BAB 9 | PULANG?

"Ayah, hentikan, dia Annisa. Sadar, Ayah!" teriak Amar histeris.

Meskipun tubuhnya saat itu tidak bisa digerakkan, karena energi dari makhluk jahat, Amar masih berusaha berteriak untuk menyadarkan sang Ayah yang sedang dirasuki. Benar-benar air mata tidak bisa berbohong kembali untuk tidak menetes, Amar seorang lelaki yang kuat, pasti akan menangis ketika sang Adik dalam bahaya, apalagi saat ini di depannya sang Ayah sendiri yang ingin mencelakai Adiknya, ya lewat makhluk dalam boneka kityy itu.

Bukannya mereda, sosok yang merasuki sang Ayah semakin ganas saja, pisau yang tadi hanya berayun-ayun di tangan kanan, kini mulai mencari titik tepat untuk menancapkan di tubuh Annisa yang semakin terlihat tidak berdaya akan cengkeraman kuat, bahkan suara napas Annisa yang tidak beraturan sangat terdengar, seperti menahan ketakutan hingga menumpuk penuh dalam hatinya.

Merasa sudah sangat muak dengan pemandangan di depan, Amar berteriak keras, memberontak dengan amarah yang besar, hingga akhirnya membuat tubuhnya terlepas dan bisa bergerak kembali, buru-buru Amar menendang perut Ayahnya cukup keras, dengan tujuan makhluk yang merasuki bisa segera ke luar. Akibat tendangan itu, tubuh sang Ayah menabrak tembok, suaranya terdengar renyah. Namun, makhluk itu malah semakin menjadi, kini dia membawa tubuh Ayah Annisa juga Amar, penuh emosi.

Gerakannya begitu cepat menyerang Amar dengan tenaga yang sangat kuat, Amar terlempar kembali, luka di kepalanya yang belum pulih, kini malah harus mengeluarkan kembali darah dari dahinya, terlihat tembus hingga ke luar perban.

Annisa yang menyaksikan kejadian itu tampak frustasi, kedua tangannya terus memegangi kepala, lalu dengan sisa suara yang ada, walaupun terdengar serak, Annisa tetap berteriak ke arah makhluk yang masih merasuki tubuh sang Ayah.

"Cukup! Jangan sakiti Ayah sama Kak Amar, sini sakiti aku saja! Kau ingin membunuhku, bukan? Silakan bunuh, silakan segera tancapkan pisau itu!"

Seketika tubuh Annisa ambruk, kakinya berlutut, juga kedua tangan yang diregangkan, seperti sudah memasrahkan semua kendali pada makhluk di depan.

Amar yang masih dalam kondisi lemah, bahkan untuk menggerakkan tubuh saja sakit sekali, tetapi dia coba untuk menghampiri Annisa.

"Jangan bicara seperti itu, Annisa, kita hadapi sama-sama. Kamu enggak boleh pergi duluan!"

Annisa yang tersadar sang Kakak menghampirinya, langsung menyeka cukup kasar, dia mendorong lengan Amar untuk menjauh.

"Jangan dekat-dekat aku, Kak. Sekarang Kakak cepat jauhi aku! Biarkan aku saja yang pergi."

"Enggak! Annisa, kamu itu Adik aku, aku enggak mungkin ninggalin kamu sendiri. Kalau kamu pergi, aku juga ikut pergi."

Annisa terdiam dengan tangisan, pandangannya masih menunduk, menyeka berkali-kali air mata yang terjatuh.

"Ada Ayah, Kak. Kakak enggak boleh ninggalin Ayah juga, cukup Annisa saja," ucap Annisa getir, wajahnya sudah memerah, menahan pedih yang sangat dalam.

Di saat bersamaan, mahluk itu kembali membuat ulah, dan tampaknya masih merasuki jiwa Aldi, Ayah Annisa dan Amar. Tanpa berlama-lama juga rasa belas kasih kembali, sebuah pisau kecil yang masih dipegangnya segera ditancapkan tepat di bagian tengah perut Annisa, sama seperti dulu yang Ayahnya pernah perlakukan itu pada arwah makhluk yang merasuki dirinya.

Gerakan tangan Amar tidak kalah cepat, dia menutupi bagian perut Annisa dengan kedua tangannya, tetapi entah kenapa, pisau kecil itu tidak memberikan efek pada tangan Amar, justru kina pisaunya seperti menembus langsung pada perut Annisa.

Deg! Seketika itu juga Amar merasa dipatahkan dan dijatuhkan sangat dalam, dadanya begitu sesak, rasanya sakit sekali, ketika melihat dengan matanya sendiri, sosok yang merasuki tubuh sang Ayah kini tengah menancapkan pisau pada Annisa, begitu malang wajah Adiknya itu, tanpa suara, Annisa seperti merasakan sakit yang serius, terlihat dari ekspresi yang dia tampakkan, menahan sakit, ketika pisaunya semakin dalam dan dalam tertancap pada perut Annisa.

