Episode 16 [Persiapan Pesta]

โ—กฬˆโ‹†โ’ฝโ’ถโ“…โ“…โ“Ž Reading๐Ÿ

๐™ผ๐š˜๐š‘๐š˜๐š— ๐š”๐šŽ๐š‹๐š’๐š“๐šŠ๐š”๐šŠ๐š—๐š—๐šข๐šŠ ๐š๐šŠ๐š•๐šŠ๐š– ๐š–๐šŽ๐š–๐š‹๐šŠ๐šŒ๐šŠ ใ‹ก

ใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽ

Malam yang begitu sunyi. Tak ada kendaraan yang melaju dengan bebasnya. Hanya seorang pejalan kaki yang sibuk dengan ponsel, serta beberapa makanan di tangannya.

Pandangannya hanya fokus pada layar benda yang ia pegang, setiap tulisan di dalamnya ia baca dengan teliti.

Orang itu adalah Natasya. Tak ada pengawal ataupun seseorang di sampingnya. Ia berjalan seorang diri di malam yang sudah larut.

Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Tertera nama ayah di layar ponselnya membuat wanita itu enggan untuk mengangkat panggilan tersebut.

Ia melanjutkan jalannya setelah beberapa menit terhenti oleh panggilan. Dan kini orang yang sama kembali meneleponnya. Natasya menghela nafas panjang, lalu mematikan ponselnya.

Tak lama berselang, akhirnya ia sampai di rumah. Beberapa orang tampak tengah berjaga di gerbang rumahnya. Wanita itu tak berpikir panjang untuk melangkahkan kakinya masuk.

Begitu ia sampai di salah satu ruangan, seorang pria bersurai kuning kecoklatan tiba-tiba menampakkan sosoknya bak seorang hantu.

"Richard? Apa yang kau lakukan di sini? Jangan bilang ayahku yang menyuruhmu," kata Natasya dingin, ia bahkan tak memandang wajah pria tersebut.

"Tapi memang kenyataannya begitu. Tuan Jason bilang kau tidak mengangkat panggilan dirinya, jadi dia khawatir."

"Apa? Khawatir? Orang tua macam apa yang khawatir pada putrinya setelah dia tak menganggapku."

"Bukan begitu, Natasya." Richard menarik kasar bahu Natasya. Keduanya kini saling bertatapan.

"Lalu?"

"Ah, sudahlah โ€ฆ lupakan saja. Aku kesini karena tuan Jason ingin merayakan pesta atas keberhasilannya. Dan dia berharap kau akan datang ke acara pestanya," jelas Richard.

Ia melepas tangannya dari bahu wanita itu lalu berdalih menatap sekeliling.

"Entahlah. Aku akan memutuskannya besok."

"Pestanya diadakan besok, tidak mungkin kau memutuskannya saat pesta sudah berlangsung, kan?"

"Aku tidak punya banyak waktu untukmu. Cepat keluar dari rumahku sekarang, cepat!!" perintah Natasya. Ia menatap geram sosok Richard.

Pria itu lantas melangkahkan kakinya keluar dari rumah Natasya.

๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽใ€ฐ๏ธŽ

Terik matahari pagi bersinar terang menyinari kota. Bahkan cahayanya masuk ke dalam jendela kamar Natasya yang tak tertutup hordeng.

Perlahan wanita itu membuka kedua bola matanya, mendapati terik matahari pagi yang menyinari wajahnya. Ia mengangkat tangannya, menutupi wajahnya dari matahari pagi.

Setelah cukup lama berdiam diri di atas ranjang, Natasya akhirnya bangkit lalu berjalan pelan menuju kamar mandi. Di dalamnya ia menyibukkan diri dengan sabun mandi serta air yang berbusa.

Hingga pada akhirnya ia usai membersihkan tubuh. Sosoknya berjalan keluar dari ruang kamar mandi. Ia mendapati Felipe tengah duduk di kursi meja riasnya.

Natasya kontan terkejut bukan main. Bagaimana tidak? Posisinya yang saat ini hanya mengenakan handuk mandi saja.

"Felipe, apa yang kau lakukan di kamarku? Cepat keluar!!" teriak Natasya.

Pria itu hanya menyeringai licik, lalu perlahan mendekati Natasya.

Ia mendorongnya hingga berada di sudut ruangan. Kedua bola mata mereka saling bertemu.

"Aโ€“ apa yangโ€“."

Felipe mendekatkan wajahnya pada Natasya, ia meraba leher wanita itu seakan ingin menggigitnya. Sementara Natasya hanya terdiam tak berkutik, tubuhnya bergetar hebat.

"Hei, kenapa kau tegang sekali? Memangnya siapa yang ingin menggigitmu?" cetus Felipe, ia tersenyum licik.

"Aโ€“ apa?! Ah, cepat menyingkir! Aku harus bersiap-siap untuk datang ke perusahaan ayah!"

Pria itu lantas menjauh dari sosoknya, lalu keluar dari ruang kamar Natasya. Ia menghela nafas panjang.

Setelah lebih dari dua puluh menit ia menyibukkan dirinya dengan beberapa barang, akhirnya wanita itu keluar dari kamarnya.

Felipe ternganga melihatnya, wajahnya terlihat begitu cantik, dengan pakaian elegan yang ia kenakan.

"Kau benar-benar mau menemui ayahmu, atau bertemu dengan Richard? Atau mungkin kencan buta?" tebak Felipe.

"Ah, hentikan. Aku tidak sedang bercanda. Sebenarnya nanti malam ayahku akan mengadakan pesta di hotel untuk merayakan keberhasilannya. Jadi mungkin aku harus membeli pakaian?"

"Baiklah, aku akan mengantarmu. Kau harus membeli pakaian seperti seleraku."

Felipe menarik lengannya, mereka berjalan keluar dari rumah Natasya. Seorang supir dengan mobil pickup tampak menunggu keduanya. Mobil itu lantas melaju dengan kecepatan tinggi menuju tempat perbelanjaan di pusat kota.

Setelah melewati beberapa kendaraan umum di jalan raya, akhirnya mobil mereka berhenti di sebuah tempat perbelanjaan ternama. Felipe serta Natasya keluar dari dalamnya, sejumlah mata tampak memperhatikan mereka.

"Pakaian pesta, ya? Aku akan memilihkannya untukmu," tutur Felipe lembut.

Ia berjalan menuju sebuah toko di tempat perbelanjaan. Terlihat beberapa pakaian elegan yang dibanderol dengan harga tinggi.

"Wah, pakaian ini bagus sekali. Apakah aku akan terlihat cantik jika memakainya?" lontar Natasya. Matanya berbinar binar melihat sebuah pakaian.

"Apapun pakaiannya akan terlihat cantik jika kau yang memakainya," cetus Felipe di iringi senyuman lebar yang terukir di wajahnya.

"Aku akan membelikannya untukmu," kata Felipe kontan membuat Natasya terdiam.

Ia menatap kasihan wajah pria di sebelahnya. Kepalanya perlahan menunduk, menatap lantai mall yang kotor.

"Ah, aku akan membeli pakaian di tempat lain saja. Sepertinya model pakaian di sini terlalu berlebihan."

"Jangan khawatir, aku membawa banyak uang."

Natasya berdalih menatapnya kagum. Ia lantas memilih salah satu pakaian yang menarik perhatiannya pada pandangan pertama. Meskipun pakaian itu dibanderol dengan harga tinggi, namun Felipe mampu membelinya.

Usai membeli beberapa pakaian serta aksesoris untuk Natasya. Wanita itu memutuskan untuk menemui ayahnya sebelum acara pesta dimulai. Mobil yang di tumpanginya melaju dengan kecepatan tinggi menuju gedung besar di pusat kota.

Yang mana gedung itu adalah milik tuan Jason, ayah dari Natasya Gu.

Seorang wanita berjalan dengan anggun menuju lift. Perlahan pintu lift tertutup dan membawanya ke lantai tujuan. Setelah sampai di salah satu lantai perusahaan, wanita itu keluar.

Ia memasuki sebuah ruangan bertuliskan direktur di depannya. Kakinya melangkah masuk tanpa berpikir panjang. Wanita itu kemudian duduk dengan angkuhnya di sofa ruangan tersebut.

"Natasya?"

"Ayah, aku sudah memutuskan untuk datang ke acara pesta nanti malam."

"Apa kaโ€“."

"Tapi bukan berarti aku memaafkan Ayah. Aku hanya tidak ingin reputasi keluarga kita hancur hanya gara-garaku. Jadi aku, Natasya Gu memutuskan untuk datang bersama dengan Felipe," katanya sembari memandang kukunya yang cantik.

"Hmm, tapi โ€ฆ nanti malam kau akan disorot bersama Richard, bukan Felipe," tutur tuan Jason membuat Natasya mengernyitkan dahinya.

Wanita itu berdalih menatap sekeliling ruangan, lalu kembali memandang sosok ayahnya dengan iba.

"Terserah Ayah, tapi aku akan tetap membawa Felipe bersamaku." Natasya keluar dari ruangan sang ayah, lalu kembali ke tempat dimana mobilnya terparkir.

Wanita itu berjalan dengan kepala tertunduk. Raut wajahnya terlihat kecewa.

"Bagaimana? Kau sudah bicara dengan ayahmu?" tanya seorang pria dengan bola mata merahnya, dia adalah Felipe.

"Sudah, tapi โ€ฆ nanti malam aku akan disorot dengan Richard." Natasya memeluk tubuh pria yang lebih tinggi darinya.

๐Ÿ‚๐™ฑ๐šŽ๐š›๐šœ๐šŠ๐š–๐š‹๐šž๐š—๐š ...

๐™ผ๐š˜๐š‘๐š˜๐š— ๐š๐šž๐š”๐šž๐š—๐š๐šŠ๐š—๐š—๐šข๐šŠ ๐šž๐š—๐š๐šž๐š” ๐š”๐šŠ๐š›๐šข๐šŠ ๐šŠ๐šž๐š๐š‘๐š˜๐š›, ๐š”๐šŠ๐š›๐šŽ๐š—๐šŠ ๐š”๐šŠ๐š›๐šข๐šŠ ๐š’๐š—๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š๐šŠ๐š—๐š ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐š’๐š”๐šž๐š๐š’ ๐š•๐š˜๐š–๐š‹๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š—๐šž๐š•๐š’๐šœ ๐š—๐š˜๐šŸ๐šŽ๐š•. ๐™ณ๐šž๐š”๐šž๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐šœ๐šŽ๐š”๐šŽ๐šŒ๐š’๐š• ๐šŠ๐š™๐šŠ๐š™๐šž๐š— ๐šœ๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š ๐š‹๐šŽ๐š›๐š‘๐šŠ๐š›๐š๐šŠ ๐š‹๐šŠ๐š๐š’ ๐šŠ๐šž๐š๐š‘๐š˜๐š›, ๐š•๐š˜๐š‘ ... ๐Ÿ

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!