Bab 18. Akan Menikahi Kailla

Di dalam mobil Pram terlihat sibuk menghubungi David untuk mengurusi kerja sama dengan perusahaan Anita. Setelah urusannya dengan David selesai, ia mencoba memejamkan matanya sejenak. Entahlah, kemunculan Anita menguras pikiran sehingga ia mengabaikan Kailla. Dua hari ini, ia tidak menghubungi Kailla sama sekali. Bagaimana kabar anak manja itu? Apakah Kailla membuat masalah lagi? Ada banyak pertanyaan di benaknya. Beberapa hari ini pikirannya terpecah, sehingga otaknya tidak sempat sama sekali memikirkan calon istrinya itu.

“ Ah, aku merindukan gadis kecil itu.”

Senyum Pram tersungging begitu mengingat Kailla. Rasanya baru kemarin, saat dokter menunjukkan bayi merah yang baru lahir ke hadapannya. Hanya ia seorang, satu-satunya yang menyambut kedatangan Kailla ke dunia saat itu. Mama Kailla dinyatakan meninggal dunia beberapa saat setelah Kailla dilahirkan, sedangkan Pak Riadi sendiri sedang berada di luar negeri untuk mengurusi bisnisnya. Ia masih mengingat jelas betapa canggungnya ketika suster meletakkan bayi Kailla yang masih merah dengan kulit keriput itu ke dalam gendongannya untuk pertama kali.

“Aku benar-benar menjaga jodohku sejak dia lahir. Tidak pernah terpikir sedikitpun bayi itu pada akhirnya akan menjadi istriku.”

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 siang, saat mobil Pram masuk ke halaman rumah Riadi Dirgantara. Pram berencana menemui Pak Riadi untuk membicarakan mengenai hubungannya dengan Kailla. Sepanjang perjalanan dari Bandung menuju ibu kota, Pram sudah memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk melindungi Kailla.

Kemunculan Anita saat ini benar-benar membuatnya khawatir. Ia takut Kailla yang akan menjadi korban dari kisah cintanya dengan Anita. Apa lagi masalah ini ada sangkut-pautnya dengan Pak Riadi. Anita semakin memiliki alasan kuat untuk menyakiti gadis manja itu.

“Bu Sari, Bapak ada?” tanya Pram begitu masuk ke dalam rumah. Kebetulan asisten rumah tangga itu sedang berada di ruang tamu saat Pram masuk.

“Ada, Pak. Bapak ada di ruang kerja,” sahut Bu Sari. Bergegas Pram menuju ke ruang kerja Pak Riadi tanpa bertanya lebih jauh lagi.

Bunyi ketukan lembut di pintu saat punggung tangan Pram membentur pintu kayu berwarna cokelat tua. “Presdir, ini aku Pram,” panggilnya di sela ketukan.

“Masuk!” Samar-samar terdengar suara pria tua mempersilakan.

“Selamat Siang, Presdir,” sapa Pram ketika melangkahkan kaki ke ruang kerja Riadi. Tampak pria di penghujung enam puluh tahun itu sedang duduk di kursi kebesarannya. Di hadapannya ada tumpukan berkas-berkas yang harus ditanda tangani.

“Oh, kamu Pram. Silakan duduk,” ujar Pak Riadi mempersilakan tamunya duduk di seberang meja. Terlihat Pak Riadi melepas kacamata sembari memijat pangkal hidungnya, kemudian menyandarkan tubuh di sandaran kursi.

“Bagaimana, Pram? Proyek di Bandung sudah tidak ada masalah?” tanyanya membuka pembicaraan

“Sudah beres, Presdir.” Pram menjawab singkat sambil mencoba bersikap tenang sebelum menyampaikan keinginannya.

Sebenarnya ada keraguan, walaupun ia yakin keputusannya kali ini pasti akan membuat laki-laki tua di hadapannya tersenyum bahagia. Mereka sama-sama tahu, seberapa besar keinginan Riadi melihat Pram menikahi Kailla secepatnya, bahkan, sejak dua tahun yang lalu Riadi selalu mendesak.

