Bab 11

Setelah pujian itu terdengar mampu membuat aku tersipu, seorang Rangga bisa meliriknya si wanita kutu buku seperti aku.

"Ayo naik.." titahnya yang mampu membuyarkan lamunan ku.

Aku naik ke atas motor itu tanpa tau tujuan pergi hari ini kemana, aku memegang ujung jaket belakangnya setelah berhasil naik ke atas motor itu.

"Udah?" tanyanya memastikan.

"Sudah ka." jawab ku.

Senyum Rangga yang manis itu akhirnya mengarah ke jalan, motornya mulai ia kendarai. Dia membawa ku ke suatu tempat yang aku sendiri saja belum pernah lewati.

Sudah sekitar 20 menit, Rangga terus menjalankan motornya dengan jalanan yang sungguh sepi, membuat aku sedikit timbul rasa takut. Aku mencengkram erat jaket jeansnya itu.

Tak lama kami berhenti di suatu tempat yang ada tulisan di depan gerbang yang bertuliskan 'Panti Asuhan Fatimah'. Aku terus memandang papan nama itu sambil turun dan motor milik pria yang sudah membawa ku kesini sampai aku tak sadar helm tersebut terlepas dari kepala ku.

"Ini panti asuhan ka?" tanya ku memastikan.

"Hm, lo ga keberatan kan gue bawa ke sini?"

Aku menatap Rangga, dan menggelengkan kepala. "Tidak, tapi kita tidak membawa apapun..." ucap ku pelan.

Rangga tersenyum, "Mereka tidak apa-apa kalo kita tidak membawa apapun tapi kita bisa melakukan seperti mengajari mereka membaca, menulis dan bernyanyi." ucap pria itu.

Nadine menatap lekat pria yang ada di hadapannya, dia tertegun dengan sikap yang lain muncul dari Rangga, hingga seorang perempuan dengan berpakaian syar'i menghampiri kami.

"Assalamualaikum.." ucap wanita itu, yang membuat kami spontan menjawab salam itu.

"Rangga.. Kamu apa kabar?"

Wanita itu sekitar umur 40 tahunan, dengan tubuh yang kecil dan ramping serta senyum yang selalu terpasang di bibir wanita itu.

"Baik bu, ibu Fatima sendiri bagaimana? dan kabar anak-anak panti bagaimana? Apa semua sehat?"

Pertanyaan itu bertubi-tubi meluncur dari bibir Rangga. Sementara aku yang menelisik dengan mata ku sendiri melihat beberapa anak kecil seumur 5 tahun sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.

"Ini siapa? Pacar kamu?" tanya Fatimah yang membuat aku memfokuskan kembali pada ibu pengurus panti asuhan itu yang mampu membuat aku terkejut dengan pertanyaan spontannya itu, aku melirik Rangga dan pria itu hanya tersenyum.

Fatimah seakan paham dengan respon Rangga yang seperti itu, perempuan itu menyuruh kami untuk masuk ke dalam kawasan panti asuhan yang terbilang cukup luas. Anak-anak panti itu juga langsung memeluk Rangga, dan aku hanya terenyuh melihat mereka yang sangat amat lucu.

"Om Rangga, bawa pacal?" tanya seorang perempuan berumur 4 tahun, agak cadel gitu.

Tentu respon ku sedikit panik, karena Nadine juga tau dari Fatimah bahwa hanya dirinya lah satu-satunya yang di bawa Rangga untuk ke panti asuhan ini.

"Teman dekat.." jawab Rangga yang menunduk pada anak gadis yang masih memeluk pinggangnya.

"Teman dekat itu berarti pacar kan, om?" sahut bocah lainnya lagi.

Rangga tentu sangat gemas dengan pertanyaan mereka yang tetap ngeyel, sedangkan Nadine masih diam tak berkutik serta tangannya yang terus terkepal yang Rangga yakini bahwa gadis itu pasti panik sekarang.

"Hei, anak-anak! Seharusnya kalian bawa om Rangganya masuk, kenapa kalian pada disana semua?" ucap Fatimah yang sedikit berteriak karena jarak kami berdiri dengan dirinya itu sekitar 4 meter yang berarti dia sudah di teras rumahnya dan kami sedang berada di depan halaman rumah pantinya itu.

Semua anak-anak yang mendengar itu langsung menggandeng tangan Rangga, dan salah satu dari mereka meraih tangan Nadine yang terkepal. Aku melihat senyum anak perempuan yang dimana terkuncir dua dan sisanya tergerai menampilkan senyum yang begitu tulus, matanya yang bulat sempurna itu berbinar.

"Ayo ka, masuk ke rumah Karin dan temen-temen!" ajak anak perempuan itu berumur 6 tahun.

Nadine membalas genggaman tangan mungil itu, Nadine merasa sangat aman sekarang dan sudah tidak panik saat dirinya membalasnya. Dengan sedikit tarikan, aku sudah berada di dalam rumah panti asuhan yang cukup luas dan ada beberapa pintu yang aku yakini itu kamar mereka untuk beristirahat.