Masih ada satu hal lagi sebenarnya yang Ayah mereka lakukan dulu, tetapi makhluk itu memilih untuk ke luar segera dari tubuh Aldi, membiarkan kini keluarganya menderita, makhluk tersebut, David namanya, hanya ingin membalaskan dendam 5 tahun lalu, betapa pedih dan sakitnya dia juga saat terbunuh di tangan Aldi, dengan posisi saat itu dia harus memberikan boneka kitty untuk putrinya yang menunggu di rumah, tetapi semuanya kesia-siaan, bonekanya tidak sampai di tangan sang putri, yaitu Camelia.

Dengan tergesa Amar mendekap Annisa, berusaha untuk tidak menyentuh pisau yang masih menancap itu. Tidak, Annisa belum benar-benar memejamkan mata, tatapannya masih sayu, bahkan di titik paling sakitnya itu Annisa masih bisa menampakkan senyum yang memberikan ketenangan kepada sang Kakak.

"Kak, jangan menangis. Aku re---la ji---ka harus per---gi," ucap Annisa tersengal, seraya tangan mungilnya yang sudah lemas itu menyeka air mata Amar.

Amar masih terdiam, tangisannya begitu histeris dalam dekapan Annisa, dia merasa kegagalan dan kepayahan yang dalam.

"Annisa, kamu harus bertahan, ya. Kakak mau coba bawa kamu ke rumah sakit."

Dengan kondisi tubuh yang masih belum stabil, Amar mencoba menggendong tubuh Annisa, karena melihat Ayahnya pun yang masih belum sadarkan diri, dia mengambil tindakan sendiri. Amar tidak ingin berlama-lama, hingga akhirnya nyawa Annisa tidak tertolong nanti.

Dengan susah payah, Amar melakukan itu semua, Annisa kini memejamkan mata, tetapi napasnya masih terlihat dan terasa hembusannya, walaupun sangat pelan.

"Kak, sudah, ya. Annisa tahu Kakak juga sakit, tidak usah bawa Annisa ke rumah sakit lagi, ya. Biarkan aku pulang, Kak, aku rela kok."

Wajah mungil Annisa kembali menampakkan senyum, padahal tidak bisa dibohongi bahwa dirinya benar-benar merasa sakit sekali.

Seketika tubuh Amar semakin lemas, perlahan dia menurunkan Annisa pada karpet rumahnya, di saat yang bersamaan sang Ayah tersadar, refleks tergesa menghampiri Annisa.

"Annisa, dia kenapa, Amar. Cepat bawa ke rumah sakit!"

Di balik wajah Amar yang kini dipenuhi air mata, dia menyimpan dendam pada sang Ayah.

"Ayah! Mengapa Ayah tetap tidak sadar, Annisa sudah Ayah bunuh! Lihat, lihat kondisi Annisa sekarang, itu karena Ayah!"

Aldi yang merasa tidak paham, masih terdiam, dia berusaha meyakinkan Amar bahwa tadi dia benar-benar tidak sadar, sepenuhnya kendali dalam diri Aldi, dikuasai oleh makhluk itu.

Amar yang tidak ingin lama berdebat dengan sang Ayah, mulai mengembalikan fokusnya pada Annisa, dia mendekap ke sekian kali tubuh sang Adiknya.

"Annisa."

Hanya kata itu yang mampu terucap, tangisan yang semakin keras sudah mewakili perasaan sakit yang Amar rasakan.

Sementara itu, sang Ayah yang baru mengetahui, tentu sangat terpukul, wajahnya yang tegas benar-benar sudah tidak artinya lagi, ketika melihat kondisi Anaknya semakin parah. Aldi mengelus lembut kepada Annisa, dan mencium keningnya beberapa kali dengan tangisan tersedu.

"Annisa pamit, ya, Ayah, Kak Amar." Annisa menatap lemas kedua orang tersayangnya itu bergantian.

Seketika semuanya terasa seperti mimpi, ketika benar Annisa memejamkan mata untuk selamanya, Amar dan sang Ayah benar-benar terpukul akan hal itu, sudah mencoba menggoyangkan tubuh Annisa berharap kembali membuka mata pun hasilnya tidak ada, Annisa tidak terbangun, dan tetap selamanya akan memejamkan mata, kini dia sudah pergi dengan tenang di dunia yang baru, tidak ada lagi sakit dan takut yang Annisa rasakan tiap hari akan teror boneka itu.

Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 | MATA MERAH
3 Bab 2 | MISTERI JIWA DALAM KITTY 1
4 BAB 3 | MISTERI JIWA DALAM KITTY 2
5 BAB 4 | AKHIR BALAS DENDAM?
6 BAB 5 | DEEP TALK
7 BAB 6 | PERASAAN BURUK
8 BAB 7 | SETENGAH HARI YANG BAIK
9 BAB 8 | PETAKA
10 BAB 9 | PULANG?
11 BAB 10 | PERINGATAN
12 BAB 11 | MELAWAN UNTUK MELINDUNGI DIRI
13 BAB 12 | CERMIN SEKOLAH
14 BAB 13 | CERITA CAMELIA
15 BAB 14 | ANNISA
16 BAB 15 | RENCANA BARU
17 BAB 16 | CLOSER
18 BAB 17 | ULANG TAHUN NAYYA 1
19 BAB 18 | ULANG TAHUN NAYYA 2
20 BAB 19 | ULANG TAHUN NAYYA 3
21 BAB 20 | AYAH
22 BAB 21 | KEJANGGALAN
23 BAB 22 | BACKGROUND
24 BAB 23 | AWAL
25 BAB 24 | TRAGEDI BUS TRAVEL
26 BAB 25 | TRAGEDI BUS TRAVEL 2
27 BAB 26 | OVERTHINKING RUMAH CAMELIA
28 BAB 27 | FEELING
29 BAB 28 | IKATAN
30 BAB 29 | SUARA-SUARA DI KELAS
31 BAB 30 | DAVID
32 BAB 31 | PERSONA
33 BAB 32 | PROGRAM BARU
34 BAB 33 | MALAM PENYELIDIKAN
35 BAB 34 | OBROLAN MENDALAM DI KELAS
36 BAB 35 | RENCANA NAYYA
37 BAB 36 | HANGUS?
38 BAB 37 | MASIH TENTANG MASA LALU
39 BAB 38 | RENCANA NAYYA 2
40 BAB 39 | KEPRIBADIAN BARU NAYYA
41 BAB 40 | KEPRIBADIAN BARU NAYYA 2
42 BAB 41 | INGIN DIJEMPUT
43 BAB 42 | PERBINCANGAN HOROR
44 BAB 43 | DREAM
45 BAB 44 | MENANTANG ARWAH
46 BAB 45 | SUPPORT SYSTEM
47 BAB 46 | BONEKA KITTY
48 BAB 47 | BUNUH DIRI?
49 BAB 48 | PEMUTARAN ULANG
50 EPILOG
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 | MATA MERAH
3
Bab 2 | MISTERI JIWA DALAM KITTY 1
4
BAB 3 | MISTERI JIWA DALAM KITTY 2
5
BAB 4 | AKHIR BALAS DENDAM?
6
BAB 5 | DEEP TALK
7
BAB 6 | PERASAAN BURUK
8
BAB 7 | SETENGAH HARI YANG BAIK
9
BAB 8 | PETAKA
10
BAB 9 | PULANG?
11
BAB 10 | PERINGATAN
12
BAB 11 | MELAWAN UNTUK MELINDUNGI DIRI
13
BAB 12 | CERMIN SEKOLAH
14
BAB 13 | CERITA CAMELIA
15
BAB 14 | ANNISA
16
BAB 15 | RENCANA BARU
17
BAB 16 | CLOSER
18
BAB 17 | ULANG TAHUN NAYYA 1
19
BAB 18 | ULANG TAHUN NAYYA 2
20
BAB 19 | ULANG TAHUN NAYYA 3
21
BAB 20 | AYAH
22
BAB 21 | KEJANGGALAN
23
BAB 22 | BACKGROUND
24
BAB 23 | AWAL
25
BAB 24 | TRAGEDI BUS TRAVEL
26
BAB 25 | TRAGEDI BUS TRAVEL 2
27
BAB 26 | OVERTHINKING RUMAH CAMELIA
28
BAB 27 | FEELING
29
BAB 28 | IKATAN
30
BAB 29 | SUARA-SUARA DI KELAS
31
BAB 30 | DAVID
32
BAB 31 | PERSONA
33
BAB 32 | PROGRAM BARU
34
BAB 33 | MALAM PENYELIDIKAN
35
BAB 34 | OBROLAN MENDALAM DI KELAS
36
BAB 35 | RENCANA NAYYA
37
BAB 36 | HANGUS?
38
BAB 37 | MASIH TENTANG MASA LALU
39
BAB 38 | RENCANA NAYYA 2
40
BAB 39 | KEPRIBADIAN BARU NAYYA
41
BAB 40 | KEPRIBADIAN BARU NAYYA 2
42
BAB 41 | INGIN DIJEMPUT
43
BAB 42 | PERBINCANGAN HOROR
44
BAB 43 | DREAM
45
BAB 44 | MENANTANG ARWAH
46
BAB 45 | SUPPORT SYSTEM
47
BAB 46 | BONEKA KITTY
48
BAB 47 | BUNUH DIRI?
49
BAB 48 | PEMUTARAN ULANG
50
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!