Bab 20. Menikahlah Dengan Pram

“Kai, kalau kamu menyayangi Daddy, tolong me ...." Pak Riadi belum sempat menyelesaikan kalimatnya.

“Maaf, Dad. Aku terlambat.” Terdengar suara berat dari arah pintu ruang kerja yang terbuka.

Sontak pandangan Kailla dan Pak Riadi beralih ke arah si pemilik suara. Pram masih dengan setelan kantornya, berjalan masuk tanpa diundang dan duduk tepat di samping Kailla.

“Sejak kapan Om ikut-ikutan memanggil Daddy?” tanya Kailla menatap tajam sambil memiringkan wajahnya, melihat Pram lebih dekat.

“Mulai hari ini, Kai,” jawab Pram tersenyum genit, sedikit menggoda sang calon istri yang sejak tadi menatapnya tanpa berkedip.

Tiba-tiba Kailla memukul kencang lengan Pram yang duduk di sebelahnya.” Aku serius, Om.”

“Aduh, Kai! Belum juga dimulai, kamu sudah melakukan percobaan KDRT,” ujar Pram sambil menggosok lengannya yang dipukul. Sebenarnya pukulan Kailla tidak terlalu sakit, tetapi Pram menyukai wajah kesal Kailla yang menggemaskan.

Deg--

Kailla teringat kembali ucapan Daddy sebelum Pram masuk tadi. Apa jangan-jangan ini ada hubungannya dengan Pram yang memanggil Daddy sama sepertinya.

“Ya, pasti ini yang mau disampaikan Daddy sejak tadi.”

Kailla segera bangun dari duduknya dan memeluk sang daddy yang sedari tadi hanya duduk dengan bibir terkatup, memperhatikannya dan Pram.

“Dad, aku tahu sekarang. Sebenarnya Daddy mau menyampaikan ini, kan? Aku tidak keberatan. Jadi Daddy tidak perlu khawatir. Kenapa sampai harus gugup seperti ini," bisik Kailla di telinga Pak Riadi tetapi masih bisa terdengar oleh Pram.

Pak Riadi dan Pram sontak menatap wajah Kailla untuk melihat keseriusan ucapan gadis dengan rambut tergerai indah itu. Kailla yang ditatap sedemikian rupa oleh kedua orang di hadapannya menjadi bingung sendiri. Netra beningnya memandang dua pria di depannya bergantian.

“Kenapa?” tanya Kailla menaikan dagunya.

“Kamu serius tidak keberatan, Kai?” tanya Pak Riadi, memastikan. Ia heran bagaimana putrinya segampang itu menyetujui, padahal Kailla sendiri belum tahu jelas apa yang akan dibicarakannya.

“Aku tahu, ini pasti ada hubungan dengan Om yang memanggil Daddy sama sepertiku, kan?” tanya Kailla, memastikan.

Bibir merah Kailla mengurai senyuman simpul, menggoda Riadi. Dalam hati, Kailla sedang menunggu pujian akan kepintarannya karena sanggup menebak jalan pikiran kedua orang dewasa di hadapannya.

“Ehem ... aku tidak keberatan harus berbagi tempat dengan Om. Lagi pula, selama ini Om banyak membantu kita dan perusahaan, Dad. Tidak masalah untukku kalau Daddy mau membagi sebagian yang menjadi hakku kepada Om. Memiliki seorang kakak setampan Om, aku pikir keren juga.” Kailla menghampiri dan memeluk erat lengan sang daddy. Tampak ia menyandarkan kepalanya dengan manja di pundak Riadi.

“Hahaha." Pram tergelak mendengar ucapan Kailla. Sedangkan Pak Riadi hanya diam, tak sanggup berkata-kata sembari memijat keningnya, menatap Kailla. Sudah dipastikan putrinya salah menangkap arah pembicaraan mereka sejak tadi.

