Hari semakin siang dan cuaca begitu panas di negara tropis ini membuat Mike membuka jas yang dikenakannya karena merasa gerah. Begitu juga dengan Deff yang sejak tadi menarik narik syalnya hingga menampakkan lehernya yang jenjang dan terdapat tato di belakangnya.
Mike berkali kali mencoba membetulkan posisi benda itu, dia takut ada yang melihat tato di belakang leher bos nya yang menggambarkan simbol organisasi mereka.
Deff memang punya banyak tato di tubuhnya, bahkan simbol itu bukan hanya satu tapi ada lima di beberapa bagian tubuh gadis itu; tangan, kaki, punggung dan salah satu nya di dada, tepat di bagian jantung nya. Mike bernapas lega karena pakaian Deff kali ini menyembunyikan semua tato itu hingga rencana mereka bisa berjalan lancar.
"Singkirkan tanganmu Mike, aku kepanasan saat ini!" sergah Deff tanpa sengaja saat mereka sedang duduk di sebuah bangku yang disediakan. Dia lupa jika di sana masih ada Ririn.
Buru buru Mike mengelus pipi Deff dengan lembut saat Ririn melirik pada mereka. Deff yang mengerti langsung menarik tangan Mike dan melingkarkan nya di tubuhnya.
"Maaf, aku lupa."
"Aku akan mengambil sesuatu di dalam mobil sebentar," ujar Mike kemudian bangkit menuju mobil. Dia menggunakan jas miliknya untuk menutupi kepala dan menghalau panas mengenai kulitnya.
"Kak Deff sudah berapa lama menikah?" tanya Ririn yang sejak tadi menyimak percakapan yang tidak dia pahami.
"Umm sekitar satu tahun," jawab Deff.
Ririn mengangguk.
"Dia ada Rin?" tanya Deff sedikit canggung saat mengatakannya.
Ririn tersenyum kemudian mengangguk, "Ada. Mungkin sebentar lagi datang."
"Jadi masih sama seperti dulu?" tanya Deff kemudian keduanya tertawa bersama.
Mike melihatnya dari kejauhan bagaimana bos nya itu tertawa tanpa beban. Dia tersenyum tipis kemudian segera melanjutkan langkahnya dan memberikan kipas portable kecil pada bos nya itu.
Dan saat dia baru duduk di samping Deff, seorang pria seumuran dengan Deff keluar dari dalam rumah. Rumah itu adalah tempat praktek pengobatan tradisional. Dan sepertinya lelaki itu adalah salah satu terapis.
Pandangan lelaki itu langsung tertuju pada gadis di samping Mike yang mengenakan syal dan pakaian serba panjang di cuaca panas seperti ini.
Kini pandangan Deff dan dia bertemu. Deff membeku saat melihatnya, entah kenapa jantungnya terasa mencelos dan tiba tiba dia memegangi dadanya karena mulai terasa sakit. Beberapa detik pandangan mereka beradu dengan tatapan yang sama. Mike melihat itu dan dia rasa tatapan bos nya begitu dalam walaupun dari pandangan orang lain tatapan Deff tetap sama.
Mike merasakan sesuatu yang berbeda dari pandangan bos nya saat melihat lelaki yang tinggi nya sama dengan Deff dan badannya proporsional, tidak gemuk dan tidak kurus.
'Dia terlihat sangat berbeda,' gumam Deff dalam hatinya.
Hingga tiba tiba dia mendesis karena dadanya terasa sangat sakit. Mike yang melihat itu panik, walaupun dia sudah sering melihat Deff seperti ini. Tapi dia tetap merasa khawatir. Mike segera bertindak.
Dia mencari sebuah alat yang sering digunakan Deff dikala seperti ini dari dalam jas miliknya.
"****, dimana benda itu?!" geram Mike karena tak segera mendapatkan apa yang dicarinya.
"Mike!" gumam Deff menekan dadanya dengan kuat dan matanya terpejam menahan sakit.
"Bertahanlah," bisik Mike semakin panik karena napas Deff yang mulai pendek dan tersengal.
Akhirnya benda yang dicari Mike ditemukan, Mike segera menyingkap syal yang menghalangi bagian atas Deff dan menempelkan alat itu pada bagian dadanya. Perlahan napas Deff mulai teratur.
"Bukankah obatnya sudah diminum tadi pagi?" tanya Mike masih gusar saat Deff mulai membaik.
Deff mengambil napas dalam dan menghembuskannya perlahan, dia mengambil alih alat yang dipegang Mike di dadanya.
"Aku tidak meminumnya," jawabnya membuat Mike membelalak.
"Apa? Kenapa?" tanya Mike tak habis pikir.
Setiap hari Deff memang diharuskan meminum obat secara rutin dari dokter spesialis pribadinya. Dia mengalami masalah jantung dan beberapa organ lain tidak berfungsi dengan baik maka dari itu dia diwajibkan meminum obat itu tanpa terlewat sehari pun. Jika tidak, inilah salah satu akibatnya dan beberapa hal fatal bisa saja terjadi tanpa bisa diperkirakan.