Fatimah membawa dua cangkir yang berisi teh hangat, dia duduk di hadapan kami dengan kursi yang tunggal.

"Papa.. Apa papa selama ini masih menyumbang, bu?" tanya Rangga yang memulai pembicaraan.

Sepertinya pembicaraan ini sudah mengarah yang inti, seharusnya Nadine tidak seharusnya berada disini.

"Ka Rangga, dan bu Fatimah. Saya permisi dulu untuk menemui anak-anak yang tadi, boleh?" tanya ku.

Fatimah tersenyum, dan mengangguk. Rangga pun sama tapi responnya hanya mengangguk saja. Aku pun akhirnya bisa pergi dari situasi yang menurut ku tegang itu.

Dari teras aku menengok sedikit dan mereka berdua sedang mulai berbincang-bincang ternyata, hingga akhirnya aku sadar karena ada teriakan yang memanggil ku. Setelah menoleh, aku melihat anak-anak menyuruh ku untuk menghampiri mereka yang sibuk bermain. Panti itu bisa dibilang terawat sekali, dan bahkan ada penjagaan satpam yang berjaga di gerbang selama 24 jam bergantian.

Tangan Nadine terlipat di dada, dan sedikit menunduk ketika melihat aktifitas mereka yang sedang menggambar.

"Ka, Karin lupa nanya nama kakak.." ucap bocah yang baru aku sadari bahwa gigi atasnya itu tidak ada dua, membuat aku sangat gemas.

Nadine mencubit pipinya pelan, "Nama kakak, Nadine." jawab ku.

Bocah itu mengangguk, dan yang lainnya pun mengangguk sebagai jawaban. "Kalian sedang apa?" tanya ku.

"Menggambar, menulis, dan bermain." jawab salah satu dari mereka.

"Ka Nad, bisa nyanyi?" tanya Karin.

"Bisa, cuma lagu yang gampang saja seperti lagu anak-anak." jawab Nadine, "Mau dengar?" tawar ku.

Anak-anak itu bersorak dengan senang, aku menyuruhnya untuk duduk dan mendengarkan aku menyanyi Bintang Kecil, dan beberapa lagu anak-anak yang lain.

Selama setengah jam Nadine meladeni permintaan anak-anak panti yang memintanya untuk bernyanyi karena suara merdunya, tanpa ia sadari bahwa Rangga dan fatimah sudah berada di belakangnya dan melihatnya.

"Dia perempuan baik.." ucap Fatimah.

Rangga yang sadar itu mengedipkan matanya, dan berdeham lalu memandang ke segala arah. Nadine terlalu baik untuk menjadi bahan taruhan, Nadine juga terlalu polos untuk menjadi pacarnya, Nadine juga orang pertama yang akan masuk ke dalam kehidupan Rangga dalam waktu singkat yaitu dalam waktu 2 minggu saja.

"Kamu tidak akan menyakitinya kan, nak Rangga?" tanya Fatimah yang menatap Rangga dari samping.

"Menyakiti? Maksudnya bu?"

"Ibu hanya ingin memastikan saja, kalau kamu tidak akan menyakitinya dan ibu juga tau kalau kamu sekali menyakitinya itu pasti tidak akan kata maaf lagi." ujar Fatimah.

Rangga menatap punggung Nadine yang masih berinteraksi, hingga Karin melihat keberadaan kami dan membuat Nadine memberhentikan nyanyiannya. "Bu Fatimah, ka Nadine suaranya bagus sekali." puji Karin.

Fatimah mengusap pipi bocah itu dengan senyuman, aku berjalan ke arah mereka dan Fatimah sangat amat berterima kasih atas hiburannya untuk anak panti. Mereka sangat amat suka dengan kehadiran ku, dan hanya tempat ini yang menyukai ku.

Rangga dan Nadine akhirnya bergegas untuk pulang. Kali ini Rangga lebih banyak diam sepanjang jalan hingga tepat di depan rumah karena aku yang memintanya untuk menurunkannya ditempat itu.

"Terimakasih ka." ucap ku yang menyerahkan helm.

Rangga menatap rumah ku, "Rumah lo?" tanyanya.

Aku mengangguk dan menawarkan untuk masuk ke dalam rumah, tapi pria itu menolak hingga mengendarai motornya kembali. Aku hanya menghela nafas dan masuk ke dalam rumah yang terlihat mobil ayah yang sudah ada di garasi.

Aku masuk ke dalam rumah, terlihat ayah Gio yang sedang duduk di ruang tamu sendirian dan menatap ku dengan tatapan mematikan. Aku mengigit bibir bawah dalam untuk menahan ketakutan dengan tatapan itu, tas selempang yang ku pegang sangat erat sekali.

"Darimana saja kamu?!"

~'~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!