kopi

Bia bersiap dengan pakaian kerjanya,  ia masih merintis dari bawah berkerja dengan orang terlebih dahulu. Sedangkan Anita berbeda, wanita itu langsung meneruskan usaha orang tuanya hingga sekarang sangat berkembang. Anita begitu mewah sedangkan Bia begitu sederhana dan juga lugu.

Bia melajukan motornya kesayangan  dengan kecepatan sedang, membutuhkan lima belas menit untuk sampai di sana. Bia bekerja di sebuah cafe sebagai barista. Wanita itu sangat mencintai kopi, wanginya begitu menenangkan pikiran.

Menurut Bia, kopi adalah semangatnya. Apalagi saat pagi hari wangi itu begitu menenangkan pikiran. Kopi adalah dunia Bia setelah Arga, laki-laki itu juga menyukai kopi yang ia buat spesial untuknya.

Kopi latte, Arga menyukainya.

Kata barista berasal dari Italia, yang bermakna “bartender”. Barista di Italia bertugas menyajikan minuman beralkohol serta non-alkohol, termasuk diantaranya kopi dan minuman espresso.

Sudah dua tahun ia berkerja, ada keinginan untuk membuka cafe sendiri tapi modalnya belum cukup. Bia juga tidak mau merepotkan orang tuanya tentang bisnis ini, Bia hanya ingin membuat usaha ini dengan uang sendiri.

Membuka usaha memang tidak mudah, memperlukan modal yang besar. Bia masih mengusahakan modal tersebut walaupun masih kurang, jika bisa Bia ingin membuatnya bersama pasangannya kelak.

"Pagi, Na."

Bia menyapa Nana yang sedang membersihkan meja di sebelah kanan pintu masuk cafe. "Pagi juga Mbak Bia."

Canda sendu cafe, itu nama cafe tempat Bia bekerja. Sebuah cafe yang ada di pinggiran kota besar,  membuatnya ramai pengunjung. Suasana sejuk dan masih asri membuat pengunjung nyaman. Tempat yang sangat spesial adalah dekat jendela,  di sudut ruangan yang sempit namun sangat estetik.

Bia menyimpan tas di tempat penyimpanan, ia mengambil lap untuk membersihkan area yang ada di depannya. "Mbak, katanya Mbak Hana engga masuk."

"Lah kenapa, Na?" tanya Bia bingung, kemarin anak itu masih baik-baik saja.

"Sakit katanya, Mbak."  Bia mengangguk, ia sedikit khawatir jika pekerjaannya keteteran. Tidak ada yang menggantikannya, biasanya hari Minggu ramai pengunjung. Tapi kali ini Hana tidak masuk, terpaksa Bia menggantikan posisinya kali ini.

Nana menghampiri Bia yang sedang menata gelas di atas meja. Nana membisikkan sesuatu, Bia menoleh. Ia mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Nana.

"Yang bener, Na. Kok ganti sih?" tanya Bia. Pemilik cafe ini yang kemarin begitu baik dan juga sabar. Bia tidak rela kehilangan sosok seperti Ibu Mika jika benar ada yang menggantikannya.

"Iya, Mbak. Katanya masih muda."

Bia mengangguk.  "Semoga, dia bisa pegang amanah kayak Ibu Mita."

"Aamiin, Mbak. Semoga aja."  Bia melanjutkan lagi membereskan semuanya. Menyusun  bermacam-macam cangkir dengan rapi di wadah.

Bisma datang  dengan menenteng tas miliknya. "Pagi, Na, Bia."

"Pagi, Mas," ucap mereka serentak. Bisma langsung mengambil alih pengerjaan Bia, wanita itu mengangguk. Ia langsung mengambil sapu, membersihkan area yang kotor. Setiap hari seperti ini, pekerjaan sedikit cape tapi menyenangkan.  Tidak ada yang instan, apalagi mencari uang.  Semuanya butuh proses  dan juga semangat seperti membuat kopi.

"Mas kata Nana bakal ada yang gantiin Ibu Mita?" tanya Bia setelah menyimpan sapu di sudut ruangan. Bisma yang sedang memakai apron langsung menghentikan aktivitasnya. "Kata siapa, Bia?" tanya Bisma memastikan.

"Kata Nana, Mas. Bia juga engga tau bener apa engga." Bisma mengangguk. "Kayaknya bener deh."

Bia menghela napas, sepertinya Ibu Mita benar-benar akan pergi. "Terus kata Nana apalagi? Anak itu pinter banget kasih informasi."

"Engga ada lagi, udah itu aja. Nanti Mas tanya aja sendiri."

Bisma menggelengkan kepalanya. "Males, Bia. Nana galak, Mas engga suka."

Bia tertawa nyaring, laki-laki di depannya selalu bercanda dengan segala hal. Tapi memang benar, Nana memang galak apalagi pada Bisma. Mereka seperti tom and jeri bertengkar setiap hari jika tidak ada pelanggan.

"Kalau dapat informasi kasih tau Mas, Ya, Bia."

Bia mengangguk. "Oke." Bia menggunakan apron milik sebelum cafe di buka.

Di lain tempat, di sebuah restoran laki-laki itu duduk di meja sebelah kiri pintu. Ya, dia Bima. Laki-laki itu memakai kaus hitam, celana jeans dan juga topi. Bima melirik sekilas jam yang ada di tangannya, seseorang yang ia tunggu masih belum datang.

Bima menghela napas, ia meminum kopi yang ada di meja sembari menunggu. "Sorry lama."

"Santai aja, bro." Laki-laki itu duduk di depan Bima. "Apa kabar, bro. Kapan balik?" tanya Deni.

Bima tersenyum. "Kemarin."

Bima bertanya. "Gimana yang kemarin jadi?" Deni mengangguk. "Jadi."

"Mertua gue mau pindah, dia punya  cafe sekitaran dua puluh menit dari ini. Kira-kira Lo mau investasi atau sekalian beli tuh cafe. Lumayan kata bini gue cafenya ramai," ucap Deni.

Bima sangat tertarik dengan apa yang di ucapkan oleh sahabatnya itu. Bima juga sangat menyukai cafe dan tempat-tempat indah untuk nongkrong.

"Kalau misalnya gue beli, gimana?" tanya Bima.

Deni tertawa nyaring. "Lo bisa cicil tapi gue tau dompet Lo engga pernah kosong dari dulu."

Bima tertawa menanggapi ucapan dari laki-laki itu. Selama bertahun-tahun lamanya dia di negara orang, Bima merintis bisnis  kecil-kecilan yang sangat cukup memenuhi kebutuhannya selama di luar negeri.

Dan sekarang, Bima ingin membuka usaha yang sedikit berbeda dengan ada di sana. "Oke, Deh. Gue ambil."

Mereka beranjak, Deni mengajak Bima untuk melihat cafe yang akan di beli oleh sahabatnya. Sesampainya di sana, mereka tidak turun dari mobil. Bima melihat sekeliling tampak masih asri dan juga segar, banyak pepohonan yang begitu indah.

"Menarik." Satu kata itu terucap di bibir Bima. Deni pun tertawa, mertuanya memang hebat kalau soal tata menata seperti ini.

"Lo udah bisa pegang cafe itu mulai besok." Bima mengangguk. "Uangnya gue transfer."

"Oke, sisanya bisa di cicil."

"Gampang." 

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!