SIUA 15 Belajar Untuk Percaya

Sebatas Ibu Untuk Anakmu (15)

Rama hanya mengepalkan tangannya. Ia merasa marah karena Dewi masih mengusik rumah tangganya dan berusaha memprovokasi Salma.

Akhirnya, semua pesan Rama hapus juga nomor Dewi ia blokir. Mencegah lebih baik sebelum terjadi apa-apa.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

" Mas tidak pergi bekerja?," tanya Salma bingung saat melihat sang suami malah memakai baju santai.

" Aku sudah tidak bekerja di sana. Aku sudah keluar." jawab Rama sambil memangku Salma dan mendudukkannya di atas kursi roda.

" Apa karena aku? Mas di keluarkan karena tidak bekerja dan malah menemaniku di rumah sakit?,"

Salma memang penasaran karena melihat suaminya selalu ada di rumah sakit. Mendengar kata tidak bekerja membuat Salma khawatir semua terjadi karena dirinya.

" Apa kamu akan meninggalkanku karena tidak lagi bekerja di sana? Perusahaan besar dimana semua berharap bisa bekerja disana?," Rama malah bertanya. Rama ingin tahu jawaban sang istri.

" Aku bukan mantan istrimu. Jangan samakan aku dengannya." Salma tidak suka mendengar suaminya berkata seolah-olah dia hanya memandang harta dan jabatan suaminya.

" Bagiku. Selama mas mau berusaha mencari nafkah untuk kami, aku akan tetap di sampingmu." tambahnya.

Rama tersenyum. Salma memang berbeda. Ia kemudian berjongkok di depan sang istri dan menggenggam kedua tangan Salma.

" Aku tidak di keluarkan. Tapi, aku memang sudah berencana keluar untuk memulai bisnis baru." Jelasnya.

" Bisnis baru?,"

" Hmm. Aku dan Andre akan membuka rumah makan. Kami sudah mulai membangun bangunannya. Bahkan hampir selesai."

" Itu juga yang membuatku sibuk akhir-akhir ini." jelasnya.

" Aku pikir Mas pergi menghabiskan waktu dengan Dewi."

Salma memang berpikir bahwa suaminya sibuk menemui Dewi di belakangnya. Apalagi ia yang mendengar sendiri apa yang di katakan suaminya di ruang kerjanya bahwa ia masih mencintai mantan istrinya itu.

Belum lagi, dia yang memergoki suaminya dengan Dewi di restoran yang sama. Namun, suaminya malah berbohong dengan mengatakan sedang di kantor temannya.

" Maaf. Aku akui beberapa kali pernah menemui Dewi di belakangmu. Tapi, selebihnya aku memang sibuk dengan restoran ini. Aku berencana untuk segera menyelesaikannya."

" Berjanjilah untuk selalu berkata jujur padaku. Bahkan jika ternyata Mas mulai menemukan wanita lain yang bisa membuat mas lebih nyaman dari aku. Jangan pernah berpikir untuk selingkuh. Lebih baik lepaskan aku sebelum memulai hubungan yang baru."

Walaupun rasanya sesak, namun lebih baik baginya jika suaminya jujur bahwa ia tidak mencintainya. Daripada ia mengetahui suaminya selingkuh.

Salma tertegun saat Rama justru langsung menariknya ke dalam pelukannya dan membisikkan kata-kata maaf berulang kali.

Rama teringat obrolan seorang pekerja yang tidak sengaja ia dengar di lokasi pembangunan restorannya. Di saat para pekerja lainnya sibuk membicarakan perempuan yang di tugaskan untuk mengirimkan makanan kepada mereka saat jam makan siang.

" Jika engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu. Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal seperti yang dimiliki oleh wanita itu.(HR. Tirmidzi)."

" Semua wanita punya kekurangan termasuk istrimu. Bedanya, saat ini kamu sudah tahu kekurangan istrimu, namun kamu belum tahu kekurangan wanita lain. Sehingga kadang wanita lain tampak lebih baik daripada istrimu. Saat ini istrimu menerimamu dengan segala kekuranganmu. Sedangkan wanita lain belum tentu." tambahnya lagi saat mengingatkan temannya yang selalu membandingkan istrinya dengan wanita itu.

