Seorang pria mengepalkan tangannya geram, rahangnya sudah terlihat mengeras, kepalan tangannya pada majalah yang dia pegang semakin membuat buku buku jarinya terlihat semakin jelas dan memerah. Dia menggigit bibir bagian bawahnya sebelum membiarkan mulut itu terbuka untuk menghembuskan nafas. Matanya mendelik tajam, ke arah majalah yang kini sudah dia lemparkan ke sembarangan tempat sampai akhirnya majalah itu berada jauh dari tempat dia berada.
“Tu-tuan?”
“KELUAR!" bentak Pria itu dengan suara keras.
Sebelum diperintah dua kali pria yang terlihat berumur hampir setengah abad itu menundukkan wajahnya, sambil membungkuk memberi hormat, dan segera pergi keluar dari ruangan itu. Pria tua itu baru saja masuk keruangan itu dan baru akan memberi beberapa laporan perusahaan tapi belum sampai dua menit dia menginjakkan kakinya di sana, dia sudah harus benar benar keluar meninggalkan pria muda yang merupakan direktur nya sendiri, sebenarnya itu lebih baik dari pada menerima kemarahan dari pria berkuasa itu.
Pria itu bersandar di kursi kebesarannya, menekan pelipisnya yang mulai terasa berdenyut nyeri. Rasanya dia ingin sekali menjedotkan kepalanya sendiri ke tembok saat ini juga, bila perlu sampai pecah, sampai tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuhnya, seperti rencananya tadi pagi di pinggir jembatan yang ingin bunuh diri, sudah beberapa kali pria itu berpikir ingin mengakhiri hidupnya, tapi selalu gagal.
Pria itu memutar kursinya dengan kesal hingga menghadap dinding kaca besar yang membuatnya bisa melihat jalanan dan gedung gedung kota. Sebuah senyum getir muncul dari bibir pria itu.
Gedung hedung yang berdiri kokoh Bagai raksasa itu, hampir dari semua itu adalah miliknya, lalu kenapa kehidupan pria ini terlihat tidak menyenangkan, sampai dia berniat untuk mengakhiri hidup? Apa yang membuatnya terlihat seperti saat ini?
Harusnya dengan memiliki harta dan kekayaan yang melimpah, dia bisa hidup dengan senang, segala keinginannya bisa terwujud. Pria itu kembali tersenyum getir, dia memang mendapatkan semuanya, tapi kenyataannya ada yang tidak bisa dia cegah dengan kekayaannya yang melimpah.
Apa gunanya kaya dan berkuasa, tapi dia tidak bisa menyangkal berita buruk yang sudah terlanjut menyebar tentang dirinya, dipenjuru negri tidak hampir di seluruh dunia, karena dia termasuk pria muda terkaya yang masuk ke dalam jajaran 10 besar orang terkaya di dunia. Itu cukup membuat pria itu tidak bisa bernafas dengan tenang, dan tidak bisa hidup dengan baik.
Pria ini adalah bagian dari orang orang yang merasa hidupnya tertekan dan sudah binasa.
“aku sudah berusaha mengabaikannya, aku sudah berusaha menutup mata dan telinga” gumam pria itu pelan.
Di setiap kesuksesan yang dia dapat, maka akan ada pula berita yang muncul, dia harus mendengar berita itu berkali kali dan bahkan ribuan kali, semua wartawan hanya bertanya satu hal padanya dan itu selalu masalah berita yang sama.
Berita itu akan muncul menghantui dirinya, saat dia senang baru memenangkan tender dengan sangat mudah, saat dia berhasil menciptakan sesuatu yang luar biasa dan menghasilkan keuntungan milyaran dollar, saat apapun keberhasilan yang dia dapatkan selalu bersandingan dengan berita negative yang membuat kepalanya mau pecah.
Kemanapun dia mencoba lari tetap saja dia akan di kejar oleh berita itu, bahkan sekarang saat dirinya bersembunyi di Indonesia, dia masih menerima berita itu.
Pria itu kini mendesah kesal. Sudah berkali kali dia diam membiarkan tapi tetap saja berita negative itu muncul menghantui hidupnya.
Haruskah dia menutup semua perusahaan media masa agar tidak ada lagi yang memberitakan tentang dirinya, pikir pria itu
“apa gunanya semua itu” pria itu berpikir dan menjawab pikirannya sendiri.