“Daddy bukan memberimu seorang kakak, tetapi memberimu seorang suami, Kai.” Pak Riadi berkata pelan sambil menunduk, tidak berani melihat reaksi Kailla

Deg--

Hening seketika. Tidak ada seorang pun yang berani mengeluarkan suara. Kailla melepaskan dekapan pada lengan Riadi, menatap Pram dan daddy-nya bergantian. Riadi masih tetap menunduk, menautkan jemarinya di atas meja kerja. Sedangkan Pram tetap tenang menatap Kailla dengan senyuman termanisnya.

“Daddy ... serius?” tanya Kailla memecahkan keheningan di ruangan itu. Jari telunjuknya mengarah pada Pram dan dirinya sendiri bergantian. Alisnya terangkat untuk memastikan pendengarannya tidak salah.

Pak Riadi menarik napas panjang sebelum berdiri dan berjalan ke arah putrinya. Direngkuhnya tubuh Kailla dan didekapnya erat. Butuh waktu untuknya menjelaskan agar Kailla bisa menerima semua ini. Ia tahu tidak mudah untuk Kailla, karena sebenarnya ini juga tidak mudah untuknya. Menikahkan putri yang baru berusia dua puluh tahun dengan pria yang berusia dua kali lipat lebih tua.

“Ya, Kai. Daddy serius. Kalau kamu menyayangi Daddy, menikahlah dengan Pram. Daddy akan tenang kalau kamu dan Pram bersama. Kamu tahu ... Daddy sudah tua dan tidak sanggup mengurus perusahaan lagi,” jelas Pak Riadi sambil mengelus rambut putrinya.

“Pram, bisa tinggalkan kami berdua,” pinta Pak Riadi.

“Baik Dad.” Pram menjawab singkat dan segera keluar dari ruang kerja ayah mertuanya.

Pak Riadi mengajak Kailla duduk di sisinya, kedua tangannya menangkup wajah Kailla dan memaksa sang putri untuk menatapnya.

“Dengarkan, Kai. Daddy hanya memilikimu. Di sisa umur ini, Daddy hanya ingin memastikan kalau putri cantik ini benar-benar kutitipkan pada orang yang tepat. Pria yang bisa bertanggung jawab dan menjamin kebahagiaanmu. Kamu ingin melihat Daddy bahagia, kan?”

Kailla hanya sanggup mengangguk. Matanya mengembun, menatap wajah keriput Riadi. Diperhatikannya rona sedih dan terluka Riadi, sebelum akhirnya tubuh renta itu dipeluknya dengan erat.

“Aku tidak mau apa-apa, Dad. Aku cuma mau hidup berdua dengan Daddy ... seperti ini saja. Aku tidak mau menikah dengan siapapun,” ucap Kailla, memelas.

“Dengar, Kai. Kamu harus menikah. Yang kita jalani selama ini bukan keluarga yang seharusnya. Daddy tidak menikah lagi hanya untuk memastikan kamu mendapatkan kasih sayang seutuhnya dari Daddy. Tapi, seharusnya keluarga itu tidak seperti yang kita jalani saat ini,” jelas Riadi pelan mengusap bulir air mata yang jatuh di pipi putrinya.

“Aku tidak mau, Dad," rengek Kailla masih berusaha menolak. “Aku tidak mau menikah dengan Om!” lanjutnya lagi menegaskan.

“Kai, kamu tetap harus menikah. Daddy sudah tua, tidak kuat lagi menjagamu. Daddy tidak mungkin menitipkanmu dan perusahaan kepada orang lain, selain Pram. Kalau kamu menikah dengan Pram, Daddy bisa tenang menikmati masa tua Daddy.”

Hening.

Kailla mematung menatap wajah sendu Daddy yang penuh harap padanya. Tampak Kailla menghela napas. Jujur saja, ia belum bisa menerima keputusan Riadi.

“Tapi kenapa harus Om? Tidak ada pilihan lain lagi, kah?” Kailla bertanya pelan. Padahal tadi daddynya sudah menjabarkan alasan kenapa harus menikah dengan Pram, tetapi hati kecilnya masih belum bisa menerima semua ini.

“Kai ... Daddy mohon.”

