Bab 11. Ambil Semua Isi Dompet Om

Tak lama David pun tiba di lokasi dengan mengendarai Bentley hitam milik Pram. David tersentak dan tertegun sejenak saat melihat Pram dalam kondisi basah kuyup dan kedinginan. Begitu netranya menangkap bayangan putri atasannya berdiri tidak terlalu jauh dari sang wakil direktur, ia pun langsung memaklumi.

Saat David tiba, hujan sudah berhenti. Segera ia menghampiri Pram sambil menyerahkan baju ganti kepada atasannya itu. Senyum terkulum di bibir, melihat kondisi Pram yang menyedihkan.

“Apakah ini harga yang harus dibayar untuk sebuah kursi wakil direktur?”

“Dave, kamu tunggu di sini sebentar, aku mau ganti pakaian di mobil,” ujar Pram membuyarkan lamunan sang asisten.

Setelah berganti pakaian, Pram bergegas menghampiri David dan memintanya untuk mengantar Kailla pulang ke rumah.

“Dave, tolong antar Kailla, aku mau mengambil mobil dulu. Nanti aku naik taksi saja ke lokasi. Mobilku tertinggal di tepi jalan,” perintah Pram.

“Kai, kamu pulangnya diantar Dave, ya,” teriak Pram dari tempatnya berdiri. Kailla yang masih duduk diam, tidak menjawab sama sekali.

“Dave, aku titip Kailla, ya.” Pram berjalan sambil menepuk pundak asistennya. Segera ia menyeberang jalan untuk mencari taksi.

Setelah mengambil mobil sport hitamnya, Pram memilih mengendarai kendaraan itu menuju kediaman Kailla. Bagaimanapun, ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Kailla. Besok, ia harus berangkat keluar kota.

Sebelum melajukan mobilnya ke rumah Riadi Dirgantara, ia mampir ke salah satu supermaket untuk menarik uang tunai di ATM. Selama ia di Bandung, ia harus memastikan semua kebutuhan Kailla tercukupi. Apalagi semua kartu kredit gadis itu telah diblokir. Walaupun ia sudah menitipkan kartu pada David, paling tidak Kailla harus punya pegangan untuk kebutuhan sehari-harinya.

***

Di kediaman Pak Riadi.

Ketika Pram masuk ke dalam rumah tampak Kailla sedang berbaring di pangkuan Pak Riadi sambil menonton televisi. Sesekali mereka tertawa cekikikan melihat acara lawakan di salah satu channel lokal. Begitu melihat kedatangan Pram, Kailla langsung bangun menatap tajam ke arah pria itu.

“Dad, aku ke kamar dulu, ya. Tiba-tiba kantuk menyerangku,” pamit Kailla dengan wajah cemberut. Ia berjalan sambil mengentakan kakinya, menimbulkan suara yang nyaring di setiap langkah.

“Pram ....” Pak Riadi menyapa, tetapi Pram yang masih setia menatap Kailla yang sedang menapaki anak tangga rumah menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.

“Selamat malam, Presdir,” sahut Pram. Suaranya terhenti saat terdengar suara kencang dari lantai dua

Brak. Kailla membanting pintu kamarnya dengan kencang, mengagetkan dua orang yang sedang berdiri di depan televisi.

“Astaga! Anak itu," gerutu Pak Riadi sambil mengelus dada. “Kenapa lagi? Ada apa dengan anak itu?” tanya Pak Riadi ditujukan kepada Pram.

Pram tersenyum, “Putrimu sungguh luar biasa, Presdir.”

“Hahaha. Karena itu aku memilihmu untuk menanganinya,” sahut Pak Riadi terbahak. Ia tidak yakin kalau orang lain akan sesabar Pram. Ia melihat sendiri bagaimana Pram memperlakukan putrinya selama ini. Oleh sebab itu, ia memantapkan hatinya, menyerahkan masa depan Kailla kepada Pram. Walaupun usia Kailla terpaut jauh, tetapi ia yakin Pram adalah pilihan terbaik untuk Kailla.

Pram memilih duduk sebentar menemani Pak Riadi berbincang. Ia juga melaporkan masalah proyek di kantor cabang yang mengharuskannya ke Bandung besok pagi. Pram melirik sekilas Patek Philippe yang melingkar di pergelangan tangannya, buru-buru menyudahi obrolannya. Ia masih harus menyelesaikan masalah dengan Kailla.

“Boleh aku menemui Kailla di kamarnya, Presdir?” tanya Pram meminta izin Pak Riadi.

Pak Riadi hanya mengangguk. Bergegas Pram menapaki anak tangga demi anak tangga yang mengantarnya ke kamar Kailla.

Tok ... tok ... tok.

“Kai ... Kai, Om mohon buka pintunya.” Pram memanggil Kailla sembari punggung tangan mengetuk pelan pintu panel di hadapannya.

Hening. Tidak ada respons sama sekali dari dalam kamar. Pram kembali mengetuk dan memanggil Kailla.

“Kai," panggil Pram lagi. Masih tidak terdengar suara apa pun di dalam kamar. Satu menit berlalu, lima menit terlewati, sampai tiga puluh menit Pram menunggu di depan pintu kamar Kailla. Terlihat ia bersandar di depan pintu dan memijat tengkuknya. Meladeni Kailla benar-benar menguras tenaga dan kesabarannya. Seharian ini, sebagian besar waktunya habis untuk mengurus Kailla.

“Kai, kamu sudah tidur?” panggil Pram lagi dengan tangan setia mengetuk pintu kamar.

Masih tetap sama dan tidak ada tanda-tanda pintu kamar akan dibuka. Sebenarnya Pram yakin gadis itu belum tidur, ia sempat mendengar bunyi ponsel di dalam kamar.

Pram mencoba bersabar sebentar lagi, memaksa Kailla tidak akan berhasil. Padahal ia bisa saja masuk dengan kunci duplikat, tetapi itu hanya akan membuat Kailla semakin marah padanya dan ia sendiri yang akan kesulitan.

Lima belas menit kemudian, kesabaran Pram mulai habis. Kembali ia mengetuk pintu kamar untuk ke sekian kalinya.

“Kai, buka pintunya! Om tahu, kamu belum tidur,” panggil Pram lagi.

“Dalam lima menit kamu tidak membuka pintunya, Om akan mendobrak pintu kamarmu. Dan setelah itu kamu tidak akan bisa memegang kartu kredit selamanya,” ancam Pram. Berdiri, bertolak pinggang di depan pintu kamar tidur Kailla.

“Om akan menghitung mundur, Kai.10, 9, 8, 7, 6, 5 ....”

Ceklek.

Pintu kamar pun terbuka tepat pada hitungan ke lima. Pram mendorong pintu lebih lebar, melangkah masuk dan melihat Kailla kembali berbaring telungkup di atas ranjang. Pram memilih duduk di pinggir ranjang, tepat di samping Kailla.

“Kai, besok Om harus keluar kota. Ada masalah dengan proyek kita yang di Bandung," ucap Pram membuka pembicaraan dengan Kailla.

“Setelah Om kembali, Om akan mengurus semua kartu kreditmu,” jelas Pram sambil mengeluarkan dompetnya dan meletakkan di sisi Kailla.

“Ambillah! Sementara kamu bisa memegang uang tunai sampai Om kembali. Berapa pun yang kamu butuhkan, Kai. Bahkan kamu boleh mengambil semua isi dompet Om” ucap Pram.

“Benarkah?” Seketika Kailla langsung bangkit dan meraih dompet kulit tersebut. Wajahnya berubah cerah.

Pram mengangguk, membiarkan gadis itu membongkar semua isi dompetnya dengan penuh semangat.

Kailla benar-benar menguras habis semua isi dompet Pram. Mengambil semua uang tunai senilai tujuh juta rupiah, setelahnya masih mengacak-acak semua kartu kredit milik Pram.

“Tidak untuk kartu kredit, Kai.” Pram segera meraih dompetnya kembali dari tangan Kailla.

“Kalau kamu membutuhkan sesuatu, kamu bisa minta Sam menghubungi asisten Om,” jelas Pram kemudian.

“Om pergi berapa hari?” Kailla bertanya sambil memperbaiki duduknya dan bersandar di kepala ranjang. Menatap laki-laki tampan yang sudah begitu sabar meladeninya hari ini.

“Paling cepat tiga hari. Ingat, jangan menyusahkan Daddy, Kai. Kasihan Daddy sudah tua, sudah tidak sanggup meladeni kenakalanmu. Apalagi kalau kamu sudah mengambek,” ucap Pram sambil mengacak-acak pucuk kepala Kailla.

“Ya, Om.” Kailla menjawab singkat mempersembahkan senyum termanisnya.

“Ok. Om pamit. Jangan marah lagi. Selamat malam, Kai.” ucap Pram sambil mengecup pucuk kepala Kailla.

Kailla hanya mengangguk dan tersenyum sumringah, sambil menatap tumpukan uang yang sekarang sudah ada di atas ranjangnya.

***

Tbc.

