Ketakutan Liana

Gunawan tersenyum mendengarnya, karena dia tau betul Ratna itu paling gak suka jika berteman, dan ujung-ujungnya punya rasa. Kalau katanya seperti ada pagar untuk jarak pertemanan mereka.

"Betul. Kalau ada hubungan spesial itu, kaya ada jarak antara elo dan gue," timpal Gunawan dan Ratna mengangguk.

"Lagian cewek bar-bar kaya elo. Gue gak kebayang nantinya, elo begitu, gue begini," kata Gunawan di sertai tawa, Ratna pun juga ikut tertawa

Saat Gunawan sedang menyeruput kopi.

Tiba-tiba Gunawan tersenyum ketika ada wajah seseorang terlintas di pikirannya.

"Na. Gue boleh tanya?"

"Tanya apa?" Ratna dengan tatapan menyelidik, saat melihat Gunawan tersenyum.

"Meliana itu dulu yang selalu satu bangku dengan elo kan? Kira-kira dia punya pacar gak ya?" tanya Gunawan dengan sedikit malu-malu.

Ratna menatap dengan tatapan menyelidik, dia mencari maksud dari pertanyaan temannya itu.

"Wiih ... ada apa gerangan dirimu bertanya tentang dia?" goda Ratna membuat Gunawan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"CK!" Gun berdecak. "Gue cuma tanya aja emang gak boleh apa Na?" Gunawan dengan berlaga sewot.

"Alah elo gak usah ngelak Gun? Gue tau maksud dari ucapan elo, nanya tentang Liana!" Ratna menaikkan kedua alisnya menggoda Gunawan.

"Iya-iya, gue nyerah. Sebenarnya gue kesini ingin bertanya tentang dia, kaya gue tertarik sama dia. Habisnya dia bikin gue penasaran aja, entah kenapa bayangan dia selalu terlintas di pikiran gue, " kata Gunawan, membuat Ratna terkekeh.

"Ya 'kan ketawan juga maksud elo datang kesini mau ngapain. Elo mau cari tau tentang Liana?"

Gunawan tersenyum mendengar Ratna yang terus saja nyerocos ngeledek dirinya. Karena berhasil menebak maksud dari kedatangannya.

"Meliana itu teman kecil gue. Dia putri keluarga juragan kontrakan. pak Pujianto dan Bu Fitriana. Dia juga punya kakak laki-laki, namanya Arga," jelas Ratna.

"Meliana itu sombong gak si?" tanya Gunawan.

"Enggak, dia gak sombong. Justru dia baik dan gak pernah malu untuk berteman dengan gue. Hanya aja orang tuanya aja yang seperti itu, agak sombong,"

"Dia hanya dua bersaudara aja? Apa kakaknya sudah menikah?" tanya Gunawan.

"Kakaknya belum menikah," ada senyuman kecut pada Ratna, dan tertangkap basah oleh Gunawan.

"Kenapa pas elo nyebutin kakaknya, elo raut wajah elo berubah masam? Elo suka sama dia ya?"

Ratna tersenyum kecut, saat Gunawan memberikan pertanyaan kepadanya.

"Dulu, gue pernah dekat dengan dia, dan gue pernah memiliki hubungan dengan dia, meskipun hanya sebentar. Tapi entah kenapa disaat dia keluar kota, dia berubah dan sempet menjauh dari gue. Hingga suatu ketika gue ngeliat dia jalan sama cewek lain. Pastinya dia lebih cantik dari gue, sedangkan gue apa ...?" jawab Ratna dengan tersenyum kecut.

"Tapi itu udah berlalu saat itu gue kelas dua. Lagian gue gak permasalahkan, toh gue juga masih pelajar, gak mikirin untuk pacaran. Gue mau fokus ke sekolah, kalau udah lulus gue mau kerja bahagiain orang tua,"

Gunawan tersenyum mendengarnya, lalu merangkul pundak Ratna.

"Nah begitu dong. Apalagi elo masih sekolah, janganlah mikirin pacaran. Elo harus bahagiain ortu elo, selagi masih ada yang peduli dengan lo, jangan elo sia-siakan," nasihat Gunawan.

"Jangan sampai kaya gue, nyokap bokap udah gak peduli. Mau kuliah lagi juga percuma, butuh biaya yang gak sedikit. Sedangkan mereka udah punya keluarga masing-masing, gak mungkin kan gue harus minta dengan mereka yang sudah bahagia dengan keluarga yang baru. Ya sekarang dari pada buat lanjutin pendidikan selanjutnya, mendingan gue kumpulin duitnya buat makan dan gue tabungin. Syukur- syukur gue bisa kuliah atau buka usaha sendiri Na," ada kekecewaan opada orang tuanya, namun dia tetap menunjukkan senyuman untuk dirinya sendiri.

"Ya gue yakin elo akan bisa, dan akan bahagia dengan hasil elo sendiri," ucap Ratna dengan senyuman.

Gunawan mengangkat tangannya, dan melihat jam yang melingkar.

"Oh iya, udah malam, gue balik ya! Gak mungkin kan nanti kita di keroyok terus di nikahin. Emang elo mau ama gue, kalo iya gak papa, gue juga siap." Kata Gunawan dengan tawa khas nya.

