Di saat Roy lagi merenung ada seorang gadis yang tengah berjalan kearah nya dengan wajah cubi,mata hitam besar,rambut hitam panjang terurai,gadis kecil itu mulai melangkah mendekat dimana Roy yang saat ini menatap nya dengan kebingungan.
"Hai Roy kamu lagi apa?"Tanya Shi Ani sambil melangkah lalu duduk disamping Roy berada.
"Hmmmm,Shi Ani tumben kamu main kesini?"Roy menatap curiga kearah Shi Ani yang gelagat nya agak mencurigakan.
"I_itu,itu emang nggak boleh ya Shi Ani main kerumah nya Roy?"Tanya Shi Ani tergagap sambil memegang pipi nya yang cubi.
"Ehh n_nggak kok nggak apa-apa tumben aja Shi Ani mau main ke rumah nya Roy"dengan pipi yang sedikit memerah Roy memalingkan wajah nya karna dia melihat tingkah Shi Ani yang imut itu.
Detik demi detik berlalu tidak ada yang membuka pembicaraan lagi,membuat Roy menegaskan hati nya untuk memulai duluan apa yang mau di bicarakan dengan Ina.
"Shi Ani mau main apa sama Roy?"Tanya Roy dengan logat khas anak-anak nya,maklum saja Selama ini tidak ada anak-anak yang seumuran dengan Roy yang mau main dengan dia.
"..."
Semenjak di tinggal Kan oleh nenek angkat nya,Roy mulai bergantung hidup dengan warga desa yang mau mengasihani dia,baik itu makanan atau pakaian Selama 2 tahun ini, membuat anak-anak di sekitar sedikit risih dengan keadaan Roy yang sekarang.
Gimana tidak pakaian nya saja sudah bisa di bilang tidak layak pakai banyak bekas-bekas tidak jelas di pakaian nya di tambah bolong di sekitar pakaian,sekarang banyak anak-anak beranggapan Roy itu gila.
Nama nya aja anak-anak dimana orang mulai menghujat Roy dengan kata gila disana juga lah anak-anak itu beranggapan kalau memang iya adanya,itu juga yang membuat Roy binggung dengan Shi Ani yang Selama ini menjauh Dari diri nya tiba-tiba mau bermain dengannya.
Roy yang sudah lama tidak bermain seperti kebanyakan anak-anak pada umumnya tentu merasa antusias saat kedatangan Shi Ani di kediaman Roy.
"..."
Merasa Roy mulai terbuka Shi Ani memaling wajah nya kearah Roy.
"Emang Roy mau main sama Shi Ani,hmm kalau begitu gimana kalau kita ke hutan buat nyari kelinci apa Roy mau?,disana kelinci nya imut-imut Shi Ani mau salah satu antara mereka"Dengan wajah yang di imut-imutkan Dan mata yang berbinar Shi Ani memegang pergelangan tangan Roy sambil berharap.
Mendapat perlakuan seperti itu membuat hati Roy berdetak kencang.
"B_boleh emang kita mau cari di hutan mana kelinci nya Shi Ani?"Dengan wajah yang sudah bersumu merah Roy menatap wajah Shi Ani,tidak lama setelah itu memalingkan wajah nya kembali ke arah yang berlawanan.
"Wah kalau begitu ayo ikutin Shi Ani"dengan wajah berbinar Shi Ani kembali berdiri sambil menarik pergelangan tangan Roy sambil berlari.
Di perjalanan dengan berlari-larian kecil Shi Ani menarik Roy ketepian hutan kematian,karna rumah nenek Roy berada di ujung desa dekat dengan hutan,tidak banyak orang yang melihat mereka memasuki hutan kematian.
"Shi Ani jangan terlalu ke dalam hutan banyak monster, bahaya di sana!"sambil mengikuti Shi Ani Dari belakang Roy memperngati Shi Ani.
Tidak ada jawaban Dari Shi Ani dia tetap melangkah maju semakin memasuki ke kedalam hutan,tidak lama setelah hampir memasuki bagian paling dalamnya Shi Ani berhenti lalu berbalik sambil menatap lekat wajah Roy.
"Roy, Shi Ani minta maaf ya Shi Ani cuman disuruh sama Kevin"gumam Shi Ani di dalam hati.