Kailla tersentak. Wajah memohon Daddy menghunjam pertahanan dirinya.

“Kalau ... aku ... menikah dengan Om, apa Daddy akan bahagia?” tanya Kailla memastikan. Pak Riadi tersenyum dan mengangguk. Matanya berkaca-kaca memandang putrinya. Ia tahu, pertahanan Kailla sebentar lagi runtuh. Ia mengenal putrinya ini dengan baik.

Kailla menyusup ke dalam pelukan Riadi, memeluk erat tubuh daddynya itu sambil berkata, “Kalau Daddy bahagia, aku setuju menikah dengan Om.” Air mata Kailla mengalir deras setelah mengucapkan kalimat persetujuannya. Jiwanya hampa seketika, tubuhnya melemas. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya ke depan.

Pak Riadi hanya menjawab dengan anggukan tanpa suara. Di saat itu, Kailla tahu kalau Daddy benar- benar menginginkannya menikah dengan Pram.

“Daddy ingin kamu bahagia, Kai. Kebahagiaanmu itu ada di tangan Pram. Menikahlah dengannya, bangun keluarga bersamanya. Kalian sama-sama terlahir dari keluarga yang tidak sempurna, berjuanglah bersamanya untuk membangun keluarga yang sempurna untuk anak-anak kalian nanti. Daddy menyayangimu, Kai,” ucap Pak Riadi sambil mengecup kening Kailla.

Kailla hanya bisa menangis menerima permintaan daddynya. Ia sangat menyayangi Daddy. Apapun itu, ia pasti akan mengabulkannya. Ia ingin Daddy bahagia.

***

Tampak Kailla berdiri di depan jendela kamar, menatap pemandangan ikan koi yang saling berebutan makanan. Jendela yang terbuka lebar, membuat tirai putih yang tergantung indah di kamar itu pun melambai-lambai indah. Kailla menghela napas panjang, menikmati setiap tiupan angin yang menerpa wajahnya. Rasanya sungguh menenangkan.

Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana, menikmati semilir angin senja yang menghanyutkan. Meniup pucuk akasia di halaman belakang rumah. Ia baru tersadar dari lamunannya, saat merasakan dua tangan menyusup melewati pinggang rampingnya. Kemudian mengunci tubuhnya dengan posesif.

“Kenapa berdiri di sini?”

***

Terima kasih.

Love you all.

Terpopuler

Comments

Siti Sarfiah

Siti Sarfiah

kalau kailla nikah sama pram hidupnya akan terjamin bahagia

2022-10-28

0

Nur Lizza

Nur Lizza

lanjut thor

2022-09-16

0

Anie Jung

Anie Jung

Demi sang daddy apapun di lakukan ya Kai.

