Bondan tetap bersikeras tak ingin melepaskan tali pada tas yang sebagian bagiannya masih tertanam di dalam tanah pemakaman ibunya.
Detektif Egan yang telah datang terlebih dahulu di tempat itu bahkan sudah mengacungkan senjata apinya ke arah Bondan yang kini tersenyum tipis dan lama kelamaan justru berubah menjadi tawa yang shnggi besar.
Dia yakin bahwa detektif Egan tak akan menarik pelatuk senjata apinya dan kini Bondan merasa jadi jauh lebih berani.
Bondan menarik tali tas di tangannya sekuat yang dia bisa lalu mengayunkan tas itu ke arah detektif Egan yang kemudian jatuh tersungkur. Senjata api di tangan detektif Egan pun terlepas dari tangannya dan terpental jauh dari jangkauan tangannya.
Di saat detektif Eagn tersungkur, Bondan memanfaatkan keadaan itu untuk terus menindih dan memukul wajah detektif Egan berkali-kali.
Namun detektif Egan yang memiliki dasar bela diri tenti saja tak membiarkan Bondan menguasai jalannya pergulatan ini.
Setelah terus berusaha melindungi wajahnya dari hujanan tinju dari Bondan, akhirnya detektif Egan mengumpulkan tenaganya dan membalik tubuhnya hingga kini justru Bondan yang posisinya ada di bawah detektif Egan. Dengan kekuatan penuh, detektif Egan gantian menghujani Bondan dengan tinjunya.
Namun Bondan juga bukan tipe orang yang mudah menyerah. Dia pun kembali berontak dari himpitan detektif Egan dankembali berhasil membuat detektif Egan kembali terjaruh dari atas tubuh Bondan.
Detektif Egan hampir saja dapat meraih kembali senjata apinya namun ternyata kalah cepat dengan gerakan Bondan yang sekali lagi mengantam tubuh detektif Egan dengan tas berwarna gelap yang sejak tadi Bondan usahakan untuk tak berada jauh dari dirinya.
Satu kali lagi detektif Egan ambruk ke tanah dan memberi kesempatan Bondan untuk melarikan diri. Dengan masih tergopoh-gopoh Bondan berusaha berdiri, mengangkat tasnya dan menendang senjata api yang tadi diusahakan teraih oleh detektif Egan.
Bondan yang sudah bisa berdiri tegap sepenuhnya menenteng tas dan berusaha melarikan diri namun ternyata tangan detektif Egan masih mampu meraih pergelangan kaki Bondan yang dengan santai dan percaya diri melengkahi detektif Egan yang masih terbaring di tanah.
Kini Bondan pun ikut tersungkur kembali ke tanah dengan begitu mudah karena beban yang dia bawa di dalam tas ternyata cukup berat.
Detektif Egan kembali mengumpulkan sisa-sisa kekuatan yang masih dimilikinya untuk bangkit dan mengangkat Bondan berdiri lalu kemudian kembali menyerang Bondan lagi.
Sebuah pukulan melayang menuju ke wajah Bondan namun dengan lihai Bondan tangkis bahkan kini kepalan tangan Bondan sudah mendarat tepat di perut bagian bawah detektif Egan membuat detektif Egan merasakan sakit yang amat sangat dan tersungkur kembali.
Bondan yang masih berdiri menyeringai ke arah detektif Egan, melangkah semakin mendekat dan meninju telapak tangannya sendiri berusaha mengintimidasi lawannya.
Setelah mereka telah semakin mendekat, Bondan menarik kerah baju detektif Egan dan bersiap melayangkan sebuah tinju lagi ke arah perut bagian bawah terdengar suara letusan pistol yang akhirnya menghentikan niat Bondan pada saat itu.
“Polisi! Lepaskan dia dan menyerahlah,” teriak detektif Keiko yang akhirnya sampai muga ke lokasi.
Detektif Abraham yang sempat melihat pergulatan keduanya dari jauh dan menyadari bajwa tas yang di bawa oleh Bondan adalah senjata yang cukup ampuh, maka detektif Abraham mengambil tas itu dan meleparkannya sejauh mungkin dari jangkauan Bondan.
Melihat detektif Keiko dan Abraham yang kini mengancungkan senjata api ke arahnya membuat Bondan pun mau tak mau menuruti perintah yang diberikan oleh detektif Keiko. Posisi Bondan yang sudah terkepung oleh anggota polisin pun membuaynya tak bisa bergerak sama sekali.
Bondan melihat ke arah detektif Keiko dengan tatapan dingin yang menakutkan. Lalu dia melepaskan cengkramannya dari kerah baju detektif Egan yang hampir kehabisan nafas.
Begitu cengkraman Bondan terlepas dari kerah baju detektif Egan, detektif Egan pun jatuh tersungkur kehabisan tenaga.
Detektif Abraham menghampiri Bondan dan menaruh kedua tangan bondan ke belakang serta memborgolnya.
“Anda berhak diam dan mengikuti polisi. Anda harus ikut saya ke kantor polisi serta menjelaskan segala yang anda ketahui di kantor polisi nanti serta anda berhak meminta bantuan pengacara atau jika anda tak mampu negara akan menyiapkan untuk anda,” detektif Abraham membacakan hak-hak Bondan sebagai tersangka dan mendorongnya terus menuju mobil patroli yang akan membawa Bondan ke kantor polisi wilayah Winter hill.
Setelah Bondan dibawa oleh detektif Abraham dan dikawal oleh bebrapa anghota polisi, detektif Keiko pun mendekat ke arah detektif Egan yang masih terduduk lemas di tanah.
“Lo ngga apa-apa gan?“ tanya detektif Keiko yang merasa khawatir melihat rakannya yang sudah babak belur bergulat dengan Bondan.
“Cari tas berwana gelap milik Bondan,” detektif Egan bukan mejawab pertanyaan rekannya yang masih khawatir dengan keadaannya justru meminta detektif Keiko mengamankan tas milik Bondan.
Detektif Keiko melihat kesekeliling untuk mencari tas yang dimaksud oleh detektif Egan dan setelah beberapa kali menggerakan lehernhya akhirnya detektif Keiko melihat sebuah tas berwarga gelap di pojok dekat pohon besar.
“Apakah tas yang itu?“ tanya detektif Keiko sambil menunjuk ke arah sebuah tas berwarna coklat.
Detektif Egan berusaha melihat ke arah yang ditunjuk oleh detektif Keiko dengan sisa tenaga yang dimilikinya lalu berkata, “Ya benar, tas yang itu. Amankah di kantor dan sepertinya itu bisa kita jadikan barang bukti yang baru.“
Detektif Keiko lalu mendekati tas itu dan mencoba untuk mengangkatnya. Dia merasakan bahwa ternyata tas itu cukup berat dan kini mengerti kenapa detektif Egan bisa roboh dalam satu laki hantaman.
Detektif Keiko lalu mengambil foto dari tas itu lalu meminta salah satu petugas polisi untuk membantunya mengangkat tas itu dan membawanya ke dalam mobil patroli detektif Egan.
Setelah tas itu dibawa oleh salah satu petugas polisi, detektif Keiko kembali ke detektif Egan dan membantunya berdiri.
Detektif Keiko memapah detektif Egan untuk berjalan menuju mobil patroli yang dibawa detektif Egan sendiri saat dia berusaha mencapai pemakaman ini.
Setelah detektif Egan masuk ke dalam mobil, detektif Keiko pun menyusul duduk di kursi pengendara tepat di sebelah detektif Egan kini duduk dan langsung tancap gas kembali menuju kantor polisi wilayah Winter hill.
“Coba lo tarik nafas sedalam mungkin,” perintah detektif Keiko kepada rekannya saat dia mengendarai mobol patroli.
Detektif Egan kali ini menuruti perintah detektif Keiko tanpa basa-basi, tanpa bantahan sama sekali.
“Bagaimana, apa ada yang sakit?“ tanya detektif Keiko.
“Ada,” jawab detektif Egan dengan nada lirih.
Detektif Keiko yang khawatir saat mendengar jawaban itu pun langsung bertanya kembali, “Apanya yang sakit gan, dada lo?“
“Hati gue Kei,” jawab detektif Egan lalu terbahak.
“Ngaco lo mah,” balas detektif Keiko sambil memuluk lengan rekannya yang kini kembali meringis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
mama galaau
lanjut kak
2023-10-15
0