Belum berani bertemu

Cukup lama gadis itu menumpahkan tangisannya dalam keseorangan dibawah kucuran air. Kini kehormatannya telah direnggut paksa oleh lelaki yang semula ia Kagumi dan ada perasaan suka, namun, kejadian ini membuat segala penilaiannya pada lelaki itu berubah seketika.

Apakah benar Dr.Hanan akan bertanggung jawab atas perbuatannya? Tapi bagaimana jika itu hanya dusta belaka untuk menenangkan dirinya.

Tok! Tok!

"Alia! Apakah kamu sudah selesai mandi?" seru lelaki itu. Hatinya sedikit was-was karena sudah cukup lama Alia tak kunjung keluar dari kamar mandi.

Alia segera menyudahi mandi wajibnya, bingung harus bagaimana karena tak memiliki pakaian ganti, ia melihat sebuah bathrobe yang tergantung, lalu menggunakannya.

Alia keluar dari kamar mandi dengan raut wajah yang masih tampak sedih, dan matanya terlihat sembab karena terlalu banyak menangis. Hanan bingung harus bicara apa, rasa bersalah masih menyelimuti hatinya.

"Alia, kamu pakai pakaian ini saja ya," ucap Hanan menyerahkan sebuah dress bermotif bunga. Sepertinya dress itu sudah lama berada di dalam lemari pakaiannya.

Alia hanya mengangguk, ia juga sepertinya harus secepatnya keluar dari kamar Dokter kandungan itu sebelum penghuni yang lain pulang.

"I-itu pakaian dalamm kamu," ucap Hanan menunjuk milik gadis itu sudah ia letakkan diatas ranjang yang sebelumnya sempat ia buang begitu saja saat dirinya menggagahi dengan secara paksa.

Alia mengambil dengan cepat dengan raut wajah memerah, lalu masuk kedalam kamar mandi untuk mengenakan kembali, dan ia ingin segera beranjak meninggalkan tempat itu.

Setelah mengenakan pakaian yang diberikan oleh Hanan, ia tak bicara apapun dan segera keluar dari kamar dengan perasaan yang masih kacau. Hatinya masih berduka karena telah kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya.

Hanan ingin bicara sesuatu, namun urung saat melihat gadis itu seperti tak berminat apapun. Bahkan pergipun tak mengeluarkan sepatah katapun, ia menyadari atas segala kesedihan dan kekecewaannya.

Alia segera pulang kekediamannya, sepertinya ia sudah tak bersemangat untuk kembali meneruskan pekerjaan. Hatinya masih kecai dan ia harus menyimpan sendiri kesedihan itu.

"Kenapa sudah pulang jam segini? Dasar pemalas!" seru ibu tirinya menatap kesal.

"Ah, aku sedang tidak enak badan, Bu," jawabnya sembari berjalan ingin masuk kedalam kamar.

"Tunggu!" sentak wanita baya itu.

"Apa, Bu?" tanya Alia membalikkan badannya menghadap pada ibu sambungnya.

"Itu kamu menggunakan pakaian mahal siapa? Mana pakaian kamu?" tanya ibu menatap curiga.

"I-ini, ini pakaian Umi laundry, karena tadi pakaian aku basah kena hujan saat mengantarkan pakaian pelanggan," jawabnya berbohong.

Wanita itu berjalan mendekati Alia, tangannya memegang sedikit dress yang sedang dikenkan olehnya.

"Sepertinya pakaian ini cocok bila Nisa yang mengenakan, sebab dikamu tidak cocok sama sekali, jelek. Sekarang ganti pakaian kamu berikan padaku!" titahnya yang membuat Alia tak percaya.

"Tapi, Bu, ini pakaian pinjam, bukan diberikan," jawabnya yang memang dokter itu tak mengatakan memberikan padanya.

"Ah, nggak usah banyak bacot! Ayo sekarang tukar!" bentaknya yang membuat Alia harus mengurut dada atas segala perilaku buruk ibunya.

Alia tak bisa berkutik, karena jika ia membantah maka wanita baya itu selalu mengancam tidak akan mengurusi ayahnya saat dirinya sedang bekerja. Maka tak ada cara lain lagi selain mengikuti segala keinginannya.

Dengan terpaksa Alia menukar pakaiannya, lalu memberikan dress dari lelaki yang telah merenggut kesuciannya. Setelah memberikan pada ibu tirinya, ia segera mengunci pintu kamar itu dan kembali menangis tersedu-sedu sembari membekap mulutnya agar tak terdengar tangisan pilu oleh orang lain.

