18

"Gue tanya Alan aja deh,gimana kabarnya udah dapat petunjuk belum" ucap Hana sambil rebahan.

Lalu ia mengambil ponselnya di atas nakas, ia mengirim chat untuk Alan sekretaris pribadinya. Hendak mengirimkan chat untuk Alan tiba-tiba ada chat dari Alan.

Drrttt... drrrttt

...~Ilustrasi chat Alan~...

Setelah selesai membalas chat Alan, Hana merasa ngantuk lama-lama Hana memejamkan matanya sambil memegang ponsel diatas dadanya.

Sedangkan di kamar Yera ia sedang menelepon seseorang diseberang sana.

"Hallo? gimana apa lo udah bisa menyingkirkan Hana dari keluarga Hareklees?" tanya wanita diseberang sana.

"Tinggal mama Lika yang belum membenci Hana. Dan setelah dia terbangun dari koma sikap dia sangat berbeda dengan Hana yang dulu seperti dia bukan Hana,dia selalu berusaha melawan gue"

"Ya lo harus cari cara lagi buat bikin tante Lika membenci Hana dengan begitu kita lebih mudah menyingkirkan Hana dengan begitu kita bisa menguasai harta keluarga Hareklees"

"Nanti gue akan memikirkan cara lagi buat menyingkirkan dia, kapan lo pulang?"

"Dua hari lagi gue pulang"

"Yaudah gue tutup dulu takut ketahuan"

tut...tut...

Yera langsung menutup teleponnya, lalu ia merebahkan diri diatas ranjang.

"Sebentar lagi ini semua akan menjadi milik gue, gue harus mencari cara agar Kivandra berpihak kepada gue dengan begitu gue bisa memiliki Kivandra" ucap Yera sambil terkekeh-kekeh.

...----------------...

Kring...Kring ....

Alarm berbunyi sangat keras menunjukkan pukul 06:00. Tidur nyenyak Hana terganggu oleh suara alarmnya sendiri.

"Eungh .." tangan Hana meraba-raba mencari alarm diatas nakas.

"Berisik! ini jam berapa sih?" ucap Hana matanya yang masih enggan terbuka.

Brak!!

Hana terperanjat dari tidurnya ia langsung membuka matanya melihat siapa yang masuk kamarnya dengan seenaknya saja.

"Anjing! lo ngapain masuk ke kamar gue hah! Gak sopan budayakan ketok dulu jangan asal main nyelonong aja" ketus Hana dengan wajah yang kesal.

Ternyata yang membuka pintu kamar Hana adalah abang Raka.

"Gue kira lo udah bangun Han" ucap Raka tanpa bersalah.

Hana memicingkan matanya melihat yang didepannya itu benar-benar abangnya sendiri atau bukan.

Ini anak kenapa? tumben sekali ke kamar gue, otak dia gak kebentur kan ? batin Hana menelisik abang Raka.

"Lo mau apa?" Hana to the point.

Raka bukannya menjawab melainkan menutup pintu kamar Hana dan menguncinya.

Hana seketika panik melihat Raka menutup kamar dan menguncinya.

"L-lo ngapain nutup pintu dan menguncinya?" tanya Hana sambil menggulungkan selimut ke badannya.

"Gue kesini mau bilang sesuatu sama lo"

"Ck, mau bilang aja pakai kunci pintunya" Hana berdecak kesal

"Lo sebenarnya siapa? gue rasa lo bukan Hana adek gue, Hana gak akan seperti ini sikap dia, sejak lo koma sikap lo aneh beda sama yang dulu" ucap Raka duduk di tepi ranjang.

Seketika tubuh Hana membeku mendengar ucapan dari bang Raka dan jantung berdegub kencang dari biasanya.

"Jadi dia udah curiga sama gue?" batin Hana .

"Hana?" panggil Raka.

Hana menghela nafasnya apa gue harus bilang jujur sama Raka kalo gue bukan Hana tapi gue bingung dia juga sering bersikap kasar sama gue , duh gusti gue harus gimana? batin Hana.

Saat Hana hendak berbicara tiba-tiba terpotong oleh suara Raka .

"Semalam gue mau ke kamar Yera gue gak sengaja mendengar omongan Yera entah dia sedang berbicara dengan siapa lewat teleponnya, awalnya gue kira dia sedang menelpon Leon ternyata bukan. Selama ini abang salah udah membela anak pungut itu dan selalu menyalahkan lo dan juga menyakiti lo Hana. Maafin abang udah bersikap kasar sama lo" ucap Raka sambil terisak .

Hana terkejut saat tiba-tiba Raka memeluknya, tanpa diduga Hana membalas pelukannya. Beginikah rasanya di peluk sama abang sendiri? Gue dulu sebagai anak tunggal gak pernah ngerasain punya abang hiks batin Hana.

Hana melepaskan pelukan Raka."Sebenarnya gue gak ada hak memaafkan lo bang karena gue bukan Hana gue Belvia umur gue 19 tahun kita seumuran, gue gak tahu kenapa tiba-tiba jiwa gue ada di tubuh Hana adek lo sendiri. Gue udah menempati tubuh ini dua minggu yang lalu, Gue benci sama sikap lo yang udah menyakiti tubuh ini.Gue gak akan memaafkan lo karena lo udah benar-benar membuat Hana pergi selamanya apa lo selama ini memikirkan perasaan Hana bang? asal lo tahu yang membuat Hana pergi adalah Yera, dia yang udah mendorong Hana dari atas rooftop. Adek tiri lo yang selama ini lo banggain itu seorang pembunuh, membunuh adek kandung lo sendiri. sebaiknya lo meminta maaf sendiri kepada Hana" jelas Hana

flashback on

Saat Yera sedang menelepon tanpa di ketahui oleh Yera ada seseorang di balik pintu yang hendak mengetuk pintu kamar Yera tanpa disengaja dia mendengar semua percakapan antara Yera dengan si penelpon tersebut.

*Ternyata seseorang itu adalah Raka, seketika itu ia mengepalkan tangannya kuat-kuat sampai uratnya menimbul ia menahan emosi mendengar rencana jahat Yera. Raka terkejut awalnya ia mengira salah dengar ternyata ia tak salah mendengar omongan Yera dengan seseorang. Gue kira lo baik ternyata lo jahat ular berbisa jadi selama ini gue udah salah membela orang licik dan jahat , maafkan abang mu ini Hana karena abang udah banyak menyakitimu batin Raka.

lalu Raka memundurkan langkahnya kebelakang meninggalkan pintu kamar Yera .

Flashback off*

"Selamat berjuang untuk mendapatkan permintaan maaf dari Hana, semoga dia mau datang di mimpi lo" lanjutnya.

Raka seketika mematung mendengar ucapan dari Hana hingga cairan bening menetes membasahi pipinya. Awalnya Raka tidak percaya tetapi ia mendengar ucapan Hana serta melihat sorotan mata Hana yang nampak tidak ada kebohongan disana ia pun mulai percaya.

Raka jelas sangat sedih gara-gara dia sering menyakiti Hana demi membela adek angkatnya,dengan fakta bahwa adek kandungnya sudah lama tiada.

"Hana maafin abang , abang janji akan membalaskan dendam atas kematian mu hana" batin Raka.

"Lo keluar dari kamar gue, gara-gara lo gue terlambat masuk sekolah!"Mendorong Raka keluar dari kamarnya.

"Please jangan pergi lagi, lo tetap adek gue walaupun lo bukan jiwa Hana adek kandung gue tapi gue tetap menganggap lo adek gue" ucap Raka setelah itu dia pergi dari kamar Hana.

Brak!

Hana menutup pintunya."Aarrrghhh, gue harus ngapain duh gusti! disisi lain gue benci sama sikap Raka yang selalu menyakiti Hana dan gara-gara dia gue jadi terjebak didalam raga ini, Hana please gue harus ngapain lagi. Apa gue harus memaafkan Raka kalo lo udah memaafkan abang lo sendiri nantinya Hana?" monolog Hana sambil mengacak-acak rambutnya ia frustasi .

...----------------...

...----------------...

...Visual Alan Pardew...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***