. Walaupun arti nya kita bakal lama nggak ketemu dan susah bertukar kabar."
Dahi Lisa berkerut dan jantung nya berdebar aneh. "Kenapa kok gitu mah?" Tanya Lisa kemudian.
"Bajing4an satu itu masih mohon-mohon untuk tahu alamat sama nomor ponsel kamu."
Bajing4an itu....... Pelan-pelan, hati Lisa kembali berdarah.
"Lisa? Nak, kamu nggak papa?" Mama memanggil lembut saat Lisa tidak menjawab.
"Maaf ya sayang." Ujar mama Lagi.
"Lisa," Kata mama lembut. "Jaga diri baik-baik ya, memang semua hal sulit dilakukan diawal, tapi mama yakin kamu bisa melalui ini dengan baik. Kamu pasti bisa sayang!"
"Mama mau kamu ingat kata-kata mama. Semua memang terasa berat diawal nya sayang, tapi semua pasti akan lewat pada masanya. Mama nggak mau bahas alasan awal kamu ada disana, tapi sekarang kamu udah disana. Cuma sedikit orang yang bisa punya kesempatan untuk belajar dan tinggal diluar negeri. Kamu sangat beruntung Lisa, kalau kamu menyia-nyiakan kesempatan ini berarti kamu nggak bersyukur. Jadi kamu nggak boleh sampai putus sekolah, apalagi cuma karena kangen sama kami disini."
Sambungan telfon terputus.
Lisa terduduk disudut ruangan, menengadahkan wajah nya agar air mata yang sudah terkumpul itu tidak terjatuh. Hati nya kembali berdarah, saat mengingat alasan awal kenapa dirinya ada disini.
Semua ini karena kamu Candra! Aku benci kamu!!
Maki Lisa sembari melempar gelas ke dinding dihadapannya, Lisa tersenyum melihat pecahan beling itu. Hancur! Sama seperti hatinya yang hancur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Neng
l
2021-11-16
0
Annisa
sambil nunggu up karaya author yang satu nya LG aku coba baca yang satu ini...
2021-08-08
0
Lisaaa__
semangat deh thor💪
seneng bed baca cerita yg ad nama sendr😂😅
pokoknya ak dukung deh thor
love you😘
2020-08-26
2