Rama merasa tertampar mendengarnya. Bagaimana bisa ia mencintai mantan istrinya dibanding dengan istrinya sendiri. Sudah jelas Dewi pergi karena tidak bisa menerima kekurangannya. Namun, tidak dengan istrinya.

Bahkan, jika boleh membandingkan Salma jauh lebih baik daripada mantan istrinya itu.

Rama mengecup berkali-kali wajah sang istri. " Aku minta maaf. Aku salah karena tidak jujur. Mulai sekarang, aku akan jujur tentang apapun. Aku juga minta kamu untuk mengatakan apa yang mengganjal di dalam hatimu. Jangan memendamnya sendiri."

Salma mengangguk. Ia pun mengakui ia selalu memendam apa-apa seorang diri. Hingga sibuk dengan prasangka yang ternyata sebatas prasangka.

Mereka pun keluar dari kamar setelah memastikan tampilan mereka tidak akan menjadi bahan pertanyaan sang putra.

" Ayah, hari ini aku mau di antar Om Zayden ya?," Faisal langsung meminta persetujuan sang ayah saat mereka baru sampai dieja makan.

" Apa tidak merepotkan, kak?," tanya Rama tak enak hati merepotkan kakak iparnya.

" Aku tidak merasa di repot kan. Ical kan keponakanku." Jawaban Zayden membuat Rama merasa bersyukur. Tidak hanyA Salma, Zayden pun bisa menerima sang putra yang notabene tidak memiliki hubungan darah dengan mereka.

Tidak hanya Rama, Bu Marisa pun tersenyum bahagia karena Faisal di terima dengan baik.

" Baiklah."

" Hore!! Terimakasih Ayah." Faisal bersorak gembira.

" Hari ini jadi meninjau pembangunan restoran?," tanya Bu Marisa pada sang putra.

" Insya Allah, Ma. Aku titip Salma. Tadinya aku ingin mengajaknya. Tapi, aku rasa Salma pasti masih ingin menghabiskan waktu dengan Kak Zay."

Salma tersenyum. Ia senang suaminya bisa memahami yang di inginkannya.

" Ya, lebih baik Salma memang di rumah saja."

Mereka pun menyelesaikan sarapan pagi mereka.

" Ini ponselmu,Say... Maksudku Salma." Rama meralat ucapannya yang hampir mengatakan kata sayang. Walaupun sebenarnya dia memang sangat menyayangi istrinya itu.

Salma diam. Ia tahu apa yang akan di ucapkan suaminya. Namun, ia merasa masih ragu untuk membiarkan suaminya memanggilnya dengan sebutan sayang lagi.

" Terimakasih. Aku pikir ponselnya rusak karena jatuh." Salma mengamati ponselnya yang tampak baik-baik saja.

" Sebenarnya saat pertama kali aku menemukannya, ponselnya mati dan layarnya rusak. Namun aku sudah memperbaikinya ke tukang servis."

Salma mengangguk. " Terimakasih."

Rama hanya tersenyum. " Jika Dewi mengirim apapun yang bisa membuat hubungan kita renggang, tanyakan dulu kebenarannya padaku. Jangan di telan mentah-mentah." Pesan Rama.

Nomor ponsel Dewi memang sudah ia blokir. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa dia akan mengirimkan apapun yang bisa merusak hubungannya dengan sang istri melalui nomor baru.

" Aku mohon percayalah padaku."

Salma mengangguk. Hubungan tanpa adanya rasa percaya pun hanya akan sia-sia. Lagipula ia sudah bersedia memberikan kesempatan pada sang suami.

" Terimakasih."

Keduanya lalu beranjak ke teras. Salma mengantarkan suaminya ke depan.

" Ma, aku titip Salam ya," Rama pamit pada sang ibu.

" Iya. Kamu tenang saja." Rama mencium punggung tangan Bu Marisa.

" Aku pergi dulu. Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku ya." pintanya

Salma mengangguk lalu mencium tangan suaminya dengan takzim. Rama pun melabuhkan kecupan di kepala sang istri yang membuat wajah istrinya memerah.

" Assalamu'alaikum."

