Edo tetap tenang di belakang kemudi, Nara masih mengawasi Edo dengan perasaan cemas, apa yang akan dilakukan Edo lagi, kini Nara merasa takut dan panik. Tubuhnya benar-benar keringat dingin.
"Kamu mau nyiksa aku dengan semua ini Do?"
Edo menatap Nara dengan tatapan geram, lalu ia membuka jaketnya dan di pasangkan ke badan Nara yang terlihat kedinginan.
"Pakai ini lo pasti kedinginan." Dipakaikan oleh Edo.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku sebenernya kamu kenapa?"
"Gua gak maksud bersikap seperti itu, tapi biar lo tau cara hidup gua yang selalu mengejar benang melintang di depan, namun gak pernah tercapai, setelah tercapai ditelan roda." Edo berkata dengan lesu.
Nara mengerti makna yang dimaksudkan oleh Edo. Dia belum pernah mendapat bahagia arti kehidupannya.
"Lo tau tempat ini adalah dunia gua yang selalu sepi. Di rumah gua gak dapet kebahagiaan. Dan ketika gua suka sama cewek dan mencintainya dengan tulus sepenuh hati, yang gua terima cuman kepahitan."
"Kamu salah paham Edo?"
"Menurut lo itu salah paham, jelas-jelas lo udah bergaul dengan Alexa. Terus apa yang lo dapet dari pertemenan lo sama Alexa? Sampai lo kenal kehidupan malam. Berapa banyak cowok yang udah cium lo? katakan!" Suara Edo begitu keras sehingga menggetarkan perasaan Nara.
Agaknya kata-kata Edo menyakitkan hati Nara, dengan terlihat air mata di pipinya.
"Keterlaluan Edo, kau anggap aku gadis apa?"
Isak tangis Nara semakin pilu di antara kepedihan hatinya.
Perasaan Edo pun menjadi luluh melihat air mata Nara menetes di pipinya.
"Maafin gua Nar. Gua gak maksud bikin lo saki hati. Tapi perasaan cinta gua ke lo yang maksa harus kaya gini. Lo taukan gua butuh lo?"
Sambil berkata demikian Edo memeluk Nara dengan mesra.
Gadis itu semakin membenamkan dirinya dalam isak tangis yang berkepanjangan. Nara berbuat manja kepada Edo dekapannya sangat hangat baginya. Tangan Edo membelai rambut Nara dengan penuh kasih sayang.
"Kamu mau memaafkanku Nara?" Bisik Edo pelan di telinga Nara. Gadis itu tak menjawab melainkan merebahkan kepalanya di dada Nara dengan kemanjaannya. Perasaan bahagia menyusup ke dalam lubuk hati Nara yang paling dalam. Malam itulah Nara telah menyerahkan bulat-bulat cintanya kepada Nara.
Tak ada yang akan mengusik di hatinya lagi, walaupun apa yang bakal terjadi.
"Biarkan aku mencari teduhnya atap di dalam wajahmu Nara, sadar gak kamu aku ini insan yang haus akan kasih sayang? Hidupku yang hampa selalu menanti balasan cintamu, kalau kamu mengatakan perasaan cintamu kepadaku sungguh aku sangat bahagia Nara."
Nara menatap wajah Edo dengan air mata yang berlinangan. Sesungguhnya di balik iru semuanya, Nara sudah menyerahkan seluruh hidupnya pada Edo. Air mata yang menetes di pipi gadis itu diusap Edo dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Edo malam ini aku udah mencintaimu dengan setulus hatiku. kamu tidak akan mempermainkan aku bukan?"
"Tidak Nara aku sangat tulus mencintaimu."
Edo memeluk Nara erat-erat. Di kelopak matanya bergenangan air mata kebahagiaan akan kasih sayang. Yang dulu hidupnya yang senantias hampa dan sepi. Kebahagiaan malam itu tak akan pernah terlupakan sepanjang sisa hidupnya.
"Edo untuk tadi siang aku mau meminta maaf, kamu pasti sangat marah padaku karena melihat ku jalan bersama Betran."
"Sudah Nara, aku tau kamu gadis yang lugu dan lembut akan kasih sayang jadi itu bukan salahmu, memang Betran saja yang tak tau diri, sudah jangan bahas itu anggap saja itu awal masalah dari bumbu cinta kita."
Dua keping hati telah menjadi satu dalam wadah yang di namakan cinta.
"Aku sangat mencintamu Nara, sungguh aku ingin membahagiakanmu."
"Aku juga mencintaimu Edo, aku sungguh bahagia."
Mobil sport yang berhenti di atas aspal dengan penumpang yang sedang di mabuk asmara.
"Edo aku ingin berada dipelukan dirimu lebih lama." Kata Nara yang sedang di landa cinta.
"Boleh Nara aku akan sangat bahagia sekali."
"Baru kali ini Edo aku merasakan cinta, yang tak ku sangka sebahagia ini."
"Sudahlah Nara kita nikmati malam bahagia ini."
Bagi kehidupan Edo yang dahulunya penuh dengan kesepian, merasa terisi berkat kehadiran Nara di hidupnya harapan dan cita-citanya kini tumbuh kembali.
Layaknya merasa malu meyaksikan kedua remaja yang sedang dalam kemesraan. Berpagut saling berciuman hangat dan melelapkan. Nara pasrah pada Edo yang menggulum bibirnya dengan cinta yang begitu murni.
"Bagaimana Nara apakah kamu percaya aku sangat mencintaimu?"
"Aku tau kamu mencintaiku dengan tulus."
"Bagaimana rasanya ketika bibirmu saling berdekatan denganku?" Edo mengusik Nara yang sedang memeluknya.
Nara mencubit pinggangnya dengan mesra..
"Iiii Edo, ngeselin yaa." Tersipu malu dan bahagia.
Baru kali ini Nara merasa sangat bahagia ternyata cinta tak seburuk itu.
"Edo kamu maukan meneruskan kuliahmu?" Tanya Nara.
"Kamu tau dari mana aku kuliah Nara?" Merasa heran.
"Dari Resa." Jawab Nara singkat
"Kalau itu mau mu aku akan lanjutkan kuliah ku untukmu Nara." Edo akan membuktikan pada Nara kalau ia akan melanjutkan masa depannya karena sekarang ada Nara di hidupnya.
"Aku tunggu gelar sarjanamu." Tersenyum bahagia
"Siap bidadariku."
Mereka larut dalam bahagi balada cinta yang di mabuk asmara.
Demikian Edo akan membahagiakan Nara kekasihnya walau nantinya akan berontak pada kenyataan yang di hadapi.
"Masih mau terus memelukku Nara?" Tanya Edo yang menjaili kekasihnya.
"Memangnya tak boleh aku bermanja padamu, jangan kamu terus yang bermanja padaku Edo." Nara menatap wajah Edo dengan penuh cinta. Edo tersenyum bahagia mendengarkan perkataan Nara yang sekarang berucap manja padanya.
"Aku tak menyangka Nara kamu bisa berucap demikian, gadis cantik yang di idamkan para lelaki kini milikku seutuhnya." Jawab Edo yang masih tak menyangka Nara benar-benar menjadi kekasihnya.
"Bukankah kini kita sudah menjadi sepasang kekasih Edo, yang sering ku lihat di drama korea wanita akan manja pada sang kekasih." Sahut Nara tersenyum tipis.
"Aku tak menyangka ku kira kamu lugu ternyata suhu."
Nara mencubit pinggang Edo kembali perkataannya membuat Nara tersipu malu. Tangan Nara pun di pegang erat oleh Edo tangan putih halus yang sangat lembut digenggamnya begitu erat. Pelukan Nara padanya membuat syahdu dan terasa nyaman.
Inilah yang selama ini Edo inginkan kasih sayang yang tulus tanpa rasa sepi. Ternyata di lihat wajah Nara oleh Edo, ternyata Nara tertidur di pelukan Edo sepertinya gadis ini sangat kelelahan seharian ini dirinya di buat panik olehnya.
"Maafkan aku sayang, jika hari ini membuatmu banyak sekali kejutan." Berbicara pelan dan membelai rambutnya.
Edo pun melepaskan pelukan Nara dari tubuhnya di rebahkanlah ia di samping Edo lalu dipasangkan tali pengaman. Nara pun tertidur lelap, akhirnya Edo mengantarkan Nara pulang dengan perasaan yang begitu sangat bahagia.
Mobil itu pun meninggalkan jalanan aspal yang sepi untuk menuju pulang ke rumah Nara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments