SIUA 16 Usaha Rama

Sebatas Ibu Untuk Anakmu (16)

Salma pun masih berdiam saat mobil Rama mulai melaju meninggalkan rumah yang jadi tempat tinggal keduanya sejak menikah.

Ting

Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Salma dari nomor baru.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Sore hari, Salma duduk di kursi di teras depan melihat Zayden yang sedang bermain dengan Faisa.

Ia merasa senang saat sang kakak tertawa bersama berebut bola dengan Faisal.

" Om kesana dulu ya. Ical main sendiri dulu." Zayden menghampiri Salma yang sedang memperhatikan mereka.

" Apa kamu sudah memutuskan?," tanya Zayden sesaat setelah ia duduk di samping adiknya.

Ini pertama kalinya Zayden memiliki waktu untuk berbicara dengan adiknya. Karena, sejak tadi Faisal selalu menempel padanya dan ingin bermain dengannya.

" Aku memutuskan untuk memberikan asrama kesempatan. Aku harap aku tidak salah dalam mengambil keputusan ini, kak" Ucapnya yang di angguki oleh Zayden.

" Mungkin memang lebih baik seperti itu. Kakak tidak bermaksud membela Rama, tapi memang tidak mudah untuk move on dari cinta masa lalu. Apalagi yang Kakak tahu hubungan keduanya terjalin cukup lama.

Kesalahannya mungkin satu. Dia tidak memberitahumu saat menemui mantan istrinya itu. Bagaimana pun mereka akan selamanya terhubung karena adanya Ical." Zayden berbicara panjang lebar mengenai pendapatnya.

Salma membenarkan apa yang dikatakan oleh sang kakak. Keduanya akan selalu terhubung karena adanya Faisal. Sekalipun Faisal tidak memiliki ikatan batin dengan ibu kandungnya.

" Kakak sendiri kapan akan menikah? Apa Kakak tidak bosan hidup sendirian?," Salma sama mengubah topik pembicaraan.

Zayden hanya tersenyum menanggapi pertanyaan adiknya. " Kakak sudah menemukan wanita yang tepat untuk kakak jadikan pendamping hidup."

" Benarkah?," Salma tidak percaya.

Kakaknya tidak pernah sekalipun bercerita tentang perempuan tapi, kini tiba-tiba mengatakan sudah menemukan pendamping hidup yang tepat.

" Apa aku mengenalnya, Kak?,"

" Kamu sangat mengenalnya."

" Kakak serius?,"

" Kakak juga baru tahu." jawabnya.

...******...

"Kenapa ada disini?" Seorang pria bertanya pada sahabatnya yang kini duduk di hadapannya.

" Aku sudah mengundurkan diri." Ucapnya sambil melonggarkan dasinya.

Pria yang memakai setelan kantor itu duduk dengan santai sambil menyeruput kopi yang ada di atas meja.

" Itu kopi milikku."

" Aku haus."

"Kalau haus, minum air putih bukan kopi." Rama geleng-geleng kepala saat kopi yang belum ia minum sudah habis begitu saja.

" Bukankah rencanamu bulan depan?," Rama baru sadar sahabatnya terlalu cepat mengundurkan diri.

" Hmm. Aku merubah rencanaku. Keluarga Insi ingin mempercepat rencana pernikahan kami. Kakaknya yang tentara akan pergi tugas ke luar negeri bulan depan. Karena itu, pernikahan kami di majukan."

Rama mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia memang tahu rencana Andre yang akan mengikuti jejaknya keluar dari perusahaan. Namun, tidak menyangka secepat ini.

" Ini surat lamaran kerja yang masuk?," Andre memperhatikan tumpukan amplop coklat yang ada di sebelah kirinya.

" Ya. Peminatnya cukup banyak." Rama terus membaca dengan teliti surat lamaran kerja yang masuk.

Ia memisahkan surat lamaran yang CV nya sesuai dengan yang di butuhkan dan yang tidak. Seleksi pertama sebelum melakukan interview.

" Om Heru kapan akan datang?," tanya Andre yang mulai ikut membantu Rama meneliti CV.

" Mungkin dua hari lagi. Saat ini masih di luar kota untuk meninjau kafe cabang miliknya."

