SIUA 17 Calon Kakak Ipar

Sebatas Ibu Untuk Anakmu (17)

Bukankah barusan aku menelponnya? Ada apa ya?. Salma heran karena tidak biasanya Rama mengiriminya pesan. Bahkan lebih dari satu.

Sedetik kemudian, Salma malah tersenyum sendiri. Melihat isi pesan dari suaminya itu.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Pukul dua siang, Salma kedatangan guru-guru dari sekolah tempatnya mengajar. Mereka datang dengan membawa berbagai buah tangan.

" Kenapa repot-repot bawa ini segala, Bu?," ucap Salma kepada guru-guru yang menengoknya.

Tidak semuanya hadir. Karena satu dan lain hal sisanya tidak bisa datang.

" Tidak repot, Bu Salma. Ini hanya ala kadarnya saja." timpal Bu Nurul.

Panggilan formal kepada sesama rekan pengajar. Awalnya Salma merasa tidak cocok dengan panggilan "Ibu" apalagi ia mengajar saat masih lajang. Masih belum terbiasa. Namun, kini ia sudah terbiasa.

" Ummi cuma titip salam dan do'a agar Bu Salma cepat sembuh dan bisa kembali mengajar seperti sedia kala. Kondisi beliau sedang kurang enak badan." Bu Hanifah menyampaikan pesan Ummi Syahidah, pemilik Yayasan yang menaungi sekolah mereka.

" Aamiin. Ummi sakit apa?,"

" Biasa, faktor usia," jawab Bu Nurul tersenyum.

Mereka pun mengobrol kesana-kemari. Setelah hampir satu jam, akhirnya mereka pamit pulang.

" Bu Aisyah jadi pulang bareng?," tanya Bu Nurul yang membawa mobil.

" Saya pulang nanti, Bu." ucapnya karena Salma menahannya di sana.

" Ya sudah, kami pulang duluan. Assalamu'alaikum."

" Wassalamu'alaikum." jawab Salma dan Aisyah bersamaan.

" Kamu harus menjelaskan sesuatu padaku." Todong Salma. Kini keduanya berada di teras rumah.

" Soal kakakmu?,''tebak Aisyah.

" Iya, aku kaget. Tahu-tahu kalian mau lamaran aja. Gak tau kapan dekatnya."

" H@h, aku juga awalnya tidak tahu kalau dia kakakmu. Soalnya, belum saling bertukar informasi dan saling mengenal, dia langsung bilang mau ke rumah buat ngelamar." jelas Aisyah.

" Kak Zayden memang gercep." Salma terkekeh. Tidak menyangka kakaknya akan bergerak cepat.

" Jadi, bagaimana ceritanya?,"

" Pasti kamu sudah tahu. Masa iya adiknya belum di ceritain sama sekali."

" Aku mau tahu versimu."

" Ya kurang lebih sama."

" Ayolah cerita." pinta Salma sudah tidak sabar.

"Tofan , sepupuku ternyata kenal dengan Kak Zayden. Dia mengirimkan fotoku pada kak Zay tanpa sepengetahuanku. Tidak lama dari itu Kak Zay langsung menghubungiku.

Awalnya aku acuh saja. Aku kan tidak kenal. Karena di acuhkan, Kak Zay menghubungi Tofan dan meminta bantuannya. Akhirnya, Tofan menjelaskan siapa orang yang menghubungiku dan maksudnya menghubungiku.

Awalnya aku akan tetap menolak. Enak saja main di jodohkan. Memangnya aku tidak laku?,"

Salma hanya terkekeh karena ucapan Aisyah. Aisyah bukan tidak laku tapi, terlalu pemilih.

" Lalu,, lalu?," seru Salma antusias.

" Ekh, ayah dan ibu langsung nyeletuk. Katanya, mereka sudah mengizinkan kak Zay untuk melakukan pendekatan padaku. Akhirnya, mau tidak mau aku mulai menanggapi pesannya."

" Bisa sampai dapat lampu Hijau untuk lamaran itu bagaimana ceritanya?,"

Zayden memang menceritakan kalau dia akan melamar Aisyah namun tidak terlalu rinci. Sehingga Salma semakin penasaran.

" Ya, hebatnya kakakmu, dia tidak cuma mendekatiku. Tapi, dia mendekati ayah dan ibuku. Kamu sendiri tahu kalau ada yang sudah berhasil mengambil hati ayah dan ibuku apa yang akan terjadi?," Aisyah mengerucutkan bibirnya.

" Haha.. " Salma mengangguk. Aisyah pasti diminta untuk menerima kakaknya.

" Jadi, kamu terpaksa menerima kakakku?," Salma mulai sedikit sedih.

" Tidak juga sih. Aku juga kan tidak mau salah pilih. Aku mulai memantapkan hati.Meminta petunjuk. Ya, akhirnya aku terima karena memang atas kesadaranku. Bukan atas paksaan."

Salma tenang mendengarnya.

" Jadi, orang tuamu sudah tahu kalau Kak Zay itu kakakku?"

" Belum. Biar kejutan." jawabnya sambil membayangkan bagaimana reaksi kedua orang tuanya jika tahu hubungan Salma dan Zayden.

" Oh ya, bagaimana hubungan kamu dan suamimu?," Aisyah tiba-tiba penasaran.

" Baik,"

" Serius loh ini. Soalnya aku bisa lihat kamu sepertinya marahan sama suamimu saat acara ulang tahun Ical dulu. Mana ada mantannya juga."

"Memang sempat ada masalah. Tapi, sekarang Alhamdulillah sudah baik-baik saja."

" Hmm. Syukurlah. Soalnya lihat sikap ibu kandung Ical waktu itu aku yakin dia ingin kembali sama ayahnya Ical."

" Begitulah. Niat dia kan memang itu."

" Emang dia bilang sama kamu bergitu?," Aisyah terkejut sampai tidak sadar sudah meninggikan suaranya.

" Iya. Dia bilang katanya ingin memperbaiki semuanya."

" Dengan cara kembali pada suamimu?," Salma hanya mengangguk.

" Ya Allah. Benar-benar ni orang bikin gemas. Kalau kamu tahu hebohnya ibu-ibu menggosipkan ibu kandung Ical. Pasti ketawa ."

" Jadi bahan gosip ortu siswa?," Salma memastikan.

" Pandangan mereka pokoknya negatif lah. Tidak enak juga bilangnya. Takut kedengaran Ical " Salma mengangguk. Faisal memang sedang tidur siang.

" Ekh, balik lagi nih ke masalah lamaran. Kak Zay ngajak melamar kamu lusa. Benar kamu sudah tahu?"

" Kan aku yang minta. Kalau memang serius, sebelum dia kembali ke luar kota, aku maunya ya hubungan kita jelas dulu. Biar kalau ada yang melamar ke rumah, orang tua ada alasan untuk nolaknya."

" Orang itu masih berusaha?." Salma menebak-nebak.

" Iya, katanya mau datang ke rumah dan langsung melamar karena dia terus aku acuhkan,"

" Tangguh juga. Sudah jelas di tolak masih nekat."

Di balik jendela, Zayden mendengar pembicaraan kedua perempuan yang ada di teras. Awalnya tidak niat menguping. Tapi, rasa penasaran membuatnya tidak beranjak dari sana.

...******...

Malam harinya, Salma dan Rama sudah duduk di ruang tamu. Mereka akan membahas mengenai lamaran Zayden pada Aisyah.

" Begini, aku berencana untuk melamar seseorang. Aku berharap kalian mau menemaniku menemui orang tua Aisyah, besok." jelas Zayden pada Salma dan Rama. Sementara ,Faisal ikut ke rumah sang nenek.

" Besok?," Salma terkejut. " Bukannya lusa?," Ia ingat kalau kakaknya akan melamar Aisyah lusa.

" Aku merubah rencanaku. Takutnya keduluan orang lain."

Salma diam dan detik kemudian ia tertawa. "Jangan bilang kakak menguping pembicaraan kami tadi siang."

Rama hanyan menjadi pendengar setia dulu. Ia masih mencermati pembicaraan mereka .

" Niat baik kan jangan di tunda-tunda.," Elak Zayden ketimbang memilih mengakuinya.

" Ya, baguslah. Memang Aisyah sudah tahu kakak jadinya datang besok?,"

Rama mengernyitkan keningnya. Mungkinkah Aisyah yang di maksud adalah guru Faisal di sekolah?

" Sudah. Tadi aku menelponnya sekalian menelponnya orang tuanya juga."

" Aisyah teman kamu sesama guru?," tanya Rama memastikan.

