SIUA 11 Rahasia Bunda Dan Faisal

Sebatas Ibu Untuk Anakmu (11)

"Terimakasih dok" Rama mengangguk-anggukkan kepalanya.

Rama menatap Salma. Tidak ia sangka Salma telah mengetahui semuanya.

Ceklek

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

" Rama, bagaimana kondisi Salma?," Bu Marisa yang melihat kondisi Salma sangat memprihatikan sangat sedih.

Ia tadi mengantarkan Faisal dulu ke sekolah sebelum akhirnya bertolak ke rumah sakit. Walaupun ada drama dulu karena Faisal tidak mau sekolah apalagi saat tahu Salma tidak mengajar.

Rama menghela nafas. " Lehernya cedera, kaki kanannya juga retak sehingga untuk beberapa waktu ke depan, dia tidak bisa berjalan. Yanga paling mengejutkan adalah Salma keguguran.."

" Keguguran? Maksud kamu?,"

Rama mengangguk." Salma hamil dan keguguran." lirihnya.

" Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un" Bu Marisa menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

" Aku merasa gagal sebagai suami, Ma. Aku bahkan tidak menyadari kehamilan Salma."

Bu Marisa mengusap pundak sang anak yang tampak bergetar. " Salma pasti terkejut karena tahu hamil bahkan di saat yang sama ia harus kehilangan calon buah hatinya."

" Salma sudah tahu dia hamil, Ma. Tapi, dia tidak memberitahuku."

" Kenapa?,"

Rama menggelengkan kepalanya. Ia sendiri tidak tahu.

" Bahkan ia yang tahu kehamilannya lemah, sudah berpikir untuk berpisah denganku. Dia ingin cerai dariku."

" Apa maksudmu? Cerai?," Bu Marisa terkejut. Ada masalah apa sebenarnya sampai Salma meminta cerai. Bukankah hubungan keduanya baik-baik saja.

Rama pun akhirnya menceritakan apa yang Salma katakan sebelum akhirnya harus di berikan suntikan penenang.

Bu Marisa sangat kecewa pada anaknya. Kini ia tahu kenapa Salma meminta cerai.

" Lalu, apa keputusanmu? Apa kamu akan memenuhi keinginnya?,"

Rama menggeleng. " Aku tidak ingin bercerai dengan Salma, Ma,"

" Karena Ical?,"

" Bukan hanya karena Ical. Aku juga tidak ingin kehilangan Salma. Aku baru sadar aku sudah mencintainya. Entah sejak kapan. Saat aku melihat Salma tidak sadarkan diri dengan bersimbah darah, saat itu pula aku merasakan takut yang luar biasa. Aku takut kehilangannya. Aku tidak sanggup, Ma." Tangis Rama pecah. Ia tidak peduli di anggap cengeng. Namun, ia benar-benar takut kehilangan istrinya.

...******...

"Ayah, Bunda sakit apa?," Faisal yang bejalan di samping ayahnya penasaran. Apalagi tadi ia sedikit mendengar bahwa Bundanya itu izin tidak mengajar.

Rama mendudukkan Faisal di kursi mobil lalu memasangkan sabuk pengaman.

"Bunda jatuh dari tangga. Leher dan kaki bunda sakit, jadi tidak bisa berjalan untuk sementara waktu."

" Apa adik bayi juga sakit?" tanya Faisal khawatir. "Ups... " Faisal menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia lupa kalau ini masih rahasia.

Rama mengerutkan keningnya. Apa mungkin Faisal sudah tahu tentang kehamilan bundanya?

" Adik bayi siapa?," tanya Rama penasaran.

Faisal hanya menggeleng. Ia tidak berani membuka mulutnya.

" Sayang, ayo jujur sama ayah."

Faisal diam ia bingung. Ia takut ayahnya marah jika ia tidak jujur. Tapi, ia takut bundanya yang marah jika ia berkata jujur.

" Faisal Ramadhan." Panggil Rama dengan penuh penekanan.

Walaupun tidak ada teriakan, Faisal tahu kini ia tidak punya pilihan.

" Tapi, ayah harus bantu Ical kalau Bunda marah." pintanya dengan wajah tertunduk.

" Kenapa bunda harus marah?," tanya Rama

" Karena ini rahasia Bunda dan Ical."