Harta, tahta, kekayaan dan kekuasaan, entah kenapa rasanya semua itu tidak berguna sama sekali.
“tidak ada gunanya mengeluh seperti ini, tidak ada yang berubah” umpat pria itu pelan. “apa aku lebih baik mati saja” kembali pemikiran itu muncul dalam benaknya.
...🪕🪕🪕🪕🪕...
Nara mengumpat dan memaki Fira dengan semua kata kata cacian yang muncul dalam benaknya, dia sama sekali tidak peduli Fira dan Keanu mau dijebak atau apapun, perselingkuhan tetap perselingkuhan, dia tidak akan pernah memaafkan alasan apapun yang melatarbelakangi perselingkuhan itu.
📲“Lo pikir pakai otak, kenapa lo sampai di jebak?! Atau itu hanya akal akalan lo aja fira! Sekali perselingkuhan tetap perselingkuhan! Mulai sekarang jangan pernah anggap gua dan adel sahabat elo lagi!” maki Nara kesal.
📲“Nar, maafin gue, bantuin gue minta maaf dengan Adel, Keanu sangat mencintai dia, gue yang salah nar” terdengar suara lirih Fira, tapi nara hanya tersenyum kecut.
📲“Gak, gue gak akan bantuin elo! Tu cowok kalau dia benar benar mencintai Adel, pasti dia bisa menjaga burungnya agar tidak tergoda oleh elo!” umpat Nara.
📲“kami di jebak nar, ada obat perangsang di minuman kami” bela Fira.
📲“Sh*t, gak percaya gue, banyak cara untuk menghilangkan efek obat selain cara yang dilakukan oleh kalian berdua, gue tidak peduli apapun itu, mulai sekarang jangan pernah muncul dihadapan gue dan adel” bentak Nara setelah itu dia mematikan ponselnya dengan cepat.
Mungkin di tempatnya, fira akan berteriak memanggil nara karena telepon yang di matikan nara secara tiba tiba, Nara sendiri langsung memblokir nomor Nara agar wanita itu tidak bisa menghubungi dirinya lagi.
“dimana elo sih adel, bikin gue khawatir aja” umpat Nara kesal karena dia tidak berhasil menghubungi adelia.
Nara dan adelia memang sudah sangat dekat melebihi kedekatan mereka dengan Fira, apa lagi Adelia sering membantu keluarga nara dan membuat Nara selalu berutang budi pada Adelia.
.
Adelia masih berada di pantai sejak dia datang wanita itu tidak bergerak sama sekali dia hanya terdiam menatap lautan.
Tidak terasa Adelia cukup lama hanya memandang lautan dengan berdiam diri, dia bahkan tidak sadar langit sudah berubah malam dan akhirnya adelia berusaha berdiri, tapi kakinya tiba tiba kesemutan karena terlalu lama duduk dengan posisi yang sama.
“hahaha” Adelia tertawa tapi air matanya kembali jatuh.
‘kenapa rasa sakit di hatiku, tidak bisa mengalahkan rasa sakit di kakiku’ batin adelia.
Gadis itu tertawa dan menangis di waktu yang bersamaan, orang orang yang ada di sana bahkan sampai takut mendekat karena takut pada adelia yang seperti itu, mereka menganggap adelia kesurupan.
Setelah kakinya mulai bisa dibawa berjalan, adelia mulai menjalankan mobilnya menuju hotel di dekat pantai itu, dia sedang tidak ingin pulang, di tidak tau apa yang harus dia katakan pada abangnya, jika gilang melihat kondisi dia sekarang. Adelia juga belum mau menemui siapapun saat ini, dia masih ingin sendiri dan merenung sendiri. Entah apa yang terjadi dengan pernikahan dia yang akan dilaksanakan 1 bulan lagi.
...🎲🎲🎲🎲🎲...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Shai'er
untung aja kamu tau sebelum kalian menikah, Adel, cobak kalo dah nikah, bakalan lebih sakit lagi tuh, semangat lah💪💪💪, dunia gak bakalan berakhir hanya gegara kamu putus cinta 💪💪💪
2023-06-26
0
Shai'er
😭😭😭😭😭😭😭
2023-06-26
0
Shai'er
mantap👍👍👍
2023-06-26
0