2022-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pengenalan Tokoh.
2 Bab 2. Tragedi Telur Ceplok.
3 Bab 3. Masa Kecil Kailla.
4 Bab 4. Marsha and The Bear
5 Bab 5. Gara Gara Om
6 Bab 6. Hei Gadis Kecil! Om Minta Maaf
7 Bab 7. Menunggu Memanggil Daddy
8 Bab 8. Tolong Nikahi Kailla
9 Bab 9. Om Memata - Matai Ku!
10 Bab 10. Jaga Jarak 5 Meter!
11 Bab 11. Ambil Semua Isi Dompet Om
12 Bab 12. Dion Satrio
13 Bab 13. Masa Lalu Om
14 Bab 14. Kenangan Masa Lalu Om
15 Bab 15. Merindukan Mama
16 Bab 16. Pesta
17 Bab 17. Terjebak
18 Bab 18. Akan Menikahi Kailla
19 Bab 19. Mengunjungi Mama
20 Bab 20. Menikahlah Dengan Pram
21 Bab 21. Berjanjilah Untuk Mencintaiku
22 Bab 22. Dennis Wijaya
23 Bab 23. Adik Ipar
24 Bab 24. Beraninya Kamu!
25 Bab 25. Anak Daddy atau Anak Om
26 Bab 26. Sungguh Menggemaskan!
27 Bab 27. Debaran yang tidak biasa
28 Bab 28. Melupakan Cincin Pertunangan
29 Bab 29. Kebelet Nikah
30 Bab 30. Expired
31 Bab 31. Pernyataan Cinta Dion
32 Bab 32. Calon Suami Kailla
33 Bab 33. Gadis Itu Milikku
34 Bab 34. Membawa Kailla Bersamaku
35 Bab 35: Aku Melarangmu Memakainya
36 Bab 36 : Kai, Aku mencintaimu
37 Bab 37 : Anita
38 Bab 38 : Penyesalan Pram
39 Bab 39 : Kamu Dimana Sayang
40 Bab 40 : Aku Kehilangan Dia
41 Bab 41 : Anita Mantan Pacarku
42 Bab 42 : Konsultasi ke Dokter SpOG
43 Bab 43 : Rumah Sakit
44 Bab 44 : Anita Hamil
45 Bab 45 : Dad Bangun!
46 Bab 46 : Andi Wijaya
47 Bab 47 : Maafkan Aku Kai
48 Bab 48 : Kailla Ku
49 Bab 49 : Lelaki Bertanggung Jawab
50 Bab 50 : Dipepetin Om
51 Bab 51 : Aku menyayangimu Om!
52 Bab 52 : Aku Menginginkanmu
53 Bab 53 : Kekagetan Bu Ida
54 Bab 54 : Merindukan Mama 2
55 Bab 55 : Tidak Mau Menikah
56 Bab 56 : Cincin Nikah
57 Bab 57 : Pil KB
58 Bab 58 : Sekarang Kamu Istriku!
59 Bab 59 : Ketindihan!
60 Bab 60 : Ke Bandung
61 Bab 61 : Kailla Diculik
62 Bab 62 : Dimana Istriku?
63 Bab 63 : Tunggu Aku Menikahi Om-mu
64 Bab 64 : Anita Menggila
65 Bab 65 : Aku Yang Akan Menceraikannya!
66 Bab 66 : Itu Bukan Anakku
67 Bab 67 : Ketukan Di Pintu
68 Bab 68 : Tidak Mau Ditinggal
69 Bab 69 : Aku Masih Menunggumu
70 Bab 70 : Bersaing Dengan Riadi Dirgantara
71 Bab 71 : Wasiat
72 Bab 72 : Rahasia Daddy
73 Bab 73 : Heels
74 Bab 74 : Sahabat Lama
75 Bab 75 : Jaga Jarak Aman
76 Bab 76 : Berhitung
77 Bab 77: Jangan Marah Lagi
78 Bab 78 : Hanya Teman Kuliah
79 Bab 79: Kita Selesaikan Dulu
80 Bab 80 :Asisten Kesayangan
81 Bab 81 : Rahasia Kailla
82 Bab 82 : Pembalasan Sam
83 Bab 83 : Love You All The Time
84 Bab 84 : Kunti VS Siluman Harimau
85 Bab 85 : Aku Siapamu?
86 Bab 86 : Austria, I’m Coming
87 Bab 87 : Gadis Penerjemah