"Aku muak dengan benda itu, Mike!" sentak Deff kemudian dia mulai terisak dengan memeluk lututnya.
Hati Mike mencelos melihat pemandangan ini kembali terjadi di depan matanya. Dia segera meraih tubuh yang bergetar itu kemudian mendekapnya erat. Membiarkan Deff menangis sepuasnya di dada bidangnya. Dia ikut merasakan sakit yang dialami Deff saat mendengar tangisan pilu itu, cengkraman tangan Deff di punggung dan dadanya yang begitu kuat menandakan tersiksanya dirinya saat ini.
Deff juga seorang penyintas depresi berat, hingga sekarang traumanya masih belum sembuh sepenuhnya. Mike terus berusaha dan mendampingi agar Deff bisa sembuh dan kembali hidup normal.
Ririn dan lelaki terapis tadi hanya bisa diam memperhatikan keduanya. Mereka tidak dapat berbuat apapun karena tidak tau harus berbuat apa untuk membantu. Ririn terlihat sangat khawatir, begitu juga lelaki yang memakai sarung dan penutup kepala itu namun dia berhasil menyembunyikannya dengan wajah datarnya.
Mike dengan lembut mengelus kepala dan punggung Deff menyalurkan ketenangan dan perlindungan. Dia kemudian mengambil ponsel miliknya dan menghubungi John.
"Ambilkan obat nona Deff sekarang, cepat!" ujarnya.
Tak lama orang yang dipanggil Mike tadi datang dengan berlari panik. Mendengar jika bosnya itu membutuhkan obatnya segera, berarti terjadi sesuatu padanya. Lelaki dengan perawakan tinggi tegap sama seperti Mike namun rentang usia lima tahun lebih tua dari Mike itu segera menyiapkan obat yang akan dikonsumsi bos nya lengkap dengan air minum.
Mike mengambilnya satu persatu dan menyuapkan pada Deff namun gadis itu menolak dan menepis tangan Mike hingga obat itu terjatuh. Mike menatap pada John dan dengan tatapan itu John langsung mengerti. Dia segera menyiapkan obat lain dalam bentuk suntikan.
Mike mengambilnya dan segera menyuntikkannya pada lengan Deff dengan susah payah. Jika tidak dilakukan, Deff akan semakin memburuk.
Kesalahannya karena tidak mengawasi Deff meminum obatnya dengan benar. Hingga terjadi seperti ini lagi.
"It's okay. Semuanya baik baik saja, aku di sini," bisik Mike setelah menyuntikkan obat Deff.
Ririn yang tidak mengerti hanya memperhatikan cukup lama sambil meringis saat melihat kondisi temannya yang diberi suntikan di depan matanya saat ini.
"Apa kak Deff baik baik saja?" tanya Ririn pada Mike tapi Mike yang tak mengerti hanya diam.
"Katakan padanya aku baik baik saja, Mike," lirih Deff di pelukannya.
"Tapi aku tidak tau cara mengatakannya."
"Mengangguk saja."
Dan Mike menuruti perkataannya lalu Ririn pun mengangguk menandakan dia mengerti dan mulai lega karenanya.
Setelah obatnya mulai bekerja, Deff merasa lebih baik. Dia mengusap wajahnya dan mengatur napasnya.
"Ambilkan minuman dan rok*k ku John," perintah Deff yang sudah melepaskan diri dari pelukan Mike.
"Obatnya baru saja masuk dalam tubuh anda, nona. Tidak minuman untuk sekarang," ujar Mike mencegah John melakukan perintah Deff.
Deff yang tidak ingin berdebat hanya menghembuskan napas tak menoleh sedikit pun pada asistennya.
Mike menyuruh John untuk membelikan makan siang untuk mereka semua termasuk Ririn dan lelaki yang men-trigger penyakit Deff kembali. Sebenarnya bukan karena lelaki itu sepenuhnya karena memang itu adalah kecerobohannya sendiri karena Deff tak meminum obatnya tadi pagi.
Hingga kemudian mereka makan bersama di sana. Mike merasa aneh dengan makanannya. Bukan hanya dia, tapi semua anak buahnya berbeda dengan Deff yang makan dengan lahap.
"Bodoh! Hahaha," Deff malah mengejek mereka karena ekspresi mereka begitu aneh saat baru merasakan makanan khas di negara asalnya. Dia tertawa puas melihat ketiga anak buahnya memasang wajah tidak enak dipandang.
Ririn dan yang lainnya pun terlihat menahan tawa mereka karena walaupun tidak mengerti Deff bicara apa, dia tau ekspresi ketiga lelaki itu, yang sepertinya makanan ini tidak cocok di lidah mereka.
"Pergi beli roti jika tidak suka makanan ini. Jangan memaksakan diri," ujar Deff.
Dia sebenarnya begitu pengertian pada semua bawahannya hanya saja sikapnya yang memang keras sehari hari.
Kini Mike yang bangkit dan pergi membeli apa yang diinginkannya untuk makan siang.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments