03.

Sejak selesai makan siang hingga dua jam setelahnya tidak ada percakapan apapun antara Deff dan lelaki terapis itu. Terasa begitu canggung antara mereka berdua. Deff hanya mengobrol dengan Ririn.

Mike, John dan satu anak buah Deff lainnya hanya berjaga di sana. Mike menemani kedua temannya merokok di sebuah tempat sedikit jauh dari Deff dan yang lainnya.

"Apa masih lama?" tanya Deff.

Ririn tersenyum, "Kak Deff tau sendiri. Tapi sepertinya, di sana," tunjuk Ririn pada arah di mana Mike dan yang lainnya tengah merokok terlihat seorang pria paruh baya berbadan tinggi besar berjalan ke arah mereka.

Mike yang tidak mengetahui bahwa pria paruh baya itu adalah orang yang tengah mereka cari hanya acuh dan tetap fokus pada ponselnya saat orang itu melewatinya.

Deff merasa sedikit gugup, dia merutuki Mike yang tidak segera kembali. Hingga saat pria paruh baya itu mulai berjalan melewatinya, pandangan keduanya bertemu dan Deff merasa semakin gugup. Dia segera menundukkan kepalanya.

'That's crazy! Di mana Mike sebenarnya?' pekik Deff dalam hatinya.

Pria itu kemudian duduk di kursi paling depan. Berjarak tiga kursi dari tempat duduk Deff dan Ririn. Deff bergerak gelisah, dia tidak tahan dan akhirnya bangkit berjalan cepat mencari Mike.

Pria itu hanya memperhatikan Deff dalam diam. Mata itu begitu Deff hindari, dia tau betul seberapa dalam pria itu bisa mengetahui dirinya hanya dengan menatap matanya. Itulah yang paling Deff benci.

"Mike! What are you fuc*ing doing here?" kesal Deff menghampiri orang terpercayanya itu.

"Ya? What happen?"

"Ikut aku!" Mike akhirnya mengikuti Deff menuju tempat duduk tadi lagi.

Mike bisa melihat pria paruh baya yang melewati dirinya tadi sudah duduk di sana dan menatap mereka. Mike duduk di samping Deff dan merangkul pinggang gadis itu untuk menyempurnakan rencana mereka.

"Hentikan Mike, dia tau segalanya," ucap Deff pelan hampir tak terdengar.

Mike tau siapa yang dimaksud oleh Deff.

"Tapi yang lainnya tidak," balasnya.

Deff tak menjawab lagi, dia hanya duduk diam sembari menunduk menghindari tatapan pria paruh baya di depannya.

Pria itu mengobrol dengan terapis tadi yang ternyata adalah murid sekaligus asistennya.

"Masuklah," ucap pria paruh baya itu pada Deff.

Mike ikut masuk menemani Deff ke dalam.

"Tinggallah beberapa hari. Untuk memastikan semuanya selesai," tutur pria paruh baya itu pada Deff.

Deff termenung, dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia kemudian mengangguk.

Hari sudah sore namun Mike masih belum menerima perintah apapun lagi dari bos nya itu. Deff sedang mengobrol berdua dengan Ririn, entah apa yang sedang diperbincangkan karena wajah Deff nampak sangat serius begitu juga dengan Ririn.

Mike tidak ingin Deff terbawa suasana dan membocorkan rencana mereka. Dia pun menghampiri Deff dengan berjalan tegap penuh wibawa. Dia menyingkap jas yang dipakainya dan satu tangannya bertengger di pinggangnya saat berjalan membuat Ririn meliriknya dengan pandangan penuh makna. Dan Mike melihatnya.

"Maaf mengganggu, ada yang ingin aku bicarakan," ucapnya membuat Deff menoleh.

"Nanti kita bertemu di sana, Rin. Aku harus pergi mencari perlengkapan dulu," ujar Deff pada Ririn.

"Iya, kak Deff. Aku juga harus pulang."

"Baiklah, terima kasih Rin."

"Jangan sungkan, kak Deff."

Ririn kemudian bangkit meninggalkan mereka berdua.