Om Heru adalah paman Rama yang membantu Rama mewujudkan impian Rama untuk memiliki bisnis sendiri. Ia pula yang membantu Rama dalam segala hal baik pencarian lokasi yang cocok juga berbagai macam perizinan usaha yang Rama belum terlalu memahaminya.

" Kapan mulai interview?,"

"Setelah CV ini kita pilih, kita langsung saja lakukan interview."

Mereka kembali sibuk dengan kegiatan mereka hingga sebuah telpon masuk ke dalam ponsel Rama.

Rama tersenyum saat melihat siapa yang menelponnya. Senyum itu pun tak luput dari penglihatan Andre.

📲 " Assalamu'alaikum. Mas, sedang apa?,"

📱 " Ini masih mengecek surat lamaran kerja yang masuk."

📲 " Jangan lupa makan ya."

📱 " Iya, Sa..Iya pasti." jawab Rama menghela nafas. " Kamu sendiri sudah makan?,"

Andre cukup aneh melihat ekspresi sahabatnya.

📲 " Kami baru selesai makan. Oh iya, pulang jam berapa?,"

📱" Ba'da Ashar sepertinya. Kenapa?,"

📲 " Oh. Ini, ada yang mau Kak Zayden sampaikan. Berarti makan malam di rumah ya,"

📱" Iya. Obatnya sudah di minum?,"

📲 " Setelah ini, baru minum obat.,"

📱 " Hm. Jangan lupa di minum obatnya."

📲 " Iya, Mas. Ya, sudah aku tutup telponnya. Assalamu'alaikum."

📱" Wa'alaikumussalam."

Rama masih memandangi ponselnya . Perasaannya campur aduk. Senang karena Salma kembali perhatian padanya. Namun, sedih karena belum bisa leluasa mengekspresikan rasa sayangnya.

" Hubungan kalian sebenarnya bagaimana?," Andre memang belum tahu bagaimana kelanjutan hubungan suami istri itu setelah Salma masuk ke rumah sakit.

" Salma memberi ku kesempatan kedua. Aku bersyukur dia tidak jadi meminta cerai."

" Manfaatkan kesempatan ini dengan baik. Jangan lagi melukai hatinya. Kerasa kan saat dia akan pergi kamu kelimpungan."

" Iya. Aku sadar. Aku juga tidak akan mau jadi laki-laki bodoh yang melakukan kesalahan yang sama."

" Serius sudah move on dari masa lalu?,".

" Iya. Setelah apa yang terjadi, mana mau aku kehilangan Salma dan kembali pada Dewi."

" Baguslah."

" Tapi, aku merasa sikap kamu sepertinya malah jadi kaku?,"

" Aku hanya takut kelepasan memanggilnya dengan sebutan ' Sayang',"

" Lah, dia kan istrimu?," Andre menatap aneh pada sahabatnya.

" Kamu tidak tahu saja saat di rumah sakit. Bagaimana marahnya Salma saat aku memanggilnya dengan sebutan itu. Dia menganggap ku bersandiwara." Rama ingat saat itu. Saat untuk pertama kalinya ia melihat kemarahan istrinya untuk yang pertama kalinya. Kemarahan bercampur kesedihan.

" Semoga Salma bisa cepat kembali percaya padamu." Andre berdo'a untuk sahabatnya dengan tulus.

" Aku harap begitu."

" Ya, apalagi mengembalikan kepercayaan yang sudah pudar itu tidaklah mudah,"

" Kau benar. Aku jadi khawatir dia masih curiga aku menemui Dewi di belakangnya."

" Laporkan saja semua kegiatanmu. Jika perlu pakai foto atau video biar dia semakin yakin." Ide Andre. Padahal biasanya perempuan yang posesif pasti meminta hal itu.

" Haruskah sejauh itu."

" Ya, namanya juga usaha."

Rama diam. Menimbang-nimbang baik buruknya.

" Inisiatif lah jadi suami. Peka sedikit. Sudah tahu istri lagi krisis kepercayaan. Jangan menunggu diminta." Andre tahu Rama diam bukan tidak mendengarkan tapi, sedang memikirkan apa yang ia sampaikan.

...******...

Di rumah, Salma sedang membaca buku di atas tempat tidur.

