Sang Penyelamat

Sebuah ledakan yang begitu dasyat dan sangat fantastis terjadi begitu saja. Seketika ruangan pratikum dipenuhi oleh asap kehitaman yang begitu pekat dan tebal. Teriakan histeris juga mulai terdengar dari beberapa murid yang sudah berhasil keluar dari ruang labolatorium SMU Gakkuen.

"Masih ada orang di dalam! Bagaimana ini?" ucap seorang siswi yang terlihat sangat panik.

"Siapa yang masih ada di dalam ruangan pratikum?" tanya siswa lainnya lagi.

"Sepertinya Yuru, Serika, Ozaki, dan Anezaki masih ada di dalam. Bagaimana ini? Bagaimana nasib mereka? Ledakan yang terjadi cukup dasyat seperti itu ..." ucap seorang siswi yang sepertinya adalah teman dekat Serika.

"Dimana Yuru?"

Tiba-tiba saja seorang siswa datang dan terlihat sangat panik. Dia berusaha untuk mengedarkan pandangannya mencari sosok Yuru, namun dia tidak menemukan keberadaannya di luar ruang pratikum.

"Dimana Yuru?!" tandasnya lagi dengan suara yang lebih melengking dan kini pemuda itu juga mulai mencari jalan untuk melihat kondisi ruangan yang masih dipenuhi dengan asap tebal itu dari pintu.

"Yuru masih ada di dalam bersama beberapa anggota kelompoknya. Mereka masih di dalam entah bagaimana kondisi mereka saat ini." seorang siswi terdengar menyauti pemuda itu dan juga terlihat cemas.

"Padahal dia yang memperingatkan kita untuk segera keluar dari ruang pratikum! Tapi mengapa dia sendiri malah tidak keluar?! Dasar sangat menyebalkan!" sungut pemuda itu lagi terlihat sangat kesal, lalu dia nekat untuk memasuki ruangan labolatorium kembali di tengah asap yang masih begitu pekat itu.

"Ada apa ini?! Apa yang sudah terjadi disini? Baru saja aku meninggalkan kalian sebentar, tapi kalian sudah membuat masalah."

Tiba-tiba saja seorang guru sudah datang dan melihat semua kekacauan ini. Padahal beberapa saat yang lalu dia hanya pergi selama beberapa menit saja untuk pergi ke ruangannya sebentar dan mengambil beberapa barang yang tertinggal disana.

"Aku tidak tau, Pak guru. Karena kebetulan aku dan Nagisa sedang pergi ke ruang sebelah untuk mengambil beberapa alat untuk kelompokku." ucap Cho dengan wajah lugu tanpa rasa bersalah.

"Beberapa saat yang lalu aku juga sedang pergi ke kamar mandi, dan aku tidak tau apa yang terjadi. Saat aku kembali, tiba-tiba ruang labolatorium sudah seperti ini." sahut Aimi.

"Sebelum semua ini terjadi, Yuru berseru dan memerintahkan kita semua untuk meninggalkan ruangan pratikum. Sepertinya kelompoknya telah membuat sebuah kesalahan hingga kecelakaan ini terjadi, Bu guru." ucap seorang siswi seadanya.

"Benar. Sepertinya teman sekelompoknya yang memberikan suhu destilasi terlalu tinggi. Sehingga akhirnya meledak karena kelebihan pemanasan, Pak Guru. Karena aku sempat mendengar saat Yuru meminta Ozaki mematikan api." sahut siswa lainnya.

"Mengapa hal seperti itu bisa terjadi? Bukankah sebelumnya kita sudah membahasnya berkali-kali saat di dalam kelas?!" ucap guru itu yang terlihat begitu marah karena merasa murid-murid yang dia pegang tidak memperhatikan kelas dengan baik.

Cho, Nagisa dan Aimi hanya bisa menyilangkan kedua tangannya di bawah dadanya dan menyembunyikan senyuman penuh kemenangan.

"Ya sudah! Sekarang cepat tolong mereka dan segera bawa ke rumah sakit!" perintah guru pria itu lagi.

"Baik, Pak guru!" sahut mereka dan mulai memasuki ruangan labolatorium kembali kecuali Cho, Nagisa dan Aimi.

...🍁🍁🍁...

Di dalam sebuah ruangan bernuansa putih yang dipenuhi dengan aroma obat, terlihat Anezaki terbaring di atas brankar dan masih belum sadarkan diri. Tangan kirinya dililit oleh perban.

Di dalam ruangan itu ada Minzy dan Jun yang sedang menjaganya saat itu. Dan mereka menghabiskan waktu mereka untuk mengerjakan PR sekolahnya selama menjaga Anezaki.

Setelah beberapa saat, akhirnya Anezaki mulai membuka sepasang matanya. Dia menatap sekitarnya dan menyadari jika kini dia sedang berada di rumah sakit dan sedang ditemanj oleh kedua teman barunya.

"Minzy, Jun ..." ucap Anezaki lirih dan berusaha untuk duduk.

"Syukurlah kamu sudah sadar." ucap Minzy terlihat sangat lega dan segera membantu Anezaki untuk duduk.

Anezaki berusaha untuk mengingat apa yang terjadi beberapa saat yang lalu hingga akhirnya dia mulai mengingat kecelakaan yang terjadi di laboratorium.

Dia memeriksa kedua tangan dan beberapa bagian tubuhnya yang tidak mengalami banyak luka dan itu cukup membuatnya bingung.

Dia mulai bertanya kepada Minzy dan Jun tentang kecelakaan yang terjadi tersebut. Karena setelah ledakan itu terjadi, Anezaki pingsan begitu saja dan tidak apapun lagi.

"Minzy bagaimana keadaan Serika, Yuru dan Ozaki? Apa mereka baik-baik saja?" tanya Anezaki mulai mengingat dan mengkhawatirkan teman-teman sekelompoknya.

"Serika dan Ozaki tidak mengalami luka serius. Mereka hanya sedikit mengalami luka bakar pada tangan dan beberapa bagian tubuhnya saja. Tapi Yuru ..." ucap Minzy terhenti dan memasang raut wajah putus asa.

Seketika Anezaki mulai mengingat detik-detik sebelum ledakan itu terjadi. Dimana Yuru tiba-tiba saja menarik tangan Anezaki yang kebelutuan tepat berada di depan alat penyulingan. Yuru menariknya dan melindunginya dengan memutar tubuhnya. Sehingga kemungkinan besar Yuru-lah yang terluka cukup parah karena melindungi dirinya.

"Ada apa dengan Yuru? Bagaimana keadaannya saat ini?" tanya Anezaki mulai terlihat semakin khawatir karena melihat raut wajah Minzy dan Jun.

"Yuru terluka cukup parah. Beberapa bagian tubuhnya mengalami luka bakar akibat cairan kimia yang meledak saat itu. Dan wajahnya terkena pecahan kaca dan mengalami luka robek yang cukup serius." jawab Jun tak tega dan ngilu sendiri ketika membayangkan semua luka itu.

Seketika tubuh Anezaki mematung dan mulai gemetaran mendengarkan semua ucapan Jun. Dia sangat tidak menyangka Yuru yang saat itu berusaha untuk melindunginya kini malah terluka parah.

"Aku akan menjenguknya! Dia dirawat dimana?" tanya Anezaki berniat untuk menuruni brankar.

"Yuru tepat berada di ruang rawat sebelah. Dan dia baru saja menyelesaikan oprasi bersama seorang dokter spesialis. Saat ini dia sedang bersama kakaknya." sahut Minzy yang beberapa saat yang lalu tak sengaja melihat kakak Yuru memasuki kamar tersebut.

Minzy dan Jun cukup mengetahui beberapa anak populer di sekolahannya. Dan Yuru adalah salah satu diantaranya yang dikenal cuek, dingin, dan masa bodoh tentang hal apapun. Dan sebenarnya mengetahui Yuru berusaha untuk menyelamatkan Anezaki, cukup membuat kedua remaja itu keheranan.

Namun belum sempat Anezaki menuruni brankarnya, tiba-tiba saja terdengar suara Angela yang menghentikannya.

DING ...

[ Misi akan segera dimulai, Nona. Misi kali ini adalah mengungkap pelaku dari kecelakaan yang terjadi di ruang labolatorium. Waktu pelaksanaan misi adalah 3 hari. Jika sampai lebih dari 3 hari nona tidak bisa mengungkapnya, maka misi akan dianggap gagal, dan nona akan mendapatkan pinalti. ]

Ucap Angela sang pemandu sistem yang cukup membuatnya terkejut bukan main.

Apa maksudmu kecelakaan yang terjadi di ruang labolatorium Kimia adalah karena sabotase dan ulah dari seseorang, Angela?

Batin Anezaki tak habis pikir dan cukup terkejut.

[ Benar sekali, Nona. Dan sebenarnya target utama atas kecelakaan itu adalah nona. Selamat berjuang untuk mengungkap masalah ini, Nona.]

Sahut Angela yang semakin membuat Anezaki terkejut bukan main.

Apa? Bagaimana mungkin seseorang bisa melakukan hal sejahat itu dan membahayakan semua murid hanya untuk mencelakaiku? Sungguh sangat tidak berperasaan! Baiklah, Angela! Aku akan mengungkap semuanya! Aku akan mencari bukti dan mengungkap kejahatan orang itu!

Batin Anezaki mengepalkan kedua tangannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***