"Itu karena kau adalah satu-satunya keluargaku yang masih hidup" ucapnya lirih.
"Ma... maksud kamu apa?" tanya Reva, jelas dia terkejut. Sudah ia di jemput paksa saat dia masih tertidur, dibawa orang asing, dan kini ada seseorang yang mengaku sebagai anggota keluarga nya. Sungguh saat itu, Reva sangat shock namun tidak bisa di pungkiri didalam hati nya kini seperti mengalir sebuah kelegaan.
Orang itu pun langsung membuka topeng yang melekat di wajahnya secara perlahan. Setelah topeng terbuka dapat terlihat bibir tipis berwarna merah muda alami seperti buah cerry, hidung mancung, dan mata yang sangat indah dengan bola mata yang berwarna biru muda.
"Mu-mu-muka ka-kamu" ucap Reva tak percaya oleh apa yang ia lihat.
"Iya aku adalah saudari kembar mu yang sedang kau cari" ucapnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Tanpa berkata-kata lagi Reva langsung memeluk saudari kembarnya itu. Mereka pun saling melepas rindu dengan pelukan yang sangat erat seakan tidak ingin terpisah lagi.
"Aku tak menyangka akan bisa bertemu dengan mu, aku pikir aku tak akan bisa menemukanmu di negara yang seluas ini" ucap Reva yang masih terdengar jelas suara isak tangisnya.
"Aku sangat bahagia bisa bertemu dengan mu secara langsung, sudah bertahun-tahun aku berusaha membawamu pulang" ucapnya datar.
"Maksud mu?" tanya Reva sambil melepas pelukannya dan menatap wajah saudari nya.
"Sudah lama aku berusaha membawamu dan bibi dari neraka itu, tetapi rencana ku selalu gagal, maafkan aku"
"Bibi?" ~Reva.
"Sebenarnya yang kau anggap sebagai 'mamah' adalah bibi kita, adik dari ayah" Reva yang mendengarkan ucapan saudaranya itu masih bingung dengan kebenaran yang selama ini tidak diketahui oleh nya.
"Baiklah aku akan menjelaskan padamu. Jadi begini...
...FLASHBACK...
16 Tahun yang lalu...
Disebuah ruangan serba putih dengan ciri khas bau obat yang menyengat, terdapat seorang wanita yang tengah mempertaruhkan nyawa nya untuk melahirkan dua malaikat kecilnya itu ke dunia, dia bernama Vita Aurora. Peluh terus bercucuran di tubuhnya terlebih pada dahi putihnya, tetesan darah sudah tak terhitung lagi.
Sedangkan diluar ruangan tersebut ada seorang lelaki yang sedang cemas akan keselamatan istri dan anak-anaknya, sendari tadi ia terus meramalkan doa-doa untuk keselamatan istri dan buah hati nya yang akan lahir sambil mondar-mandir di depan pintu UGD. Ya dia adalah Boy Wiliam suami dari Vita Aurora.
Tak lama kemudian pintu ruangan itu terbuka dan keluarlah seorang dokter. Boy yang melihat dokter tersebut keluar langsung menghampirinya dan menghujani nya dengan beberapa pertanyaan.
"Dokter bagaimana keadaan istri dan anak-anak saya? apakah mereka baik-baik saja? iya kan Dok?!" tanya nya tidak sabar.
"Syukurlah operasinya berjalan dengan lancar, ibu dan anaknya juga sehat tetapi salah satu anak anda harus dirawat karena detak jantungnya lemah" jelas dokter tersebut.
"Apa?! Dokter lakukan apapun yang terbaik untuk anakku, berapapun biayanya akan saya bayar"
"Baiklah tuan, saya akan melakukan yang terbaik untuk putri anda"
"Dokter, apakah saya bisa menemui istri saya?"
"Oh tentu saja tuan, silahkan masuk" ucap dokter tersebut mempersilahkan Boy masuk.
Di dalam ruangan tersebut terlihat Vita yang sedang memperhatikan dua box bayi yang ada di ruangan itu, namun hanya satu yang terisi, kedua box itu berada di samping ranjangnya. Vita terus memandangi box itu dengan tatapan hangat tapi secara bersamaan dia pun merasa sedih.
"Makasih sayang cup..." ucap Boy sambil mencium kening istrinya yang hanya dibalas dengan senyum tulus Vita.
"Oh iya sayang siapa nama anak-anak kita?" tanya Vita.
"Emmm... gimana kalau yang itu namanya Queen Reva Aurora Wiliam" ucapnya sambil menunjuk bayi yang berada di dalam box.
"Dan yang satunya lagi Queen Eva Aurora Wiliam" lanjutnya.
Bukannya menunjukan ekspresi bahagia karena anaknya kini sudah terlahir di dunia dan mempunyai nama, ia justru menjadi melamun dan perlahan air matanya mengalir.
"Hey kau kenapa, apa namanya jelek, ya sudah kita ganti saja namanya, jangan menangis" ucap Boy sambil menghapus air mata istrinya dengan tangannya.
"Ga kok, namanya bagus bahkan sangat bagus, aku menyukainya, tetapi aku khawatir dengan kondisi anak kita yang kedua" ~Vita.
"Tenang saja dia akan baik-baik saja, dia pasti kuat kita doakan saja yang terbaik untuknya, lebih baik sekarang kau istirahat ini sudah malam pasti kau lelah kan?" ~Boy.
"Kenapa firasat ku gak enak ya" batin Vita, tak lama kemudian ia pun tertidur. Melihat istrinya sudah tertidur pulas, Boy pun ikut beristirahat dia membaringkan tubuh nya di sofa yang berada di ruangan tersebut. Jujur dia juga lelah telah bekerja seharian untuk anak dan istrinya itu, tapi walaupun lelah dia malah senang bisa melakukan itu semua.
...°•°•°•°...
Tiba-tiba ditengah malam ada empat orang masuk kedalam ruangan tersebut. Salah satu dari mereka langsung memutus kabel CCTV yang berada di ruangan tersebut. Dan yang lain pun melakukan tugas mereka masing-masing yaitu menyuntikkan sebuah cairan racun ke botol infus milik Vita dan membawa Reva yang akhirnya membuat Reva menangis.
Boy yang mendengar suara tangisan bayi pun menjadi terbangun, "Siapa kalian?!" tanya Boy yang masih dalam keadaan setengah sadar.
Tetapi dengan cepat salah satu dari mereka membekap Boy dan memaksanya untuk meminum sebuah racun. Alhasil Boy dan Vita mengalami kejang-kejang dan setelah itu mereka langsung tak sadarkan diri. Mereka pun langsung pergi dengan membawa Reva yang menangis kencang bersama mereka.
Sungguh malang nasib nya, dia sama sekali belum merasakan pelukan hangat sang Bunda dan Ayah nya, tapi sekarang dirinya sudah di pisahkan. Tak hanya itu, merasakan air susu sang Bunda pun kini seakan menjadi mustahil untuk kedua bayi yang baru lahir tersebut.
...FLASHBACK OFF...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments