Chapter 4

"Apa?!" Adam langsung melotot tak percaya setelah mendengar ucapan sang keponakan.

"Kamu serius? Kamu enggak lagi ngerjain Om, 'kan?"

"Rora serius, Om. Kalau Om masih enggak percaya, Om bisa cek sendiri di kamarnya Kak Grace." Aurora bahkan sudah memberi tahu jika kamar Grace sempat terkunci dari dalam. Saat sudah didobrak, justru tidak ada siapa-siapa di sana.

Adam langsung berteriak memanggil istri tercintanya, ia menceritakan apa yang baru saja Aurora katakan.

Mata Risa pun membulat seperti hendak keluar dari tempatnya. "Kamu ini gimana, sih, Rora?! Bagaimana bisa Grace enggak ada di kamarnya? Kamu udah bener-benar cek, belum?"

Aurora mengangguk. "Udah, Tan."

Kedua orang tua Grace langsung pergi ke kamar sang putri, diikuti oleh Aurora dari belakang. Setelah memeriksa kamar Grace, mereka akhirnya percaya bahwa Grace benar-benar tidak ada di sana.

"Ini gimana, Mas? Kalau Grace enggak ada, terus pernikahannya gimana? Pernikahannya udah tinggal beberapa jam lagi, loh. Bayangin aja kalau Keenan tau Grace enggak ada. Bagaimana kalau Keenan marah sama kita, Pa?" ujar Risa dengan wajah panik.

"Mas juga enggak tau, Risa."

"Rora, kamu udah benar-benar periksa semua tempat dan cari Grace?" tanya Risa kepada Aurora yang sejak tadi hanya menunduk.

"Udah, Tan. Rora enggak liat Kak Grace di mana-mana," jawab Aurora cepat.

"Kita akan cari sekali lagi dengan keliling rumah. Kalau masih enggak ketemu, kita akan ke kantor polisi." Risa dan Aurora mengangguk setuju, mereka akan mencari keberadaan Grace. Tentu mereka sangat berharap bisa menemukan perempuan itu.

"Bagaimana kalau ternyata anak kita diculik, Mas?" Risa tiba-tiba bicara yang malah membuat Adam dan Aurora tambah khawatir. Adam mendekati dan berusaha memeluk istrinya agar bisa lebih tenang.

Mereka bertiga mulai berpencar mencari Grace, tetapi tidak dapat menemukan apa pun. Risa dan Adam sejak awal juga sudah berusaha menghubungi Grace. Namun, ponsel perempuan itu pun tidak aktif, tidak bisa dihubungi sama sekali. Hanya suara operator yang terus menyambut mereka.

"Grace kayaknya benar-benar diculik, Mas. Kita harus segera pergi ke kantor polisi. Aku enggak mau sampai Grace kenapa-napa." Tangis Risa pecah, ia tetap adalah seorang Ibu yang sangat menyayangi putrinya. Hilangnya Grace benar-benar membuat wanita paruh baya itu tidak bisa berpikir jernih lagi.

Mereka sudah ada di kamar Grace lagi sambil mencari sesuatu petunjuk tentang keberadaan Grace. Lebih tepatnya Aurora-lah yang diminta untuk membantu menemukan apa pun yang ditinggalkan oleh Grace.

"Kalau itu mau kamu, Risa. Yaudah, sekarang kita langsung ke kantor polisi. Papa juga enggak mau sampai anak kita sampai kenapa-napa."

Bagi orang tua, walaupun anaknya sudah dewasa sekalipun. Namun, tetap saja mereka akan sangat mengkhawatirkan anak mereka. Apalagi Grace adalah anak tunggal.

Saat Adam dan Risa hendak keluar dari kamar, langkah mereka harus terhenti karena teriakan Aurora yang tiba-tiba terdengar.

"Om, Tante! Aku nemuin surat, bisa jadi ini surat dari Kak Grace," ujar Aurora sambil menunjukkan sepucuk surat di tangannya.

Adam langsung menghampiri sang keponakan dan mengambil paksa surat itu dari tangan Aurora.

"Ayo baca, Mas. Apa benar surat itu Grace yang menulisnya?" titah Risa tidak sabar.

Adam mengangguk mengiyakan, lalu mulai membaca surat yang ada di tangannya. Mata pria paruh baya itu bergerak mengikuti alur tulisan sang putri yang tersusun lumayan rapi di atas kertas. Perasaannya pun menjadi campur aduk. Antara marah, khawatir, dan kaget menjadi satu hingga membentuk afeksi bernama ragu.

Kalau surat ini kalian baca, aku minta maaf banget sama kalian semua. Terutama Papa dan Mama tercinta karena aku harus pergi dari rumah. Aku tau keputusan yang aku ambil ini pasti akan sangat mengagetkan kalian berdua.

Aku harus pergi, Ma, Pa. Setelah beberapa waktu aku pikir ulang tentang pernikahan ini, rasanya aku belum siap menikah dengan siapa pun. Lagian Mas Keenan bukan pria yang aku cintai. Apalagi setelah menikah, aku harus menjadi ibu dari anak-anaknya Mas Keenan. Aku enggak bisa, Ma, Pa. Aku belum sanggup menjalani semua itu. Aku masih mau bebas menjadi wanita karir dan meraih semua mimpi aku yang belum terwujud.

Papa dan mama enggak perlu khawatir. Aku bisa pastiin, di mana pun aku berada, aku pasti baik-baik aja, aku bisa jaga diri. Aku harap Papa dan Mama percaya sama aku, anak yang sangat kalian sayangi. Jangan cari aku, Pa, Ma, karena aku lagi mau sendiri. Kalau udah waktunya, pasti aku bakal balik.

