Flashback On.
Tampak sepasang kekasih masih berpelukan mesra di atas ranjang setelah pergulatan panas yang baru mereka lakukan. Ya, mereka adalah Pram dan Anita. Anita masih bergelung manja dalam pelukan Pram yang masih sama-sama polos dan hanya tertutup selimut tebal. Pakaian mereka pun masih berserakan di lantai kamar hotel.
“Rey, apa tidak sebaiknya kita menikah saja? Aku merasa berdosa dan bersalah pada keluargaku di kampung.” Anita berkata sambil membenarkan letak selimut yang menutup tubuh polosnya.
“Beri aku waktu, Anita. Aku harus mencari cara untuk memberi tau Pak Riadi mengenai hubungan kita. Beliau sudah kuanggap orang tuaku sendiri,” jelas Pram sambil melepaskan pelukannya dan meraih pakaiannya di lantai.
“Aku takut hamil, Rey. Walaupun sudah menggunakan kontrasepsi, tetap ada rasa waswas. Apalagi sebentar lagi kita akan wisuda, sepertinya tidak masalah kalau kita menikah sekarang,” pinta Anita. Ia masih berusaha merayu Pram. Ia dan Pram sudah berhubungan lumayan lama, sudah saling mengenal dan berbagi banyak hal. Walaupun kedua keluarga belum saling mengenal.
Untuk Anita, ia sudah sering menceritakan tentang Pram pada keluarganya di kampung. Berbeda dengan Pram yang sampai saat ini masih merahasiakannya dari Pak Riadi. Pria itu belum memiliki keberanian lebih untuk itu.
“Kamu mencintaiku kan, Rey?” Anita bertanya sambil mencoba duduk dan bersandar di kepala ranjang.
“Tentu, aku mencintaimu, tetapi kamu tahu sendiri ... aku masih kuliah dan belum bekerja. Bagaimana aku bisa mencukupi kebutuhan kita. Belum lagi orang tuamu pasti berharap kamu bisa sukses dan membantu adikmu,” jelas Pram.
“Kita menikah dan setelah itu kita bisa berjuang bersama- sama, Rey. Aku bisa menjelaskan kepada orang tuaku. Aku takut, kalau kita terus seperti ini. Apa yang kita lakukan selama ini salah.” Anita masih berusaha membujuk. Entahlah, sebagai seorang wanita ia paling dirugikan dalam hubungan ini. Kalaupun terjadi apa-apa, ia sendiri yang akan menanggungnya. Bukannya ia tidak tahu semua dosa yang mereka lakukan, tetapi atas dasar cinta terkadang mereka melupakan semuanya dan menghalalkan segala cara untuk merengkuh nikmat dunia.
“Baiklah, mungkin kita bisa menikah secara sederhana saja. Aku tidak tahu, Pak Riadi akan merestui kita apa tidak.”
“Bagaimana kalau kita menikah sederhana di kampungku dan setelahnya kita baru meminta restu kepada Pak Riadi. Orang tuaku mungkin juga tidak keberatan kalau tidak ada kerabatmu yang hadir di pernikahan kita. Kenyataannya, kamu memang seorang yatim piatu.” Anita memberi ide kepada Pram.
“Baiklah, nanti aku akan datang kepada orang tuamu untuk melamar. Aku punya sedikit tabungan mungkin bisa dipergunakan untuk acara pernikahan. Kita bicarakan lagi nanti,” ucap Pram mencium bibir Anita sekilas. Terlihat ia mengambil pakaian Anita yang berserakan di lantai dan meletakkan ke atas ranjang.
“Kenakan pakaianmu, An! Sebentar lagi kita pulang,” titah Pram, tersenyum.
Flashback Off.
***
Anita sedang membongkar kotak kardus yang berisi kenangannya dulu bersama Pram. Ada foto-foto, hadiah-hadiah pemberian Pram masih tersimpan rapi di dalamnya. Anita mengambil beberapa lembar foto dan tersenyum sinis.
“Aku sengaja menyimpan ini semua, supaya setiap saat aku bisa mengingat semua luka yang kamu torehkan padaku dan keluargaku. Hari itu semakin dekat, hari di mana aku bisa membalaskan semua sakit hatiku, penghinaan kalian pada keluargaku. Kami sudah banyak berkorban."
"Ayah, maafkan aku. Ayah harus menunggu lama untuk sakit hati dan kecewa yang ayah rasakan. Aku tahu, ayah pergi meninggalkan dunia ini penuh dengan luka di hati ayah. Aku berjanji, mereka akan merasakan apa yang ayah rasakan. Mereka harus membayar semuanya!"
Terlihat Anita meremas semua foto -fotonya bersama Pram. Semua yang tergambar itu pernah indah, tetapi ketika berganti menjadi kenangan, semua jadi menyakitkan.
Setelah membereskan semua foto -foto dan kenangannya bersama Pram, Anita menelepon seseorang.
“Tolong kamu cari tahu lebih banyak lagi segala informasi mengenai Reynaldi Pratama dan Riadi Dirgantara. Siapa keluarganya, kerabat atau koleganya. Saya butuh informasi sedetail mungkin dan dapat dipercaya. Saya akan membayar mahal untuk semua informasi yang kamu berikan!” perintah Anita kepada orang di seberang telepon.
“Riadi Dirgantara, kamu akan merasakan apa yang kami rasakan.”
Anita masih mengingat dengan jelas bagaimana awal kehancuran keluarganya dimulai
Saat itu tiga hari menjelang acara pernikahan, ia menerima sepucuk surat dari Pram yang dititipkan seseorang kepadanya. Dalam surat itu, Pram mengabarkan bahwa ia tidak bisa datang dan menikahi Anita karena rencana pernikahan mereka telah diketahui oleh Pak Riadi. Ia juga meminta maaf kepada Anita dan keluarga besarnya karena telah membatalkan pernikahan secara sepihak dan menjadi pecundang.
Setelah membaca surat itu, Anita langsung jatuh dan tidak sadarkan diri. Ketika ia bangun, ia melihat ayahnya sudah duduk di tepi ranjang sambil menggenggam tangannya. Ayahnya menangis untuk pertama kalinya di depan Anita. Ayahnya menyesal, kenapa bisa menerima dan menyetujui lamaran Pram sebulan sebelumnya. Padahal ia belum mengenal Pram secara langsung, hanya demi kebahagiaan Anita akhirnya ia menerima Pram. Ternyata laki-laki itu tidak bertanggung jawab dan meninggalkan putri kesayangannya di detik-detik terakhir sebelum pernikahan.
“Nak, ayo kita cari dia ke kota. Ayah akan menemanimu,” ucap Ayah Anita saat itu.
Anita tahu, hari itu ayahnya hancur. Dua hari kemudian, mereka pun berangkat ke Jakarta mencari Pram. Begitu mereka sampai di kediaman Pak Riadi, kekecewaan mereka semakin bertambah. Bukannya berhasil bertemu dengan Pram dan mendapatkan kejelasan, mereka mendapat hinaan dari Pak Riadi. Pak Riadi melempar setumpuk uang ke hadapan Anita dan ayahnya. Pak Riadi juga meminta Anita untuk menjauhi Pram, karena menurut Pak Riadi, Anita tidak pantas menjadi istri Pram.
Tidak sampai di situ, Pak Riadi masih meminta security mengusir mereka seperti pengemis. Di situ Anita melihat betapa hancur ayahnya. Sepanjang perjalanan pulang dari Jakarta-Bandung, ayahnya tidak mau bicara. Sesampai di kampung, keadaan bertambah rumit. Di saat keluarganya dihina oleh tetangga dan kerabat.
Puncaknya, tidak lama setelah itu ayahnya sakit. Tidak ada yang bisa menopang ekonomi keluarga mereka. Ibunya terpaksa bekerja serabutan. Belum lagi Anita saat itu masih punya adik laki-laki yang masih kecil dan sekolah. Hampir setiap malam ibunya menangis setiap mereka tertidur. Anita juga sudah tidak melanjutkan kuliahnya, padahal selangkah lagi tinggal menuju wisuda. Hidupnya hancur tanpa punya tujuan. Sejak kejadian itu, Anita tidak menginjakkan kakinya ke Jakarta lagi.
Ia mencoba menata kembali hidupnya yang hancur. Membantu ibunya mencari uang untuk biaya hidup dan biaya pengobatan ayahnya, tetapi keberuntungan tidak berpihak padanya. Beberapa minggu setelah ia mencoba bangkit, ia harus terpuruk saat dinyatakan hamil.
Hidupnya hancur kembali, ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia pernah mencoba mencari tahu keberadaan Pram dari David. Dan jawaban David semakin membuat hatinya sakit. Pram sekarang sedang melanjutkan S2 nya di Inggris. Pram membuangnya tanpa memikirkan perasaannya dan keluarganya, hanya demi seorang Riadi Dirgantara.
***
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Yuni Suparlan
lah.. klo anita hamil, anak nya gimana thor? udah gede dong? 😁
2023-05-29
0
I Gusti Ayu Widawati
Karena terlalu berhutang budi Pram sama Riadi,makanya Pram harus ikuti apa maunya Ryadi,sampai2 di suruh menikahi Kailla .
2022-11-23
0
Siti Sarfiah
berarti pram punya anak sama anita
2022-10-28
0