terkesima

Paman dan Reynold sedang berbincang dengan suasana yang akrab.

"Pak saya suka dengan rumahnya,sudah berapa lama tinggal disini" tanya Reynold.

" Udah lama tuan puluhan tahun dari pertama menikah beli tanah ini dengan kridit akhirnya lunas dan dapat sertifikat tanah" jawab paman.

" Jangan panggil tuan pak,Rey aja lebih enak" ucap Reynold risih karena dipanggil tuan ia merasa tidak enak orang yang lebih tua manggil nya tuan.

" Bapak panggil nak Rey aja ya.." ucap paman tak lama Aisyah pun datang membawa teh dan juga kopi untuk pamannya.Aisyah pun meletakkan ke meja kayu.Reynold diam-diam memandang Aisyah.

" Kak rujak nya mana?" tanya Cindy karena ia tahu Aisyah sedang membuat rujak,Tangan Cindy sudah bersih ia pun duduk di samping papanya.Reynold pun tersenyum melihat putrinya dengan mengelus kepala anaknya yang di lapisi jilbab.

" Tunggu bentar kakak ambilkan" .Cindy bergegas mengikuti Aisyah kedalam rumah.Tak lama Cindy dan Aisyah pun datang membawa rujak.Begitu juga dengan bibi membawa singkong yang sudah dibakar dan juga singkong rebus.Mereka makan bersama di bawah pohon mangga yang kebetulan cuaca tidak panas dan angin semilir yang sepoi-sepoi.

' Gimana belajar nyulamnya udah bisa" tanya Reynold sambil makan singkong rebus nya.

" Udah dong pa,nanti Cindy mau buat syal untuk nenek,pa kita pulang nya bentar lagi ya,cobain dong pa rujakny enak" ucap Cindy sambil makan rujak nya dan meminta papanya mencicipi Reynold pun mencicipinya rasanya memang enak.

" Gimana pa enakkan" tanya Cindy lagi.Reynold pun mengangguk.

" Tapi nak setelah ini kita pulang" ucap Reynold karena merasa tidak enak dengan keluarga Aisyah.

" Bentar lagi dong " rengek Cindy karena ia merasa sangat betah.

" Gak apa nak Rey,gimana sekalian makan malam disini kebetulan paman lagi manen sayur sama ikan gurame tadi biar dimasak sama Aisyah" ucap paman menawari Reynold makan malam dirumahnya.Di kebun belakang juga ada kolam ikan kecil.

" Gak usah pak merepotkan" ucap Reynold segan.

" Sekali-kali kita makan bersama,Kami tidak merasa direpotkan,malah senang ada tamu" ucap bibi lagi.Aisyah hanya tersenyum mendengarnya.

Akhirnya Reynold pun mengalah ia pun mengikuti keinginan anaknya.Karena hari sudah sore terlihat kesibukan di dapur dimana Aisyah dan bibi sedang masak dan juga Cindy ikut membantu.

Reynold pun tersenyum melihat anaknya yang sangat bahagia apalagi mendengar celoteh Cindy yang menanyakan nama bumbu dapur yang tidak di ketahui dengan sabar Aisyah menerangkan mereka pun masak bersama tercium bau wangi masakan.Setelah selesai Cindy pun mandi karena kamar mandi satu jadi mandinya bergantian.Sebenarnya ada kamar mandi diluar cuma atasnya tidak ada atapnya hanya untuk cuci pakaian bisa juga untuk tempat mandi mungkin Cindy atau Reynold tidak terbiasa .

Reynold ingin kekamar mandi mau mengganti pakaian nya kebetulan di mobil ia sering membawa baju ganti dan perlengkapan mandi.

Aisyah melihat Reynold yang kebingungan karena tidak tahu letak kamar mandi.

" Om mau kekamar mandi? " tanya Aisyah.

" Iya,dimana kamar mandinya?" jawab Reynold.

" Ayo om,kamar mandinya di belakang lewat dapur".Reynold pun mengikuti Aisyah kebetulan di dapur tidak ada orang.Pada saat di depan kamar mandi Aisyah akan berjalan tiba-tiba ia terpeleset dan secara refleks Reynold menarik Aisyah sehingga ia tidak terjatuh posisi mereka saat ini berpelukan dengan kedua tangan Aisyah didada Reynold.Mata mereka saling bertemu jantung Aisyah berdegup dan dalam hitungan detik mereka terdiam.

Aisyah pun tersadar langsung melepaskan pelukannya dan Reynold pun terkesima kenapa jantung nya berdesir karena adanya sentuhan fisik yang tak terduga.

Aisyah pun berlari menuju kamarnya ia merasa malu.Aduh...kenapa bodohnya aku kok bisa jatuh pake acara pelukan lagi gumamnya dalam hati.Bisa-bisa ia malu bertemu dengan papanya Cindy.