Sekali lagi, maafin aku, Pa, Ma. Kalian boleh marah sama aku karena aku emang bersalah, tapi tolong jangan salahin siapa pun atas kepergian aku. Ini semua murni keinginan aku sendiri. Semoga kalian tetap bahagia walau enggak bersama aku, ya. Aku sayang banget sama kalian berdua.

Ah ya, satu lagi ... sampaikan permintaan maaf aku sama Mas Keenan. Aku benar-benar minta maaf karena pergi tanpa pamit menjelang pernikahan, aku enggak bisa menikah dengan dia. Bukan karena enggak sayang sama anak-anak, tapi aku merasa belum pantas menjadi ibu mereka. Mungkin dia bisa dapat wanita lain yang bisa menjadi istri dan ibu di waktu yang bersamaan.

Selesai mendengar surat Grace dibacakan, kepala Risa mendadak pusing tak tertahan hingga rasanya ingin pingsan. Bagaimana tidak pusing? Selain karena ia memikirkan sang putri yang ternyata kabur di hari pernikahannya, ia pun bingung bagaimana harus menghadapi Keenan setelah ini, dan juga belum tahu cara untuk menjelaskan semua yang terjadi pada pria itu.

"Grace gimana, sih?! Kalau emang enggak mau menikah dengan Keenan, harusnya sejak awal enggak usah menerima lamarannya. Kalau begini, 'kan, semuanya jadi kacau. Kita mau bilang apa sama Keenan?" Adam menjambak rambutnya frustrasi, ia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran putri kesayangannya. Padahal menerima pinangan Keenan pun tidak ada yang memaksa, tetapi sekarang justru tiba-tiba berubah pikiran dan kabur.

"Itu juga yang Mama pikirin, Pa," balas Risa sengit.

"Papa baru ingat, ini surat benar-benar Grace yang menulis 'kan. Takutnya itu orang lain yang nulis, sedangkan Grace lagi diculik sekarang," kata Adam tiba-tiba.

"Papa kebanyakan nonton sinetron, ah." Risa mengambil paksa surat itu dari tangan suaminya. "Biar Mama periksa tulisannya. Mama tahu banget bagaimana tulisan tangan putri Mama dan bisa membedakannya."

"Gimana, Ma? Beneran tulisan Grace atau bukan? Kalau bukan, kita harus cepet lapor ke kantor polisi karena bisa aja Grace bener-bener diculik. Kalau beneran, kita enggak bisa berbuat apa-apa sekarang." Adam yang penasaran terus saja menyerocos tanpa henti.

"Ini emang tulisan Grace, Pa. Mama tau banget," lirih Risa sambil menatap suaminya, lalu pandangan Risa beralih kepada Aurora. "Rora, kamu nemuin surat ini di mana? Tante sama Om juga di kamar ini 'kan buat cari petunjuk tentang Grace, tapi kita enggak liat apa-apa."

"Tadi aku liat di nakas, Tan," jawabnya cepat. Aurora tidak berbohong, jadi ia tidak takut sama sekali. Risa melihat Aurora dengan menyelidik, ia tidak ingin percaya begitu saja pada keponakannya itu. Apalagi Risa juga tidak pernah suka pada Aurora.

"Ma, kalau sampai Keenan tahu Grace kabur, bisa berbahaya. Bukan cuma Grace, tapi kita juga. Keenan bukan pria sembarangan, Ma. Keenan udah memberikan banyak hal kepada kita. Kalau sampai dia tahu Grace kabur di hari pernikahannya, Keenan bisa murka dan kita juga kena imbasnya," ucap Adam tampak khawatir.

Adam sangat tahu siapa calon menantunya itu, di mana Keenan merupakan seorang salah satu pengusaha yang sangat berpengaruh. Keenan pun terkenal sebagai orang yang sangat kejam di kalangan pengusaha. Pria itu jelas tidak akan berpikir panjang untuk menghancurkan kehidupan orang-orang yang dibenci.

Keenan sangat menginginkan pernikahan ini terjadi. Jika Keenan tahu Grace telah kabur, jelas saja pria itu tidak akan bisa terima dan akan melakukan sesuatu yang tak pernah orang pikirkan sebelumnya.

"Kamu benar, Pa. Terus kita harus bagaimana sekarang?"

Adam tampak berpikir sejenak, sampai akhirnya ia berkata, "Pernikahan harus tetap terjadi, Ma. Bagaimanapun caranya."

"Maksud Papa gimana? Mama sama sekali enggak ngerti."

Akhirnya Risa dan Adam menatap Aurora, lalu Aurora mengernyitkan kening karena bingung saat melihat om dan tantenya tiba-tiba menatap dengan pandangan yang tidak biasa. "Om sama Tante kenapa liatin aku kayak gitu?"

Terpopuler

Comments

Siti Asyia Suleman

Siti Asyia Suleman

buset

2023-09-19

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Chapter 1
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Chapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Perkenalan Cerita Baru Pesona Mama Mertua Muda
88 Menaklukkan Nyonya Misterius
89 Ku Jadikan Sepupuku Sebagai Maduku
90 Season Dua?
Episodes

Updated 90 Episodes

1
PROLOG
2
Chapter 1
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Chapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Perkenalan Cerita Baru Pesona Mama Mertua Muda
88
Menaklukkan Nyonya Misterius
89
Ku Jadikan Sepupuku Sebagai Maduku
90
Season Dua?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!