“Baiklah. Kamu bisa kembali ke kantor kalau begitu. Akan ada perayaan ulang tahun perusahaan minggu depan. Tolong kamu urus, Pram,” ucap Pak Riadi.

Pram mengangguk, “Presdir, ada yang mau aku sampaikan.” Pram tampak ragu, berusaha menghela napas untuk menenangkan diri.

Pak Riadi langsung memandang ke arah Pram, membenarkan posisi duduknya.

"Tidak biasanya! Sepertinya ada masalah serius yang ingin dibicarakan Pram.” Pria tua itu membatin.

“Baiklah. Ada masalah apa, Pram?” tanya Pak Riadi.

“Aku akan menikahi Kailla dalam waktu dekat,” ucap Pram dengan mantap. Seketika membuat Pak Riadi terheran-heran. Aneh saja menurutnya. Biasanya ia memaksa Pram untuk buru-buru menikah, anak di hadapannya ini akan bergeming dan mengulur dengan berbagai alasan. Namun, kali ini Pram tiba-tiba datang dengan kemantapan hati mengatakan ingin menikahi Kailla secepatnya.

Pak Riadi yang tadinya serius mendengarkan Pram sontak tertawa, berusaha memastikan ucapan Pram tidak salah.

“Kenapa?” tanya Pak Riadi singkat.

Pram menggeleng. “Tidak ada alasan. Hanya saja aku berpikir dengan menikahinya, aku lebih leluasa untuk menjaganya.”

“Kamu yakin hanya itu?” tanya Pak Riadi lagi memastikan. Ada secuil curiga menyempil di antara gemuruh bahagianya.

Pram terlihat mengangguk. Ia tidak mungkin mengatakan dengan terus terang kalau Anita sekarang muncul lagi di kehidupan mereka. Pasti hal itu akan membuat beban pikiran calon mertuanya semakin bertambah.

“Baiklah. Di perayaan ulang tahun perusahaan nanti, aku akan mengumumkan pertunanganmu dengan Kailla, sekaligus pengangkatanmu sebagai Presdir yang baru,” jelas Pak Riadi.

“Mengenai pernikahan, kita bicarakan lagi setelah perayaan ulang tahun perusahaan. Aku akan mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan hal ini pada Kailla,” lanjut Pak Riadi lagi.

“Ada lagi?” tanyanya pada Pram.

“Setelah ini, aku akan menjemput Kailla di kampus dan membawanya ke makam mamanya. Aku ingin meminta restu Ibu Rania,” ucap Pram.

Pak Riadi tersenyum, berdiri dari duduknya dan menghampiri Pram.

“Kemarilah!” ucapnya sambil merangkul Pram.

“Akhirnya kamu benar-benar akan menjadi putraku. Mulai sekarang panggil aku Daddy, seperti Kailla memanggilku,” ucap Pak Riadi sambil menepuk punggung Pram. Ia benar-benar bahagia saat ini, sebentar lagi harapannya akan segera tercapai. Mata terpejam itu, terlihat mengirim doa dalam hati.

“Aku berharap aku tidak salah memilihmu. Aku harap aku tidak salah menitipkan putriku padamu, Pram.”

“Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu. Aku harus menjemput Kailla sekarang,” pamit Pram.

***

Pram menghentikan laju mobilnya, tak jauh dari gerbang kampus dan memilih menunggu Kailla sambil bersandar di pintu mobil. Dengan kacamata hitam dan setelan casual, Pram tampak semakin tampan dan gagah. Siapapun pasti tidak akan menyangka kalau lelaki tampan itu sudah memasuki usia kepala empat.

Kehadiran Pram siang itu di depan gerbang kampus mampu mencuri perhatian para mahasiswi yang sejak tadi mencuri-curi pandang setiap melewatinya, bahkan tidak sedikit yang berusaha menebar pesona. Namun, Pram seolah tidak terpengaruh dan memilih memainkan ponselnya untuk mengisi waktu.

“Siang, Pak,” sapa Sam yang baru saja kembali dari makan siang di warung depan kampus. Begitu kembali ke mobil, tidak sengaja ia melihat Pram yang sedang berdiri di samping mobil. Menyimpan tanya di dalam hati, asisten itu mengernyit heran. Tidak biasanya Pram menjemput Kailla mendadak seperti ini. Biasanya pria matang itu akan memberitahunya terlebih dulu.

“Oh ya, Sam. Aku lupa mengabarimu. Siang ini Kailla akan pulang bersamaku. Kamu bisa kembali ke rumah Pak Riadi,” jelas Pram.

“Baik, Pak.” Sam menjawab singkat, dalam hatinya sudah bersorak-sorai. Setidaknya ia bisa beristirahat dari meladeni kenakalan putri majikan yang kadang membuatnya susah sendiri.

***

Tak lama, yang ditunggu pun muncul. Terlihat Kailla yang mengedarkan pandangan, mencari keberadaan Sam. Biasanya asisten merangkap sopir itu akan menunggunya di gerbang kampus. Terkadang sambil berbincang dengan penjaga keamanan atau menggoda mahasiswi yang sedang lewat. Namun, sejak tadi Kailla tidak menemukan bayangan Sam sama sekali.

Mendengus kesal, Kailla mengeluarkan ponselnya dari dalam tas sling yang tergantung membelah dada.

Deg—

Mata Kailla tak sengaja menangkap keberadaan Pram yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Bibir tertutup rapat berhias cemberut itu sontak membuka lebar dan tersenyum. Segera ia berlari menghampiri Pram.

“Oh my God, kartu kreditku,” ucap Kailla sambil bergelayut di lengan Pram. Didekapnya erat lengan kekar sambil bermanis manja.

Sentilan jemari Pram mendarat di dahi Kailla seperti biasa. Pram tersenyum mendapat sambutan manis dari Kailla.

“Astaga, Om. Baru juga bertemu, sudah dapat sentilan maut.” Kailla berkata sambil memijat keningnya yang memerah karena ulah Pram. Cemberut itu datang lagi.

“Kamu tidak merindukanku?” tanya Pram sambil tersenyum melihat Kailla yang cemberut.