" Rahasia?,"

Faisal mengangguk-anggukan kepalanya.

Rama diam sesaat. Feeling-nya mengatakan ini berhubungan dengan kehamilan istrinya.

Rama tersenyum. " Kalau bunda marah, nanti Ayah bantu bujuk ya." ucapnya membuat Faisal mengangguk. " Jadi, adik bayi siapa?," Rama mengulang pertanyaannya.

" Adik bayi Ical yang ada di perut Bunda." jawabnya jujur tanpa khawatir lagi.

" Ical tahu kalau di perut Bunda ada adik bayi?,"

" Tahu. Bunda yang bilang waktu Ical ulang tahun. Katanya hadiah ulang tahun Ical." jawabnya lagi.

Rama diam ia ingat momen ulang tahun Faisal dimana ia bilang sudah dapat hadiah dari bundanya. Namun, saat di tanya hadiahnya apa oleh Bu Aisyah, ia jawab rahasia.

" Kenapa bunda bilang ini rahasia Ical dan Bunda. Kenapa tidak kasih tahu ayah?,"

" Bunda bilang, adiknya lagi sembunyi. Adiknya lagi main petak umpet."

" Petak umpet?,"

Faisal mengangguk. " Adik bayi nunggu ayah bisa menemukannya."

Rama menghela nafas. Ia belum mendapatkan informasi tentang alasan Salma menyembunyikan kehamilannya.

Namun, itu artinya Salma sudah tahu cukup lama tentang kehamilannya. Jadi, pasti ada alasan untuk ia tidak mau memberitahukan kehamilannya itu.

Merekapun meninggalkan sekolah dan menuju rumah sakit.

...******...

Di rumah sakit, Salma sudah kembali sadar. Ia tidak histeris lagi. Namun, ia lebih banyak diam. Tatapannya kosong. Ia merasa sangat terpukul atas keguguran yang ia alami.

" Sayang, makan dulu ya." Bujuk Bu Marisa entah yang keberapa kali.

" Aku belum lapar, Ma." jawab Salma tanpa melihat ke arah ibu mertuanya.

Bu Marisa diam tidak lagi berkata-kata. Ia bisa melihat Salma yang sangat sedih.

Bu Marisa meletakkan piringnya diatas nakas kemudian duduk di kursi yang ada di samping ranjang.

" Salma harus ikhlas. Ini sudah takdir dari Allah. Insya Allah nanti akan ada gantinya. Berdoa dan ikhtiar lagi." Bu Marisa menggenggam tangan Salma yang bebas dari selang infus.

" Salma minta maaf. Tapi, Salma tidak akan bisa memberi cucu untuk Mama." jawabnya sambil melihat ke arah mertuanya.

" Apa kandungan kamu bermasalah karena keguguran itu?," Bu Marisa erasa khawatir. Rama tidak mengatakan apapun tentang kondisi rahim Salma pasca keguguran.

" Bukan itu. Tapi, Salma sama Mas Rama mau pisah. Mama bisa dapat cucu dari menantu mama yang baru nanti." jawabnya sendu.

Tidak pernah ada kata cerai di benak Salma sebelumnya. Ia justru ingin. merasakan ijab kabul sekali saja seumur hidup. Tapi, apa daya. Ia juga tidak ingin hidup selamanya dengan orang yang belum move on dari masa lalunya.

" Bicarakan dulu dengan Rama. Sejujurnya, mama ingin ini pernikahan yang terakhir bagi Rama. Tidak hanya Ical. Mama juga senang karena kamu yang jadi menantu Mama."

" Mas Rama masih cinta sama Dewi, Ma.Doa bahkan menemui Dewi di belakangku." Salma teringat pertemuannya yang tidak sengaja di restoran saat itu. Itu sangat menyesakkan dadanya.

" Mama tidak bermaksud membela Rama. Mama tahu ini juga salahnya. Namun, Mama harap kamu pikirkan lagi dan bicarakan baik-baik dengan kepala dingin ya." Senyum mertuanya membuat Salma tenang. Ia juga tidak ingin berpisah dengan Bu Marisa. Ia senang memiliki mertua yang baik seperti Bu Marisa.