Mike duduk menghadap Deff.

"Sekarang apa? Tidakkah kita punya pekerjaan yang sedang menunggu di markas?"

"Kita tidak akan pulang, Mike," jawab Deff tanpa menatap ke arahnya.

"Apa maksud anda, nona?" tanya Mike tidak mengerti.

Bukankah sudah selesai? Sejak tadi dia melihat bagaimana Deff diperiksa oleh pria paruh baya itu di bagian tangannya yang dulu cedera. Bukan hanya cedera tapi tangan kiri Deff patah dan ada sesuatu yang hanya bisa diselesaikan oleh pria paruh baya yang mengobatinya dulu.

"Kita akan tinggal," jawab Deff datar kemudian bangkit meninggalkan Mike yang masih termenung.

Lelaki itu kemudian menyusul Deff yang akan masuk ke dalam mobil, gadis itu terlihat berjalan menunduk dan ternyata ada pria paruh baya terapis tadi di depan pemondokan pemilik garasi luas itu.

Mike tidak mengerti kenapa Deff yang selalu menatap lawan bicaranya dengan tajam dan menekan, kini di hadapan pria itu dia selalu menunduk dan mengalihkan pandangan dari tatapannya.

Dia mengikuti Deff yang kini mengambil alih kemudi. Mike segera masuk ke bangku depan sebelum mobil bergerak keluar dari sana.

"Hanya beberapa hari, Mike. Dan John tidak mungkin ikut tinggal bersama kita di sini, mereka akan curiga. Di atas ada perumahan, biarkan mereka berdua tinggal di sana sementara," ujar Deff pada John dan satu anak buah lainnya.

Mike mengangguk, "Saya masih belum mengerti. Apakah memang harus tinggal?"

Deff menghembuskan kepulan asap dari mulutnya, fokusnya masih ke jalan di depannya. Dia mengemudi menuju pusat kota untuk membeli perlengkapan.

"Ya," jawabnya singkat.

"Berapa lama? Kita tidak bisa terlalu lama di sini."

"Tidak lama, akan aku pastikan itu. Sekarang turunlah, di sana jalan masuk ke perumahan. Aku akan pergi sendiri."

"Tapi, nona."

"Aku sedang tidak ingin berdebat, Mike," potong Deff tegas.

Mike dan yang lainnya akhirnya turun. Deff segera melaju dengan cepat meninggalkan mereka.

"Bos, kita tidak mengerti bahasa mereka, bagaimana bisa mencari tempat untuk tinggal?" tanya John.

Mike menepuk keningnya melupakan hal sepenting itu. Dia segera menelepon Deff.

"Kami tidak bisa berkomunikasi dengan mereka, nona."

"Gunakan otakmu Mike, kau punya ponsel yang lebih pintar dari otakmu jika kau lupa!" jawab Deff di seberang sana kemudian menutup teleponnya begitu saja.

Mike hanya bisa memandangi ponselnya dan menghembuskan napas dalam kemudian melirik kedua temannya.

"Bos sedang mendapatkan masa period nya, jadi ayo lakukan dengan cepat, jangan sampai singa betina itu mengaum di depan wajah kalian," ujar Mike berjalan lebih dulu menyusuri jalan yang lebih kecil dari jalan utama.

John dan satu temannya menahan tawa saat mendengar keluhan Mike yang terkena amarah bosnya lagi.

Mereka akhirnya mendapatkan satu rumah yang jalannya masih bisa diakses oleh mobil. Berkat bantuan ponsel pintar yang mereka punya, ketiganya bisa berkomunikasi walaupun mengalami kesulitan. Mike lupa untuk membawa ear piece nya, alhasil mereka sangat kesusahan karena tidak mengerti bahasa di tempat ini.

^^^📨^^^

^^^"Cepatlah!"^^^

Itulah pesan yang diterima Mike setelah cukup lama menunggu. Dia segera berlari di jalan menurun menuju persimpangan jalan utama di mana Deff sudah menunggunya.

Terlihat Deff sedang bersandar memejamkan mata dan sudah berpindah ke bangku samping pengemudi. Mike segera masuk dan melajukan mobil menuju pemondokan.

