Pria

Suara deruman motor dan pekikan dari orang-orang pecinta malam terdengar di penjuru ruas jalan yang sepi dan memanjang itu.

Orang orang itu terbagi menjadi dua kelompok, satu sisi kanan dan satu sisi kiri. Untuk yang sisi kanan, para pendukung perempuan, sementara yang sisi kiri para pendukung pria.

Di jalan ini akan terjadi sebuah balapan liar yang mempertaruhkan uang lima belas juta rupiah. Uang itu sumbangan dari salah seorang sultan yang sedang bingung, bingung cara menghabiskan uang mereka.

Pihak kanan ada seorang wanita, dan lawan nya sebelah kiri, seorang pria, terkesan tidak adil memang, namun di dunia malah pria dan wanita memiliki kedudukan yang sama.

Mereka tengah menunggu tembakan dari pistol yang menembakkan timah panas nya ke atas langit. Sorakan, teriakan sudah menjadi sebuah hal biasa dalam pekan akhir di Minggu itu.

Sementara seorang yang menjadi pemeran utama di malam ini masih sibuk dengan bayi yang berada di gendongan nya.

"Ayolah Dam, aku mau balapan ini, tidurlah" rengek Bila gemas sendiri karena anak yang dia temui itu tidak menutup matanya, semakin di timang timang mata bayi itu semakin melebar, bukannya menyipit.

Dan mulai hari ini, Bila akan menamainya bayi ajaib. Bayi yang berbeda dengan bayi bayi yang lainnya.

"Balapan nya sudah mau mulai lima menit lagi Bil, sini biar aku yang menggendong nya" ucap Ed mengambil tubuh Adam.

Setelah perdebatan panjang mengenai nama Adam dan tatto yang bertuliskan Aksara Jawa yang berada di leher belakang nya, akhirnya Bila memutuskan untuk menamai bayi itu Adam Angelina.

Selain karena tatto itu, Bila sengaja memberikan Adam nama belakang nya karena dia ingin Adam terus mengingat nya jika pria itu kembali dan mengambil Adam.

Entah kapan pria itu akan datang, dan jika tidak datang, maka bila akan mengadopsi nya nanti. Lagi pula dengan adanya bayi bernama Adam itu, hidup bila yang awalnya monoton dan sangat terpuruk karena setan alas atau mantannya itu, jadi sedikit berwarna karena tangis dari bayi bernama Adam itu.

Mengingatkan bahwa Adam pernah dia beri makan dari uang nya dan pernah dia rawat dengan tenaga nya yang sangat mahal.

Bila mengecup pipi gembul Adam, sebenarnya dia tidak tega untuk membawa Adam balapan, meskipun bayi itu sudah memakai jaket dan kaos kaki doble yang Bila baru membelinya tadi.

Selain udara malam yang sangat dingin, dan kata google tidak di anjurkan membawa keluar bayi malam malam karena tidur bayi yang lebih lama dari orang dewasa. Di jalan ini sangat lah berisik, Bila takut telinga bayi itu akan bocor nantinya.

"Aku titip Adam dulu, nanti kalau menang, satu juta untuk kalian berdua" ucap Bila menitipkan Adam lalu beranjak dari hadapan mereka menuju ke motor nya yang berada di sisi kanan jalan.

"Ayo bersiap, tiga menit lagi!" ujar seorang pria yang berada di tengah-tengah jalan, pria itu bertugas sebagai wasit.

Bila menaiki motor besarnya, motor yang dia beli ketika kedua orangtuanya meninggal dua tahun yang lalu. Dia sudah mengenal dunia malam ini sejak dirinya memasuki sekolah menengah keatas, dan berani terjun langsung dua tahun yang lalu.

"Jika kau menang, aku akan memberitahumu tentang mantan pacar mu" suara seorang pria menusuk panca pendengaran Bila.

Bila menoleh, dia mendengus kasar dengan wajah yang sudah tidak enak di pandang nya.

Yang akan menjadi lawan mainnya sekarang adalah seorang pria sahabat dari setan alas itu.

''Baik, kalau begitu, tunggu saja kekalahan mu!" sahut Bila yang langsung mendapat kekehaan kecil dari pria itu.

"BAIK SEMUANYA, GELIN, ZANE, SUDAH SIAP?'' tanya pria yang berdiri di tengah tengah jalan itu.

Gelin? Memang, di dunia malam tidak sepantasnya seseorang menggunakan identitas asli mereka, menghindari teror dan sebagainya.

Kedua peserta itu mengangguk, mereka memposisikan diri senyaman mungkin untuk balapan kali ini.

"BAIKLAH!!" orang-orang semuanya serentak terdiam ketika mendengar kalimat itu.

"SIAPP!!"

Bila mencengkram kuat perseneleng motornya, matanya melirik ke depan untuk melihat bayi Ajaib itu.

Dor...

Wingggg.....

Bila menge-gas motornya, dia melihat kecepatan kendaraan nya, 125km/jam. Sungguh kecepatan ini masih sangat kecil bagi Bila. Bila kembali memegang motornya hingga kecepatan 185 km/jam.

Dia tersenyum ketika melihat angka itu, sebentar lagi dirinya akan sampai. Di mana musuh nya itu? Bila tidak tahu, entah berada di depannya atau tertinggal jauh di belakang nya Bila tidak perduli.

Dia hanya fokus terhadap apa yang dilakukan sekarang.

"Menurut mu, siapa yang akan memenangkan pertandingan kali ini?" tanya Ed menimang nimang Adam agar tertidur.

"Tidak tahu, aku kira mungkin pria itu," jawab Bian. Karena di lihat dari segi perlombaan, pria itu selalu menjadi yang pertama selama satu tahun terakhir.

Semua yang menjadi lawan dari pria itu pasti akan kalah. Dan tidak mungkin jika Bila akan menangkan pertandingan kali ini. Mustahil.

Bukannya tidak percaya akan kehebatan Bila dalam memainkan setir nya, namun ya tidak mungkin saja.

"Mau taruan?" tanya Ed membuat Bian langsung menoleh dan menyatukan kedua alisnya. Bertaruh heh? selama dia bertaruh dengan Ed pasti dirinya yang akan menang.

Tidak akan ada yang bisa melawan firasat nya dalam taruhan. "Apa yang kau taruhkan?" tanya Bian mengejek.

"Satu juta" jawab nya, tangannya mengelus kening Adan agar cepat tertidur. Tangan nya sudah kram karena tubuh Adam bukanlah tubuh yang kecil. Tubuh bayi itu sangat gempal.

"Baiklah, kita lihat" ujar nya.

Ed mengangguk, dia akan menang kali ini.

"DAN... WISSS!! GELIN YANG MENENANGKAN BALAPAN INI, DENGAN KECEPATAN BERJARAK 0.002 DETIK DARI PEMENANG BERTURUT-TURUT KITA, ZANE!!" ujar wasit itu menekan timer waktu yang berada di tangannya.

Bian menelan ludah nya kasar, dia menatap ke arah Ed dengan tatapan horornya. "Kau kalah!" ucap Ed tersenyum miring.

Bila tersenyum, jika taruhannya adalah informasi dari setan alas itu dia akan memperjuangkan seyakin mungkin. Bila masih penasaran kenapa setan alas itu mengkhianati dirinya ketika hubungan mereka sudah terjalin selama tiga tahun.

Turun dari motor nya, dia menghampiri pria bernama samar Zane dengan memainkan kunci di telunjuk tangannya. "Kau benar-benar pria kan?" tanya Bila membuat Zane mengangguk. Dia adalah seorang pria jantan.

"Dan seorang pria tidak pernah mengingkari ucapannya. Jadi, besok pagi aku tunggu kabar dari mu" ujar Bila memberikan satu kartu nama kepada Zane.

Kartu nama itu berisi nomor nya. Ah lebih tepatnya nomor tokonya.

"Baik"

Bila berbalik arah, dia menghampiri kedua sahabat dan anak angkat nya sebelum menerima hadiah lima belas juta itu.

"Dia tidur?"

"Mberrrr''

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***