Larietta yang tiba-tiba tertarik dengan Elementalis yang tidak pernah diketahuinya ada di dalam Novel menjadi sangat penasaran.
Larietta yang sadar bahwa dirinya tidak bisa meninggalkan kamarnya pun meminta bantuan Anna untuk mencari informasi yang dibutuhkannya.
“Anna, bisakah kau mencari semua buku tentang Elementalis di dalam Perpustakaan Utama?” tanya Larietta dengan tatapan mata berbinar.
“Tentu saja bisa, Nona. Serahkan semuanya padaku! Aku akan menemukan buku yang anda cari!” jawab Anna percaya diri.
Larietta yang kembali fokus membaca informasi yang didapatkan Anna setelah kepergian Anna pun menemukan beberapa informasi lainnya.
“Hmmm, sungguh pantas dikatakan jika Akademi Rinette sebagai tempat independen yang disegani karena tak sembarangan orang bisa menjadi Murid Akademi Rinette!” gumam Larietta sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali.
“Bahkan Keluarga Kerajaan tidak bisa memaksa Akademi Rinette memasukkan Pangeran atau Putri yang tidak berbakat!” ucap Larietta lagi yang memahami kekuatan Akademi Rinette.
“Tempat ini sangat cocok untukku! Setelah lulus dari Akademi Rinette, aku pasti akan bisa membuka jalan untuk masa depanku dan Anna!” ucap Larietta dengan tekad yang kuat.
Akademi Rinette sebenarnya memiliki empat cabang jurusan di masa lalu yaitu Pedang, Sihir, Elemntalis dan Administrasi berubah menjadi tiga cabang karena Seorang Elementalis semakin langkah di dunia ini.
Meskipun begitu jika Seorang Master Elemen muncul dan mendaftar, Akademi Rinette akan selalu menerimanya dengan tangan terbuka.
Oleh karena itu, Larietta yang menemukan informasi ini menjadi sangat tertarik tentang Elementalis dan menjadi penasaran di saat bersamaan.
Larietta yang mengingat bahwa Duke Boulois terdahulu adalah Master Elemen menjadi semakin optimis akan kemungkinan tersebut.
“Jika aku bisa menjadi Master Elemen mungkin saja masa depanku akan berubah dan aku tidak perlu bergantung pada Keluarga ini!" ungkap Larietta pada pemikirannya.
Larietta yang telah menghafal semua informasi yang didapatkannya pun melemparkan kertas informasi itu ke dalam kobaran api yang menyala.
“Menghancurkan petunjuk akan rencana masa depanmu adalah cara terbaik untuk mengejutkan musuh!" tegas Larietta dengan senyum licik.
"Aku tidak akan memberikan petunjuk kepada Pelayan atau siapapun untuk mengetahui rencanaku karena aku akan sungguh-sungguh menghilang dari kehidupan kedua protagonis Novel ini!" ungkap Larietta lagi dengan ekspresi wajah yang serius.
Larietta yang kembali berjalan menuju jendela merasa sangat jijik melihat Melisha tertawa dengan sangat riang di hadapan Joseph.
Larietta yang sangat curiga dengan kepribadian Melisha sebenarnya akhirnya menyadari bahwa Melisha adalah serigala berbulu domba.
“Kau adalah karakter kesukaanku di dalam Novel tapi melihat kenyataannya sekarang sungguh membuatku merasa muak!” gumam Larietta dengan ekspresi tidak senang.
“Kau berusaha sangat keras untuk mengambil milikku dengan menggunakan dua wajah tapi sayang aku tidak berniat membuka topengmu! Aku tak tertarik melawan orang sepertimu!" tegas Larietta yang kembali menutup tirai jendela kamarnya.
Di saat Larietta telah menentukan sikapnya tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dan mendengar suara Anna yang meminta izin masuk.
Anna yang datang dengan senyum ceria sambil membawa buku yang diinginkan Larietta terdiam sesaat saat melihat Larietta berdiri di belakang jendela yang telah tertutup tirai.
Anna yang tau jika Larietta merasa tidak nyaman karena keberadaan Melisha dan Joseph yang bahagia di saat Larietta di hukum menjadi kesal
Namun Anna yang tak ingin Larietta hanyur dalam kesedihan dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya dengan senyum ceria.
“Nona, aku telah menemukan buku yang anda cari!” teriak Anna dengan senyum yang lebar.
Larietta yang melihat Anna membawa tiga buku yang cukup tebal di tangannya bergegas kembali ke kursi pribadinya dan membaca satu per satu judul buku yang dibawa Anna untuknya.
“Enam Elemen Suci! Elemen dan Kehidupan! Cara menjadi Seorang Elementalis!” ucap Larietta dengan pandangan terfokus pada buku yang ada di tanganya.
Larietta yang merasa menemukan buku-buku yang dibutuhkannya pun tersenyum bahagia dan mengucapkan terima kasih kepada Anna.
Anna yang senang dapat membantu Larietta pun meminta izin untuk keluar lalu masuk kembali membawakan teh camomille dan juga cemilan ringan untuk menemani Larietta membaca.
Larietta yang larut dalam buku-buku tentang Elementalis menjadi sangat terkejut dengan tamu yang tidak disangka datang menemuinya.
