Chapter 3 - Pemimpin negeri Tengal

Gudov pun juga kebingungan dan lantas melihat para temannya, berharap diantara mereka mengetahui sesuatu tentang pernyataannya.

Akan tetapi, semuanya langsung menggelengkan kepalanya sampai mengangkat kedua tangan mereka, tidak tahu menahu juga tentang hal tersebut.

“Ah sial… Entah pada siapa kita harus menyerahkannya?” Keluh Gudov menjadi buntu tentang solusi dari benda tersebut.

Ketika sedikit berpikir keras, remaja lantas mengingat Yermo, yang merupakan orang suci di kota mereka, yang ditemui olehnya kemarin malam.

“Lebih baik kita serahkan pada tu…”

Disaat Gudov mau mengatakan bahwa benda tersebut lebih baik diserahkan kepada pria bernama Yermo, tiba-tiba sebuah bel yang menandakan jam pelajaran di sekolah itu berbunyi.

“Kita masuk dulu… Biar aku jelaskan nanti saja.” Gudov pun langsung mengurungkan niatnya untuk memberitahu kepada teman-temannya.

“Ambil ini…” Dia kemudian memberikan patung tersebut kepada temannya yang menemukan benda tersebut.

***

Di kota bernama Arbikhan yang terletak di negeri Tengal, yang berjarak sekitar lima ratus kilometer lebih dari kota tempat Gudov, tampak seorang pria dengan penampilan memiliki rambut panjang terurai duduk di depan seorang prajurit yang sedang berlutut di hadapannya.

“Apa yang terjadi dengan patung itu? Kenapa dia bisa hilang?” Tanya pria berambut panjang tersebut dengan nada suara yang mengancam.

“Yang Mulia… Maafkan aku, tapi patung keramat itu tiba-tiba telah dicuri dari kami,” jawab prajurit yang sedang berlutut dihadapan pria tersebut.

“Sudah dicuri yah… Tidak apa-apa, lagipula benda tidak penting juga,” respon pria itu mendengar jawaban dari prajurit tersebut bahwa benda yang ditanyainya telah dicuri.

Akan tetapi, ekspresi yang santai dari pria berambut panjang itu dalam sekejap berubah menjadi kesal.

“Uakh…!” Sontak pria itu langsung mengeluarkan tekanan kekuatannya hingga membuat prajurit yang berlutut di hadapannya seketika terhempas.

Dengan menggunakan kekuatan tekanannya, pria itu membuat prajurit tersebut lantas tersungkur tidak bisa berdiri.

“Cepat cari benda itu segera… Kalau tidak, maka kau yang harus menjadi tumbal sebagai ganti benda tersebut,” ucap pria itu, mengancam prajuritnya untuk segera menemukan benda yang hilang tersebut.

“Kau paham!” Tidak mendengar jawaban dari prajurit itu, pria tersebut lantas meneriakinya.

“Baik Yang mulia, aku paham,” jawab prajurit itu.

Pria itu lalu menghentikan tekanan kekuatannya, membuat prajurit itu akhirnya bisa bergerak kembali.

Sebelum pergi dari ruangan tersebut, prajurit itu sejenak memberikan salam untuk menghormati pria itu yang merupakan pemimpin dari negeri Tengal tersebut.

Tak lama kemudian setelah prajurit yang sebelumnya keluar, pria itu merasakan seseorang berada di balik pintu masuk ruangan tersebut.

“Jungdai, apa kau ada disana?” Dia lalu memanggil seseorang yang diketahui olehnya.

Nampak seorang pria lain menengok pria berambut panjang itu yang berada di dalam ruangan tersebut.

“Ayah, ternyata kau masih saja mencari benda itu rupanya,” ucap pria itu, memanggil pria berambut panjang tersebut sebagai ayah sambil masuk ke dalam ruangan.

“Patung keramat itu merupakan pusaka turun-temurun bangsa Tengal yang sudah hilang sejak lama… Aku tidak mau kehilangan itu lagi, karena hanya dengan benda itu kita bisa mengimbangi kekuatan negeri Pavonas,” ucap pria berambut panjang, menjelaskan seberapa penting benda yang hilang tersebut pada pria bernama Jungdai itu.

Sesuai dengan perkiraan Gudov bahwa patung emas yang ditemukan oleh teman-temannya merupakan benda yang berasal dari negeri seberang, dimana kini pemimpin dari negeri tersebut ingin mendapatkan kembali benda itu untuk keperluan pentingnya.

“Pavonas… Kau selalu saja benci dengan negeri itu, padahal bangsa Slivan adalah nenek moyang kita,” ucap pria bernama Jungdai, memiliki pemikiran yang berbeda dengan ayahnya.

“Memang benar bahwa orang-orang Tengal memiliki sebagian darah dari bangsa Slivan, namun itu tidak mengubah bahwa kita dianggap berbeda dengan mereka.” Akan tetapi, pemimpin negeri Tengal itu tidak mau mengerti penjelasan dari anaknya tersebut.

Mengikuti sejarah yang selama ini terjadi antara negeri Pavonas dan negeri Tengal, dimana bangsa Slivan, dari negeri Pavonas sudah sejak lama ingin menghapus keberadaan bangsa Tengal yang memiliki sebagian darah keturunan bangsa Slivan.

Pada dahulu kala, keruntuhan kerajaan Slivanic, negeri pertama bangsa Slivan akibat perbuatan dari beberapa kelompok bangsa Slivan yang membelot membela musuh mereka yaitu bangsa Tian, leluhur bangsa Tengal dari pihak sebelah.

Kelompok bangsa Slivan yang telah menjadi bagian dari bangsa Tian kemudian membaur dan menikah, serta menghasilkan keturunan campuran antar dua bangsa tersebut.

Setelah negeri Pavonas bangkit dan menjadi negeri yang kuat, mereka selalu menindas negeri Tengal karena memiliki garis keturunan dari bangsa mereka sendiri.

Hal itu membuat orang-orang dari negeri Tengal termasuk pemimpin-pemimpin mereka secara turun-temurun selalu membenci negeri Pavonas dan ingin membalas dendam sampai akirnya berlanjut pada pemimpin mereka yang sekarang yaitu pria panjang tersebut.

Pria berambut panjang tersebut yang merupakan pemimpin negeri Tengal kini bernama Gundai I dari clan Dalchigan, salah satu clan bangsawan negeri Tengal. Dia adalah pemimpin pemerintahan monarki Tengal yang memiliki gelar sebagai khan agung.

Pria bernama Gundai tersebut adalah tipe pemimpin yang tegas serta kejam disaat yang bersamaan. Dia bahkan berpegang teguh hingga menjadikannya sebagai ambisi pada pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin-pemimpin negeri Tengal sebelumnya bahwa negeri Pavonas serta bangsa Slivan murni harus dibasmi dari muka dunia.

“Kau sebagai putra mahkota harusnya mengerti dengan apa yang terjadi pada bangsa kita karena Pavonas sejak dulu,” ucap pemimpin negeri Tengal bernama Gundai itu.

“Maaf ayah, sebagai pangeran mahkota Tengal yang akan meneruskan tahta negeri ini, maka aku akan mengubah pandangan pemimpin-pemimpin sebelumnya termasuk kau pada negeri Pavonas,” balas anaknya, tidak mau mengalah terhadap pernyataan dari ayahnya tersebut.

“Heh, Aku benci mendengar hal itu… Kau seperti mendiang ibumu saja suka pada perdamaian, namun berakhir tragis di tangan bangsa sial itu.”

Gundai tidak mau berdebat lagi dengan anaknya karena tiba-tiba mengingat mendiang dari istrinya yang memang berakhir di tangan orang-orang Slivan.

Pria itu pun beranjak dari ruangan tersebut meninggalkan anaknya tanpa mengatakan apapun lagi.

***

Kembali ke kota Vegoblashcensk, dimana jam sekolah pun akhirnya berakhir. Semua murid yang berada di sekolah tersebut termasuk Gudov nampak bersiap untuk pulang kembali ke rumah mereka masing-masing.

Gudov yang teringat dengan patung emas yang diberikannya kembali ke salah satu temannya, lantas pergi ke ruangan kelas dari temannya tersebut.

“Eh…” Setelah berada di depan kelas, remaja itu hanya mendapati beberapa murid yang tersisa di dalamnya, tanpa melihat temannya berada di ruangan itu.

“Hei, kau melihat Tseydle kemana?” Tanya Gudov kepada salah satu murid tentang keberadaan temannya.

“Tseydle… Baru saja dua temannya datang langsung mengajaknya pergi,” ucap murid tersebut.

“Baiklah, terima kasih…”

Mendengar pernyataan dari murid tersebut Gudov langsung bergegas beranjak mengejar teman-temannya yang kemungkinan masih belum meninggalkan sekolah tersebut.

Episodes
1 Chapter 0 - Prolog
2 Chapter 1 - Gudov Aliksnov
3 Chapter 2 - Patung emas misterius
4 Chapter 3 - Pemimpin negeri Tengal
5 Chapter 4 - Patung emas telanjur dijual
6 Chapter 5 - Pengaruh kekuatan dari patung emas
7 Chapter 6 - Merasa penasaran
8 Chapter 7 - Berlari dari kejaran makhluk buas
9 Chapter 8 - Yermo datang menolong
10 Chapter 9 - Penyerangan pasukan Tengal
11 Chapter 10 - Satu per satu dihabisi
12 Chapter 11 - Yermo vs Galshu
13 Chapter 12 - Venerate diantara para warga
14 Chapter 13 - Pasukan Pavonas datang membantu
15 Chapter 14 - Pasukan Tengal mundur
16 Chapter 15 - Kekangan surgawi
17 Chapter 16 - Para Venerate tingkat atas Pavonas
18 Chapter 17 - Tidak mau untuk pasrah
19 Chapter 18 - Kekuatan yang diincar
20 Chapter 19 - Penyerangan kembali
21 Chapter 20 - Kekuatan pelepasan kedua
22 Chapter 21 - Sebuah perjanjian
23 Chapter 22 - Patung emas berhasil direbut
24 Chapter 23 - Tidak bisa melindungimu lagi
25 Chapter 24 - Kekuatan yang belum sempurna
26 Chapter 25 - Venerate Tengal mundur
27 Chapter 26 - Tempat persembunyian
28 Chapter 27 - Venerate pembasmi
29 Chapter 28 - Enam tahun kemudian
30 Chapter 29 - Kekuatan yang tiba-tiba aktif
31 Chapter 30 - Kota Lavodikvost
32 Chapter 31 - Sosok hitam misterius
33 Chapter 32 - Valoblest sang burung surgawi
34 Chapter 33 - Negeri Chundo
35 Chapter 34 - Hwanghon sang raja senja
36 Chapter 35 - Penipuan meramalkan masa depan
37 Chapter 36 - Berkomunikasi dengan makhluk astral
38 Chapter 37 - Mengatasi masalah yang sedang dihadapi
39 Chapter 38 - Mimpi tentang sebuah pertanda
40 Chapter 39 - Menuju ke wilayah perbatasan
41 Chapter 40 - Menuju ke kota Brinaroz
42 Chapter 41 - Kejadian yang terulang
43 Chapter 42 - Kota Brinaroz
44 Chapter 43 - Tersesat di dalam hutan
45 Chapter 44 - Penyerangan tiba-tiba
46 Chapter 45 - Gudov terdesak
47 Chapter 46 - Identitas para penculik diketahui
48 Chapter 47 - Penampilan Hwanghon
49 Chapter 48 - Putri dari Hwanghon
50 Chapter 49 - Tiga raja dalam satu negeri
51 Chapter 50 - Aryuna menemukan para Venerate Pavonas
52 Chapter 51 - Teknik perpindahan ruang
53 Chapter 52 - Keberadaan yang ditakuti dan disegani
54 Chapter 53 - Dimensi lain
55 Chapter 54 - Areum diincar oleh makhluk-makhluk menyeramkan
56 Chapter 55 - Kembali ke dimensi semula
57 Chapter 56 - Memelihara makhluk astral
58 Chapter 57 - Komunikasi melalui makhluk astral
59 Chapter 58 - Pergerakan para Continent Venerate Chundo
60 Chapter 59 - Para penghalang jalan
61 Chapter 60 - Melawan para Continent Venerate
62 Chapter 61 - Penyaluran energi dari roh jahat
63 Chapter 62 - Pemegang kekuatan makhluk suci selain Gudov
64 Chapter 63 - Kerjasama para Venerate Pavonas dan Tengal
65 Chapter 64 - Kemunculan Gudov
66 Chapter 65 - Continent Venerate Chundo mundur
67 Chapter 66 - Rencana menangani para Venerate pembasmi
68 Chapter 67 - Kecurigaan Venerate Tengal kepada Gudov
69 Chapter 68 - Senjata suci berbentuk tangan bionik
70 Chapter 69 - Pemimpin sejati negeri Chundo
71 Chapter 70 - Jalan masuk kota mistis
72 Chapter 71 - Penyerangan kota Hwangsom
73 Chapter 72 - Yermo melawan dua Continent Venerate
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Chapter 0 - Prolog
2
Chapter 1 - Gudov Aliksnov
3
Chapter 2 - Patung emas misterius
4
Chapter 3 - Pemimpin negeri Tengal
5
Chapter 4 - Patung emas telanjur dijual
6
Chapter 5 - Pengaruh kekuatan dari patung emas
7
Chapter 6 - Merasa penasaran
8
Chapter 7 - Berlari dari kejaran makhluk buas
9
Chapter 8 - Yermo datang menolong
10
Chapter 9 - Penyerangan pasukan Tengal
11
Chapter 10 - Satu per satu dihabisi
12
Chapter 11 - Yermo vs Galshu
13
Chapter 12 - Venerate diantara para warga
14
Chapter 13 - Pasukan Pavonas datang membantu
15
Chapter 14 - Pasukan Tengal mundur
16
Chapter 15 - Kekangan surgawi
17
Chapter 16 - Para Venerate tingkat atas Pavonas
18
Chapter 17 - Tidak mau untuk pasrah
19
Chapter 18 - Kekuatan yang diincar
20
Chapter 19 - Penyerangan kembali
21
Chapter 20 - Kekuatan pelepasan kedua
22
Chapter 21 - Sebuah perjanjian
23
Chapter 22 - Patung emas berhasil direbut
24
Chapter 23 - Tidak bisa melindungimu lagi
25
Chapter 24 - Kekuatan yang belum sempurna
26
Chapter 25 - Venerate Tengal mundur
27
Chapter 26 - Tempat persembunyian
28
Chapter 27 - Venerate pembasmi
29
Chapter 28 - Enam tahun kemudian
30
Chapter 29 - Kekuatan yang tiba-tiba aktif
31
Chapter 30 - Kota Lavodikvost
32
Chapter 31 - Sosok hitam misterius
33
Chapter 32 - Valoblest sang burung surgawi
34
Chapter 33 - Negeri Chundo
35
Chapter 34 - Hwanghon sang raja senja
36
Chapter 35 - Penipuan meramalkan masa depan
37
Chapter 36 - Berkomunikasi dengan makhluk astral
38
Chapter 37 - Mengatasi masalah yang sedang dihadapi
39
Chapter 38 - Mimpi tentang sebuah pertanda
40
Chapter 39 - Menuju ke wilayah perbatasan
41
Chapter 40 - Menuju ke kota Brinaroz
42
Chapter 41 - Kejadian yang terulang
43
Chapter 42 - Kota Brinaroz
44
Chapter 43 - Tersesat di dalam hutan
45
Chapter 44 - Penyerangan tiba-tiba
46
Chapter 45 - Gudov terdesak
47
Chapter 46 - Identitas para penculik diketahui
48
Chapter 47 - Penampilan Hwanghon
49
Chapter 48 - Putri dari Hwanghon
50
Chapter 49 - Tiga raja dalam satu negeri
51
Chapter 50 - Aryuna menemukan para Venerate Pavonas
52
Chapter 51 - Teknik perpindahan ruang
53
Chapter 52 - Keberadaan yang ditakuti dan disegani
54
Chapter 53 - Dimensi lain
55
Chapter 54 - Areum diincar oleh makhluk-makhluk menyeramkan
56
Chapter 55 - Kembali ke dimensi semula
57
Chapter 56 - Memelihara makhluk astral
58
Chapter 57 - Komunikasi melalui makhluk astral
59
Chapter 58 - Pergerakan para Continent Venerate Chundo
60
Chapter 59 - Para penghalang jalan
61
Chapter 60 - Melawan para Continent Venerate
62
Chapter 61 - Penyaluran energi dari roh jahat
63
Chapter 62 - Pemegang kekuatan makhluk suci selain Gudov
64
Chapter 63 - Kerjasama para Venerate Pavonas dan Tengal
65
Chapter 64 - Kemunculan Gudov
66
Chapter 65 - Continent Venerate Chundo mundur
67
Chapter 66 - Rencana menangani para Venerate pembasmi
68
Chapter 67 - Kecurigaan Venerate Tengal kepada Gudov
69
Chapter 68 - Senjata suci berbentuk tangan bionik
70
Chapter 69 - Pemimpin sejati negeri Chundo
71
Chapter 70 - Jalan masuk kota mistis
72
Chapter 71 - Penyerangan kota Hwangsom
73
Chapter 72 - Yermo melawan dua Continent Venerate

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!