88 Bab 88 : Diusir Dari Mobil
89 Bab 89 : Kejutan di Pagi Hari
90 Bab 90 : Maafkan Aku
91 Bab 91 : Mogok Makan
92 Bab 92 : Aku Bisa Gila
93 Bab 93 : Terimakasih Sayang
94 Bab 94 : Pelaku Pembakaran Foto Ketua OSIS
95 Bab 95 : Daddy Tidak Pernah Salah
96 Bab 96 : Pasta Dan Steak
97 Bab 97 : Kailla Mulai Berulah Lagi
98 Bab 98 : Di Ruang Rapat
99 Bab 99 : Kabur Sesaat
100 Bab 100 : Mulai Membantah
101 Bab 101 : Hadiah Ketiga Untuk Pram.
102 Bab 102 : Alasan Memanggil Sayang
103 Bab 103 : Pencuri Ponsel
104 Bab 104 : Ketahuan
105 Bab 105 : Isi Hati Pieter
106 Bab 106 : Milik Riadi Dirgantara
107 Bab 107 : Mencari Tau
108 Bab 108 : Membatalkan Kerjasama
109 Bab 109 : Cinta Tidak Butuh Alasan
110 Bab 110 : Membuat Bekal
111 Bab 111 : Cemburu
112 Bab 112 : Cemburu Jilid II
113 Bab 113: Pilihan Sulit
114 Bab 114 : Perang Masih Berlanjut
115 Bab 115 : Akhir Dari Perang
116 Bab 116 : Pengawal Baru
117 Bab 117 : Takdir Putri Riadi Dirgantara
118 Bab 118 : Mengantar Bekal Makan Siang
119 Bab 119 : Semangkok Bakso Panas
120 Bab 120 : Rasa Yang Tidak Bisa Diungkapkan
121 Bab 121 : Berkenalan Dengan Winny
122 Bab 122 : Kailla Tidak Sadarkan Diri
123 Bab 123 : Aku Tidak Mau Kamu Berkelahi
124 Bab 124 : Mengalahkan Riadi
125 Bab 125 : Test pack
126 Bab 126. Mama, aku harus bagaimana?
127 Bab 127 : Menjadi Lebih Manja Dan Sensitif
128 Bab 128 : Pram Meradang
129 Bab 129 : Mencoba Kabur
130 Bab 130 : Pisah Ranjang
131 Bab 131 : Kailla Sakit
132 Bab 132. Penyesalan Dan Janji Pram
133 Bab 133 : Membuat Perhitungan.
134 Bab 134 : Merindukan Pram
135 Bab 135 :Aku Sedang Bermimpi
136 Bab 136 : Kekagetan Bu Ida Jilid II
137 Bab 137 : Berburu Semangkok Bakso
138 Bab 138 : Mulai Mengajari Kailla
139 Bab 139 : Lupa Jalan Pulang
140 Bab 140 : Tamu Di Pagi Hari
141 Bab 141 : Aku Tidak Mencintainya
142 Bab 142 : Aku Yang Akan Menendangnya
143 Bab 143 : Kejutan
144 Bab 144 : Non Kailla, I’m Coming
145 Bab 145 : Tidak Mau Ketiduran Di Pesawat
146 Bab 146 : Membuat Masalah
147 Bag 147 : Aku Mau Pulang
148 148 : Cireng Untuk Pram
149 Bab 149 : Pesan Misterius
150 Bab 150 : Anakmu Merindukan Daddynya
151 Bab 151: Aku Mencintai Kalian
152 Bab 152 : Nasi Uduk Bebek Goreng
153 Bab 153 : Main Petak Umpet Sampai Tua
154 Bab 154 : Lapis Legit
155 Bab 155 : Aku Lembur
156 Bab 156 : Dimana Suamiku
157 Bab 157 : Aku Mencintai Suamiku Reynaldi Pratama
158 Bab 158 : Cukup Punya Satu Anak Saja
159 Bab 159 : Pesan Misterius Kembali
160 Bab 160 : Sarapan Buatan Kailla
161 Bab 161 : Visual
162 Bab 162 : Berkunjung Ke Rumah Winny
163 Bab 163 : Kepiting Saos Padang
164 Bab 164 : Sam vs Pram
165 Bab 165 : Kembali Ke Jakarta