“Larietta! Ini Ibu! Apakah Ibu boleh masuk?” tanya Duchess Boulois, Roelin Deaz Boulois dengan suara lembut.
Larietta yang tidak ingin diketahui sedang membaca buku tentang Elementalis bergegas menyembunyikan buku tersebut dan menggantinya dengan Novel yang sengaja disiapkan Anna dalam keadaan darurat.
“Silahkan masuk, Duchess!” jawab Larietta datar.
Duchess Boulois yang mendengar Larietta memanggilnya Duchess dan tidak memanggilnya Ibu menjadi sangat sedih dengan tangan terkepal menahan emosinya.
Larietta yang tidak memiliki perasaan senang saat bertemu dengan Duchess ataupun perasaan simpati pada Duchess yang melihatnya dengan tatapan sedih dengan tegas menanyakan tujuan kedatangan Duchess Boulois yang mendadak.
“Ada keperluan apa Duchess kemari?” tanya Larietta dingin.
Duchess Boulois yang melihat sikap dingin dan cuek dari Larietta ingin sekali menangis tapi dengan cepat mengendalikan dirinya yang membuat Larietta menyindir di dalam hatinya.
“Ibu hanya khawatir padamu! Ibu takut kau jatuh sakit selama masa hukumanmu!" ucap Duchess Boulois dengan pandangan ke arah jendela yang tertutup tirai.
Larietta yang mendengar Duchess Boulois khawatir padanya tanpa sadar memandang dengan ekspresi merendahkan dan senyum sinis di sudur bibirnya.
"Aku baik-baik saja! Anna mengurusku dengan sangat baik jadi Nyonya Duchess tidak perlu membuang energi dengan mencemaskanku!" sindir Larietta dengan senyum lembut.
Larietta yang bisa menebak jalan pikiran Duchess Boulois setelah melihat tatapan Duchess Boulois pun memilih mengabaikan.
‘Argh, aku mengerti sekarang tujuannya! Tidak disangka ternyata Duchess sangat perhatian dengan hubungan Melisha dan Joseph!' ucap Larietta dalam hati dengan tatapan mata yang tajam.
'Hmmm, sungguh tidak bisa dipercaya bagaimana bisa Seorang Ibu yang lebih memilih anak orang lain daripada Putri yang dilahirkannya sendiri! Sungguh malang nasibmu Larietta asli!' pikir Larietta dengan sekilas ekspresi kesedihan di sorot matanya.
Larietta yang tidak ingin bicara ataupun melihat wajah Duchess Boulois lebih lama lagi pun mengusir Duchess dari kamarnya dengan kata-kata yang lembut dan sopan.
“Maafkan atas ketidaksopananku, Duchess. Tapi aku sangat lelah sekarang jadi bisakah anda tinggalkan saya sendiri?” ucap Larietta dengan senyum yang sopan.
Duchess yang tak memiliki pilihan lain saat lawan bicaranya tak ingim bicaranya lagi segera berdiri dan keluar dari kamar Larietta diikuti dengan Rieta di belakangnya.
Di sisi lain, Melisha yang sengaja mengajak Joseph berbincang di Taman yang dapat terlihat dari jendela kamar Larietta yang sedang dihukum merasa kebingungan akan sikap Larietta yang tak terduga.
Melisha yang sangat yakin bahwa Larietta akan bergegas keluar dari kamarnya dan mengganggu pertemuannya dengan Joseph lalu melanggar hukuman yang diberikan Duke Boulois menjadi sangat kesal.
‘Sial! Kenapa Larietta tidak muncul juga padahal sudah satu jam berlalu? Apakah Larietta tidak mengetahui tentang kedatangan Joseph yang menemuiku? Agh, tidak! Itu tidak mungkin! Semua Pelayan melihatnya dan aku yakin Larietta pasti sudah mengetahuinya tapi kenapa Larietta tak kunjung datang?' pikir Melisha yang menjadi gelisa.
Joseph yang melihat Melisha hanya diam saja dan tidak menjawab panggilannya meski telah dipanggil beberapa kali menjadi bingung
Namun Melisha yang tidak bisa menahan rasa penasarannya atas prediksinya yang meleset pada sikap Larietta memutuskan untuk menemui Larietta.
"Melisha, ada apa? Kenapa kau tak merespon panggilanku? Apa kau sedang sakit?" tanya Joseph yang khawatir.
“Hmmm, aku merasa sangat lelah. Aku akan kembali ke kamarku untuk beristirahat!” ucap Melisha dengan wajah pura-pura lemah.
Joseph yang khawatir jika kondisi Melisha semakin parah memutuskan untuk kembali ke Kediamannya dan membiarkan Melisha beristirahat.
Tepat setelah kepergian Joseph Melisha berjalan masuk ke dalam Kediaman menuju kamar Larietta menunjukkan hadiah yang diberikan Joseph kepadanya.
‘Jika kau tidak mendengar atau melihatnya maka aku yang akan memberitaumu secara langsung Larietta!’ pikir Melisha dengan senyum licik.
#Bersambung#
Akankah Melisha dapat bertemu dengan Larietta? Akankah rencana Melisha akan berhasil? Tebak jawabannya di kolom komentar...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Musliha yunos
dasar ulat bulu
2025-01-02
0
Rizki Amelia
cih najis/Puke/
2024-12-26
0
StepMother_Friend
👣👣👣👣👣
2024-03-10
0