When I See You

When I See You

Kali Pertama

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

"Xavi........" Panggilan bunda terdengar menggelegar seisi rumah.

"Iya bunda,"

Aku yang tengah fokus membereskan buku pun langsung beranjak dan turun ke lantai bawah.

"Apa bund?" Tanya ku sesampainya di bawah.

"Sini nak, ada yang ingin bunda mintai tolong sama kamu."

"Ya ampun, padahal aku belum selsai loh bunda menyiapkan buku-buku yang harus aku bawa besok."

"Nak, besok itu kamu baru masuk sekolah. Biasanya hari pertama itu jarang sekali guru memberikan pelajaran, paling untuk perkenalan saja." Jelas bunda.

"Ya ampun bunda,"

"Bunda kan dulu pernah sekolah nak, kamu lupa."

"Udah, ini tolong belikan dulu lada sama bubuk parsley. Bunda mau masak spaghetti untuk makan siang nanti,"

"Dimana?"

"Kamu coba ke toko yang ada di komplek sebelah, soalnya setahu bunda cuma ada di toko itu yang ada. Di toko dekat sini,nggak ada. Bunda udah beberapa kali cari pun tidak ada," jelasnya.

"Jauh itu,"

Aku pun melihat ke arah luar jendela dan tampak cuacanya pun sangat terik dan panas.

"Mana panas lagi." Lanjut ku.

"Hem......."

"Bunda hanya minta tolong kali ini aja loh,"

"Kalau bunda tidak sedang memanggang ayam, pasti bunda sendiri yang pergi. Nggak bakalan bunda minta bantuan kamu, cepatlah nak. Keburu kerjaan ayah kamu selesai, hari ini ayah pulang makan siang di rumah katanya."

"Baiklah......."

"Mana uangnya,''

"Itu ada di laci, ambil saja 100.000."

"Tapi aku bolehkan beli es krim, lumayan bunda panas-panas gini makan es krim."

"Ya sudah........"

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Untuk menuju toko yang di maksud bunda, aku pun memutuskan untuk menaiki sepeda listrik saja. Karena memang jaraknya yang lumayan jauh, sekitar 3 kg lebih. Karena tokonya berada di area yang lain tidak satu kawasan dengan perumahan ku.

Aku pun jarang sekali main ke area tersebut, karena tidak ada yang harus aku lakukan juga kesana. Terkecuali mendesak seperti hari ini, seperti sebelum-sebelumnya.

Akhirnya aku pun sampai di depan toko yang di maksudkan, tanpa menunggu lama aku pun langsung masuk ke dalam dan mencari pesanan yang di minta bunda.

Untungnya barang yang di pesan oleh bunda ada semua, aku pun tidak lupa untuk berkeliling melihat-lihat takutnya ada makanan yang menarik perhatian ku. Tidak lupa juga es krim coklat kesukaan ku,tidak luput dari incaran ku kali ini.

Setelah selesai membayar semua barangnya, aku berniat untuk langsung pulang. Namun baru saja aku keluar dari toko, tiba-tiba saja hujan turun dengan lebatnya.

"Ya ampun hujan,"

"Gimana ini,"

"Padahal tadi cuaca cukup terik, kenapa bisa tiba-tiba hujan gini. Ya ampun......."

Terlihat orang-orang pun tengah berlarian untuk berteduh dari derasnya hujan yang turun. Sambil menunggu hujannya reda, aku pun memilih untuk memakan es krimnya terlebih dulu. Karena kalau aku menunggu sampai hujannya reda, bisa saja es krimnya sudah meleleh.

"Wah emang yah, es krim coklat ini tidak pernah salah. Enak banget," gumam ku.

Saat aku tengah menikmati es krim coklatnya, tiba-tiba saja ada sosok laki-laki yang berjalan ke arah toko. Sepertinya dia habis pulang sekolah, terlihat dia masih menggunakan seragam sekolah.

"Sebentar, kalau di lihat dari seragamnya sepertinya itu sama persis dengan seragam di sekolah baru ku nanti." Bisik ku dalam hati.

Benar saja, dia langsung berdiri tepat di samping ku sambil membersihkan air yang membasahi tangannya.

Entah apa yang menghinggapi pikiran ku saat ini, aku malah diam terpaku melihat laki-laki yang berada tepat di samping ku saat ini.

Jujur saja bukan hanya ganteng, tapi aku merasa senang aja saat lihat wajahnya itu. Tampak tenang dan matanya terlihat indah.

"Ya ampun Xavi, kamu apa-apaan sih. Bisa-bisanya kamu langsung suka sama cowok yang baru aja kamu lihat."

"Enggak, ini enggak benar." Ucap ku dalam hati berusaha untuk menyadarkan diri ku yang tengah terbuai.

"Ada apa? Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" Ucap cowok itu.

Suaranya terdengar cukup berat namun aku menyukainya.

"Ah tidak......."

"Tidak bagaimana, dari tadi aku perhatikan kamu bahkan tidak mengedipkan mata kamu sama sekali."

"Hah?"

"Aku hanya tengah melihat itu," tunjuk ku pada hiasan yang di gantung di depan toko.

Dari taut wajahnya tampaknya dia tidak begitu senang dengan jawaban yang aku berikan.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Setelah kejadian yang memalukan tadi, aku pun langsung buru-buru memalingkan wajah ku ke arah lain. Sedangkan cowok itu,masuk ke dalam toko.

"Ya ampun Xavi, bisa-bisanya kamu ceroboh banget." Ucap ku sambil menepuk-nepuk kepala ku.

Akhirnya hujannya pun reda, karen takut cowok yang tadi keburu keluar kembali. Aku pun langsung menarik sepeda listrik ku dari tempat parkir dan langsung pulang.

Sepanjang jalan aku masih saja terbayang-bayang wajah laki-laki itu. Sampai-sampai tidak hentinya aku tersenyum sendirian selama perjalanan menuju rumah.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Nama ku Xaviera Naura Martin, aku sering di panggil Xavi. Sekarang aku baru mau menginjak kelas X SMA di salah satu sekolah favorite di kota ku.

Ibu ku bernama Sonya dan ayah ku bernama Riko Arman Martin. Aku baru tinggal di kota ini semenjak masuk SMP, sebelumnya aku tinggal di Semarang. Namun sekarang pindah karena ayah harus memegang kantor yang ada di sini.

Semenjak kakek ku pensiun, ayahlah yang di tugaskan untuk menggantikan beliau. Sedangkan usaha toko kue di Semarang, di jaga oleh kakak dari bunda yaitu paman Rafli.

Dan kakek aku sendiri beliau kembali ke Semarang,karena memang asal kakek dari sana. Makanya aku sekarang tinggal di rumah yang dulunya di tempati oleh kakek dan nenek.

Namun 2 tahun yang lalu, nenek sudah lebih dulu pergi meninggalkan kami semua karena penyakit paru-paru yang di idapnya selama beberapa tahun terakhir.

Ayah memang merupakan anak tunggal di keluarganya, berbeda dengan ibu yang mempunyai 2 saudara laki-laki. Dan ibu sendiri merupakan anak bungsu di keluarganya. Saat aku SD kelas 2 kakek atau ayah dari ibu meninggal karena kecelakaan mobil, sedangkan nenek meninggal saat aku kelas 5 SD karena sakit.

Kedua kakak ibu sudah mempunyai keluarga masing-masing, paman Rafli lah yang sekarang tinggalnya paling dekat dengan rumah kami di semarang. Sedangkan paman Faiz beliau ikut bersama istrinya menetap di Bali dan hanya saat ada libur sekolah atau libur panjang beliau baru pulang ke Semarang untuk berkunjung ke rumah kami.

Namun udah 3 tahun ini kami pindah ke Jakarta, karena urusan pekerjaan ayah. Dan kami pun sama bisa pulang saat aku libur sekolah atau ada tanggal merah.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Terpopuler

Comments

ein

ein

bagus

2023-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!