Di bangku belakang terlihat tumpukkan belanjaan Deff yang disimpan sembarangan.

"Aku tidak dapat menemukan minuman di toko sekitar sini, apa kau membawa stok?"

"Ya, sedikit. Sepertinya cukup untuk dua hari ke depan."

"Baguslah."

"Tapi anda tidak bisa melakukannya di tempat itu, nona."

"Dia tau segalanya Mike, tidak perlu ku sembunyikan apapun dari nya."

"Aku tidak mengerti dengan 'dia tau segalanya' tapi di sana bukan hanya ada dia."

"Aku tau apa yang harus aku lakukan," lugas Deff.

Mike membelokkan mobil dan memarkirkannya lagi di garasi.

Deff masih mengenakan pakaian yang sama. Dia sama sekali belum berniat untuk menggantinya.

"Tunggu di sini."

Deff keluar lebih dulu dan menuju rumah di seberang pemilik garasi luas yang Mike ketahui itu adalah rumah gadis muda teman bos nya, Ririn.

Terlihat seorang perempuan paruh baya mengobrol dengan Deff kemudian tak lama menunjuk ke arah pemondokan di depannya.

Ternyata Ririn sudah berada di sini, Deff menghampirinya.

"Aku mencari mu ke rumah, kukira belum kemari," ujar Deff pada Ririn sambil membuka pintu mobil bagian belakang.

"Belum lama saat kak Deff datang aku juga baru masuk tadi. Mari aku bantu membawa barang barangnya," tawar Ririn hendak membantu.

"Tidak perlu Rin, biar Mike saja. Ini berat," tolak Deff karena dia tidak mau Ririn menyentuh barang barang pribadinya.

Tapi Ririn tetap kukuh ingin membantu Mike yang cukup kewalahan dan akhirnya Deff mengijinkannya membawa barang barang seperti selimut dan sepatu, Mike membawa sisanya.

"Lemah!" cibir Deff pada Mike yang menurutnya memberi peluang pada Ririn untuk membawakan barang.

Bagaimana tidak, barang barang itu seharusnya bisa diangkut dua sampai tiga kali tapi Mike membawanya sekaligus. Dan Mike hanya pasrah mendapat kekesalan bosnya lagi.

Dia mengikuti Deff dan Ririn masuk ke dalam rumah itu. Ruangan yang pertama dimasuki begitu luas dan hanya ada satu ruangan yang disekat menjadi dua bagian oleh setengah dinding yang terbuat dari bambu seperti dinding di sekelilingnya. Mike tidak tau tempat di sana digunakan untuk apa.

Ririn menuntun mereka menuju kamar yang terhubung dengan dapur. Satu kamar luas yang sering ditempati banyak orang. Deff sebenarnya tidak nyaman, tapi demi ketentraman hidupnya di masa depan dia akan melakukannya.

Setelah barang barang dibereskan pada lemari kecil yang tersedia, Ririn kembali melakukan tugasnya untuk membereskan tempat yang sedikit berantakan itu.

Sesekali Deff menghampirinya dan mengobrol sebentar hingga hari mulai gelap, Ririn pamit sebentar ke rumahnya.

Deff masuk ke dalam kamar dan mendapati Mike tengah membuka bajunya hingga bertelanjang dada, beruntung celananya masih melekat sempurna.

"Hey, kau tak bisa melakukannya sembarangan di sini," seru Deff segera menutup pintu kamar.

"Maaf tapi aku benar benar merasa panas, di sini tidak ada pendingin udara."

"Mandilah. Kamar mandinya di sebelah sana, jangan berbuat seenaknya. Ini bukan negara kita, di sini punya aturan ketat," jelas Deff.

"Aku mengerti."

Mike segera mengenakan kaos nya dan keluar mencari kamar mandi. Bayangan berendam untuk merilekskan tubuhnya langsung menguap begitu saja saat melihat kamar mandi yang jauh berbeda dari yang sering dipakainya di negara asalnya.

"Aku bisa mati muda lama lama tinggal di sini."

.

.

.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!