" wa'alaikumussalam."

Rama pergi . Sementara Faisal dan Zayden telah pergi lebih dahulu karena khawatir akan terlambat jika berangkat bersama.

Salma pun masih berdiam saat mobil Rama mulai melaju meninggalkan rumah yang jadi tempat tinggal keduanya sejak menikah.

Ting

Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Salma dari nomor baru.

TBC

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

sayang ya masih memberi kesempatan oada suam8 munafik

2024-04-27

0

sherly

sherly

bener banget tu Salma...

2024-03-08

1

SaYu

SaYu

gimana mau percaya jelas2 kamu berbohong didepan mata....laki2 egois

2024-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 SIUA 1 Kejutan
2 SIUA 2 Bohong
3 SIUA 3 Keputusan
4 SIUA 4 Berubah
5 SIUA 5 Ulang Tahun Faisal
6 SIUA 6 Potongan Kue
7 SIUA 7 Ibu Kandung Vs Ibu Sambung
8 SIUA 8 Orang Yang Dicintai Rama
9 SIUA 9 Keguguran
10 SIUA 10 Mau Cerai
11 SIUA 11 Rahasia Bunda Dan Faisal
12 SIUA 12 Nasehat
13 SIUA 13 Kepulangan Salma
14 SIUA 14 Meminta Kesempatan
15 SIUA 15 Belajar Untuk Percaya
16 SIUA 16 Usaha Rama
17 SIUA 17 Calon Kakak Ipar
18 SIUA 18 Pillow talk
19 SIUA 19 Interview
20 SIUA 20 Ulat Bulu
21 SIUA 21 Hanya Teman
22 SIUA 22 Pernikahan Andre dan Insi
23 SIUA 23 Bertemu Teman Kuliah
24 SIUA 24 Cinta atau Obsesi?
25 SIUA 25 Belum Hamil Juga?
26 SIUA 26 Rahasia Masa Lalu
27 SIUA 27 Rumah Makan
28 SIUA 28 Membasmi Calon Ulat Bulu
29 SIUA 29 Kejar Setoran
30 SIUA 30 Permintaan Maaf
31 SIUA 31 Pulang Terlambat
32 SIUA 32 Hadiah Spesial
33 SIUA 33 Rumah Sakit
34 SIUA 34 Kecewa
35 SIUA 35 Menenangkan Diri
36 SIUA 36 Salah Paham
37 SIUA 37 Rencana
38 SIUA 38 Maaf
39 SIUA 39 Jika Harus Memilih
40 SIUA 40 Teman Lama
41 SIUA 41 Ayah Kandung Faisal?
42 SIUA 42 Hanya mirip ?
43 SIUA 43 Hak Asuh Anak
44 SIUA 44 Menjadi Yang Kedua
45 SIUA 45 Kedatangan David
46 SIUA 46 Menolak Memanggil Ayah
47 SIUA 47 Bertemu Orang Tua David
48 SIUA 48 Sampai Bertemu di Pengadilan
49 SIUA 49 Kerjasama
50 SIUA 50 Menyusun Rencana
51 SIUA 51 Gagalnya Rencana Dewi
52 Promo Novel : Pemilik Hati
53 SIUA 52 Menikmati Waktu
54 SIUA 53 Berbeda
55 SIUA 54 Batu Pijakan
56 SIUA 55 Insiden
57 SIUA 56 Curiga
58 SIUA 57 Pulang Ke Rumah
59 SIUA 58 Hukuman
60 SIUA 59 Ingin Menghancurkannya
61 SIUA 60 Tidak Mudah Memaafkan
62 SIUA 61 Menunda Rencana
63 SIUA 62 Insecure Pasca Melahirkan
64 SIUA 63 Dewi Akhirnya Tahu
65 Naik Level ( Bukan Up)
66 SIUA 64 Bantuan Untuk Dewi
67 SIUA 65 Pernikahan
68 SIUA 66 S2. Daddy Yang Lain
69 SIUA 67 S2 Menebus Kesalahan
70 SIUA 68 S2. Menyambut Tamu
71 SIUA 69 S2. Jimmy yang sama
72 SIUA 70 S2. Pergi
73 SIUA 71 S2. Ragu
74 SIUA 72 S2. Perdebatan
75 SIUA 73 S2. Skak Mat
76 SIUA 74 S2. Aku Mencintaimu
77 SIUA 75 S2. Hamil lagi?
78 SIUA 76 S2. Happy Ending
79 Mohon dukungannya
Episodes

