Episode 4 DESI

Hari demi hari Kiran lalui dengan penuh penderitaan, setiap hari Kiran mendapatkan perlakuan yang buruk dari suami, mertua, bahkan ART di rumah itu.

"Ya Allah, aku sungguh tidak kuat kalau setiap hari harus menjalani kehidupan seperti ini," batin Kiran dengan deraian airmatanya.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan sangat keras membuat Kiran tersentak kaget. Viki melempar sebuah map dan juga pulpen ke arah wajah Kiran.

"Cepat tanda tangani berkas itu," seru Viki.

"Ini berkas apa, Mas?" tanya Kiran.

"Itu berkas yang diberikan oleh Papa kamu mengenai perusahaan kamu, mulai sekarang perusahaan itu aku yang ambil alih dan kamu harus menanda tanganinya sebagai persetujuan kalau kamu memberikan wewenang penuh atas perusahaan itu."

"Tidak Mas, perusahaan itu sudah ada yang ngurus," sahut Kiran.

Viki geram, dia pun kembali menghampiri Kiran dan menjambak rambut Kiran dengan sangat keras membuat Kiran meringis kesakitan.

"Sakit Mas, lepaskan."

"Kamu belum tahu siapa aku? aku tidak pernah main-main dengan ucapanku, kalau kamu tidak mau menandatanganinya, kamu akan melihat Papa kamu besok hanya tinggal nama saja, karena tanpa sepengetahuan kalian, aku sudah bekerjasama dengan orang-orang yang ada di perusahaan Papa kamu," ancam Viki.

Kiran membelalakkan matanya, seniat itu Viki dan keluarganya memanfaatkan dirinya demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Akhirnya dengan terpaksa, Kiran pun menandatangani berkas itu. Viki tampak menyunggingkan senyumannya, setelah Kiran berhasil menanda tangani berkas itu, Viki pun langsung pergi dengan perasaan yang sangat bahagia.

Kiran mengepalkan tangannya, dia benar-benar sangat benci kepada mereka semua.

"Aku sangat membenci kalian semua," gumam Kiran dengan mengeratkan giginya.

Memang selama ini Viki dan kedua orangtuanya sudah sangat memanfaatkan Kiran, mereka tahu kalau kekayaan Papa Rahul yang sangat melimpah itu semuanya atas nama Kiran dan Viki saat ini ingin merebut semua harta kekayaan Kiran.

***

Malam pun tiba...

Seperti biasa, Kiran menyiapkan untuk makan malam. Dia hanya membantu menyiapkannya saja karena kalau masak, dia sama sekali tidak bisa.

"Sayang, apa ini pembantu baru kamu?" seru salah seorang wanita.

Kiran yang sedang merapikan meja makan langsung menoleh, dan membelalakkan matanya saat Viki pulang bersama seorang wanita cantik nan seksi. Bahkan wanita itu tampak merangkul mesra lengan Viki.

"Mas, siapa wanita itu?" tanya Kiran.

"Ini pacar aku, memangnya kenapa?" sahut Viki dengan santainya.

"Apa? Mas, aku ini istri Mas dan kita belum bercerai, bagaimana bisa kamu membawa wanita lain sedangkan status kamu masih suami aku," seru Kiran.

"Kita memang sudah menikah, tapi aku sama sekali tidak menganggapmu sebagai istri. Jadi, kamu jangan melarang aku untuk membawa wanita ke rumah ini," ketus Viki.

Wanita yang bernama Ishika itu menghampiri Kiran.

"Astaga, wajah kamu sangat mengerikan bagaimana bisa kamu menikah dengan monster ini, sayang?" sinis Ishika.

"Aku terpaksa sayang, hanya untuk menyelamatkan perusahaanku saja. Kalau aku tidak menikah dengannya, aku akan jatuh miskin dan pasti kamu tidak akan mau berhubungan dengan aku," sahut Viki.

Tidak lama kemudian Mama Sasmita dan Papa Ajay pun keluar dari kamarnya.

"Astaga Ishika, kamu semakin cantik saja," seru Mama Sasmita sembari memeluk Ishika.

"Ah Tante, bisa saja."

"Ayo, kita makan malam bersama soalnya Tante sudah sangat lapar."

"Tapi Tante, aku tidak mau makan bareng monster itu, bisa-bisa selera makan aku hilang kalau makan bareng dia," rengek Ishika.

"Tenang saja, dia makan di belakang kok. Kiran, pergi sana jangan berdiri terus di sana!" sentak Mama Sasmita.

Kiran pun dengan cepat pergi dan masuk ke dalam kamarnya, Kiran menangis sejadi-jadinya di sana menahan rasa sakit yang dia rasakan saat ini.

"Kalian semua jahat," gumam Kiran.

Sementara itu di meja makan, semuanya tampak tertawa bersama mereka merasa sangat puas sudah membuat Kiran menangis.

Setelah selesai makan malam bersama, Viki pun mengantarkan Ishika pulang. Jam sudah menunjukan pukul 23.00 malam, dan Viki baru saja pulang.

"Viki, ke sini sebentar," seru Papa Ajay.

"Astaga Papa, bikin kaget saja. Kenapa Papa belum tidur? ini sudah malam," seru Viki sembari duduk di samping Papanya itu.

"Papa belum ngantuk, lagipula ada sesuatu yang ingin Papa bicarakan kepadamu."

"Apa, Pa?"

Kiran terbangun dari tidurnya, setelah lelah menangis Kiran ternyata ketiduran dan sekarang dia terbangun karena perutnya terasa sangat lapar.

"Ya Allah, aku lapar sekali," gumam Kiran.

Perlahan Kiran bangkit dari tidurnya dan keluar dari kamarnya, Kiran tampak celingukan dan mengendap-ngendap untuk mengambil makanan karena takut ketahuan.

Tapi di saat Kiran ingin mengambil nasi, Kiran samar-samar mendengar perbincangan seseorang. Kiran yang merasa penasaran, akhirnya memilih untuk mencari tahu dan ternyata di ruang tamu yang gelap Viki dan Papanya sedang berbincang-bincang dan Kiran memutuskan untuk menguping.

"Viki, rumah mewah dan megah milik Pak Rahul beserta seluruh hartanya yang melimpah itu adalah atas nama Kiran jadi sebisa mungkin kamu harus membuat Kiran menandatanganinya dan kita rubah dengan atas nama kamu, setelah kita mendapatkan semuanya, kita buang dia dan Papanya ke jalanan," seru Papa Ajay.

"Tenang saja Pa, Viki sudah memikirkan itu semua."

Kiran sangat terkejut, dia menutup mulutnya dengan tangannya sendiri.

"Pokoknya kita harus bisa merebut semua harta kekayaan mereka," seru Papa Ajay.

"Itu hal yang gampang Pa, tapi sekarang sebaiknya kita harus buat Pak Rahul mati dulu baru kita bisa memaksa Kiran untuk menanda tangani semuanya."

Airmata Kiran kembali menetes, Kiran sudah tidak bisa bertahan dengan orang-orang jahat itu. Kiran pun dengan cepat kembali ke kamarnya, tubuh Kiran tampak bergetar hebat.

"Kalian memang jahat, aku tidak akan membiarkan kalian menguasai semua hartaku," gumam Kiran dengan mengepalkan kedua tangannya.

Semenjak menikah dengan Viki, Kiran memang tidak memegang ponsel karena Viki sudah mengambilnya. Viki takut kalau Kiran mengadu atau pun melapor kepada Papanya.

***

Keesokan harinya...

Kiran sudah bertekad akan pergi dari rumah itu dan meminta cerai kepada Viki. Kiran sudah mengemas semua pakaiannya, Kiran menggeret kopernya dan semua orang yang sedang sarapan tampak terkejut dengan apa yang dilakukan Kiran.

"Mau ke mana kamu?" tanya Viki dingin.

"Aku mau pergi dari rumah ini, dan satu lagi aku akan mengurus surat perceraian kita," sahut Kiran.

Kiran pun dengan cepat melangkahkan kakinya, tapi dengan cepat Viki dan Papa Ajay menghentikan langkah Kiran. Mereka berdua langsung menyeret Kiran dan membawanya ke gudang rumah itu, Kiran tampak berontak tapi kekuatannya tidak bisa mengalahkan Viki dan juga Papanya.

"Lepaskan aku, kalian memang orang-orang jahat!" teriak Kiran.

Mereka pun memasung kaki dan tangan Kiran. "Jangan coba-coba berani kabur dari sini, karena aku tidak akan menceraikan mu sebelum aku bisa mendapatkan semua harta kekayaanmu," seru Viki dengan seringainya.

"Kamu dan keluargamu tidak akan mendapatkan sepeser pun harta kekayaanku!" teriak Kiran.

Plaaaakkk...

Viki menampar Kiran dengan sangat keras membuat sudut bibirnya berdarah.

"Jangan macam-macam, sekarang kamu diam di sini karena sebentar lagi kita akan membebaskanmu tapi tentunya setelah kamu menandatangani berkas-berkas yang kita perlukan," seru Viki.

Viki dan Papa Ajay pun keluar dari gudang itu, Kiran kembali menangis dia tidak tahu harus melakukan apa lagi sekarang.

Terpopuler

Comments

Simba Berry

Simba Berry

ya allah pakaj pamitan segala.ada2 aja🤣🤣🤣🤣

2025-01-27

1

🌸so0bin🌸

🌸so0bin🌸

kiran harusnya kamu kabur aja gak usah acara pamitan segala 🤦‍♂️🤦‍♂️🤦‍♂️

2023-11-19

1

miss see

miss see

bodoh amat kamu...org lari waktu mlm masa org semua tidur

2023-10-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!