Pak Rahul menghampiri putrinya itu dan duduk di samping Kiran.
"Sayang, tadi ada Pak Ajay datang ke sini dan ingin melamar kamu untuk anaknya Viki," seru Pak Rahul.
"Iya Pa, Kiran sudah tahu."
"Jadi bagaimana, apa kamu bersedia untuk menikah dengan Viki?"
"Kiran tidak percaya dengan pria yang mau menikahi Kiran, semua orang takut melihat Kiran apalagi Kiran mempunyai wajah yang sangat mengerikan jadi, apa dia serius ingin menikahi Kiran?" seru Kiran.
"Papa yakin pria itu serius ingin menikahimu, karena kalau sampai pria itu menyakiti hatimu, Papa jamin mereka akan hancur sehancur-hancurnya."
Kiran menyunggingkan senyumannya, Kiran tidak menolak perjodohan itu karena memang secara diam-diam Kiran sudah mengagumi sosok Viki.
Bahkan Kiran diam-diam menyelidiki semua media sosial milik Viki. Viki adalah pria yang tampan, banyak sekali wanita yang menginginkan Viki tapi sekarang Kiran bagaikan mendapatkan durian runtuh, pria yang selama ini dia puja-puja akhirnya justru melamarnya dan akan menikahinya.
***
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, tibalah acara pernikahan Kiran dan Viki. Pak Rahul membuat pernikahan yang sangat mewah untuk putri satu-satunya itu, dalam pernikahannya Kiran sengaja menggunakan cadar karena dia tidak mau semua tamu undangan jijik melihat wajahnya yang buruk rupa itu.
Berbeda dengan Kiran yang sangat bahagia, Viki sama sekali tidak bahagia. Viki memang sangat terpaksa menikahi Kiran hanya demi menyelamatkan perusahaan dan hidupnya yang tidak mau sampai jatuh miskin.
"Viki dengarkan Papa, kamu jangan memperlihatkan wajah ketusmu karena Papa tidak mau Pak Rahul mengetahuinya dan kita akan jatuh miskin," bisik Papa Ajay.
"Tapi Viki malu Pa, menikah dengan wanita di buruk rupa itu," bisik Viki.
"Bersabarlah, setelah kita mendapatkan semuanya, kamu boleh melempar wanita itu ke mana pun kamu mau."
Memang selama ini tidak ada yang tahu wajah asli Kinan, karena di saat Kinan keluar rumah dia memakai cadar untuk menutupi wajahnya yang sangat mengerikan itu.
Acara pernikahan pun selesai, Viki dan Kiran pun masuk ke dalam kamar hotel yang sangat mewah yang sudah disiapkan oleh Pak Rahul.
Viki menutup pintu kamar hotel itu, perlahan Viki menghampiri Kiran dan mencengkram kedua pundak Kiran.
"Hai wanita buruk rupa, dengarkan aku. Aku menikahimu karena terpaksa hanya untuk menyelamatkan perusahaanku, jadi kamu jangan senang dulu karena penderitaan mu akan segera di mulai. Dan satu lagi, jangan sekali-sekali kamu melaporkan kepada Papa kamu karena kalau kamu berani mengadu, aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu dan Papamu itu," ancam Viki.
Viki pun dengan kasar menghempaskan tubuh Kiran, sehingga Kiran tersungkur ke lantai. Airmata Kira pun menetes, ternyata benar dugaannya tidak ada pria yang tulus mencintainya, mereka hanya ingin memanfaatkan Kiran saja.
Viki pun menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur karena dia merasa sangat lelah.
"Jangan pernah kamu tidur di sini, karena aku tidak mau berdekatan dengan wanita buruk rupa sepertimu," seru Viki.
Lagi-lagi hati Kiran merasa sangat sakit mendengar pria yang baru beberapa jam resmi menjadi suaminya itu menyebut dirinya sebagai wanita buruk rupa.
Kiran pun bangkit dan melangkahkan kakinya menuju sofa, perlahan dia merebahkan tubuhnya di atas sofa dengan deraian airmata.
"Bodoh, aku benar-benar bodoh karena sudah mau menikah dengan pria itu, sudah jelas-jelas dia hanya ingin memanfaatkan ku. Tapi aku harus bagaimana?" batin Kiran.
Perlahan Kiran mulai memejamkan matanya, sungguh saat ini dia sangat lelah dan tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Kiran pun tertidur di atas sofa itu dengan masih menggunakan gaun pengantinnya.