Terpopuler

Comments

Siti Sarfiah

Siti Sarfiah

seperti anak kecil d iming" mau

2022-10-28

0

Dian Min Young

Dian Min Young

sabar banget sih om
aku jadi bucin banget sama karakter pram

2022-09-26

0

Nur Lizza

Nur Lizza

ank sultan bebas iakn kai

2022-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pengenalan Tokoh.
2 Bab 2. Tragedi Telur Ceplok.
3 Bab 3. Masa Kecil Kailla.
4 Bab 4. Marsha and The Bear
5 Bab 5. Gara Gara Om
6 Bab 6. Hei Gadis Kecil! Om Minta Maaf
7 Bab 7. Menunggu Memanggil Daddy
8 Bab 8. Tolong Nikahi Kailla
9 Bab 9. Om Memata - Matai Ku!
10 Bab 10. Jaga Jarak 5 Meter!
11 Bab 11. Ambil Semua Isi Dompet Om
12 Bab 12. Dion Satrio
13 Bab 13. Masa Lalu Om
14 Bab 14. Kenangan Masa Lalu Om
15 Bab 15. Merindukan Mama
16 Bab 16. Pesta
17 Bab 17. Terjebak
18 Bab 18. Akan Menikahi Kailla
19 Bab 19. Mengunjungi Mama
20 Bab 20. Menikahlah Dengan Pram
21 Bab 21. Berjanjilah Untuk Mencintaiku
22 Bab 22. Dennis Wijaya
23 Bab 23. Adik Ipar
24 Bab 24. Beraninya Kamu!
25 Bab 25. Anak Daddy atau Anak Om
26 Bab 26. Sungguh Menggemaskan!
27 Bab 27. Debaran yang tidak biasa
28 Bab 28. Melupakan Cincin Pertunangan
29 Bab 29. Kebelet Nikah
30 Bab 30. Expired
31 Bab 31. Pernyataan Cinta Dion
32 Bab 32. Calon Suami Kailla
33 Bab 33. Gadis Itu Milikku
34 Bab 34. Membawa Kailla Bersamaku
35 Bab 35: Aku Melarangmu Memakainya
36 Bab 36 : Kai, Aku mencintaimu
37 Bab 37 : Anita
38 Bab 38 : Penyesalan Pram
39 Bab 39 : Kamu Dimana Sayang
40 Bab 40 : Aku Kehilangan Dia
41 Bab 41 : Anita Mantan Pacarku
42 Bab 42 : Konsultasi ke Dokter SpOG
43 Bab 43 : Rumah Sakit
44 Bab 44 : Anita Hamil
45 Bab 45 : Dad Bangun!
46 Bab 46 : Andi Wijaya
47 Bab 47 : Maafkan Aku Kai
48 Bab 48 : Kailla Ku
49 Bab 49 : Lelaki Bertanggung Jawab
50 Bab 50 : Dipepetin Om
51 Bab 51 : Aku menyayangimu Om!
52 Bab 52 : Aku Menginginkanmu
53 Bab 53 : Kekagetan Bu Ida
54 Bab 54 : Merindukan Mama 2
55 Bab 55 : Tidak Mau Menikah
56 Bab 56 : Cincin Nikah
57 Bab 57 : Pil KB
58 Bab 58 : Sekarang Kamu Istriku!
59 Bab 59 : Ketindihan!
60 Bab 60 : Ke Bandung
61 Bab 61 : Kailla Diculik
62 Bab 62 : Dimana Istriku?
63 Bab 63 : Tunggu Aku Menikahi Om-mu
64 Bab 64 : Anita Menggila
65 Bab 65 : Aku Yang Akan Menceraikannya!
66 Bab 66 : Itu Bukan Anakku
67 Bab 67 : Ketukan Di Pintu
68 Bab 68 : Tidak Mau Ditinggal
69 Bab 69 : Aku Masih Menunggumu
70 Bab 70 : Bersaing Dengan Riadi Dirgantara
71 Bab 71 : Wasiat
72 Bab 72 : Rahasia Daddy
73 Bab 73 : Heels
74 Bab 74 : Sahabat Lama
75 Bab 75 : Jaga Jarak Aman
76 Bab 76 : Berhitung
77 Bab 77: Jangan Marah Lagi
78 Bab 78 : Hanya Teman Kuliah
79 Bab 79: Kita Selesaikan Dulu
80 Bab 80 :Asisten Kesayangan
81 Bab 81 : Rahasia Kailla
