Semakin rasa bersalah

Hanan melajukan kendaraannya menuju kios laundry tempat Alia bekerja sebelumnya. Setibanya disana ia disambut ramah oleh pegawai yang memang sangat mendambakan kehadiran Dokter tampan itu.

"Selamat sore, Kak," ucap Hanan mengukir senyum lumer sehingga membuat para wanita disana berasa meleleh menatap senyuman itu.

"Selamat sore, Dok, tumben sekali kesini, ada apa?" tanya salah seorang pegawai.

"Saya mau menanyakan alamat rumah Alia, apakah Kakak tahu dimana?" tanya Hanan masih dengan senyum ramah.

"Oh, Alia tinggal di jalan Budi luhur," jawabnya.

"Apakah maksud Kakak, jalan Budi luhur yang di samping kompleks ini?" tanya Hanan memastikan.

"Benar sekali, Dok, rumahnya tidak jauh dari sekolahan," jelasnya kembali.

"Oh, baiklah. Terimakasih banyak ya, Kak," ucap Hanan yang segera ingin beranjak.

"Emang Dokter Hanan ada keperluan apa dengan Alia? Bukankah itu motor Alia ya?" tanya mereka menatap motor matic yang sedang di tunggangi olehnya.

"Ah, saya ingin mengembalikan motor ini, karena beberapa hari yang lalu saya meminjamnya," jawabnya jelas berbohong.

Mereka hanya mengangguk paham, dan Hanan segera meninggalkan tempat itu, ia segera menuju alamat yang diberikan oleh mereka.

Setibanya di tempat alamat yang dituju, Hanan segera menanyakan kepada salah seorang warga yang sedang melintas dihadapannya.

"Maaf, Pak, saya mau bertanya. Apakah Bapak tahu dimana rumah Alia?" tanya Hanan pada lelaki itu.

"Alia yang mana? Soalnya disini banyak yang namanya Alia," jawab lelaki itu.

"Saya kurang tahu, tapi dia kemaren pernah bekerja di laundry Umi yang ada di komplek sebelah," jelas Hanan.

"Oh, Alia anaknya mendiang Pak Bagas?"

"Saya kurang tahu siapa nama orangtuanya, Pak."

"Ya, kalau Alia yang bekerja di Umi laundry, ya anaknya Pak Bagas."

"Apakah Bapak tahu dimana rumahnya?" tanya Hanan tak sabar ingin segera menemui gadis itu.

"Tahu, tapi sekarang Alia sudah tak tinggal disini lagi. Setelah ayahnya meninggal, Alia diusir oleh Ibu tirinya. Dan tidak ada yang tahu dimana keberadaan dia sekarang," jelas lelaki itu yang membuat Hanan terpaku, jantungnya berdegup kencang.

"Diusir? Kenapa diusir, Pak?" tanya Hanan masih tak habis pikir.

"Ya, karena gadis itu hamil diluar nikah. Dan ayahnya meninggal dunia karena serangan jantung setelah mengetahui tentang kehamilannya. Kami sebagai tetangga sungguh tak menyangka gadis baik dan sangat polos seperti Alia bisa berbuat buruk diluaran sana," ucap pria itu kembali.

Seketika hati Hanan bagaikan teriris sembilu. Ia tak menyangka apa yang ia lakukan pada gadis itu telah menjadi sebuah petaka. Kembali rasa bersalah semakin menumpuk dalam dadanya.

Hanan terpaku, hatinya masih terasa perih setelah mendengar berita tentang gadis malang itu. Kemana ia akan mencarinya.

Hanan pulang ke kediamannya dengan wajah lelah. Kemana lagi ia akan mencari keberadaan Alia. Kini ia juga tak mempunyai apa-apa setelah ayahnya mengambil segala uangnya.

Orangtuanya mengambil segala jerih payah Hanan, dikarenakan hasil yang didapat tak terlepas dari sekolah pendidikan tinggi yang diberikan oleh orangtuanya. Sepertinya mereka benar-benar ingin menghukum putra satu-satunya agar mau menuruti keinginan mereka.

Hanan bingung langkah apa yang harus ia ambil saat ini. Ia ingin mencari keberadaan Alia, namun, keuangannya sedang bermasalah. Tak ada foto ataupun tanda pengenal yang lainnya untuk ia pertanyakan pada orang-orang bila pernah melihat gadis itu.

Hanan menghela nafas lelah. "Aku tidak boleh menyerah begitu saja. Aku harus bisa menemui Alia. Percuma saja pengorbanan yang aku lakukan bila aku tak bisa bertanggung jawab atas perbuatanku." Pria itu bergumam sendiri, ia masih memikirkan jalan keluar.

"Aku harus menemui Prof Johan, aku berharap dia bisa memberiku solusi," gumamnya memantapkan hati.

Ya, untuk saat ini ia harus memperbaiki keuangannya terlebih dahulu agar ia mempunyai modal untuk mencari Alia. Hanan harus menemui Professor Johan, yaitu pemilik RS tempat dirinya bertugas.

Hanan harus menceritakan yang sebenarnya. Ia sangat berharap lelaki itu bisa memberinya jalan keluar, karena sekarang ia tak bisa bertugas sebab semua dokumen pentingnya, dari mulai STR, (surat tanda registrasi) SIP(surat izin praktik) beserta yang lainnya telah diambil oleh orangtuanya.

Kini lelaki itu benar-benar harus memulai dari awal. Jika nasib baik masih berpihak padanya maka hidupnya tidak akan merasakan kesusahan seperti yang kini dialami oleh Alia.

Hanan mendatangi kediaman Prof Johan untuk menceritakan prihal masalah yang kini sedang ia jalani. Hanan masih menggunakan sepeda motor wanita yang telah ia hancurkan masa depannya, bahkan ia tidak tahu bagaimana nasibnya sekarang dengan janin yang ada di rahimnya.

Saat mengingat perkataannya waktu itu yang menyuruh Alia untuk menggugurkan kandungannya, sungguh hati Hanan semakin perih. Mungkin waktu itu ia masih belum bisa berpikir jernih dan masih menikmati segala kemewahan yang ia punya.

Hanan sampai dikediaman Prof Johan, ia di persilahkan masuk oleh Art, dan menunggu di ruang tamu. Tak berselang lama lelaki super sibuk itu menghampirinya. Hanan sangat bersyukur bisa bertemu, karena biasanya sangat sulit untuk bertemu dengan beliau. Maklum saja beliau mempunyai banyak RS yang ada di kota bertuah itu, maka membuatnya sangat sibuk.

"Hai, Dokter Hanan," sapa Prof Johan.

"Maaf bila mengganggu waktunya Prof," ucap Hanan sembari menyalami lelaki baya yang terkenal sangat ramah dan baik.

"Tidak, ayo duduklah." Lelaki itu mempersilahkan Hanan untuk duduk kembali.

"Ada apa, Dok?" tanyanya. Tentu saja beliau sudah tahu bahwa ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh Dokter muda itu.

"Begini, Prof, maksud kedatangan saya kesini ingin bicara hal yang penting," ucap Hanan. Ia segera menceritakan masalah yang sedang ia alami. Dan terlihat lelaki itu mengangguk paham dengan segala cerita Hanan.

"Apakah kamu sudah mencari dimana keberadaan wanita itu?" tanya Prof Johan yang ikut prihatin dengan masalah yang sedang menimpa pegawainya.

"Sudah, Prof, tapi tidak ada yang tahu dimana keberadaan saat ini."

"Jangan putus asa, semoga takdir mampu mempertemukan kamu dan dia. Yang penting kamu sudah mempunyai niat baik dan telah menyesali atas segala kesalahanmu. Untuk masalah pekerjaan, saya punya solusi," ucap Prof Johan yang membuat Hanan sangat penasaran dengan solusinya.

"Apa itu, Dok?" tanya Hanan.

"Kebetulan saya baru membuka sebuah klinik K2IA (Klinik kesehatan Ibu dan Anak) dan saya sedang mencari seorang dokter kandungan. Dan kamu bertugaslah disana sebagai Dokter, dan saya memberi kepercayaan padamu untuk menjadi manajer di RS Ibu dan anak itu," ucap Prof Johan yang membuat Hanan hampir tak percaya.

"Terimakasih banyak, Prof, sungguh saya tidak bisa bicara apapun atas segala kebaikan yang Prof berikan," ucap Hanan dengan mata berkaca-kaca.

"Ya sama-sama."

"Tapi bagaimana dengan dokumen yang tak saya miliki, Prof?" tanya Hanan ragu.

"Kalau soal itu kamu tenang saja. Sayalah yang akan bertanggung jawab penuh atas dirimu. Karena semuanya sekedar status saja. Sedangkan segala ilmu yang kamu miliki melekat di kepala, bukan?" ujar beliau dengan senyuman.

Hanan membalas dengan anggukan dan tersenyum lega. Memang benar yang dikatakan oleh Prof Johan, mungkin ia memang kehilangan sertifikat dan surat tanda bukti kedokterannya. Tapi ilmu tak pernah hilang dari dirinya.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Tjutjun Bambang

Tjutjun Bambang

semoga keterusterangan hanan mmbuka jln utknya dan semoga niat baiknya dpt dikabulkan Allah

2023-11-28

1

Wanti Suswanti

Wanti Suswanti

coba kamu sadar dari dulu jadi gak menyesal kan..

2023-11-25

0

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2023-11-25

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Kejadian buruk
3 Belum berani bertemu
4 Ketakutan menjadi nyata
5 Penolakannya
6 Kepergian ayah
7 Sungguh menyulitkan
8 Mencari keberadaan Alia
9 Semakin rasa bersalah
10 Periksa
11 Menemui alamat Alia
12 Ketakutan Alia
13 Bertemu kembali
14 Mengambil tindakan
15 Bayi yang malang
16 Jiwa Alia
17 Rencana Hanan
18 Menikah
19 Dirumah orangtua Hanan
20 Rencana mereka
21 Rencana yang gagal
22 Kelakuan Alia
23 Berusaha sabar
24 Gagal lagi
25 Kecurigaan Resha
26 Menemani Hendra
27 Sudah mulai membaik
28 Wedding anniversary
29 Perubahan Alia
30 Kesedihan Alia
31 Belum jera
32 Usaha Evi
33 Kritis
34 Sadar
35 Kenyataan
36 Berusaha tegar
37 Ungkapan perasaan
38 Kisah masa lalu
39 Desakan Johan
40 Mengetahui yang sebenarnya
41 Sudah boleh pulang
42 Mengetahui hasilnya
43 Menemui Hanan
44 Menjelaskan
45 Kekecewaan Hanan
46 Menerima kenyataan
47 Menemui Ibu
48 Makan malam
49 Mencobanya
50 Mencobanya 2
51 Bertemu Ratih
52 Kedatangan Bimo
53 Pengakuan Ratih
54 Mogok makan
55 Susah tidur
56 Permintaan Ratih
57 Menikah
58 Kepergian Ratih
59 Berusaha sabar
60 Kemarahan Hanan
61 Keputusan Sandra
62 Cemburu
63 Usaha Johan
64 Obrolan malam Ayah dan anak
65 Drama pagi
66 Hukuman
67 Ungkapan perasaan Angga
68 Bicara
69 Baikan
70 Dinner
71 Tidak langsung pulang
72 Papa dan Ibu kemana ya?
73 Suami siaga
74 Di ruang praktek
75 Rasa takut kehilangan
76 Suasana baru
77 Apa hasilnya?
78 Salah mengartikan
79 Kebahagiaan mereka
80 Hukuman dari sang istri
81 Kedatangan Evi
82 Usahaku berhasil
83 ENDING
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Awal mula
2
Kejadian buruk
3
Belum berani bertemu
4
Ketakutan menjadi nyata
5
Penolakannya
6
Kepergian ayah
7
Sungguh menyulitkan
8
Mencari keberadaan Alia
9
Semakin rasa bersalah
10
Periksa
11
Menemui alamat Alia
12
Ketakutan Alia
13
Bertemu kembali
14
Mengambil tindakan
15
Bayi yang malang
16
Jiwa Alia
17
Rencana Hanan
18
Menikah
19
Dirumah orangtua Hanan
20
Rencana mereka
21
Rencana yang gagal
22
Kelakuan Alia
23
Berusaha sabar
24
Gagal lagi
25
Kecurigaan Resha
26
Menemani Hendra
27
Sudah mulai membaik
28
Wedding anniversary
29
Perubahan Alia
30
Kesedihan Alia
31
Belum jera
32
Usaha Evi
33
Kritis
34
Sadar
35
Kenyataan
36
Berusaha tegar
37
Ungkapan perasaan
38
Kisah masa lalu
39
Desakan Johan
40
Mengetahui yang sebenarnya
41
Sudah boleh pulang
42
Mengetahui hasilnya
43
Menemui Hanan
44
Menjelaskan
45
Kekecewaan Hanan
46
Menerima kenyataan
47
Menemui Ibu
48
Makan malam
49
Mencobanya
50
Mencobanya 2
51
Bertemu Ratih
52
Kedatangan Bimo
53
Pengakuan Ratih
54
Mogok makan
55
Susah tidur
56
Permintaan Ratih
57
Menikah
58
Kepergian Ratih
59
Berusaha sabar
60
Kemarahan Hanan
61
Keputusan Sandra
62
Cemburu
63
Usaha Johan
64
Obrolan malam Ayah dan anak
65
Drama pagi
66
Hukuman
67
Ungkapan perasaan Angga
68
Bicara
69
Baikan
70
Dinner
71
Tidak langsung pulang
72
Papa dan Ibu kemana ya?
73
Suami siaga
74
Di ruang praktek
75
Rasa takut kehilangan
76
Suasana baru
77
Apa hasilnya?
78
Salah mengartikan
79
Kebahagiaan mereka
80
Hukuman dari sang istri
81
Kedatangan Evi
82
Usahaku berhasil
83
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!