"Idih dasar loe, kalau ngomong gak di ayak lagi. Gue tinju pake ini mau loe!" jawab Ratna dengan sewot sambil mengepalkan tangannya, namun tetap ada senyuman.

Gunawan hanya terkekeh menanggapinya.

"Panggil ayah dan ibu loe, gue mau minta restu. Eeit salah maksudnya mau pamitan hihihi...." Goda Gunawan sambil terkekeh, sedangkan Ratna melotot ke arahnya.

Ratna pun menggelengkan kepalanya melihat kejahilan temannya. Ia lalu masuk untuk memanggil ke dua orang tuanya.

Kini kedua orang tua Ratna sudah keluar, dan Gunawan pun berpamitan kepada mereka.

"Bu, Pak, Gunawan balik pulang ya. Gak enak sudah malam," pamitnya dengan sopan.

"Iya Leh, jangan kapok main kesini lagi ya!" Gunawan hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Ini ada makanan untukmu di rumah, jangan lupa di makan ya!"

"Ini apa Bu? Ya ampun pakai merepotkan jadinya,"

"Gak sama sekali Gun, ibu tidak merasa direpotkan dengan adanya kamu. Ibu dan bapak senang kamu datang kesini lagi, anggap lah kami sebagai keluargamu." Ucap bu Nur, dan diangguki oleh pak Syafi'i.

Gunawan benar-benar senang, dengan perhatian dari orang tua Ratna kepadanya.

"Matur nuwun sanget Bu, pak." Kata Gunawan yang mengambil pemberian dari Bu Nur.

"Sami-sami nak Gunawan."

Gunawan pun meninggalkan rumah Ratna, setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya.

🍂

🍂

🍂

🍂

Hingga beberapa Minggu kemungkinan ketika Meliana sedang berjalan hendak pulang.

Tiba-tiba saja Meliana di ikuti oleh tiga sepeda motor, dengan enam orang. Benar saja ketika di jalan yang terbilang sepi, mereka menggodanya.

"Hai ... cantik-cantik jalan sendirian aja?Mau di temani gak?" kata satu pria berada di atas motor, menggoda Meliana.

"Gak usah terimakasih!" jawab Meliana dengan ketus.

"Galak bro. Hahahah ..." pria lainnya menjawab di sertai tawa.

Sebenarnya Meliana sedikit takut, karena ada enam orang laki-laki saat ini menggodanya.

"Temani dia aja Bram, jangan di anggurin cewek cantik begitu,"

Tiba-tiba satu motor berhenti dan salah satunya turun mendekati Meliana.

"Hai, gue Bram. Boleh kalau gue antar elo?" tanya seorang laki-laki menggunakan kaos berwarna hijau dengan penampilan yang terlihat seperti pemabuk. Membuat Meliana merasa sangat takut.

"Enggak terimakasih!" Meliana berjalan dengan cepat, dan laki-laki bernama Bram mengikutinya.

Tiba-tiba saja ketika di pertigaan gang, tangan Meliana ditarik oleh laki-laki bernama Bram.

"Mau kemana cantik, hemm? Jangan galak-galak dong! Elo akan semakin terlihat menggemaskan kalau galak." Sambil menggenggam tangan Meliana dengan sangat kencang.

"Saya mohon, lepasin tangan saya!" Meliana memohon, karena teramat takut.

Tak ada yang berani menolongnya, karena penduduk setempat tau kalau pria yang saat ini bersamanya seorang preman, yang sering menggangu warga. Terutama jika ada perempuan yang lewat.

"Jangan nangis dong cantik. Abang belum apa-apain," dengan senyum menyeringai.

"Hahaha .... udah bawa aja Bram, lumayan kan buat mainan kita di markas," jawab salah satu temannya.

Meliana menggelengkan kepalanya, serta air matanya yang tak henti-hentinya mengalir.

"Saya mohon lepasin saya!" Meliana berontak memohon agar di lepaskan, namun justru laki-laki itu justru semakin kencang menyentuh tangan Meliana.

Dengan senyuman yang menyeringai, Bram menarik paksa tangan Meliana untuk ikut dengannya. Liana sendiri sangat takut dirinya akan di bawa kemana.

"Aaaaaa .... lepas apa-apaan main tarik paksa begini! Meliana berontak memukul tangan pria tersebut.

Namun pria itu justru tertawa , melihat Meliana berontak. Dengan cepat, Liana mengigit tangan preman itu.

"Kyaaaaa ...."

"Aaaarrrggghhh ...."

Pria itu kesakitan dan terlihat sangat marah. Lalu ia menatap Meliana dengan tatapan tajam. Dengan cepat Liana berlari menjauh darinya.

"Cepat kalian kejar, kenapa bengong! Dasar anak buah be*o!" Kata ketuanya bernama Bram.

Dengan cepat Meliana berlari dan keluar jalan besar. Sampai menemukan keramaian, agar dapat ia minta tolong.

Bersambung...

...Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian 👍🙏...

...🙏...

Terpopuler

Comments

Gadis Bar-bar

Gadis Bar-bar

Jejak ku bertebaran, di mana ² 🙏🙈

2023-06-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!