Yoana dengan gugup mengikuti langkah pria tersebut menuju ruang diujung lorong.
Sepatu high heels nya terdengar bergema di sepanjang lorong tersebut.
Setelah sampai didepan pintu, pria itu mengetuk pintu.
Dan terdengarlah suara bariton dari dalam ruang tersebut, dan sukses membuat jantung Yoana semakin berdegup kencang.
"Masuk!" sahut suara itu dari dalam.
Perlahan pria yang membawa Yoana membuka daun pintu ruangan itu.
"Silahkan masuk Nona!" kata pria itu mempersilahkan Yoana untuk masuk kedalam ruangan.
Dengan gugup Yoana masuk kedalam ruangan tersebut, dan melihat diujung ruangan dibelakang meja kerja duduk seorang pria dewasa yang begitu tampan.
Yoana sesaat tertegun melihat sosok pemeran utama pria, ternyata begitu tampan dan terlihat tidak menakutkan.
Alexander tampak sedang melihat ke layar monitor komputer didepannya, tangannya terlihat begitu cepat mengetik tuts komputer.
Perlahan Yoana berjalan mendekat, sepatu high heels nya terdengar berbunyi di atas lantai.
"Silahkan Nona!" pria yang membawa Yoana tadi mempersilahkan Yoana untuk duduk di sofa.
Yoana berjalan menuju sofa yang ditunjuk pria itu, dan perlahan meletakkan bokongnya keatas sofa.
Mereka menunggu Alexander untuk menyelesaikan pekerjaan nya dulu, dan tidak membuat suara apa pun.
Yoana ingat dalam cerita novel yang dia baca, saat pertemuan pertama pemeran utama wanita bertemu dalam ruangan ini, ada sesuatu yang membuat Alexander hampir cedera.
Yoana mengingat kira-kira apa yang membuat Alexander hampir cedera, dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Alexander mematikan komputer, lalu perlahan bangkit dari duduknya.
Dia berjalan menuju sofa, dimana Yoana telah duduk menunggunya untuk diinterview.
Akhirnya Yoana dapat melihat wajah pemeran utama pria dengan jelas.
Matanya tidak berkedip melihat dengan sempurna wajah Alexander, sungguh tampan walau ada bekas luka di pipi kanannya dekat pelipis memanjang sampai dekat rahangnya.
Didalam novel luka itu tidak diceritakan terkena karena apa, tapi Yoana tidak merasa ngeri dengan bekas luka tersebut.
Yoana tidak bergerak di tempatnya melihat begitu gagahnya pemeran utama pria melangkah, terlihat begitu sempurna dengan bentuk tubuh yang kekar, bahu bidang itu terlihat begitu lebar.
Alexander mendekati sofa, tanpa sengaja kakinya salah melangkah hingga menyenggol vas bunga didekat sofa.
Reflek Yoana dengan cepat berdiri, lalu berlari untuk menolong Alexander yang akan terjatuh.
Yoana menangkap tubuh tinggi dan besar Alexander, dan karena perbandingan jauh dengan tubuh Yoana yang pendek, membuat berat tubuh mereka tidak seimbang.
Alhasil malah tubuh Yoana yang terjatuh begitu berhasil menangkap tubuh Alexander.
Yoana oleng kebelakang karena menahan tubuh Alexander yang berat, dan akhirnya jadi Yoana yang terjatuh sambil memeluk tubuh Alexander.
Dan, berakhir dengan Alexander menindih tubuh Yoana, tubuh mungil Yoana terhimpit dibawah.
Yoana mengira kepalanya bakalan akan terbentur ke lantai, ternyata ada sesuatu yang menahan kepalanya agar tidak membentur lantai.
Itu tangan Alexander!
Alexander dengan reflek menahan kepala Yoana dengan tangannya.
Mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan terkejut.
Yoana menatap mata hitam Alexander yang indah, bulu mata yang panjang dengan alis yang tebal.
Dan matanya melihat bekas luka di pipi kanan Alexander, rasanya tangannya ingin dia gerakkan untuk mengelus bekas luka di wajah Alexander tersebut.
Alexander juga menatapnya dengan intens, tapi kemudian dengan cepat bangkit berdiri.
"Maaf..anda tidak apa-apa kan?" tanya Alexander dengan suara baritonnya yang membuat jantung Yoana berdegup kencang.
"I..iya, saya tidak apa-apa Tuan!" jawab Yoana gugup.
Alexander mengulurkan tangannya untuk membantu Yoana berdiri.
Yoana menerima uluran tangan Alexander, tangan besar itu terasa hangat dalam tangan Yoana.
"Terimakasih Tuan!" ucap Yoana.
"Anda tidak apa-apa Tuan?" lelaki yang tadi membawa Yoana datang dengan nada yang khawatir, lalu dengan cepat memeriksa tubuh Alexander.
"Aku tidak apa-apa!" jawab Alexander dengan tenang.
Ternyata yang membuat Alexander hampir cedera karena menyenggol vas bunga.
Yoana ingat cerita aslinya, pemeran utama wanita ditatap Alexander begitu intens saat dia menolong pemeran utama pria.
Dan, senyuman pemeran utama wanita membuat Alexander terpesona dengan kecantikan pemeran utama wanita.
Sementara Yoana dari tadi belum menunjukkan senyumannya, karena begitu gugup bertemu kesayangannya.
Wajah biasa Alexander, membuat Yoana tidak memungkinkan untuk menyunggingkan senyumannya.
Yoana kembali duduk di sofa didepan Alexander, dan bersiap akan diinterview sebagai pembantu pribadi Alexander.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
IndraAsya
👣👣👣💪😘
2023-10-13
0
sweet❤️
Good
2023-06-29
1
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2023-06-27
1