"Shi Ani kemaren lihat kelinci nya ada di sana tapi Shi Ani takut kesana soalnya gelap"Dengan mata besar sedikit berair Shi Ani menunjuk ke arah 100 meter jauh nya dimana dia melihat sarang kelinci itu lalu berbalik menatap Roy.
"Hmmm disana ya?,yasudah Shi Ani tunggu dulu ya disini Roy mau kesana dulu liat kelinci nya apa Masih ada atau udah pergi"Sambil melangkah Dari tempat nya sekarang Roy mulai melihat-lihat dimana lokasi yang di tunjukan oleh Shi Ani tadi
"Kenapa ya perasaan aku kurang enak"gumam Roy sambil melangkahkan kaki nya kembali.
Tidak jauh di belakang Shi Ani,Tian Ken Dan Shi Gen memulai aksi yang sudah di rencana Kan oleh Tian Ken.
"Shi Gen ini ambil sumpit nya jangan sampai meleset ya cuman ada 2 jarum kalau meleset nggak jadi aku Kasi koin peraknya"Dengan seringaian khas nya Tian Ken memerintah Kan Shi Gen yang berada di sampingya.
"Baik lah,aku ingatkan ya kalau ketahuan kamu tanggung sendiri aku sama Shi Ani nggak ikut-ikutan ya"Shi Gen mengambil sumpit Dan Dua jarum beracun itu sambil mendekat kearah dimana Roy berada.
Tidak lama setelah kepergian Shi Gen,Tian Ken mulai mendekat ke arah Shi Ani supaya menjauh Dari sana,lalu mereka bersembunyi sambil melihat Shi Gen yang sudah memasang ancang-ancang tidak jauh Dari Roy yang tengah kebingungan melihat apa yang di tunjukan oleh Shi Ani tadi.
"Perasaan Shi Ani menunjuk kesini tadi deh,tapi nggak ada apa-apa yang ada cuman pohon kecil ini terus kelinci nya ma_"Ucapan Roy terhenti saat pandangan nya mulai rabun Dan tidak lama dia pun tumbang.
"..."
Beberapa menit kemudian...
Tian Ken Dan Shi Ani mulai mendekat ke arah Shi Gen yang terlihat sedang memegang sumpit dengan tangan yang bergetar.
"Apa Roy baik-baik aja ya?"gumam Shi Gen di dalam hati sambil melirik kearah dimana Roy tergeletak tak sadarkan diri.
"Hahahah bagus Shi Ani, Shi Gen ini yang sudah aku janjikan tadi buat kalian"sambil tertawa Tian Ken mengambil 2 bungus kain yang berisikan 10 koin perak di masing-masing bungkusnya lalu membagi nya ke Dua orang itu.
Sambil mengambil bagian masing-masing Shi Ani melihat Tubuh Roy yang tergeletak itu sambil menghela nafas Shi Ani angkat bicara.
"Tian Ken kalau terjadi apa-apa nanti,aku sama Shi Gen nggak tau ya semua yang sekarang terjadi kamu sendiri yang tanggung"kata Shi Ani sambil menarik tangan Shi Gen keluar Dari hutan.
"Ingat Shi Ani,Shi Gen jangan kasih tau siapa-siapa ya"ujar Tian Ken sedikit berteriak ke arah Dua orang anak yang mulai menjauhi hutan itu.
Mereka berdua cuman menganggukkan kepala nya pertanda mengiyakan ucapan Tian Ken barusan,Merasa sudah tidak ada pergerakan Dari Roy,Tian Ken kembali tertawa seperti orang gila.
"Hahahahahahahahaha,rasakan itu akibat merampas apa yang Selama ini aku impakan"Tian Ken tertawa sambil melihat Tubuh Roy yang tergeletak itu.
Tidak lama setelah itu Tian Ken mengambil token yang ada di pinggang nya Roy sambil mengelus-ngelus token itu Tian Ken Berbicara lagi.
"Apa yang menjadi milikku akan selalu menjadi milikku semoga kamu tenang di alam sana Roy hahahaha"Kata Tian Ken dengan penuh kebencian.
Setelah mengambil token akademi Roy,Tian Ken berbalik Dan melangkah pergi keluar Dari hutan sambil memasang wajah bahagia.
Tiga hari berlalu....