***

T b c

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Siti Sarfiah

Siti Sarfiah

seorang pram dapat julukan kartu kredit 🤣🤣🤣

2022-10-28

0

Nur Lizza

Nur Lizza

kpn kbongkarny ank pram sm anita

2022-09-16

0

Anie Jung

Anie Jung

Oh my god kartu kredit ku ahh jd ngkakk Kai😆😆😆

2022-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pengenalan Tokoh.
2 Bab 2. Tragedi Telur Ceplok.
3 Bab 3. Masa Kecil Kailla.
4 Bab 4. Marsha and The Bear
5 Bab 5. Gara Gara Om
6 Bab 6. Hei Gadis Kecil! Om Minta Maaf
7 Bab 7. Menunggu Memanggil Daddy
8 Bab 8. Tolong Nikahi Kailla
9 Bab 9. Om Memata - Matai Ku!
10 Bab 10. Jaga Jarak 5 Meter!
11 Bab 11. Ambil Semua Isi Dompet Om
12 Bab 12. Dion Satrio
13 Bab 13. Masa Lalu Om
14 Bab 14. Kenangan Masa Lalu Om
15 Bab 15. Merindukan Mama
16 Bab 16. Pesta
17 Bab 17. Terjebak
18 Bab 18. Akan Menikahi Kailla
19 Bab 19. Mengunjungi Mama
20 Bab 20. Menikahlah Dengan Pram
21 Bab 21. Berjanjilah Untuk Mencintaiku
22 Bab 22. Dennis Wijaya
23 Bab 23. Adik Ipar
24 Bab 24. Beraninya Kamu!
25 Bab 25. Anak Daddy atau Anak Om
26 Bab 26. Sungguh Menggemaskan!
27 Bab 27. Debaran yang tidak biasa
28 Bab 28. Melupakan Cincin Pertunangan
29 Bab 29. Kebelet Nikah
30 Bab 30. Expired
31 Bab 31. Pernyataan Cinta Dion
32 Bab 32. Calon Suami Kailla
33 Bab 33. Gadis Itu Milikku
34 Bab 34. Membawa Kailla Bersamaku
35 Bab 35: Aku Melarangmu Memakainya
36 Bab 36 : Kai, Aku mencintaimu
37 Bab 37 : Anita
38 Bab 38 : Penyesalan Pram
39 Bab 39 : Kamu Dimana Sayang
40 Bab 40 : Aku Kehilangan Dia
41 Bab 41 : Anita Mantan Pacarku
42 Bab 42 : Konsultasi ke Dokter SpOG
43 Bab 43 : Rumah Sakit
44 Bab 44 : Anita Hamil
45 Bab 45 : Dad Bangun!
46 Bab 46 : Andi Wijaya
47 Bab 47 : Maafkan Aku Kai
48 Bab 48 : Kailla Ku
49 Bab 49 : Lelaki Bertanggung Jawab
50 Bab 50 : Dipepetin Om
51 Bab 51 : Aku menyayangimu Om!
52 Bab 52 : Aku Menginginkanmu
53 Bab 53 : Kekagetan Bu Ida
54 Bab 54 : Merindukan Mama 2
55 Bab 55 : Tidak Mau Menikah
56 Bab 56 : Cincin Nikah
57 Bab 57 : Pil KB
58 Bab 58 : Sekarang Kamu Istriku!
59 Bab 59 : Ketindihan!
60 Bab 60 : Ke Bandung
61 Bab 61 : Kailla Diculik
62 Bab 62 : Dimana Istriku?
63 Bab 63 : Tunggu Aku Menikahi Om-mu
64 Bab 64 : Anita Menggila
65 Bab 65 : Aku Yang Akan Menceraikannya!
66 Bab 66 : Itu Bukan Anakku
67 Bab 67 : Ketukan Di Pintu
68 Bab 68 : Tidak Mau Ditinggal
69 Bab 69 : Aku Masih Menunggumu
70 Bab 70 : Bersaing Dengan Riadi Dirgantara
71 Bab 71 : Wasiat
72 Bab 72 : Rahasia Daddy
73 Bab 73 : Heels
74 Bab 74 : Sahabat Lama
75 Bab 75 : Jaga Jarak Aman
76 Bab 76 : Berhitung
77 Bab 77: Jangan Marah Lagi
78 Bab 78 : Hanya Teman Kuliah
79 Bab 79: Kita Selesaikan Dulu
80 Bab 80 :Asisten Kesayangan
81 Bab 81 : Rahasia Kailla
82 Bab 82 : Pembalasan Sam
83 Bab 83 : Love You All The Time
84 Bab 84 : Kunti VS Siluman Harimau
85 Bab 85 : Aku Siapamu?
86 Bab 86 : Austria, I’m Coming
87 Bab 87 : Gadis Penerjemah
88 Bab 88 : Diusir Dari Mobil
89 Bab 89 : Kejutan di Pagi Hari
90 Bab 90 : Maafkan Aku
91 Bab 91 : Mogok Makan
92 Bab 92 : Aku Bisa Gila
93 Bab 93 : Terimakasih Sayang
94 Bab 94 : Pelaku Pembakaran Foto Ketua OSIS
95 Bab 95 : Daddy Tidak Pernah Salah
96 Bab 96 : Pasta Dan Steak
97 Bab 97 : Kailla Mulai Berulah Lagi
98 Bab 98 : Di Ruang Rapat
99 Bab 99 : Kabur Sesaat
100 Bab 100 : Mulai Membantah
101 Bab 101 : Hadiah Ketiga Untuk Pram.
102 Bab 102 : Alasan Memanggil Sayang
103 Bab 103 : Pencuri Ponsel
104 Bab 104 : Ketahuan
105 Bab 105 : Isi Hati Pieter
106 Bab 106 : Milik Riadi Dirgantara
107 Bab 107 : Mencari Tau
108 Bab 108 : Membatalkan Kerjasama
109 Bab 109 : Cinta Tidak Butuh Alasan
110 Bab 110 : Membuat Bekal
111 Bab 111 : Cemburu
112 Bab 112 : Cemburu Jilid II
113 Bab 113: Pilihan Sulit
114 Bab 114 : Perang Masih Berlanjut
115 Bab 115 : Akhir Dari Perang
116 Bab 116 : Pengawal Baru
117 Bab 117 : Takdir Putri Riadi Dirgantara
118 Bab 118 : Mengantar Bekal Makan Siang
119 Bab 119 : Semangkok Bakso Panas
120 Bab 120 : Rasa Yang Tidak Bisa Diungkapkan
121 Bab 121 : Berkenalan Dengan Winny
122 Bab 122 : Kailla Tidak Sadarkan Diri
123 Bab 123 : Aku Tidak Mau Kamu Berkelahi
124 Bab 124 : Mengalahkan Riadi
125 Bab 125 : Test pack
126 Bab 126. Mama, aku harus bagaimana?
127 Bab 127 : Menjadi Lebih Manja Dan Sensitif
128 Bab 128 : Pram Meradang
129 Bab 129 : Mencoba Kabur
130 Bab 130 : Pisah Ranjang
131 Bab 131 : Kailla Sakit
132 Bab 132. Penyesalan Dan Janji Pram
133 Bab 133 : Membuat Perhitungan.
134 Bab 134 : Merindukan Pram
135 Bab 135 :Aku Sedang Bermimpi
136 Bab 136 : Kekagetan Bu Ida Jilid II
137 Bab 137 : Berburu Semangkok Bakso
138 Bab 138 : Mulai Mengajari Kailla
139 Bab 139 : Lupa Jalan Pulang
140 Bab 140 : Tamu Di Pagi Hari
141 Bab 141 : Aku Tidak Mencintainya
142 Bab 142 : Aku Yang Akan Menendangnya
143 Bab 143 : Kejutan
144 Bab 144 : Non Kailla, I’m Coming
145 Bab 145 : Tidak Mau Ketiduran Di Pesawat
146 Bab 146 : Membuat Masalah
147 Bag 147 : Aku Mau Pulang
148 148 : Cireng Untuk Pram
149 Bab 149 : Pesan Misterius
150 Bab 150 : Anakmu Merindukan Daddynya
151 Bab 151: Aku Mencintai Kalian
152 Bab 152 : Nasi Uduk Bebek Goreng
153 Bab 153 : Main Petak Umpet Sampai Tua
154 Bab 154 : Lapis Legit
155 Bab 155 : Aku Lembur
156 Bab 156 : Dimana Suamiku
157 Bab 157 : Aku Mencintai Suamiku Reynaldi Pratama
158 Bab 158 : Cukup Punya Satu Anak Saja
159 Bab 159 : Pesan Misterius Kembali