166 Bab 166 : Rumah Baru Di Pinggir Laut
167 Bab 167 : Teman Baik Pram
168 Bab 168. Tidak Ada Pengulangan Cerita
169 Bab 169 : Sedikit Rahasia Daddy
170 Bab 170 : Menantu Tidak Tahu Diri
171 Bab 171 : Berkunjung Ke Makam Mama
172 Bab 172 : Alarm Pengganggu
173 Bab 173 : Nasi Campur Gagal Total
174 Bab 174 : Tolong Bantu Aku Sayang
175 Bab 175 : Ikut Rapat
176 Bab 176 : Main Bola Lagi Yuk!
177 Bab 177 : Mencari Tahu
178 Bab 178 : Carikan Tiket Untukku!
179 “Bab 179 : Aku Tidak Pergi Sekarang
180 Bab 180 : Tanda Kemerahan
181 Bab 181 : Sam, Tunggu Aku Di Sini!
182 Bab 182 : Macan Tua & Macan Betina
183 Bab 183 : I Love You
184 Bab 184 : Susul Aku ke Bali
185 Bab 185 : Kamu Putraku!
186 Bab 186 : Bali
187 Bab 187 : Salah Membawa Pakaian
188 Bab 188. Mengerjai Pram
189 Bab 189. Kelakuan Sam dan Kailla
190 Bab 190. Niat Terselubung Kinar
191 Bab 191. Jangan Terlalu Mencintaiku
192 Bab 192. Seperti Nonton Piala Dunia
193 Bab 193. Rujak Buah Membawa Petaka
194 Bab 194. Dua Orang Yang Membenci Kailla
195 Bab 195. Kemarahan Pram
196 Bab 196. Perlawanan Kailla
197 Bab 197. I’m Ok! I’m Fine!
198 Bab 198. Masa Lalu Riadi
199 Bab 199. Pulang Ke Rumah
200 Bab 200. Daddy Ikhlas
201 Bab 201. The End
202 Pengumuman
203 Masih ada yang menunggu di sinikah?
204 Pengumuman
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Bab 1. Pengenalan Tokoh.
2
Bab 2. Tragedi Telur Ceplok.
3
Bab 3. Masa Kecil Kailla.
4
Bab 4. Marsha and The Bear
5
Bab 5. Gara Gara Om
6
Bab 6. Hei Gadis Kecil! Om Minta Maaf
7
Bab 7. Menunggu Memanggil Daddy
8
Bab 8. Tolong Nikahi Kailla
9
Bab 9. Om Memata - Matai Ku!
10
Bab 10. Jaga Jarak 5 Meter!
11
Bab 11. Ambil Semua Isi Dompet Om
12
Bab 12. Dion Satrio
13
Bab 13. Masa Lalu Om
14
Bab 14. Kenangan Masa Lalu Om
15
Bab 15. Merindukan Mama
16
Bab 16. Pesta
17
Bab 17. Terjebak
18
Bab 18. Akan Menikahi Kailla
19
Bab 19. Mengunjungi Mama
20
Bab 20. Menikahlah Dengan Pram
21
Bab 21. Berjanjilah Untuk Mencintaiku
22
Bab 22. Dennis Wijaya
23
Bab 23. Adik Ipar
24
Bab 24. Beraninya Kamu!
25
Bab 25. Anak Daddy atau Anak Om
26
Bab 26. Sungguh Menggemaskan!
27
Bab 27. Debaran yang tidak biasa
28
Bab 28. Melupakan Cincin Pertunangan
29
Bab 29. Kebelet Nikah
30
Bab 30. Expired
31
Bab 31. Pernyataan Cinta Dion
32
Bab 32. Calon Suami Kailla
33
Bab 33. Gadis Itu Milikku
34
Bab 34. Membawa Kailla Bersamaku
35
Bab 35: Aku Melarangmu Memakainya
36
Bab 36 : Kai, Aku mencintaimu
37
Bab 37 : Anita
38
Bab 38 : Penyesalan Pram
39
Bab 39 : Kamu Dimana Sayang
40
Bab 40 : Aku Kehilangan Dia
41
Bab 41 : Anita Mantan Pacarku
42
Bab 42 : Konsultasi ke Dokter SpOG
43
Bab 43 : Rumah Sakit