"Ibu, maafkan aku yang tak bisa menjaga diri dengan baik, kini masa depanku sudah terancam punah tak bersisa bila lelaki itu tak bertanggung jawab, Bu. Hiks, Hiks..." Tangisnya sembari memeluk foto ALM ibu kandungnya.

Cukup lama ia menangis hingga rasa kantuk menerpa sehingga ia terlelap dalam kesedihan dengan air mata masih tergenang di pelupuk mata.

Alia terbangun saat hari sudah hampir magrib, ia segera merapikan rambut dan wajahnya yang sudah kusut masai setelah menangis begitu lama.

Ia segera menuju kamar sang ayah untuk mengurusi sebelum melaksanakan ibadah magrib tiga rakaat. Tampak lelaki tua itu duduk di kursi roda dengan tatapan lurus kedepan.

"Ayah, apakah ayah ingin mandi?" tanya Alia memegang tangan Pria itu dengan lembut.

"Tidak, Nak, hari ini cuaca cukup dingin. Ayah ingin dilap saja," ucap Ayah menatap dalam pada putrinya. Terlihat wajah gadis itu tak seperti biasanya.

"Alia, kamu kenapa, Nak?" tanya Ayah

"Ah, aku tidak kenapa-napa, Yah, baiklah kalau begitu aku siapkan air untuk ayah dulu ya," ujarnya segera beranjak dari kamar sang ayah. Memang sejak ayah lumpuh, ibu tirinya memilih untuk pisah ranjang karena merasa tidak nyaman harus tidur bersama orang sakit.

Alia mengurus ayahnya dengan penuh kasih sayang, karena saat ini ia tak memiliki orang yang menyayanginya selain ayahnya sendiri.

"Alia, apakah Ibumu masih memperlakukan kamu dengan tidak baik?" tanya Ayah saat Alia ingin keluar kamar untuk membereskan peralatan yang ia gunakan untuk mengelap tubuh ayahnya.

"Tidak, Yah. Aku dan ibu baik-baik saja. Ayah jangan pikirkan itu ya," ucapnya berusaha untuk tersenyum. Ia tak mungkin mengatakan hal buruk apa yang sedang ia alami, mengingat sang ayah mempunyai sakit jantung akut, maka ia harus menyembunyikan darinya.

Pagi ini Alia bangun seperti biasanya, sebelum berangkat bekerja ia harus mengurus ayah terlebih dahulu, dari mulai, makan, mencuci pakaian, dan yang lainnya. Maka dari itu ia harus bangun lebih awal.

***

Kini sudah satu minggu setelah kejadian itu, dan selama itu pula ia tak berani bertemu dengan Hanan, Alia selalu saja beralasan bila ada tugas mengantarkan pakaian ke mes dokter itu. Ia selalu minta di gantikan oleh temannya yang lain. Namun, sore ini ia tak bisa beralasan saat teman yang biasa menggantikan dirinya itu tidak masuk karena sakit.

Alia terpaksa harus mengantarkan pakaian bersih yang telah dikemas itu, dan kembali nama lelaki yang telah menodainya terpampang jelas di sebuah bungkusan itu.

Nafasnya terasa sesak bila mengingat kembali kejadian yang menyakiti batinnya hingga kini masih terasa sakitnya. Alia kembali mengendarai sepeda motornya menuju kediaman para dokter itu.

Setibanya disana, ia segera masuk membawa tumpukan pakaian itu dan meletakkan di tempat biasanya. Tak ada siapapun disana, ia secepatnya ingin meninggalkan tempat itu, namun langkahnya terhenti saat seorang memanggil namanya.

"Alia!" panggil Hanan saat keluar dari kamarnya.

Seketika tubuh gadis itu membatu dan keringat dingin membasahi dahinya. Bayangan kelam itu berputar dalam benaknya bagaikan gumpalan asap tebal yang akan membuat matanya perih.

Bersambung....