***
Keesokan harinya....
Kiran sudah bangun pagi-pagi sekali, dan dia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Beberapa saat kemudian, Kiran selesai mandi dan berganti pakaian.
Perlahan Kiran menghampiri Viki yang masih tertidur itu, Kiran ingin membangunkan Viki tapi Kiran takut Viki marah. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Kiran memberanikan diri untuk membangunkan Viki karena Papanya sudah mengirim pesan supaya mereka berdua cepat turun untuk sarapan bersama.
"Mas, bangun Mas sudah siang," seru Kiran ragu-ragu.
Viki mulai menggerakkan tubuhnya, perlahan dia membuka mata dan melihat Kira berada di sampingnya dengan wajah yang tidak tertutup, membuat Viki kaget dan terjatuh dari tempat tidur.
"Astaga, tutup wajah kamu yang mengerikan itu aku sangat jijik melihatnya!" bentak Viki.
Mata Kiran sudah mulai berkaca-kaca lagi, dengan kesalnya Viki pun menyambar handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.
Kiran kembali menangis menahan rasa sakit akibat hinaan yang diterima oleh suaminya itu. Kiran dengan cepat menghapus airmatanya dan segera memakai cadar, karena takut Viki segera selesai mandi dan kembali memarahinya.
Beberapa saat kemudian, Viki selesai mandi dan sudah rapi dengan pakaian rapinya. Tidak bisa dipungkiri kalau Kiran sangat terpesona akan ketampanan Viki.
"Mas, Papa sudah menunggu di bawah untuk sarapan bersama," seru Kiran dengan menundukkan kepalanya.
"Ingat, jangan mengadu kepada Papamu," ancam Viki.
"Iya, Mas."
Viki dan Kiran pun langsung menuju ke bawah ke restoran hotel untuk sarapan bersama. Viki bersikap seperti biasa di hadapan Pak Rahul, seakan dia mencintai Kiran karena Viki ingin menarik perhatian Pak Rahul.
"Sayang, kamu sarapan yang banyak ya biar kamu sehat," seru Viki dengan mengambilkan makanan untuk Kiran.
Papa Ajay dan Mama Sasmita ikut menyunggingkan senyumannya, Viki memang pintar bersandiwara.
"Kalian mau tinggal di mana? di rumah Papa atau mau membeli rumah sendiri?" tanya Pak Rahul.
Baru saja Kiran membuka mulutnya, tapi dengan cepat Viki menjawabnya.
"Tidak Pa, Kiran biar tinggal di rumah Viki saja soalnya Viki kan bekerja, jadi kalau Viki bekerja, Kiran ada teman ngobrol sama Mama," sahut Viki.
"Benar Pak Rahul, Kiran biar tinggal bersama kami saja. Pak Rahul jangan khawatir, Kiran akan baik-baik saja bersama kami," sambung Mama Sasmita.
Kiran tampak menundukkan kepalanya, dia mempunyai firasat buruk. Setelah selesai sarapan, akhirnya keluarga Viki pun membawa Kiran ke rumah mereka.
Selama dalam perjalanan, Kiran tampak diam saja sudah dipastikan sampai di rumah Viki, Kiran akan memulai penderitaannya.
"Pokoknya kamu jangan keluar rumah, karena aku tidak mau semua tetangga tahu kalau aku punya menantu yang buruk rupa seperti kamu," ketus Mama Sasmita.
Sakit, sungguh sakit Kiran mendengar ucapan Mama mertuanya itu. Ternyata pernikahan dia dengan Viki bukanlah awal kebahagiaan untuk Kiran, tapi awal penderitaan untuk Kiran.
"Tapi lihatlah, banyak pengusaha yang iri kepada kita karena kita berhasil berbesanan dengan Pak Rahul, pengusaha paling sukses dan kaya di negara ini," seru Papa Ajay.
Mereka bertiga saling menyunggingkan senyumannya, berbeda dengan Kiran yang tampak mengepalkan tangannya menahan kesakitan yang saat ini dia rasakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
🌸so0bin🌸
satu keluarga gila semua 😡😡😡
2023-11-19
1
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
Wajar Kiran marah, baru sebentar aja di perlakukan kayak gitu. Apalagi kalau beberapa bulan ngga bisa bayangin
2023-09-19
1
༅⃟⚜️🅺🅴🅸ʷᵃʳᵃˢ✅
Nah kan, belum sehari saja udah gitu. Sabarin aja, nanti juga jadi bucin🤭
2023-09-19
1