44
Bab 44 : Anita Hamil
45
Bab 45 : Dad Bangun!
46
Bab 46 : Andi Wijaya
47
Bab 47 : Maafkan Aku Kai
48
Bab 48 : Kailla Ku
49
Bab 49 : Lelaki Bertanggung Jawab
50
Bab 50 : Dipepetin Om
51
Bab 51 : Aku menyayangimu Om!
52
Bab 52 : Aku Menginginkanmu
53
Bab 53 : Kekagetan Bu Ida
54
Bab 54 : Merindukan Mama 2
55
Bab 55 : Tidak Mau Menikah
56
Bab 56 : Cincin Nikah
57
Bab 57 : Pil KB
58
Bab 58 : Sekarang Kamu Istriku!
59
Bab 59 : Ketindihan!
60
Bab 60 : Ke Bandung
61
Bab 61 : Kailla Diculik
62
Bab 62 : Dimana Istriku?
63
Bab 63 : Tunggu Aku Menikahi Om-mu
64
Bab 64 : Anita Menggila
65
Bab 65 : Aku Yang Akan Menceraikannya!
66
Bab 66 : Itu Bukan Anakku
67
Bab 67 : Ketukan Di Pintu
68
Bab 68 : Tidak Mau Ditinggal
69
Bab 69 : Aku Masih Menunggumu
70
Bab 70 : Bersaing Dengan Riadi Dirgantara
71
Bab 71 : Wasiat
72
Bab 72 : Rahasia Daddy
73
Bab 73 : Heels
74
Bab 74 : Sahabat Lama
75
Bab 75 : Jaga Jarak Aman
76
Bab 76 : Berhitung
77
Bab 77: Jangan Marah Lagi
78
Bab 78 : Hanya Teman Kuliah
79
Bab 79: Kita Selesaikan Dulu
80
Bab 80 :Asisten Kesayangan
81
Bab 81 : Rahasia Kailla
82
Bab 82 : Pembalasan Sam
83
Bab 83 : Love You All The Time
84
Bab 84 : Kunti VS Siluman Harimau
85
Bab 85 : Aku Siapamu?
86
Bab 86 : Austria, I’m Coming
87
Bab 87 : Gadis Penerjemah
88
Bab 88 : Diusir Dari Mobil
89
Bab 89 : Kejutan di Pagi Hari
90
Bab 90 : Maafkan Aku
91
Bab 91 : Mogok Makan
92
Bab 92 : Aku Bisa Gila
93
Bab 93 : Terimakasih Sayang
94
Bab 94 : Pelaku Pembakaran Foto Ketua OSIS
95
Bab 95 : Daddy Tidak Pernah Salah
96
Bab 96 : Pasta Dan Steak
97
Bab 97 : Kailla Mulai Berulah Lagi
98
Bab 98 : Di Ruang Rapat
99
Bab 99 : Kabur Sesaat
100
Bab 100 : Mulai Membantah
101
Bab 101 : Hadiah Ketiga Untuk Pram.
102
Bab 102 : Alasan Memanggil Sayang
103
Bab 103 : Pencuri Ponsel
104
Bab 104 : Ketahuan
105
Bab 105 : Isi Hati Pieter
106
Bab 106 : Milik Riadi Dirgantara
107
Bab 107 : Mencari Tau
108
Bab 108 : Membatalkan Kerjasama
109
Bab 109 : Cinta Tidak Butuh Alasan
110
Bab 110 : Membuat Bekal
111
Bab 111 : Cemburu
112
Bab 112 : Cemburu Jilid II
113
Bab 113: Pilihan Sulit
114
Bab 114 : Perang Masih Berlanjut
115
Bab 115 : Akhir Dari Perang
116
Bab 116 : Pengawal Baru
117
Bab 117 : Takdir Putri Riadi Dirgantara
118
Bab 118 : Mengantar Bekal Makan Siang
119
Bab 119 : Semangkok Bakso Panas
120
Bab 120 : Rasa Yang Tidak Bisa Diungkapkan
121
Bab 121 : Berkenalan Dengan Winny
122
Bab 122 : Kailla Tidak Sadarkan Diri
123
Bab 123 : Aku Tidak Mau Kamu Berkelahi
124
Bab 124 : Mengalahkan Riadi
125
Bab 125 : Test pack
126
Bab 126. Mama, aku harus bagaimana?
127
Bab 127 : Menjadi Lebih Manja Dan Sensitif