Namun, fokusnya teralih saat mendengar ponselnya berbunyi tanda ada pesan masuk. Tidak hanya sekali. Tapi, berkali-kali.

Ting... Ting .. Ting. ..

Salma mengerutkan keningnya saat tahu siapa yang mengiriminya pesan.

Bukankah barusan aku menelponnya? Ada apa ya?. Salma heran karena tidak biasanya Rama mengiriminya pesan. Bahkan lebih dari satu.

Sedetik kemudian, Salma malah tersenyum sendiri. Melihat isi pesan dari suaminya itu.

TBC

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

takutnya salma kamu akan mnyesal telah memberi kes3mpatan pada suami munafik mu

2024-04-27

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kesempatan itu emas Rama....

2024-04-23

0

Lina aja

Lina aja

hadeuh baru tau rasa kan

2024-02-29

1

lihat semua
Episodes
1 SIUA 1 Kejutan
2 SIUA 2 Bohong
3 SIUA 3 Keputusan
4 SIUA 4 Berubah
5 SIUA 5 Ulang Tahun Faisal
6 SIUA 6 Potongan Kue
7 SIUA 7 Ibu Kandung Vs Ibu Sambung
8 SIUA 8 Orang Yang Dicintai Rama
9 SIUA 9 Keguguran
10 SIUA 10 Mau Cerai
11 SIUA 11 Rahasia Bunda Dan Faisal
12 SIUA 12 Nasehat
13 SIUA 13 Kepulangan Salma
14 SIUA 14 Meminta Kesempatan
15 SIUA 15 Belajar Untuk Percaya
16 SIUA 16 Usaha Rama
17 SIUA 17 Calon Kakak Ipar
18 SIUA 18 Pillow talk
19 SIUA 19 Interview
20 SIUA 20 Ulat Bulu
21 SIUA 21 Hanya Teman
22 SIUA 22 Pernikahan Andre dan Insi
23 SIUA 23 Bertemu Teman Kuliah
24 SIUA 24 Cinta atau Obsesi?
25 SIUA 25 Belum Hamil Juga?
26 SIUA 26 Rahasia Masa Lalu
27 SIUA 27 Rumah Makan
28 SIUA 28 Membasmi Calon Ulat Bulu
29 SIUA 29 Kejar Setoran
30 SIUA 30 Permintaan Maaf
31 SIUA 31 Pulang Terlambat
32 SIUA 32 Hadiah Spesial
33 SIUA 33 Rumah Sakit
34 SIUA 34 Kecewa
35 SIUA 35 Menenangkan Diri
36 SIUA 36 Salah Paham
37 SIUA 37 Rencana
38 SIUA 38 Maaf
39 SIUA 39 Jika Harus Memilih
40 SIUA 40 Teman Lama
41 SIUA 41 Ayah Kandung Faisal?
42 SIUA 42 Hanya mirip ?
43 SIUA 43 Hak Asuh Anak
44 SIUA 44 Menjadi Yang Kedua
45 SIUA 45 Kedatangan David
46 SIUA 46 Menolak Memanggil Ayah
47 SIUA 47 Bertemu Orang Tua David
48 SIUA 48 Sampai Bertemu di Pengadilan
49 SIUA 49 Kerjasama
50 SIUA 50 Menyusun Rencana
51 SIUA 51 Gagalnya Rencana Dewi
52 Promo Novel : Pemilik Hati
53 SIUA 52 Menikmati Waktu
54 SIUA 53 Berbeda
55 SIUA 54 Batu Pijakan
56 SIUA 55 Insiden
57 SIUA 56 Curiga
58 SIUA 57 Pulang Ke Rumah
59 SIUA 58 Hukuman
60 SIUA 59 Ingin Menghancurkannya
61 SIUA 60 Tidak Mudah Memaafkan
62 SIUA 61 Menunda Rencana
63 SIUA 62 Insecure Pasca Melahirkan
64 SIUA 63 Dewi Akhirnya Tahu
65 Naik Level ( Bukan Up)
66 SIUA 64 Bantuan Untuk Dewi
67 SIUA 65 Pernikahan
68 SIUA 66 S2. Daddy Yang Lain
69 SIUA 67 S2 Menebus Kesalahan
70 SIUA 68 S2. Menyambut Tamu
71 SIUA 69 S2. Jimmy yang sama
72 SIUA 70 S2. Pergi
73 SIUA 71 S2. Ragu
74 SIUA 72 S2. Perdebatan
75 SIUA 73 S2. Skak Mat
76 SIUA 74 S2. Aku Mencintaimu
77 SIUA 75 S2. Hamil lagi?
78 SIUA 76 S2. Happy Ending
79 Mohon dukungannya
Episodes