" Oh ya, Rama tadi bilang kalau Zayden tadi menelpon saat kamu tidur. Ia minta di telpon balik saat kamu sudah bangun. Mau telpon Zayden sekarang?," tanya Bu Marisa mengubah topik pembicaraan.

Salma tersenyum. Ia juga rindu dengan Zayden. Sudah lama ia tidak bertemu. Semenjak ia di pindahkan ke luar kota oleh perusahaannya.

" Tapi, ponsel Salma tidak ada, Ma."

" Pakai ponsel Mama saja "

Bu Marisa melakukan video call kepada Zayden saat itu juga.

TBC

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sedihnya

2024-04-23

0

Dewa Dewi

Dewa Dewi

Ical anak pinter 👍👍

2024-01-24

2

Bismillah sukses💫

Bismillah sukses💫

Zayden siapa

2023-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 SIUA 1 Kejutan
2 SIUA 2 Bohong
3 SIUA 3 Keputusan
4 SIUA 4 Berubah
5 SIUA 5 Ulang Tahun Faisal
6 SIUA 6 Potongan Kue
7 SIUA 7 Ibu Kandung Vs Ibu Sambung
8 SIUA 8 Orang Yang Dicintai Rama
9 SIUA 9 Keguguran
10 SIUA 10 Mau Cerai
11 SIUA 11 Rahasia Bunda Dan Faisal
12 SIUA 12 Nasehat
13 SIUA 13 Kepulangan Salma
14 SIUA 14 Meminta Kesempatan
15 SIUA 15 Belajar Untuk Percaya
16 SIUA 16 Usaha Rama
17 SIUA 17 Calon Kakak Ipar
18 SIUA 18 Pillow talk
19 SIUA 19 Interview
20 SIUA 20 Ulat Bulu
21 SIUA 21 Hanya Teman
22 SIUA 22 Pernikahan Andre dan Insi
23 SIUA 23 Bertemu Teman Kuliah
24 SIUA 24 Cinta atau Obsesi?
25 SIUA 25 Belum Hamil Juga?
26 SIUA 26 Rahasia Masa Lalu
27 SIUA 27 Rumah Makan
28 SIUA 28 Membasmi Calon Ulat Bulu
29 SIUA 29 Kejar Setoran
30 SIUA 30 Permintaan Maaf
31 SIUA 31 Pulang Terlambat
32 SIUA 32 Hadiah Spesial
33 SIUA 33 Rumah Sakit
34 SIUA 34 Kecewa
35 SIUA 35 Menenangkan Diri
36 SIUA 36 Salah Paham
37 SIUA 37 Rencana
38 SIUA 38 Maaf
39 SIUA 39 Jika Harus Memilih
40 SIUA 40 Teman Lama
41 SIUA 41 Ayah Kandung Faisal?
42 SIUA 42 Hanya mirip ?
43 SIUA 43 Hak Asuh Anak
44 SIUA 44 Menjadi Yang Kedua
45 SIUA 45 Kedatangan David
46 SIUA 46 Menolak Memanggil Ayah
47 SIUA 47 Bertemu Orang Tua David
48 SIUA 48 Sampai Bertemu di Pengadilan
49 SIUA 49 Kerjasama
50 SIUA 50 Menyusun Rencana
51 SIUA 51 Gagalnya Rencana Dewi
52 Promo Novel : Pemilik Hati
53 SIUA 52 Menikmati Waktu
54 SIUA 53 Berbeda
55 SIUA 54 Batu Pijakan
56 SIUA 55 Insiden
57 SIUA 56 Curiga
58 SIUA 57 Pulang Ke Rumah
59 SIUA 58 Hukuman
60 SIUA 59 Ingin Menghancurkannya
61 SIUA 60 Tidak Mudah Memaafkan
62 SIUA 61 Menunda Rencana
63 SIUA 62 Insecure Pasca Melahirkan
64 SIUA 63 Dewi Akhirnya Tahu
65 Naik Level ( Bukan Up)
66 SIUA 64 Bantuan Untuk Dewi
67 SIUA 65 Pernikahan
68 SIUA 66 S2. Daddy Yang Lain
69 SIUA 67 S2 Menebus Kesalahan
70 SIUA 68 S2. Menyambut Tamu
71 SIUA 69 S2. Jimmy yang sama
72 SIUA 70 S2. Pergi
73 SIUA 71 S2. Ragu
74 SIUA 72 S2. Perdebatan
75 SIUA 73 S2. Skak Mat
76 SIUA 74 S2. Aku Mencintaimu
77 SIUA 75 S2. Hamil lagi?
78 SIUA 76 S2. Happy Ending
79 Mohon dukungannya
Episodes

Updated 79 Episodes

1
SIUA 1 Kejutan
2
SIUA 2 Bohong
3
SIUA 3 Keputusan
4
SIUA 4 Berubah
5
SIUA 5 Ulang Tahun Faisal
6
SIUA 6 Potongan Kue
7
SIUA 7 Ibu Kandung Vs Ibu Sambung
8
SIUA 8 Orang Yang Dicintai Rama
9
SIUA 9 Keguguran
10
SIUA 10 Mau Cerai
11
SIUA 11 Rahasia Bunda Dan Faisal
12
SIUA 12 Nasehat
13
SIUA 13 Kepulangan Salma
14
SIUA 14 Meminta Kesempatan
15
SIUA 15 Belajar Untuk Percaya
16
SIUA 16 Usaha Rama
17
SIUA 17 Calon Kakak Ipar
18
SIUA 18 Pillow talk
19
SIUA 19 Interview
20
SIUA 20 Ulat Bulu
21
SIUA 21 Hanya Teman
22
SIUA 22 Pernikahan Andre dan Insi
23
SIUA 23 Bertemu Teman Kuliah
24
SIUA 24 Cinta atau Obsesi?
25
SIUA 25 Belum Hamil Juga?
26
SIUA 26 Rahasia Masa Lalu
27
SIUA 27 Rumah Makan
28
SIUA 28 Membasmi Calon Ulat Bulu
29
SIUA 29 Kejar Setoran
30
SIUA 30 Permintaan Maaf
31
SIUA 31 Pulang Terlambat
32
SIUA 32 Hadiah Spesial
33
SIUA 33 Rumah Sakit
34
SIUA 34 Kecewa
35
SIUA 35 Menenangkan Diri
36
SIUA 36 Salah Paham
37
SIUA 37 Rencana
38
SIUA 38 Maaf
39
SIUA 39 Jika Harus Memilih
40
SIUA 40 Teman Lama
41
SIUA 41 Ayah Kandung Faisal?
42
SIUA 42 Hanya mirip ?
43
SIUA 43 Hak Asuh Anak
44
SIUA 44 Menjadi Yang Kedua
45
SIUA 45 Kedatangan David
46
SIUA 46 Menolak Memanggil Ayah
47
SIUA 47 Bertemu Orang Tua David
48
SIUA 48 Sampai Bertemu di Pengadilan
49
SIUA 49 Kerjasama
50
SIUA 50 Menyusun Rencana
51
SIUA 51 Gagalnya Rencana Dewi
52
Promo Novel : Pemilik Hati
53
SIUA 52 Menikmati Waktu
54
SIUA 53 Berbeda
55
SIUA 54 Batu Pijakan
56
SIUA 55 Insiden
57
SIUA 56 Curiga
58
SIUA 57 Pulang Ke Rumah
59
SIUA 58 Hukuman
60
SIUA 59 Ingin Menghancurkannya
61
SIUA 60 Tidak Mudah Memaafkan
62
SIUA 61 Menunda Rencana
63
SIUA 62 Insecure Pasca Melahirkan
64
SIUA 63 Dewi Akhirnya Tahu
65
Naik Level ( Bukan Up)
66
SIUA 64 Bantuan Untuk Dewi
67
SIUA 65 Pernikahan
68
SIUA 66 S2. Daddy Yang Lain
69
SIUA 67 S2 Menebus Kesalahan
70
SIUA 68 S2. Menyambut Tamu
71
SIUA 69 S2. Jimmy yang sama
72
SIUA 70 S2. Pergi
73
SIUA 71 S2. Ragu
74
SIUA 72 S2. Perdebatan
75
SIUA 73 S2. Skak Mat
76
SIUA 74 S2. Aku Mencintaimu
77
SIUA 75 S2. Hamil lagi?
78
SIUA 76 S2. Happy Ending
79
Mohon dukungannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!