HAPPY READING
.
.
.
.
.
London Heathrow Airport
Akhirnya setelah melalui perjalanan udara selama hampir 8 jam Xavier dan Jack tiba di bandara Udara Heathrow di London.
Ini yang ketiga kalinya Xavier menginjakkan kaki di Kota London. Yang pertama dan yang kedua kali ia ke negara ini karena pekerjaan. dan kali ini kedatangannya bukan hanya karena pekerjaan saja tetapi karena wanitanya juga berada di negara ini. Itulah yang membuat dirinya tetap semangat melakukan perjalanan jauh.
Selama berada di bandara banyak yang memuja ketampanan mereka. Sungguh mereka berdua adalah makhluk Tuhan yang paling indah.
Xavier yang saat ini memakai jaket kulit berwarna cokelat juga abu-abu dengan kaos hitamnya dan jeans birunya serta sepatu sneakers dan tidak lupa ia memakai kalung berbentuk X. Penampilannya kali ini memang sungguh jauh dari kata rapi tidak seperti biasanya yang selalu memakai jas. Tetapi tidak menutupi ketampanan nya. Xavier yang seperti ini terlihat sangat seksi menurut pandangan orang yang melihatnya.
Jack pun tidak kalah tampan. Ia memakai kaos putih dengan jaket hitamnya dan jeans hitam serta sepatu sneakers nya. Penampilan yang simple namun tetap terlihat sangat tampan.
"Jack, segera kau carikan taksi. Aku akan menunggumu disini," ucap Xavier yang kemudian duduk.
"Baiklah. Aku tidak akan lama." Kemudian Jack pun berlalu pergi, meninggalkan Xavier yang sedang duduk.
Waktu menunjukkan pukul setengah 6 sore. Perjalanan yang sangat melelahkan. Itu yang di pikirkan oleh Xavier yang saat ini, sembari duduk dan merenggangkan otot tubuhnya.
Selama Xavier menunggu, ia mengambil ponsel dan menghidupkan ponselnya. Karena selama di perjalanan ia mematikan ponselnya.
Saat ponselnya sudah menyalah sempurna, ada sebuah pesan yang masuk. Pria itu mengulas senyum ketika membaca pesan yang ternyata dari Elleana.
Triiinggg
Sweety❤ (088xxxxxxxxxx
"Aku baru tahu bahwa kau ini pria yang sangat cerewet.. Aku baik-baik saja dan kau tidak perlu mencemaskan ku."
Begitulah isi pesan dari Elleana. Ia merasa senang wanita itu membalas pesannya, setidaknya ia mengetahui bahwa wanitanya itu baik-baik saja.
Tak lama kemudian seringai senyum terukir di sudut bibirnya.
"Kau tunggu saja sweety, apa yang akan aku lakukan kepadamu," gumam Xavier dengan senyum liciknya.
Xavier memang berniat akan melakukan sesuatu kepada Elleana karena telah berani membuat seorang Xavier menjadi khawatir. Karena tidak ada di kamusnya untuk memikirkan wanita manapun selain mommy dan adiknya Jenn.
Tidak lama kemudian, Jack pun datang sambil merapikan jaketnya kemudian menghampiri Xavier yang sedang duduk memainkan ponsel.
"Taksinya sudah siap bos," ucap Jack yang di jawab anggukan oleh Xavier.
Setelah itu mereka pun berjalan menuju taksi. Xavier serta Jack menyeret koper mereka masing-masing dan setelah melihat taksi yang telah dipesan olehnya, Jack bergegas memasukkan koper mereka ke dalam bagasi. Xavier memasuki taksi lebih dulu yang kemudian disusul oleh Jack.
"Jack, apa kau sudah membeli mobil seperti yang aku minta?" tanya Xavier seraya menatap layar ponsel.
Jack yang duduk disampingnya segera menoleh. "Kau tenang saja, aku sudah mengurus semua."
Mendengar jawaban Jack, Xavier mengangguk. Dirinya meminta Jack untuk membeli dua buah mobil. Mereka memang membutuhkan mobil karena akan merepotkan nantinya jika mereka harus menggunakan taksi secara terus menerus, mengingat mereka akan lama berada di Kota London. Mobil dengan merek apa saja, yang terpenting nyaman. Itulah yang di katakan oleh Xavier.
Setelah itu, selama dalam perjalanan mereka hanya diam menikmati pemandangan Kota London.
Dan akhirnya mereka tiba di sebuah bangunan rumah minimalis yang mewah, dan sudah terparkir dua mobil mewah. Memang tidak semewah dan sebesar kediaman nya yang di negara L.A tetapi tetap mewah dan sangat indah. Mereka berdua akan tinggal di sini.
Xavier dan Jack pun di sambut oleh para maid dan tidak lupa para pengawalnya.
Ya, mereka adalah orang-orang kepercayaan keluarga Romanov.
Tak lama kemudian, mereka berdua masuk ke dalam dan memasuki kamar mereka masing-masing.
Di rumah itu terdapat 4 kamar. Sedangkan para maid dan pengawalnya akan berada di bangunan belakang.
Setelah selesai mandi, Xavier merebahkan tubuhnya di ranjang yang berukuran king.
Tiba-tiba ia teringat jika belum mengabari keluarganya. Ia segera beranjak berdiri dan bergegas mengambil ponsel, lalu menghubungi sang mommy.
"Hallo Mom, aku sudah sampa," kata Xavier saat sudah mendengar suara di sambungan teleponnya.
"Iya, mommy sudah tahu, tadi daddy mu sudah menghubungi Jack. Kau pasti lelah, cepatlah beristirahat," Marry menjawab dengan lembut di seberang sana.
"Baik mom."
Tidak lama kemudian telepon pun terputus.
Xavier terlihat hendak menghubungi Elleana tetapi niatnya itu di urungkan. Besok saja ia akan menemui wanita cantik itu, pikirnya.
Xavier memejamkan mata, lalu tak berselang lama ia tertidur.
Jack yang hendak masuk ke dalam kamar Xavier pun ia urungkan, karena ia yakin bahwa bos nya itu sudah tertidur pulas, karena ia baru saja mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban.
.
.
.
KEDIAMAN MILLER
Kakak beradik ini sedang berduduk santai di depan kolam renang.
Menikmati angin malam sambil berbicara dan menikmati hidangan buah serta Juice. Mereka berdua terlihat sangat akrab.
"Apa kau sudah siap untuk pertemuan besok ?" tanya Edward yang sedang meminum minuman orange juice miliknya.
"Sejujurnya aku sangat gugup kak. Aku takut tidak bisa menghadapi mereka dan malah mempermalukan nama baik keluarga kita." Elleana berucap dengan wajah yang sendu. ia memang sangat gugup dan takut jika membuat kesalahan.
"Tenang saja, kau pasti bisa. Kau harus percaya pada kemampuanmu. Kau pasti bisa seperti daddy, keluarga Miller itu tidak ada yang bodoh, honey." Edward mengusap lembut kepala Elleana.
Elleana mengangguk-anggukan kepala lalu mengembangkan senyuman.
"Hmmm kau benar kak, aku kan pintar seperti daddy." Elleana menunjukkan deretan gigi putihnya.
Edward tersenyum gemas lalu mencubit pipi adiknya itu.
"Aku merindukan Millie kak. Dia itu sangat cerewet. Dia pasti kesepian disana, dia hanya mempunyai aku kak." Elleana pernah menceritakan kepada Edward bagaimana ia bisa bertemu dengan Millie dan bagaimana persahabatan mereka itu.
"Kau teleponlah dia. Mungkin dia juga merindukanmu. Apa kau sudah memintanya untuk datang?" ucap Edward kembali.
"Sudah ku katakan bahwa dia bisa datang kapan saja ke sini tetapi dia belum bisa meninggalkan cafe. Kau tau kak cafeku itu terkenal di sana dan ramai dengan pengunjung," tutur Elleana dengan bangga.
"Ya, karena kau hebat jadi cafemu bisa ramai dan menjadi terkenal," puji Edward.
"Hmmm ya kau benar kak, hahaha."
Lalu mereka tertawa bersama melanjutkan cerita sampai Elleana merasakan kantuk yang luar biasa. Sebelum kemudian pamit kepada Edward dan memasuki kamarnya, meninggalkan Edward yang masih setia menikmati malam, merasakan hawa dingin yang semakin menusuk tulang. Memejamkan mata untuk memastikan perasaan bahagianya dan tidak ingin kebahagiaan itu hilang sampai kapan pun.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
Terimakasih untuk semua yang telah setia membaca 🤗🤗
Jangan lupa untuk Like, Vote dan Follow.. 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
gege wahyuni
Astaga thor... LA atau Los Angeles itu kota, bukan negara
2022-07-09
0
Erna Dinara
thor aku beres baca tawanan mafia lgsg ksini, smoga lbih seru dr crita angela
2021-09-08
0
Ulmi
Bagus ceritanya thor
2021-09-01
0