" Iya. Aku juga baru tahu tadi siang. Ternyata calon kakak iparku, Aisyah."

" Besok waktunya jam berapa?," tanya Rama kemudian.

" Sesudah Maghrib."

Setelah pembicaraan mereka selesai, semua kembali ke kamar.

" Apa ada yang bisa aku bantu untuk acara besok?," tanya Rama saat keduanya sudah berbaring di tempat tidur.

" Mas tidak perlu repot. Aku sudah meminta bantuan Hasya dan Insi."

Rama mende_sah. Ia masih merasa Salma menjaga jarak.

" Kenapa memilih minta bantuan sahabatmu daripada meminta bantuan ku?. Kenapa masih segan padaku. Seolah kamu masih menjaga jarak,"

" Eh..."

Salma melihat ke arah Rama. Sepertinya ada yang salah paham.

TBC

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

sensi ya rama..

2023-10-15

2

Pasrah

Pasrah

lanjut

2023-08-22

0

Pasrah

Pasrah

smg lancar lamarannya ya semangat

2023-08-22

1

lihat semua
Episodes
1 SIUA 1 Kejutan
2 SIUA 2 Bohong
3 SIUA 3 Keputusan
4 SIUA 4 Berubah
5 SIUA 5 Ulang Tahun Faisal
6 SIUA 6 Potongan Kue
7 SIUA 7 Ibu Kandung Vs Ibu Sambung
8 SIUA 8 Orang Yang Dicintai Rama
9 SIUA 9 Keguguran
10 SIUA 10 Mau Cerai
11 SIUA 11 Rahasia Bunda Dan Faisal
12 SIUA 12 Nasehat
13 SIUA 13 Kepulangan Salma
14 SIUA 14 Meminta Kesempatan
15 SIUA 15 Belajar Untuk Percaya
16 SIUA 16 Usaha Rama
17 SIUA 17 Calon Kakak Ipar
18 SIUA 18 Pillow talk
19 SIUA 19 Interview
20 SIUA 20 Ulat Bulu
21 SIUA 21 Hanya Teman
22 SIUA 22 Pernikahan Andre dan Insi
23 SIUA 23 Bertemu Teman Kuliah
24 SIUA 24 Cinta atau Obsesi?
25 SIUA 25 Belum Hamil Juga?
26 SIUA 26 Rahasia Masa Lalu
27 SIUA 27 Rumah Makan
28 SIUA 28 Membasmi Calon Ulat Bulu
29 SIUA 29 Kejar Setoran
30 SIUA 30 Permintaan Maaf
31 SIUA 31 Pulang Terlambat
32 SIUA 32 Hadiah Spesial
33 SIUA 33 Rumah Sakit
34 SIUA 34 Kecewa
35 SIUA 35 Menenangkan Diri
36 SIUA 36 Salah Paham
37 SIUA 37 Rencana
38 SIUA 38 Maaf
39 SIUA 39 Jika Harus Memilih
40 SIUA 40 Teman Lama
41 SIUA 41 Ayah Kandung Faisal?
42 SIUA 42 Hanya mirip ?
43 SIUA 43 Hak Asuh Anak
44 SIUA 44 Menjadi Yang Kedua
45 SIUA 45 Kedatangan David
46 SIUA 46 Menolak Memanggil Ayah
47 SIUA 47 Bertemu Orang Tua David
48 SIUA 48 Sampai Bertemu di Pengadilan
49 SIUA 49 Kerjasama
50 SIUA 50 Menyusun Rencana
51 SIUA 51 Gagalnya Rencana Dewi
52 Promo Novel : Pemilik Hati
53 SIUA 52 Menikmati Waktu
54 SIUA 53 Berbeda
55 SIUA 54 Batu Pijakan
56 SIUA 55 Insiden
57 SIUA 56 Curiga
58 SIUA 57 Pulang Ke Rumah
59 SIUA 58 Hukuman
60 SIUA 59 Ingin Menghancurkannya
61 SIUA 60 Tidak Mudah Memaafkan
62 SIUA 61 Menunda Rencana
63 SIUA 62 Insecure Pasca Melahirkan
64 SIUA 63 Dewi Akhirnya Tahu
65 Naik Level ( Bukan Up)
66 SIUA 64 Bantuan Untuk Dewi
67 SIUA 65 Pernikahan
68 SIUA 66 S2. Daddy Yang Lain
69 SIUA 67 S2 Menebus Kesalahan
70 SIUA 68 S2. Menyambut Tamu
71 SIUA 69 S2. Jimmy yang sama
72 SIUA 70 S2. Pergi
73 SIUA 71 S2. Ragu
74 SIUA 72 S2. Perdebatan
75 SIUA 73 S2. Skak Mat
76 SIUA 74 S2. Aku Mencintaimu
77 SIUA 75 S2. Hamil lagi?
78 SIUA 76 S2. Happy Ending
79 Mohon dukungannya
Episodes

Updated 79 Episodes

1
SIUA 1 Kejutan
2
SIUA 2 Bohong
3
SIUA 3 Keputusan
4
SIUA 4 Berubah
5
SIUA 5 Ulang Tahun Faisal
6
SIUA 6 Potongan Kue
7
SIUA 7 Ibu Kandung Vs Ibu Sambung
8
SIUA 8 Orang Yang Dicintai Rama
9
SIUA 9 Keguguran
10
SIUA 10 Mau Cerai
11
SIUA 11 Rahasia Bunda Dan Faisal
12
SIUA 12 Nasehat
13
SIUA 13 Kepulangan Salma
14
SIUA 14 Meminta Kesempatan
15
SIUA 15 Belajar Untuk Percaya
16
SIUA 16 Usaha Rama
17
SIUA 17 Calon Kakak Ipar
18
SIUA 18 Pillow talk
19
SIUA 19 Interview
20
SIUA 20 Ulat Bulu
21
SIUA 21 Hanya Teman
22
SIUA 22 Pernikahan Andre dan Insi
23
SIUA 23 Bertemu Teman Kuliah
24
SIUA 24 Cinta atau Obsesi?
25
SIUA 25 Belum Hamil Juga?
26
SIUA 26 Rahasia Masa Lalu
27
SIUA 27 Rumah Makan
28
SIUA 28 Membasmi Calon Ulat Bulu
29
SIUA 29 Kejar Setoran
30
SIUA 30 Permintaan Maaf
31
SIUA 31 Pulang Terlambat
32
SIUA 32 Hadiah Spesial
33
SIUA 33 Rumah Sakit
34
SIUA 34 Kecewa
35
SIUA 35 Menenangkan Diri
36
SIUA 36 Salah Paham
37
SIUA 37 Rencana
38
SIUA 38 Maaf
39
SIUA 39 Jika Harus Memilih
40
SIUA 40 Teman Lama
41
SIUA 41 Ayah Kandung Faisal?
42
SIUA 42 Hanya mirip ?
43
SIUA 43 Hak Asuh Anak
44
SIUA 44 Menjadi Yang Kedua
45
SIUA 45 Kedatangan David
46
SIUA 46 Menolak Memanggil Ayah
47
SIUA 47 Bertemu Orang Tua David
48
SIUA 48 Sampai Bertemu di Pengadilan
49
SIUA 49 Kerjasama
50
SIUA 50 Menyusun Rencana
51
SIUA 51 Gagalnya Rencana Dewi
52
Promo Novel : Pemilik Hati
53
SIUA 52 Menikmati Waktu
54
SIUA 53 Berbeda
55
SIUA 54 Batu Pijakan
56
SIUA 55 Insiden
57
SIUA 56 Curiga
58
SIUA 57 Pulang Ke Rumah
59
SIUA 58 Hukuman
60
SIUA 59 Ingin Menghancurkannya
61
SIUA 60 Tidak Mudah Memaafkan
62
SIUA 61 Menunda Rencana
63
SIUA 62 Insecure Pasca Melahirkan
64
SIUA 63 Dewi Akhirnya Tahu
65
Naik Level ( Bukan Up)
66
SIUA 64 Bantuan Untuk Dewi
67
SIUA 65 Pernikahan
68
SIUA 66 S2. Daddy Yang Lain
69
SIUA 67 S2 Menebus Kesalahan
70
SIUA 68 S2. Menyambut Tamu
71
SIUA 69 S2. Jimmy yang sama
72
SIUA 70 S2. Pergi
73
SIUA 71 S2. Ragu
74
SIUA 72 S2. Perdebatan
75
SIUA 73 S2. Skak Mat
76
SIUA 74 S2. Aku Mencintaimu
77
SIUA 75 S2. Hamil lagi?
78
SIUA 76 S2. Happy Ending
79
Mohon dukungannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!