Mohon dukungannya ya agar Author semangat Update 🙏🤗

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

my name

my name

malang benar nasipmu alya, smg setelah ini hidupmu bahagia

2023-11-30

1

Tjutjun Bambang

Tjutjun Bambang

ttp tegar dan kuat menghadapi ibu tiri yg jahat

2023-11-28

0

Tjutjun Bambang

Tjutjun Bambang

semoga Alia tabah dan kuat

2023-11-28

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Kejadian buruk
3 Belum berani bertemu
4 Ketakutan menjadi nyata
5 Penolakannya
6 Kepergian ayah
7 Sungguh menyulitkan
8 Mencari keberadaan Alia
9 Semakin rasa bersalah
10 Periksa
11 Menemui alamat Alia
12 Ketakutan Alia
13 Bertemu kembali
14 Mengambil tindakan
15 Bayi yang malang
16 Jiwa Alia
17 Rencana Hanan
18 Menikah
19 Dirumah orangtua Hanan
20 Rencana mereka
21 Rencana yang gagal
22 Kelakuan Alia
23 Berusaha sabar
24 Gagal lagi
25 Kecurigaan Resha
26 Menemani Hendra
27 Sudah mulai membaik
28 Wedding anniversary
29 Perubahan Alia
30 Kesedihan Alia
31 Belum jera
32 Usaha Evi
33 Kritis
34 Sadar
35 Kenyataan
36 Berusaha tegar
37 Ungkapan perasaan
38 Kisah masa lalu
39 Desakan Johan
40 Mengetahui yang sebenarnya
41 Sudah boleh pulang
42 Mengetahui hasilnya
43 Menemui Hanan
44 Menjelaskan
45 Kekecewaan Hanan
46 Menerima kenyataan
47 Menemui Ibu
48 Makan malam
49 Mencobanya
50 Mencobanya 2
51 Bertemu Ratih
52 Kedatangan Bimo
53 Pengakuan Ratih
54 Mogok makan
55 Susah tidur
56 Permintaan Ratih
57 Menikah
58 Kepergian Ratih
59 Berusaha sabar
60 Kemarahan Hanan
61 Keputusan Sandra
62 Cemburu
63 Usaha Johan
64 Obrolan malam Ayah dan anak
65 Drama pagi
66 Hukuman
67 Ungkapan perasaan Angga
68 Bicara
69 Baikan
70 Dinner
71 Tidak langsung pulang
72 Papa dan Ibu kemana ya?
73 Suami siaga
74 Di ruang praktek
75 Rasa takut kehilangan
76 Suasana baru
77 Apa hasilnya?
78 Salah mengartikan
79 Kebahagiaan mereka
80 Hukuman dari sang istri
81 Kedatangan Evi
82 Usahaku berhasil
83 ENDING
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Awal mula
2
Kejadian buruk
3
Belum berani bertemu
4
Ketakutan menjadi nyata
5
Penolakannya
6
Kepergian ayah
7
Sungguh menyulitkan
8
Mencari keberadaan Alia
9
Semakin rasa bersalah
10
Periksa
11
Menemui alamat Alia
12
Ketakutan Alia
13
Bertemu kembali
14
Mengambil tindakan
15
Bayi yang malang
16
Jiwa Alia
17
Rencana Hanan
18
Menikah
19
Dirumah orangtua Hanan
20
Rencana mereka
21
Rencana yang gagal
22
Kelakuan Alia
23
Berusaha sabar
24
Gagal lagi
25
Kecurigaan Resha
26
Menemani Hendra
27
Sudah mulai membaik
28
Wedding anniversary
29
Perubahan Alia
30
Kesedihan Alia
31
Belum jera
32
Usaha Evi
33
Kritis
34
Sadar
35
Kenyataan
36
Berusaha tegar
37
Ungkapan perasaan
38
Kisah masa lalu
39
Desakan Johan
40
Mengetahui yang sebenarnya
41
Sudah boleh pulang
42
Mengetahui hasilnya
43
Menemui Hanan
44
Menjelaskan
45
Kekecewaan Hanan
46
Menerima kenyataan
47
Menemui Ibu
48
Makan malam
49
Mencobanya
50
Mencobanya 2
51
Bertemu Ratih
52
Kedatangan Bimo
53
Pengakuan Ratih
54
Mogok makan
55
Susah tidur
56
Permintaan Ratih
57
Menikah
58
Kepergian Ratih
59
Berusaha sabar
60
Kemarahan Hanan
61
Keputusan Sandra
62
Cemburu
63
Usaha Johan
64
Obrolan malam Ayah dan anak
65
Drama pagi
66
Hukuman
67
Ungkapan perasaan Angga
68
Bicara
69
Baikan
70
Dinner
71
Tidak langsung pulang
72
Papa dan Ibu kemana ya?
73
Suami siaga
74
Di ruang praktek
75
Rasa takut kehilangan
76
Suasana baru
77
Apa hasilnya?
78
Salah mengartikan
79
Kebahagiaan mereka
80
Hukuman dari sang istri
81
Kedatangan Evi
82
Usahaku berhasil
83
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!