Updated 79 Episodes

1
SIUA 1 Kejutan
2
SIUA 2 Bohong
3
SIUA 3 Keputusan
4
SIUA 4 Berubah
5
SIUA 5 Ulang Tahun Faisal
6
SIUA 6 Potongan Kue
7
SIUA 7 Ibu Kandung Vs Ibu Sambung
8
SIUA 8 Orang Yang Dicintai Rama
9
SIUA 9 Keguguran
10
SIUA 10 Mau Cerai
11
SIUA 11 Rahasia Bunda Dan Faisal
12
SIUA 12 Nasehat
13
SIUA 13 Kepulangan Salma
14
SIUA 14 Meminta Kesempatan
15
SIUA 15 Belajar Untuk Percaya
16
SIUA 16 Usaha Rama
17
SIUA 17 Calon Kakak Ipar
18
SIUA 18 Pillow talk
19
SIUA 19 Interview
20
SIUA 20 Ulat Bulu
21
SIUA 21 Hanya Teman
22
SIUA 22 Pernikahan Andre dan Insi
23
SIUA 23 Bertemu Teman Kuliah
24
SIUA 24 Cinta atau Obsesi?
25
SIUA 25 Belum Hamil Juga?
26
SIUA 26 Rahasia Masa Lalu
27
SIUA 27 Rumah Makan
28
SIUA 28 Membasmi Calon Ulat Bulu
29
SIUA 29 Kejar Setoran
30
SIUA 30 Permintaan Maaf
31
SIUA 31 Pulang Terlambat
32
SIUA 32 Hadiah Spesial
33
SIUA 33 Rumah Sakit
34
SIUA 34 Kecewa
35
SIUA 35 Menenangkan Diri
36
SIUA 36 Salah Paham
37
SIUA 37 Rencana
38
SIUA 38 Maaf
39
SIUA 39 Jika Harus Memilih
40
SIUA 40 Teman Lama
41
SIUA 41 Ayah Kandung Faisal?
42
SIUA 42 Hanya mirip ?
43
SIUA 43 Hak Asuh Anak
44
SIUA 44 Menjadi Yang Kedua
45
SIUA 45 Kedatangan David
46
SIUA 46 Menolak Memanggil Ayah
47
SIUA 47 Bertemu Orang Tua David
48
SIUA 48 Sampai Bertemu di Pengadilan
49
SIUA 49 Kerjasama
50
SIUA 50 Menyusun Rencana
51
SIUA 51 Gagalnya Rencana Dewi
52
Promo Novel : Pemilik Hati
53
SIUA 52 Menikmati Waktu
54
SIUA 53 Berbeda
55
SIUA 54 Batu Pijakan
56
SIUA 55 Insiden
57
SIUA 56 Curiga
58
SIUA 57 Pulang Ke Rumah
59
SIUA 58 Hukuman
60
SIUA 59 Ingin Menghancurkannya
61
SIUA 60 Tidak Mudah Memaafkan
62
SIUA 61 Menunda Rencana
63
SIUA 62 Insecure Pasca Melahirkan
64
SIUA 63 Dewi Akhirnya Tahu
65
Naik Level ( Bukan Up)
66
SIUA 64 Bantuan Untuk Dewi
67
SIUA 65 Pernikahan
68
SIUA 66 S2. Daddy Yang Lain
69
SIUA 67 S2 Menebus Kesalahan
70
SIUA 68 S2. Menyambut Tamu
71
SIUA 69 S2. Jimmy yang sama
72
SIUA 70 S2. Pergi
73
SIUA 71 S2. Ragu
74
SIUA 72 S2. Perdebatan
75
SIUA 73 S2. Skak Mat
76
SIUA 74 S2. Aku Mencintaimu
77
SIUA 75 S2. Hamil lagi?
78
SIUA 76 S2. Happy Ending
79
Mohon dukungannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!