160 Bab 160 : Sarapan Buatan Kailla
161 Bab 161 : Visual
162 Bab 162 : Berkunjung Ke Rumah Winny
163 Bab 163 : Kepiting Saos Padang
164 Bab 164 : Sam vs Pram
165 Bab 165 : Kembali Ke Jakarta
166 Bab 166 : Rumah Baru Di Pinggir Laut
167 Bab 167 : Teman Baik Pram
168 Bab 168. Tidak Ada Pengulangan Cerita
169 Bab 169 : Sedikit Rahasia Daddy
170 Bab 170 : Menantu Tidak Tahu Diri
171 Bab 171 : Berkunjung Ke Makam Mama
172 Bab 172 : Alarm Pengganggu
173 Bab 173 : Nasi Campur Gagal Total
174 Bab 174 : Tolong Bantu Aku Sayang
175 Bab 175 : Ikut Rapat
176 Bab 176 : Main Bola Lagi Yuk!
177 Bab 177 : Mencari Tahu
178 Bab 178 : Carikan Tiket Untukku!
179 “Bab 179 : Aku Tidak Pergi Sekarang
180 Bab 180 : Tanda Kemerahan
181 Bab 181 : Sam, Tunggu Aku Di Sini!
182 Bab 182 : Macan Tua & Macan Betina
183 Bab 183 : I Love You
184 Bab 184 : Susul Aku ke Bali
185 Bab 185 : Kamu Putraku!
186 Bab 186 : Bali
187 Bab 187 : Salah Membawa Pakaian
188 Bab 188. Mengerjai Pram
189 Bab 189. Kelakuan Sam dan Kailla
190 Bab 190. Niat Terselubung Kinar
191 Bab 191. Jangan Terlalu Mencintaiku
192 Bab 192. Seperti Nonton Piala Dunia
193 Bab 193. Rujak Buah Membawa Petaka
194 Bab 194. Dua Orang Yang Membenci Kailla
195 Bab 195. Kemarahan Pram
196 Bab 196. Perlawanan Kailla
197 Bab 197. I’m Ok! I’m Fine!
198 Bab 198. Masa Lalu Riadi
199 Bab 199. Pulang Ke Rumah
200 Bab 200. Daddy Ikhlas
201 Bab 201. The End
202 Pengumuman
203 Masih ada yang menunggu di sinikah?
204 Pengumuman
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Bab 1. Pengenalan Tokoh.
2
Bab 2. Tragedi Telur Ceplok.
3
Bab 3. Masa Kecil Kailla.
4
Bab 4. Marsha and The Bear
5
Bab 5. Gara Gara Om
6
Bab 6. Hei Gadis Kecil! Om Minta Maaf
7
Bab 7. Menunggu Memanggil Daddy
8
Bab 8. Tolong Nikahi Kailla
9
Bab 9. Om Memata - Matai Ku!
10
Bab 10. Jaga Jarak 5 Meter!
11
Bab 11. Ambil Semua Isi Dompet Om
12
Bab 12. Dion Satrio
13
Bab 13. Masa Lalu Om
14
Bab 14. Kenangan Masa Lalu Om
15
Bab 15. Merindukan Mama
16
Bab 16. Pesta
17
Bab 17. Terjebak
18
Bab 18. Akan Menikahi Kailla
19
Bab 19. Mengunjungi Mama
20
Bab 20. Menikahlah Dengan Pram
21
Bab 21. Berjanjilah Untuk Mencintaiku
22
Bab 22. Dennis Wijaya
23
Bab 23. Adik Ipar
24
Bab 24. Beraninya Kamu!
25
Bab 25. Anak Daddy atau Anak Om
26
Bab 26. Sungguh Menggemaskan!
27
Bab 27. Debaran yang tidak biasa
28
Bab 28. Melupakan Cincin Pertunangan
29
Bab 29. Kebelet Nikah
30
Bab 30. Expired
31
Bab 31. Pernyataan Cinta Dion
32
Bab 32. Calon Suami Kailla
33
Bab 33. Gadis Itu Milikku
34
Bab 34. Membawa Kailla Bersamaku
35
Bab 35: Aku Melarangmu Memakainya
36
Bab 36 : Kai, Aku mencintaimu
37
Bab 37 : Anita
38
Bab 38 : Penyesalan Pram
39
Bab 39 : Kamu Dimana Sayang
40
Bab 40 : Aku Kehilangan Dia
41
Bab 41 : Anita Mantan Pacarku
42
Bab 42 : Konsultasi ke Dokter SpOG
43
Bab 43 : Rumah Sakit
44
Bab 44 : Anita Hamil
45
Bab 45 : Dad Bangun!
46
Bab 46 : Andi Wijaya
47
Bab 47 : Maafkan Aku Kai
48
Bab 48 : Kailla Ku
49
Bab 49 : Lelaki Bertanggung Jawab
50
Bab 50 : Dipepetin Om
51
Bab 51 : Aku menyayangimu Om!
52
Bab 52 : Aku Menginginkanmu
53
Bab 53 : Kekagetan Bu Ida
54
Bab 54 : Merindukan Mama 2
55
Bab 55 : Tidak Mau Menikah
56
Bab 56 : Cincin Nikah
57
Bab 57 : Pil KB
58
Bab 58 : Sekarang Kamu Istriku!
59
Bab 59 : Ketindihan!
60
Bab 60 : Ke Bandung
61
Bab 61 : Kailla Diculik
62
Bab 62 : Dimana Istriku?
63
Bab 63 : Tunggu Aku Menikahi Om-mu
64
Bab 64 : Anita Menggila
65
Bab 65 : Aku Yang Akan Menceraikannya!
66
Bab 66 : Itu Bukan Anakku
67
Bab 67 : Ketukan Di Pintu
68
Bab 68 : Tidak Mau Ditinggal
69
Bab 69 : Aku Masih Menunggumu
70
Bab 70 : Bersaing Dengan Riadi Dirgantara
71
Bab 71 : Wasiat
72
Bab 72 : Rahasia Daddy
73
Bab 73 : Heels
74
Bab 74 : Sahabat Lama
75
Bab 75 : Jaga Jarak Aman
76
Bab 76 : Berhitung
77
Bab 77: Jangan Marah Lagi
78
Bab 78 : Hanya Teman Kuliah
79
Bab 79: Kita Selesaikan Dulu
80
Bab 80 :Asisten Kesayangan
81
Bab 81 : Rahasia Kailla
82
Bab 82 : Pembalasan Sam
83
Bab 83 : Love You All The Time
84
Bab 84 : Kunti VS Siluman Harimau
85
Bab 85 : Aku Siapamu?
86
Bab 86 : Austria, I’m Coming
87
Bab 87 : Gadis Penerjemah
88
Bab 88 : Diusir Dari Mobil
89
Bab 89 : Kejutan di Pagi Hari
90
Bab 90 : Maafkan Aku
91
Bab 91 : Mogok Makan
92
Bab 92 : Aku Bisa Gila
93
Bab 93 : Terimakasih Sayang
94
Bab 94 : Pelaku Pembakaran Foto Ketua OSIS
95
Bab 95 : Daddy Tidak Pernah Salah
96
Bab 96 : Pasta Dan Steak
97
Bab 97 : Kailla Mulai Berulah Lagi
98
Bab 98 : Di Ruang Rapat
99
Bab 99 : Kabur Sesaat
100
Bab 100 : Mulai Membantah
101
Bab 101 : Hadiah Ketiga Untuk Pram.
102
Bab 102 : Alasan Memanggil Sayang
103
Bab 103 : Pencuri Ponsel
104
Bab 104 : Ketahuan
105
Bab 105 : Isi Hati Pieter
106
Bab 106 : Milik Riadi Dirgantara
107
Bab 107 : Mencari Tau
108
Bab 108 : Membatalkan Kerjasama
109
Bab 109 : Cinta Tidak Butuh Alasan
110
Bab 110 : Membuat Bekal
111
Bab 111 : Cemburu
112
Bab 112 : Cemburu Jilid II
113
Bab 113: Pilihan Sulit
114
Bab 114 : Perang Masih Berlanjut
115
Bab 115 : Akhir Dari Perang
116
Bab 116 : Pengawal Baru
117
Bab 117 : Takdir Putri Riadi Dirgantara
118
Bab 118 : Mengantar Bekal Makan Siang
119
Bab 119 : Semangkok Bakso Panas
120
Bab 120 : Rasa Yang Tidak Bisa Diungkapkan
121
Bab 121 : Berkenalan Dengan Winny
122
Bab 122 : Kailla Tidak Sadarkan Diri
123
Bab 123 : Aku Tidak Mau Kamu Berkelahi
124
Bab 124 : Mengalahkan Riadi
125
Bab 125 : Test pack
126
Bab 126. Mama, aku harus bagaimana?
127
Bab 127 : Menjadi Lebih Manja Dan Sensitif
128
Bab 128 : Pram Meradang
129
Bab 129 : Mencoba Kabur
130
Bab 130 : Pisah Ranjang
131
Bab 131 : Kailla Sakit
132
Bab 132. Penyesalan Dan Janji Pram
133
Bab 133 : Membuat Perhitungan.
134
Bab 134 : Merindukan Pram
135
Bab 135 :Aku Sedang Bermimpi
136
Bab 136 : Kekagetan Bu Ida Jilid II
137
Bab 137 : Berburu Semangkok Bakso
138
Bab 138 : Mulai Mengajari Kailla
139
Bab 139 : Lupa Jalan Pulang
140
Bab 140 : Tamu Di Pagi Hari
141
Bab 141 : Aku Tidak Mencintainya
142
Bab 142 : Aku Yang Akan Menendangnya
143
Bab 143 : Kejutan
144
Bab 144 : Non Kailla, I’m Coming
145
Bab 145 : Tidak Mau Ketiduran Di Pesawat
146
Bab 146 : Membuat Masalah
147
Bag 147 : Aku Mau Pulang
148
148 : Cireng Untuk Pram
149
Bab 149 : Pesan Misterius
150
Bab 150 : Anakmu Merindukan Daddynya
151
Bab 151: Aku Mencintai Kalian
152
Bab 152 : Nasi Uduk Bebek Goreng
153
Bab 153 : Main Petak Umpet Sampai Tua
154
Bab 154 : Lapis Legit
155
Bab 155 : Aku Lembur
156
Bab 156 : Dimana Suamiku
157
Bab 157 : Aku Mencintai Suamiku Reynaldi Pratama
158
Bab 158 : Cukup Punya Satu Anak Saja
159
Bab 159 : Pesan Misterius Kembali
160
Bab 160 : Sarapan Buatan Kailla
161
Bab 161 : Visual
162
Bab 162 : Berkunjung Ke Rumah Winny
163
Bab 163 : Kepiting Saos Padang
164
Bab 164 : Sam vs Pram
165
Bab 165 : Kembali Ke Jakarta
166
Bab 166 : Rumah Baru Di Pinggir Laut
167
Bab 167 : Teman Baik Pram
168
Bab 168. Tidak Ada Pengulangan Cerita
169
Bab 169 : Sedikit Rahasia Daddy
170
Bab 170 : Menantu Tidak Tahu Diri
171
Bab 171 : Berkunjung Ke Makam Mama
172
Bab 172 : Alarm Pengganggu
173
Bab 173 : Nasi Campur Gagal Total
174
Bab 174 : Tolong Bantu Aku Sayang
175
Bab 175 : Ikut Rapat
176
Bab 176 : Main Bola Lagi Yuk!
177
Bab 177 : Mencari Tahu
178
Bab 178 : Carikan Tiket Untukku!
179
“Bab 179 : Aku Tidak Pergi Sekarang
180
Bab 180 : Tanda Kemerahan
181
Bab 181 : Sam, Tunggu Aku Di Sini!
182
Bab 182 : Macan Tua & Macan Betina
183
Bab 183 : I Love You
184
Bab 184 : Susul Aku ke Bali
185
Bab 185 : Kamu Putraku!
186
Bab 186 : Bali
187
Bab 187 : Salah Membawa Pakaian
188
Bab 188. Mengerjai Pram
189
Bab 189. Kelakuan Sam dan Kailla
190
Bab 190. Niat Terselubung Kinar
191
Bab 191. Jangan Terlalu Mencintaiku
192
Bab 192. Seperti Nonton Piala Dunia
193
Bab 193. Rujak Buah Membawa Petaka
194
Bab 194. Dua Orang Yang Membenci Kailla
195
Bab 195. Kemarahan Pram
196
Bab 196. Perlawanan Kailla
197
Bab 197. I’m Ok! I’m Fine!
198
Bab 198. Masa Lalu Riadi
199
Bab 199. Pulang Ke Rumah
200
Bab 200. Daddy Ikhlas
201
Bab 201. The End
202
Pengumuman
203
Masih ada yang menunggu di sinikah?
204
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!