Updated 79 Episodes

1
SIUA 1 Kejutan
2
SIUA 2 Bohong
3
SIUA 3 Keputusan
4
SIUA 4 Berubah
5
SIUA 5 Ulang Tahun Faisal
6
SIUA 6 Potongan Kue
7
SIUA 7 Ibu Kandung Vs Ibu Sambung
8
SIUA 8 Orang Yang Dicintai Rama
9
SIUA 9 Keguguran
10
SIUA 10 Mau Cerai
11
SIUA 11 Rahasia Bunda Dan Faisal
12
SIUA 12 Nasehat
13
SIUA 13 Kepulangan Salma
14
SIUA 14 Meminta Kesempatan
15
SIUA 15 Belajar Untuk Percaya
16
SIUA 16 Usaha Rama
17
SIUA 17 Calon Kakak Ipar
18
SIUA 18 Pillow talk
19
SIUA 19 Interview
20
SIUA 20 Ulat Bulu
21
SIUA 21 Hanya Teman
22
SIUA 22 Pernikahan Andre dan Insi
23
SIUA 23 Bertemu Teman Kuliah
24
SIUA 24 Cinta atau Obsesi?
25
SIUA 25 Belum Hamil Juga?
26
SIUA 26 Rahasia Masa Lalu
27
SIUA 27 Rumah Makan
28
SIUA 28 Membasmi Calon Ulat Bulu
29
SIUA 29 Kejar Setoran
30
SIUA 30 Permintaan Maaf
31
SIUA 31 Pulang Terlambat
32
SIUA 32 Hadiah Spesial
33
SIUA 33 Rumah Sakit
34
SIUA 34 Kecewa
35
SIUA 35 Menenangkan Diri
36
SIUA 36 Salah Paham
37
SIUA 37 Rencana
38
SIUA 38 Maaf
39
SIUA 39 Jika Harus Memilih
40
SIUA 40 Teman Lama
41
SIUA 41 Ayah Kandung Faisal?
42
SIUA 42 Hanya mirip ?
43
SIUA 43 Hak Asuh Anak
44
SIUA 44 Menjadi Yang Kedua
45
SIUA 45 Kedatangan David
46
SIUA 46 Menolak Memanggil Ayah
47
SIUA 47 Bertemu Orang Tua David
48
SIUA 48 Sampai Bertemu di Pengadilan
49
SIUA 49 Kerjasama
50
SIUA 50 Menyusun Rencana
51
SIUA 51 Gagalnya Rencana Dewi
52
Promo Novel : Pemilik Hati
53
SIUA 52 Menikmati Waktu
54
SIUA 53 Berbeda
55
SIUA 54 Batu Pijakan
56
SIUA 55 Insiden
57
SIUA 56 Curiga
58
SIUA 57 Pulang Ke Rumah
59
SIUA 58 Hukuman
60
SIUA 59 Ingin Menghancurkannya
61
SIUA 60 Tidak Mudah Memaafkan
62
SIUA 61 Menunda Rencana
63
SIUA 62 Insecure Pasca Melahirkan
64
SIUA 63 Dewi Akhirnya Tahu
65
Naik Level ( Bukan Up)
66
SIUA 64 Bantuan Untuk Dewi
67
SIUA 65 Pernikahan
68
SIUA 66 S2. Daddy Yang Lain
69
SIUA 67 S2 Menebus Kesalahan
70
SIUA 68 S2. Menyambut Tamu
71
SIUA 69 S2. Jimmy yang sama
72
SIUA 70 S2. Pergi
73
SIUA 71 S2. Ragu
74
SIUA 72 S2. Perdebatan
75
SIUA 73 S2. Skak Mat
76
SIUA 74 S2. Aku Mencintaimu
77
SIUA 75 S2. Hamil lagi?
78
SIUA 76 S2. Happy Ending
79
Mohon dukungannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!