Di tengah alun-alun desa berdiri seorang pria dengan perawakan tegas sambil mendengarkan ucapan pria paruh baya bulat yang ada di sebelah nya.
"Utusan akademi kami sudah mencari-cari Roy ke segala penjuru Selama 3 hari ini tapi nihil hasilnya sama saja Roy menghilang tidak tau kemana,kejadian nya hampir sama persis dengan meninggal nya nenek roy 2 tahun silam yang Masih jadi misteri sampai saat ini"ucap kepala desa dengan seringaian di wajah dia mengeluarkan token akademi lalu di perlihatkan ke arah Su Fort berada
"Tapi saat kami menggeledah rumah yang Roy tempati cuman token ini yang kami temukan"Kepala desa memberikan token itu ketangan Su Fort yang sedang memikirkan sesuatu itu.
"Aneh kenapa Dari cerita nya seperti ada yang janggal saja"gumam Su Fort di dalam hati sambil mengambil token di tangan kepala desa itu.
"Kalau begini keadaannya apa utusan tetap pergi tanpa membawa perwakilan Dari desa bunga hijau?"Tanya kepala desa sambil menatap Su Fort dengan wajah yang berharap.
Seakan-akan kejadian yang menimpa Roy sekarang tidak di anggap masalah oleh kepala desa Dan dengan gampangnya mengalihkan pembicaraan ke yang lain.
Dengan wajah datar Su Fort tetap menanggapi ucapan kepala desa.
"Tidak saya akan tetap membawa salah satu anak yang ada di desa ini"sambil memikirkan sesuatu Su Fort melihat sekitaran desa dengan penasaran.
"Kalau seperti itu kejadian nya terpaksa saya memilih Tian Ken saja yang menjadi kandidat terkuat di desa ini"Su Fort menatap kepala desa dengan datar.
Dengan seringaian khas nya Kepala desa memanggil seseorang yang dekat Dari sana lalu menyuruh nya memanggil Tian Ken yang tidak jauh Dari tempat mereka sekarang.
Tidak lama datang seorang anak yang memiliki Paras pas pasan,rambut merah menyala,mata hitam legam menatap kepala desa dengan senyuman tipis.
"Iya ayah,kenapa ayah memanggil ku?"ujar Tian Ken Pura-Pura keheranan melihat Dua orang di depan nya.
"Kamu tau Kan kejadian yang menimpa Roy"Dibalas anggukan oleh Tian Ken lalu kepala desa melanjutkan.
"Karna Roy hilang tidak tau kemana jadi kamu lah yang menggantikan posisi Roy untuk mengikuti seleksi pemilihan murid di akademi pedang merah"ucap kepala desa dengan bahagia.
Melihat kejadian yang agak janggal di depan matanya Su Fort mulai merasa sedikit curiga,tapi dia tidak menampakkan nya,diam-diam Su Fort mengirim pesan lewat alat sihir nya,tidak tau tujuan nya kemana.
"Baik karna Roy tidak bisa,sebagai kandidat terkuat di desa ini saya memilih kamu untuk mengikuti seleksi pemilihan murid nanti di akademi"sambil melangkah kedalam kereta kudanya nya Su Fort mulai memerintah Tian Ken untuk bersiap-siap karna perjalanan Dari desa menuju akademi lumayan lama.
1 jam kemudian...
Di perjalanan menuju akademi banyak sekali pikiran yang hinggap di kepala Su Fort.
"kenapa anak itu bisa hilang mendadak di saat seperti ini"lain Hal yang di pikirkan Su Fort lain jga yang di pikirkan Tian Ken yang duduk di sebelah Su Fort.
"Hehehe Roy Selamat tinggal semoga kamu tenang di sana"Gumamnya di dalam hati dengan seringaian tipis.
Saat Su Fort melirik sekilas ke arah Tian Ken yang sedang senyum-senyum sendiri itu membuat dia berspekulasi mungkin hilang nya Roy ada sangkut paut nya dengan desa itu,tapi Su Fort diam Masih memasang ekspresi datarnya.
"Huh apapun itu sejauh mana mayat akan di sembunyikan bau nya pasti akan tercium juga"gumam Su Fort dalam hati.
Masalalu end....
kembali lagi dimana Roy berada sekarang...
"..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments