11. Membuka Kotak Pandora

Perjalanan pulang dari bulan madu terasa lebih damai dari saat berangkat. Gus Sahil tidak lagi mengeluh soal perjalanan mereka yang terlampau jauh. Meski tidak banyak bicara, Gus Sahil sebisa mungkin memastikan Hafsa merasa nyaman. Memastikan apakah Hafsa sudah meminum obatnya atau belum.

"Jangan sampai aku dimarahi Umi gara-gara membiarkan kamu sakit," begitu alasannya.

Hafsa tahu, perhatian Gus Sahil kemarin mungkin hanya nalurinya sebagai seorang manusia, yang merasa simpati melihat kesusahan orang lain. Gus Sahil juga mungkin jadi teringat saat-saat merawat Umi Zahra, sehingga tidak bisa berpangku tangan melihat orang sakit begitu saja.

Tapi tak apa, bagi Hafsa itu juga sudah cukup. Jika sakit adalah satu-satunya cara untuk membuat perhatian Gus Sahil beralih padanya, Hafsa rela.

Dua setengah jam perjalanan di dalam pesawat cukup membuat punggung Hafsa merasa pegal. Hafsa mendorong kopernya keluar dari pesawat, sementara Gus Sahil membawa koper yang lebih besar dan sebuah tas yang tak kalah besar berisi oleh-oleh.

Saat keluar dari bandara, mobil Gus Sahil sudah terparkir di sana. Mabrur bergegas memasukkan koper-koper ke dalam bagasi saat mereka datang. Hafsa yang memang sudah terlampau capek, tertidur sepanjang perjalanan menuju rumah.

...----------------...

Selepas magrib, mereka sekeluarga berkumpul sambil makan malam bersama. Hafsa dengan semangat mengeluarkan oleh-oleh yang ia beli selama di Bali.

"Ini kopi Bali untuk Abah," Gus Sahil turut membuka oleh-olehnya, "Aku sudah coba kemarin, dan rasanya memang mantap Bah,"

Abah Baharuddin menerima bungkusan kopi dengan mata berbinar, "Kamu tahu sekali kesukaan Abah, Hil,"

"Aduh, habis ini Abah pasti makin semangat begadang," keluh Umi Zahra. "Jangan banyak-banyak begadang lho Bah,"

"Iya, iya, ndak lagi kok Mi," Abah Baharuddin tersenyum lebar, "Lagian kan Abah begadangnya nggak macam-macam, cuma baca buku saja,"

"Ya meskipun cuma baca buku, njenengan itu sudah sepuh, kena angin malam sedikit saja langsung masuk angin. Pagi-pagi sudah ribut minta dikerokin Umi,"

Hafsa tersenyum mendengar perdebatan romantis kedua mertuanya. Abah Baharuddin memang sangat suka membaca, tempat favoritnya adalah di balkon lantai dua. Abah Baharuddin bisa menghabiskan waktu berjam-jam di sana, kadang sampai adzan tahajud tiba.

(Di pondok pesantren, adzan tidak hanya dipakai untuk sholat lima waktu saja, tapi juga pada saat sholat tahajud)

"Kalau ini tas rotan buat Umi," Hafsa mengeluarkan sebuah tas bermotif bunga-bunga. "Hafsa sengaja pilih yang modelnya sama supaya bisa kembaran,"

"Ya ampun, terimakasih ya nduk," Umi Zahra menerima pemberian Hafsa, mematut-matut motifnya dengan cermat. "Nanti kita pakai bareng waktu pergi pengajian ya,"

"Siap Umi," Hafsa tersenyum senang.

Selesai makan malam, Hafsa kembali mengecek tas oleh-oleh. Ia ingin memastikan oleh-oleh untuk orangtuanya tidak ketinggalan. Ia juga mengeluarkan oleh-oleh untuk para santri ndalem, gantungan kunci dari kayu yang diukir dengan ukiran khas Bali.

Sebuah kotak kecil membuat Hafsa bertanya-tanya. Ia merasa tidak pernah membeli benda itu. Saat dibuka, ternyata isinya sebuah bros perak berbentuk bunga, dengan ukiran-ukiran indah di atasnya.

"Gus, ini punya njenengan bukan?" Hafsa bertanya saat Gus Sahil keluar dari kamar mandi. "Soalnya saya tidak merasa pernah beli bros seperti ini,"

"Oh iya itu punyaku," Gus Sahil mengambil kotak itu dari tangan Hafsa, menyimpannya di dalam lemari. "Aku beli untuk kenang-kenangan,"

"Oh.." Hafsa mengangguk-anggukkan kepala. Tiba-tiba teringat sesuatu.

"Oh iya Gus, saya juga punya oleh-oleh buat njenengan,"

"Kenapa aku dibelikan oleh-oleh segala?" tanya Gus Sahil keheranan.

Hafsa tidak menjawab. Ia mengeluarkan sebuah kotak lain, menyerahkannya pada Gus Sahil.

"Cincin?" Gus Sahil mengeluarkan sebuah cincin dengan hiasan batu berwarna hijau. Cincin itu sangat indah, tersusun dari ukiran-ukiran yang rumit.

"Kata penjualnya, cincin ini langka. Dia bilang, sudah banyak pembeli yang mencari motif ukiran ini, tapi selalu kehabisan. Penjualnya juga bilang kalau ukiran ini punya arti yang baik,"

"Masa sih? kamu bukan cuma kemakan iklan kan?" Gus Sahil mencibir.

"Tapi meskipun kemakan iklan, Cincinnya bagus kan Gus?"

"Iya sih, bagus," Gus Sahil mengangguk setuju. "Tapi aku nggak tahu mau pergi kemana memakai cincin ini,"

"Tidak perlu dipakai kok Gus, cukup disimpan saja. Saya tahu njenengan jarang pakai aksesoris,"

"Begitu? Yasudah terimakasih ya, aku akan simpan ini dengan baik,"

Hafsa tersenyum. Diam-diam, ia sebenarnya sudah membeli dua cincin dengan model yang sama, hanya berbeda ukuran. Sama seperti wanita lain di dunia ini, Hafsa juga ingin merasakan punya benda pasangan bersama orang yang ia cintai. Meskipun hanya tersimpan di dalam lemari, asal Gus Sahil menerimanya, Hafsa sudah bahagia.

...----------------...

"Aku punya oleh-oleh untuk sampeyan mbak," Hafsa menyerahkan gantungan kunci pada Zulfa. Hafsa sengaja memanggil Zulfa malam itu juga, ingin segera memberikan oleh-oleh.

"Ya Allah terimakasih banyak Ning, kok sampean repot-repot belikan saya segala,"

"Nggak repot sama sekali kok mbak, aku juga belikan ke mbak yang lain juga," pada saat itu tatapan Hafsa melihat Roha yang berjalan keluar dari ndalem belakang dengan tergesa-gesa.

"Sini mbak!" panggilnya sembari melambaikan tangan.

Roha datang tergopoh-gopoh. Hafsa memberikan sebuah gantungan kunci berwarna merah, "Ini oleh-oleh dari Bali,"

"Terimakasih banyak Ning,"

"Sama-sama, semoga bermanfaat ya mbak. Oh iya, sampean mau kemana kok buru-buru begitu?"

"Oh, tadi habis nyuci Ning, sekarang mau balik ke asrama,"

"Oalah, kok malam-malam sudah mencuci, kenapa ndak besok pagi saja?"

"Nggak apa-apa Ning, supaya besok tinggal dijemur,"

"Yasudah terimakasih ya mbak,"

"Njeh Ning," Roha segera berlalu dari hadapan Hafsa.

Sekelebat, Hafsa dapat melihat tangan kiri Roha memegang sesuatu. Sebuah kotak kecil yang terlihat familiar. Tunggu, dari mana ia melihat kotak itu sebelumnya?

"Ning, kalau begitu saya kembali ke asrama juga ya," pamit Zulfa menyadarkan Hafsa.

"Oh iya mbak, silahkan,"

Sembari langkahnya masuk ke dalam rumah, Hafsa kembali mengingat-ingat. Dimana ia melihat kotak itu sebelumnya? Namun, saat melihat Gus Sahil yang sedang mengobrol bersama Umi Zahra di ruang tengah membuatnya segera teringat.

Buru-buru, Hafsa masuk ke dalam kamar. Mengunci pintu. Dengan nafas memburu, ia perlahan-lahan membuka lemari Gus Sahil.

"Ada Ya Allah, ada," ia merapalkan kalimat itu berkali-kali sembari tangannya sibuk menjelajahi isi lemari.

Hasilnya nihil, kotak bros milik Gus Sahil tidak ada di dalam lemari. Hafsa mengepalkan tangannya kuat-kuat. Jadi, apa yang tadi dibawa Roha adalah hadiah dari Gus Sahil?

Mencoba menyangkal, Hafsa kembali menyusuri seluruh isi lemari, membuka laci-laci kecil yang tersembunyi. Tapi justru bukan kotak bros, Hafsa malah menemukan rahasia yang semakin membuat hatinya patah.

Tumpukan kertas yang dilipat dengan hati-hati tampak tersusun dengan rapi di dalam laci. Dengan tangan bergetar, Hafsa membuka salah satu kertas.

...20 Mei 2020...

...Selamat ulang tahun Gus, semoga njenengan sehat selalu. Saya tidak bisa mengucapkan kata-kata puitis, apalagi romantis. ...

...Saya hanya berharap semua keinginan njenengan terkabul. Saya minta maaf tidak bisa mengucapkannya langsung, malu rasanya kalau bicara dengan njenengan....

...Saya berikan hadiah sarung ini sebagai ucapan terimakasih. Semoga njenengan bisa simpan sarung ini selamanya, seperti saya simpan perasaan saya pada njenengan. ...

...Salam sayang, ...

...Salma Rohaya...

Luruh sudah air mata yang susah payah ia bendung. Dengan tergesa-gesa, ia lipat kembali kertas itu, dikembalikan ke tempat semula. Hafsa sepenuhnya sadar, hati Gus Sahil sama sekali tidak bisa ia raih. Kenyataan kalau Gus Sahil masih menyimpan surat itu selama bertahun-tahun membuatnya harus mundur seketika.

Duh Gusti, tidak adakah kesempatan baginya untuk merebut hati suaminya?

Terpopuler

Comments

Dewi Oktavia

Dewi Oktavia

jika tidak ada cinta dari suami lebih baik pisah itu indah,kejar lah ilmu itu lebih bagus dari pada menikah dengan orang tidak pernah mencintai

2025-03-10

0

ALNAZTRA ILMU

ALNAZTRA ILMU

mundur saja

2025-02-19

0

Bzaa

Bzaa

semangat ttt....

2025-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Aku Tidak Mencintaimu
2 2. Jangan Sentuh Aku
3 3. Untuk Siapa Senyuman Itu Gus?
4 4. Namanya Roha
5 5. Dua : Kosong
6 6. Kenyataan Pahit
7 7. Memberi Hadiah
8 8. Aku Tidak Mau Menyentuhmu
9 9. Mengobrol dengan Sahabat
10 10. Dirawat oleh Suami
11 11. Membuka Kotak Pandora
12 12. Kasih Sayang Umi
13 13. Ditolak Dua Wanita
14 14. Kedatangan Gus Ihsan
15 15. Mas Gus
16 16. Umi Zahra Sakit
17 17. Periksa ke Dokter
18 18. Terombang-ambing
19 19. Istri Kedua?
20 20. Minta Izin Poligami
21 21. Pergi Dari Rumah
22 22. Mengungkapkan Perasaan
23 23. Jangan Sampai Menyesal
24 24. Hasil Pemeriksaan
25 25. Kamu Minta Apa?
26 26. Pulang
27 27. Permintaan Maaf Roha
28 28. Berbahagialah Ning
29 29. Misi Gus Sahil
30 30. Suapi Aku
31 31. Cuma Mimpi Kan?
32 32. Alhamdulillah?
33 33. Selamat Tinggal Cinta Pertamaku
34 34. Bestie?
35 35. Kedatangan Syahla
36 36. Foto Bersama
37 37. Ketulusan Gus Sahil
38 38. Ibadah
39 39. Malam Pertama yang Bukan Malam Pertama
40 40. Undangan dari Gus Ilham
41 41. Surga yang Tak Dirindukan
42 42. Bukit Bintang dan Kembang Api
43 43. Mual
44 44. Dua Garis
45 45. Kehamilan Dua Minggu
46 46. Jatuh!
47 47. Badai
48 48. Orang Yang Pantas
49 49. Aku Sayang Kamu
50 50. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun
51 51. Tidak Apa Mencintainya
52 52. Sampai Kamu Bosan
53 53. Berjuanglah
54 54. Ahlan Wa Sahlan
55 55. Pertanda?
56 56. Aisha
57 57. Aku Ibunya!
58 58. Nenek Yang Baik
59 59. Ibu-ibu Sejati
60 60. Ajwa dan Mabrur (1)
61 61. Ajwa dan Mabrur (2)
62 62. Ajwa dan Mabrur (3)
63 63. Ajwa dan Mabrur (4)
64 64. Ajwa dan Mabrur (5)
65 65. Ajwa dan Mabrur (6)
66 66. Tedak Siten
67 67. Perceraian Ning Arum (1)
68 68. Perceraian Ning Arum (2)
69 69. Perceraian Ning Arum (3)
70 70. Perceraian Ning Arum (4)
71 71. Takdir Tak Pernah Salah
72 72. After Ending
73 Akhir Kata
74 Juara
75 novel baru
76 Permaisuri Pengganti
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Aku Tidak Mencintaimu
2
2. Jangan Sentuh Aku
3
3. Untuk Siapa Senyuman Itu Gus?
4
4. Namanya Roha
5
5. Dua : Kosong
6
6. Kenyataan Pahit
7
7. Memberi Hadiah
8
8. Aku Tidak Mau Menyentuhmu
9
9. Mengobrol dengan Sahabat
10
10. Dirawat oleh Suami
11
11. Membuka Kotak Pandora
12
12. Kasih Sayang Umi
13
13. Ditolak Dua Wanita
14
14. Kedatangan Gus Ihsan
15
15. Mas Gus
16
16. Umi Zahra Sakit
17
17. Periksa ke Dokter
18
18. Terombang-ambing
19
19. Istri Kedua?
20
20. Minta Izin Poligami
21
21. Pergi Dari Rumah
22
22. Mengungkapkan Perasaan
23
23. Jangan Sampai Menyesal
24
24. Hasil Pemeriksaan
25
25. Kamu Minta Apa?
26
26. Pulang
27
27. Permintaan Maaf Roha
28
28. Berbahagialah Ning
29
29. Misi Gus Sahil
30
30. Suapi Aku
31
31. Cuma Mimpi Kan?
32
32. Alhamdulillah?
33
33. Selamat Tinggal Cinta Pertamaku
34
34. Bestie?
35
35. Kedatangan Syahla
36
36. Foto Bersama
37
37. Ketulusan Gus Sahil
38
38. Ibadah
39
39. Malam Pertama yang Bukan Malam Pertama
40
40. Undangan dari Gus Ilham
41
41. Surga yang Tak Dirindukan
42
42. Bukit Bintang dan Kembang Api
43
43. Mual
44
44. Dua Garis
45
45. Kehamilan Dua Minggu
46
46. Jatuh!
47
47. Badai
48
48. Orang Yang Pantas
49
49. Aku Sayang Kamu
50
50. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun
51
51. Tidak Apa Mencintainya
52
52. Sampai Kamu Bosan
53
53. Berjuanglah
54
54. Ahlan Wa Sahlan
55
55. Pertanda?
56
56. Aisha
57
57. Aku Ibunya!
58
58. Nenek Yang Baik
59
59. Ibu-ibu Sejati
60
60. Ajwa dan Mabrur (1)
61
61. Ajwa dan Mabrur (2)
62
62. Ajwa dan Mabrur (3)
63
63. Ajwa dan Mabrur (4)
64
64. Ajwa dan Mabrur (5)
65
65. Ajwa dan Mabrur (6)
66
66. Tedak Siten
67
67. Perceraian Ning Arum (1)
68
68. Perceraian Ning Arum (2)
69
69. Perceraian Ning Arum (3)
70
70. Perceraian Ning Arum (4)
71
71. Takdir Tak Pernah Salah
72
72. After Ending
73
Akhir Kata
74
Juara
75
novel baru
76
Permaisuri Pengganti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!