Sinar matahari pagi masuk melalui celah jendela kamar hotel yang Sarah dan Dito tempati. Sarah terbangun dan beranjak duduk.
"Aduuhh..." Sarah meringis kesakitan.
Buasnya permainan Dito semalam praktis membuat seluruh tulang Sarah terasa patah. Bahkan untuk berjalan pun rasanya sangat sulit.
"Hah? Udah jam 10?!" Sarah histeris ketika melirik ke arah jam dinding di kamar hotelnya.
Bagaimana tidak? Jam 2 pesawat yang akan membawa mereka ke Bali untuk berbulan madu akan berangkat. Itu berarti pukul 12 mereka sudah harus berada di bandara! Sarah dan Dito hanya punya waktu 2 jam untuk berkemas dan check out dari hotel!
"DIT!!! BANGUNN!!! BANGUN YANGG!!! KITA HARUS PACKING BUAT HONEYMOON!!!" Seru Sarah sambil mengguncang-guncang tubuh Dito, berusaha membangunkannya.
Dito membuka matanya perlahan.
"Lima menit lagi Yang..." Dito kembali menarik selimutnya dan melanjutkan tidur.
"Apanya lima menit? Ini udah jam sepuluh! Ayo buruan bangun! Kita harus siap-siap check out terus ke bandara!" seru Sarah sambil membereskan barang-barangnya.
Dito langsung meloncat dari kasurnya. Kesadarannya langsung terkumpul begitu ia mendengar waktu sudah pukul sepuluh pagi. Dito bergegas ke kamar mandi dan membasuh tubuhnya sementara Sarah dengan sigap membereskan pakaian dan mengemasnya dengan rapi ke dalam koper mereka berdua.
"Yang! Kamu tolong packing ya, aku mandi dulu! Nanti pas kamu mandi, aku yang urus check out!" Seru Dito sambil berlari ke kamar mandi.
Tampaknya kejadian malam pertama kemarin hanya merupakan angin lalu bagi Sarah. Karena ia kembali melihat Dito yang dikenalnya selama sepuluh tahun ini di depan matanya. Dito yang baik, lemah lembut, dan agak sedikit kikuk.
Yah mungkin kemarin Dito terlalu menggebu-gebu karena pertama kali ya?
...****************...
Setelah berlari dan berpacu dengan waktu, akhirnya mereka tiba di bandara pukul 13.00. WIB. Loket check in sudah hampir ditutup, tapi untungnya mereka berhasil check in tepat waktu.
Karena sangat sibuk sejak pagi, Sarah tidak sempat untuk mengecek ponselnya. Sembari menunggu panggilan untuk boarding, Sarah membuka ponselnya. Ia berniat ingin membalas pesan-pesan yang dikirimkan oleh teman-temannya. Lalu matanya tertuju pada sebuah pesan dari wanita yang tidak ia kenal.
"Anggi? Kayanya aku ga punya teman namanya Anggi deh?"
Sarah membuka pesan itu.
Halo Mbak Sarah, saya Anggi. Maaf kalo ganggu, tapi ada yang mau saya sampein ke Mbak Sarah.
Sarah langsung membalas pesan itu.
Iya Mbak Anggi, ada apa ya?
5 menit. 10 menit. 15 menit. Pesan Sarah tidak juga dibalas oleh perempuan bernama Anggi itu.
"Mungkin ga penting kali ya?" Batin Sarah. Ia pun langsung mematikan ponselnya karena panggilan untuk boarding kepada para penumpang telah disuarakan melalui pengeras suara. Mulai detik ini bulan madunya resmi dimulai.
Kebahagiaan Sarah terasa begitu lengkap. Namun tanpa ia sadari, titik balik dari hidupnya akan dimulai. Bergerak dengan cepat dan siap menyergap Sarah ketika ia lengah.
...****************...
Bali sangatlah indah. Sungguh! Pantainya, alamnya, kulinernya, dan bahkan suasananya. Memang merupakan kota yang tepat sebagai tempat bulan madu mereka. Suasananya hangat dan romantis.
Dengan suasana yang sangat mendukung ini, entah sudah berapa ronde Dito melibas Sarah dalam permainan cintanya. Entah berapa kali pula Sarah harus mengingatkan Dito untuk tidak menyia-nyiakan bulan madu mereka hanya dengan memadu kasih di hotel!
"Rugi dong Yang kalo kita seharian di hotel melulu! Kita udah di Bali loh!" gerutu Sarah sewot.
Tapi Dito tampaknya begitu menempel pada Sarah. Persis seperti kucing yang disuguhi ikan asin. Enggan untuk melepaskan istrinya itu.
"Lebih rugi lagi kalo suasana seromantis ini tapi kita ga maen Yang! Hahaha" seru Dito sambil menciumi leher Sarah senti demi senti.
"Dit, sumpah! Kamu kaya ga bisa dikontrol lagi loh! Kamu kenapa sih?!" Ujar Sarah geram.
"Kayanya aku kecanduan Yang. Kecanduan kamu!" Seru Dito sambil menyergap Sarah dalam pelukannya.