128
Bab 128 : Pram Meradang
129
Bab 129 : Mencoba Kabur
130
Bab 130 : Pisah Ranjang
131
Bab 131 : Kailla Sakit
132
Bab 132. Penyesalan Dan Janji Pram
133
Bab 133 : Membuat Perhitungan.
134
Bab 134 : Merindukan Pram
135
Bab 135 :Aku Sedang Bermimpi
136
Bab 136 : Kekagetan Bu Ida Jilid II
137
Bab 137 : Berburu Semangkok Bakso
138
Bab 138 : Mulai Mengajari Kailla
139
Bab 139 : Lupa Jalan Pulang
140
Bab 140 : Tamu Di Pagi Hari
141
Bab 141 : Aku Tidak Mencintainya
142
Bab 142 : Aku Yang Akan Menendangnya
143
Bab 143 : Kejutan
144
Bab 144 : Non Kailla, I’m Coming
145
Bab 145 : Tidak Mau Ketiduran Di Pesawat
146
Bab 146 : Membuat Masalah
147
Bag 147 : Aku Mau Pulang
148
148 : Cireng Untuk Pram
149
Bab 149 : Pesan Misterius
150
Bab 150 : Anakmu Merindukan Daddynya
151
Bab 151: Aku Mencintai Kalian
152
Bab 152 : Nasi Uduk Bebek Goreng
153
Bab 153 : Main Petak Umpet Sampai Tua
154
Bab 154 : Lapis Legit
155
Bab 155 : Aku Lembur
156
Bab 156 : Dimana Suamiku
157
Bab 157 : Aku Mencintai Suamiku Reynaldi Pratama
158
Bab 158 : Cukup Punya Satu Anak Saja
159
Bab 159 : Pesan Misterius Kembali
160
Bab 160 : Sarapan Buatan Kailla
161
Bab 161 : Visual
162
Bab 162 : Berkunjung Ke Rumah Winny
163
Bab 163 : Kepiting Saos Padang
164
Bab 164 : Sam vs Pram
165
Bab 165 : Kembali Ke Jakarta
166
Bab 166 : Rumah Baru Di Pinggir Laut
167
Bab 167 : Teman Baik Pram
168
Bab 168. Tidak Ada Pengulangan Cerita
169
Bab 169 : Sedikit Rahasia Daddy
170
Bab 170 : Menantu Tidak Tahu Diri
171
Bab 171 : Berkunjung Ke Makam Mama
172
Bab 172 : Alarm Pengganggu
173
Bab 173 : Nasi Campur Gagal Total
174
Bab 174 : Tolong Bantu Aku Sayang
175
Bab 175 : Ikut Rapat
176
Bab 176 : Main Bola Lagi Yuk!
177
Bab 177 : Mencari Tahu
178
Bab 178 : Carikan Tiket Untukku!
179
“Bab 179 : Aku Tidak Pergi Sekarang
180
Bab 180 : Tanda Kemerahan
181
Bab 181 : Sam, Tunggu Aku Di Sini!
182
Bab 182 : Macan Tua & Macan Betina
183
Bab 183 : I Love You
184
Bab 184 : Susul Aku ke Bali
185
Bab 185 : Kamu Putraku!
186
Bab 186 : Bali
187
Bab 187 : Salah Membawa Pakaian
188
Bab 188. Mengerjai Pram
189
Bab 189. Kelakuan Sam dan Kailla
190
Bab 190. Niat Terselubung Kinar
191
Bab 191. Jangan Terlalu Mencintaiku
192
Bab 192. Seperti Nonton Piala Dunia
193
Bab 193. Rujak Buah Membawa Petaka
194
Bab 194. Dua Orang Yang Membenci Kailla
195
Bab 195. Kemarahan Pram
196
Bab 196. Perlawanan Kailla
197
Bab 197. I’m Ok! I’m Fine!
198
Bab 198. Masa Lalu Riadi
199
Bab 199. Pulang Ke Rumah
200
Bab 200. Daddy Ikhlas
201
Bab 201. The End
202
Pengumuman
203
Masih ada yang menunggu di sinikah?
204
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!