82 Bab 82 : Pembalasan Sam
83 Bab 83 : Love You All The Time
84 Bab 84 : Kunti VS Siluman Harimau
85 Bab 85 : Aku Siapamu?
86 Bab 86 : Austria, I’m Coming
87 Bab 87 : Gadis Penerjemah
88 Bab 88 : Diusir Dari Mobil
89 Bab 89 : Kejutan di Pagi Hari
90 Bab 90 : Maafkan Aku
91 Bab 91 : Mogok Makan
92 Bab 92 : Aku Bisa Gila
93 Bab 93 : Terimakasih Sayang
94 Bab 94 : Pelaku Pembakaran Foto Ketua OSIS
95 Bab 95 : Daddy Tidak Pernah Salah
96 Bab 96 : Pasta Dan Steak
97 Bab 97 : Kailla Mulai Berulah Lagi
98 Bab 98 : Di Ruang Rapat
99 Bab 99 : Kabur Sesaat
100 Bab 100 : Mulai Membantah
101 Bab 101 : Hadiah Ketiga Untuk Pram.
102 Bab 102 : Alasan Memanggil Sayang
103 Bab 103 : Pencuri Ponsel
104 Bab 104 : Ketahuan
105 Bab 105 : Isi Hati Pieter
106 Bab 106 : Milik Riadi Dirgantara
107 Bab 107 : Mencari Tau
108 Bab 108 : Membatalkan Kerjasama
109 Bab 109 : Cinta Tidak Butuh Alasan
110 Bab 110 : Membuat Bekal
111 Bab 111 : Cemburu
112 Bab 112 : Cemburu Jilid II
113 Bab 113: Pilihan Sulit
114 Bab 114 : Perang Masih Berlanjut
115 Bab 115 : Akhir Dari Perang
116 Bab 116 : Pengawal Baru
117 Bab 117 : Takdir Putri Riadi Dirgantara
118 Bab 118 : Mengantar Bekal Makan Siang
119 Bab 119 : Semangkok Bakso Panas
120 Bab 120 : Rasa Yang Tidak Bisa Diungkapkan
121 Bab 121 : Berkenalan Dengan Winny
122 Bab 122 : Kailla Tidak Sadarkan Diri
123 Bab 123 : Aku Tidak Mau Kamu Berkelahi
124 Bab 124 : Mengalahkan Riadi
125 Bab 125 : Test pack
126 Bab 126. Mama, aku harus bagaimana?
127 Bab 127 : Menjadi Lebih Manja Dan Sensitif
128 Bab 128 : Pram Meradang
129 Bab 129 : Mencoba Kabur
130 Bab 130 : Pisah Ranjang
131 Bab 131 : Kailla Sakit
132 Bab 132. Penyesalan Dan Janji Pram
133 Bab 133 : Membuat Perhitungan.
134 Bab 134 : Merindukan Pram
135 Bab 135 :Aku Sedang Bermimpi
136 Bab 136 : Kekagetan Bu Ida Jilid II
137 Bab 137 : Berburu Semangkok Bakso
138 Bab 138 : Mulai Mengajari Kailla
139 Bab 139 : Lupa Jalan Pulang
140 Bab 140 : Tamu Di Pagi Hari
141 Bab 141 : Aku Tidak Mencintainya
142 Bab 142 : Aku Yang Akan Menendangnya
143 Bab 143 : Kejutan
144 Bab 144 : Non Kailla, I’m Coming
145 Bab 145 : Tidak Mau Ketiduran Di Pesawat
146 Bab 146 : Membuat Masalah
147 Bag 147 : Aku Mau Pulang
148 148 : Cireng Untuk Pram
149 Bab 149 : Pesan Misterius
150 Bab 150 : Anakmu Merindukan Daddynya
151 Bab 151: Aku Mencintai Kalian
152 Bab 152 : Nasi Uduk Bebek Goreng
153 Bab 153 : Main Petak Umpet Sampai Tua
154 Bab 154 : Lapis Legit
155 Bab 155 : Aku Lembur
156 Bab 156 : Dimana Suamiku
157 Bab 157 : Aku Mencintai Suamiku Reynaldi Pratama
158 Bab 158 : Cukup Punya Satu Anak Saja
159 Bab 159 : Pesan Misterius Kembali
160 Bab 160 : Sarapan Buatan Kailla
161 Bab 161 : Visual
162 Bab 162 : Berkunjung Ke Rumah Winny
163 Bab 163 : Kepiting Saos Padang
164 Bab 164 : Sam vs Pram
165 Bab 165 : Kembali Ke Jakarta
166 Bab 166 : Rumah Baru Di Pinggir Laut
167 Bab 167 : Teman Baik Pram
168 Bab 168. Tidak Ada Pengulangan Cerita
169 Bab 169 : Sedikit Rahasia Daddy
170 Bab 170 : Menantu Tidak Tahu Diri
171 Bab 171 : Berkunjung Ke Makam Mama
172 Bab 172 : Alarm Pengganggu
173 Bab 173 : Nasi Campur Gagal Total
174 Bab 174 : Tolong Bantu Aku Sayang
175 Bab 175 : Ikut Rapat
176 Bab 176 : Main Bola Lagi Yuk!
177 Bab 177 : Mencari Tahu
178 Bab 178 : Carikan Tiket Untukku!
179 “Bab 179 : Aku Tidak Pergi Sekarang
180 Bab 180 : Tanda Kemerahan
181 Bab 181 : Sam, Tunggu Aku Di Sini!
182 Bab 182 : Macan Tua & Macan Betina
183 Bab 183 : I Love You
184 Bab 184 : Susul Aku ke Bali
185 Bab 185 : Kamu Putraku!
186 Bab 186 : Bali
187 Bab 187 : Salah Membawa Pakaian
188 Bab 188. Mengerjai Pram
189 Bab 189. Kelakuan Sam dan Kailla
190 Bab 190. Niat Terselubung Kinar
191 Bab 191. Jangan Terlalu Mencintaiku
192 Bab 192. Seperti Nonton Piala Dunia
193 Bab 193. Rujak Buah Membawa Petaka
194 Bab 194. Dua Orang Yang Membenci Kailla
195 Bab 195. Kemarahan Pram
196 Bab 196. Perlawanan Kailla
197 Bab 197. I’m Ok! I’m Fine!
198 Bab 198. Masa Lalu Riadi
199 Bab 199. Pulang Ke Rumah
200 Bab 200. Daddy Ikhlas
201 Bab 201. The End
202 Pengumuman
203 Masih ada yang menunggu di sinikah?
204 Pengumuman
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Bab 1. Pengenalan Tokoh.
2
Bab 2. Tragedi Telur Ceplok.
3
Bab 3. Masa Kecil Kailla.
4
Bab 4. Marsha and The Bear
5
Bab 5. Gara Gara Om
6
Bab 6. Hei Gadis Kecil! Om Minta Maaf
7
Bab 7. Menunggu Memanggil Daddy
8
Bab 8. Tolong Nikahi Kailla
9
Bab 9. Om Memata - Matai Ku!
10
Bab 10. Jaga Jarak 5 Meter!
11
Bab 11. Ambil Semua Isi Dompet Om
12
Bab 12. Dion Satrio
13
Bab 13. Masa Lalu Om
14
Bab 14. Kenangan Masa Lalu Om
15
Bab 15. Merindukan Mama
16
Bab 16. Pesta
17
Bab 17. Terjebak
18
Bab 18. Akan Menikahi Kailla
19
Bab 19. Mengunjungi Mama
20
Bab 20. Menikahlah Dengan Pram
21
Bab 21. Berjanjilah Untuk Mencintaiku
22
Bab 22. Dennis Wijaya
23
Bab 23. Adik Ipar
24
Bab 24. Beraninya Kamu!
25
Bab 25. Anak Daddy atau Anak Om
26
Bab 26. Sungguh Menggemaskan!
27
Bab 27. Debaran yang tidak biasa
28
Bab 28. Melupakan Cincin Pertunangan
29
Bab 29. Kebelet Nikah
30
Bab 30. Expired
31
Bab 31. Pernyataan Cinta Dion
32
Bab 32. Calon Suami Kailla
33
Bab 33. Gadis Itu Milikku
34
Bab 34. Membawa Kailla Bersamaku
35
Bab 35: Aku Melarangmu Memakainya
36
Bab 36 : Kai, Aku mencintaimu
37
Bab 37 : Anita
38
Bab 38 : Penyesalan Pram
39
Bab 39 : Kamu Dimana Sayang
40
Bab 40 : Aku Kehilangan Dia
41
Bab 41 : Anita Mantan Pacarku
42
Bab 42 : Konsultasi ke Dokter SpOG
43
Bab 43 : Rumah Sakit
44
Bab 44 : Anita Hamil
45
Bab 45 : Dad Bangun!
46
Bab 46 : Andi Wijaya
47
Bab 47 : Maafkan Aku Kai
48
Bab 48 : Kailla Ku
49
Bab 49 : Lelaki Bertanggung Jawab
50
Bab 50 : Dipepetin Om
51
Bab 51 : Aku menyayangimu Om!
52
Bab 52 : Aku Menginginkanmu
53
Bab 53 : Kekagetan Bu Ida
54
Bab 54 : Merindukan Mama 2
55
Bab 55 : Tidak Mau Menikah
56
Bab 56 : Cincin Nikah
57
Bab 57 : Pil KB
58
Bab 58 : Sekarang Kamu Istriku!
59
Bab 59 : Ketindihan!
60
Bab 60 : Ke Bandung
61
Bab 61 : Kailla Diculik
62
Bab 62 : Dimana Istriku?
63
Bab 63 : Tunggu Aku Menikahi Om-mu
64
Bab 64 : Anita Menggila
65
Bab 65 : Aku Yang Akan Menceraikannya!
66
Bab 66 : Itu Bukan Anakku
67
Bab 67 : Ketukan Di Pintu
68
Bab 68 : Tidak Mau Ditinggal
69
Bab 69 : Aku Masih Menunggumu
70
Bab 70 : Bersaing Dengan Riadi Dirgantara
71
Bab 71 : Wasiat
72
Bab 72 : Rahasia Daddy
73
Bab 73 : Heels
74
Bab 74 : Sahabat Lama
75
Bab 75 : Jaga Jarak Aman
76
Bab 76 : Berhitung
77
Bab 77: Jangan Marah Lagi
78
Bab 78 : Hanya Teman Kuliah
79
Bab 79: Kita Selesaikan Dulu
80
Bab 80 :Asisten Kesayangan
81
Bab 81 : Rahasia Kailla
82
Bab 82 : Pembalasan Sam
83
Bab 83 : Love You All The Time
84
Bab 84 : Kunti VS Siluman Harimau
85
Bab 85 : Aku Siapamu?
86
Bab 86 : Austria, I’m Coming
87
Bab 87 : Gadis Penerjemah
88
Bab 88 : Diusir Dari Mobil
89
Bab 89 : Kejutan di Pagi Hari
90
Bab 90 : Maafkan Aku
91
Bab 91 : Mogok Makan
92
Bab 92 : Aku Bisa Gila
93
Bab 93 : Terimakasih Sayang
94
Bab 94 : Pelaku Pembakaran Foto Ketua OSIS
95
Bab 95 : Daddy Tidak Pernah Salah
96
Bab 96 : Pasta Dan Steak
97
Bab 97 : Kailla Mulai Berulah Lagi
98
Bab 98 : Di Ruang Rapat
99
Bab 99 : Kabur Sesaat
100
Bab 100 : Mulai Membantah
101
Bab 101 : Hadiah Ketiga Untuk Pram.
102
Bab 102 : Alasan Memanggil Sayang
103
Bab 103 : Pencuri Ponsel
104
Bab 104 : Ketahuan
105
Bab 105 : Isi Hati Pieter
106
Bab 106 : Milik Riadi Dirgantara
107
Bab 107 : Mencari Tau
108
Bab 108 : Membatalkan Kerjasama
109
Bab 109 : Cinta Tidak Butuh Alasan
110
Bab 110 : Membuat Bekal
111
Bab 111 : Cemburu
112
Bab 112 : Cemburu Jilid II
113
Bab 113: Pilihan Sulit
114
Bab 114 : Perang Masih Berlanjut
115
Bab 115 : Akhir Dari Perang
116
Bab 116 : Pengawal Baru
117
Bab 117 : Takdir Putri Riadi Dirgantara
118
Bab 118 : Mengantar Bekal Makan Siang
119
Bab 119 : Semangkok Bakso Panas
120
Bab 120 : Rasa Yang Tidak Bisa Diungkapkan
121
Bab 121 : Berkenalan Dengan Winny
122
Bab 122 : Kailla Tidak Sadarkan Diri
123
Bab 123 : Aku Tidak Mau Kamu Berkelahi
124
Bab 124 : Mengalahkan Riadi
125
Bab 125 : Test pack
126
Bab 126. Mama, aku harus bagaimana?
127
Bab 127 : Menjadi Lebih Manja Dan Sensitif
128
Bab 128 : Pram Meradang
129
Bab 129 : Mencoba Kabur
130
Bab 130 : Pisah Ranjang
131
Bab 131 : Kailla Sakit
132
Bab 132. Penyesalan Dan Janji Pram
133
Bab 133 : Membuat Perhitungan.
134
Bab 134 : Merindukan Pram
135
Bab 135 :Aku Sedang Bermimpi
136
Bab 136 : Kekagetan Bu Ida Jilid II
137
Bab 137 : Berburu Semangkok Bakso
138
Bab 138 : Mulai Mengajari Kailla
139
Bab 139 : Lupa Jalan Pulang
140
Bab 140 : Tamu Di Pagi Hari
141
Bab 141 : Aku Tidak Mencintainya
142
Bab 142 : Aku Yang Akan Menendangnya
143
Bab 143 : Kejutan
144
Bab 144 : Non Kailla, I’m Coming
145
Bab 145 : Tidak Mau Ketiduran Di Pesawat
146
Bab 146 : Membuat Masalah
147
Bag 147 : Aku Mau Pulang
148
148 : Cireng Untuk Pram
149
Bab 149 : Pesan Misterius
150
Bab 150 : Anakmu Merindukan Daddynya
151
Bab 151: Aku Mencintai Kalian
152
Bab 152 : Nasi Uduk Bebek Goreng
153
Bab 153 : Main Petak Umpet Sampai Tua
154
Bab 154 : Lapis Legit
155
Bab 155 : Aku Lembur
156
Bab 156 : Dimana Suamiku
157
Bab 157 : Aku Mencintai Suamiku Reynaldi Pratama
158
Bab 158 : Cukup Punya Satu Anak Saja
159
Bab 159 : Pesan Misterius Kembali
160
Bab 160 : Sarapan Buatan Kailla
161
Bab 161 : Visual
162
Bab 162 : Berkunjung Ke Rumah Winny
163
Bab 163 : Kepiting Saos Padang
164
Bab 164 : Sam vs Pram
165
Bab 165 : Kembali Ke Jakarta
166
Bab 166 : Rumah Baru Di Pinggir Laut
167
Bab 167 : Teman Baik Pram
168
Bab 168. Tidak Ada Pengulangan Cerita
169
Bab 169 : Sedikit Rahasia Daddy
170
Bab 170 : Menantu Tidak Tahu Diri
171
Bab 171 : Berkunjung Ke Makam Mama
172
Bab 172 : Alarm Pengganggu
173
Bab 173 : Nasi Campur Gagal Total
174
Bab 174 : Tolong Bantu Aku Sayang
175
Bab 175 : Ikut Rapat
176
Bab 176 : Main Bola Lagi Yuk!
177
Bab 177 : Mencari Tahu
178
Bab 178 : Carikan Tiket Untukku!
179
“Bab 179 : Aku Tidak Pergi Sekarang
180
Bab 180 : Tanda Kemerahan
181
Bab 181 : Sam, Tunggu Aku Di Sini!
182
Bab 182 : Macan Tua & Macan Betina
183
Bab 183 : I Love You
184
Bab 184 : Susul Aku ke Bali
185
Bab 185 : Kamu Putraku!
186
Bab 186 : Bali
187
Bab 187 : Salah Membawa Pakaian
188
Bab 188. Mengerjai Pram
189
Bab 189. Kelakuan Sam dan Kailla
190
Bab 190. Niat Terselubung Kinar
191
Bab 191. Jangan Terlalu Mencintaiku
192
Bab 192. Seperti Nonton Piala Dunia
193
Bab 193. Rujak Buah Membawa Petaka
194
Bab 194. Dua Orang Yang Membenci Kailla
195
Bab 195. Kemarahan Pram
196
Bab 196. Perlawanan Kailla
197
Bab 197. I’m Ok! I’m Fine!
198
Bab 198. Masa Lalu Riadi
199
Bab 199. Pulang Ke Rumah
200
Bab 200. Daddy Ikhlas
201
Bab 201. The End
202
Pengumuman
203
Masih ada yang menunggu di sinikah?
204
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!