Tangan Dito dengan cepat menggerayangi tubuh Sarah. Mencoba melepas pakaian Sarah sehelai demi sehelai. Bibirnya dengan buas menangkap bibir Sarah yang sudah bengkak karena terlalu sering dicium oleh Dito. Namun Sarah menahan tangan Dito yang sudah siap bergerilya membuka lembaran terakhir pakaian yang Sarah kenakan.
"Dit, please! Nanti kita begini lagi. Please? Aku udah siapin planning buat dinner spesial kita malem ini..." Sarah memohon.
"Udahlah, kita room service aja. Aku ga mau ngelepasin kamu malem ini." Ucap Dito sementara tangannya masih menjelajah tubuh Sarah.
"NO! Aku ga mau bulan madu kita sia-sia dan ga ada kenangan manis sedikit pun! Dari pagi sampe sekarang, kamu udah tiga kali aku kasih jatah Dit! Sekarang please turutin kemauanku ya?" Pinta Sarah setengah memelas.
Dito menggeram kesal karena nafsunya yang sudah diujung tidak tersalurkan.
"Argh!!!"
"Please ya? Jangan marah gitu? Aku cuma pengen bulan madu kita berkesan Dit..." Sarah meminta maaf kepada Dito.
"Oke oke. Tapi cuma dinner ya? Habis dinner, you're totally mine!" Kata Dito sambil mengecup bibir Sarah untuk terakhir kalinya.
...****************...
Dito dan Sarah berjalan bergandengan tangan menyusuri Pantai Sanur. Makan malam tadi sangatlah romantis. Di bawah temaramnya lilin dan syahdunya deburan ombak di malam hari, keduanya tak jemu menikmati hidangan sembari menatap satu sama lain. Meneguk keindahan insan yang ada di hadapannya dengan kedua mata yang saling menatap.
"Gimana dinnernya?" Tanya Sarah memecah keheningan saat mereka tengah berjalan menuju hotel tempat mereka menginap.
"Aku suka banget. Thanks ya udah ngerencanain semua ini, Yang." Jawab Dito sambil mengecup kening Sarah.
"Aku cuma mau bulan madu kita berkesan, Yang. Biar ada yang bisa kita ceritain dan kita kenang waktu nanti kita tua." kata Sarah pelan.
"Iya, aku ngerti kok. Maaf ya kalo aku terlalu mentingin nafsuku dan ga pernah dengar apa keinginan kamu. Aku ga pernah nyangka aku bakal semabuk ini sama kamu, Yang. Hehehe" Dito berujar sambil tertawa.
"Wajar kok. Kalo kata mamaku, tiap cowok yang pertama kali ngerasain itu pasti bakal kecanduan dan ga bisa berhenti ya?" Sarah bertanya.
Dito terdiam mendengar perkataan Sarah.
"Dit? Halo? Kok diem?" Tanya Sarah menyenggol Dito.
Dito tampak tersadar dari lamunannya.
"Eh iya, iya emang gitu Yang..." Dito menjawab seadanya.
Keduanya terdiam lagi. Tanpa mereka sadari, mereka sudah sampai di depan kamar hotel mereka. Dito mendekatkan bibirnya ke telinga Sarah dan membisikkan sesuatu.
"Kalau gitu, boleh aku minta satu ronde lagi malam ini?"
Sarah tertawa dan masuk ke kamarnya duluan. Lalu Dito menyusulnya di belakang. Mengejarnya dan langsung mendekap Sarah dalam pelukannya dengan erat.
Malam itu, permainan cinta Dito dimulai lagi. Seperti benar-benar mabuk kepayang, Dito tak pernah bosan menjamah tubuh Sarah. Wajahnya yang cantik dan memerah ketika sedang bergairah, tubuhnya yang aduhai dan bergoyang dengan indah mengikuti ritme yang Dito lakukan, serta suara ******* Sarah yang memanjakan telinga membuat Dito semakin tergila-gila pada istrinya. Atau mungkin hanya pada tubuhnya?
Dan lagi-lagi, tanpa kenal letih Dito memompa intinya ke tubuh Sarah. Tak peduli sang wanita sudah melengking karena berkali-kali mencapai puncaknya dalam satu malam, Dito tetap menunjukkan keperkasaannya. Menyetir permainan dan mendorong Sarah untuk terus menerus terlena dalam surga dunia yang Dito berikan kepadanya. Satu hal yang selalu Dito putar dalam kepalanya.
Ahh, betapa nikmatnya tubuh istriku ini.
...****************...
Pagi ini adalah hari kepulangan sepasang pengantin baru yang tengah dimabuk asmara. Sarah dan Dito telah melewatkan empat hari bulan madunya dengan berbagai kenanhan manis. Sekarang sudah saatnya mereka pulang dan kembali ke aktivitasnya masing-masing. Dan Dito juga harus kembali ke Ambon setelah sampai di Semarang mengantarkan istrinya.
Sarah dan Dito menunggu waktu keberangkatan pesawat mereka. Kali ini mereka tidak terlambat dan tiba tepat waktu sehingga Sarah masih memiliki waktu luang untuk sekedar duduk santai dan mengecek sosial medianya. Selama bulan madu empat hari ini, ia tidak memiliki waktu sedikit pun untuk membuka ponselnya dalam waktu lama. Bagaimana bisa bersantai memainkan ponsel jika suaminya Dito selalu meminta jatah berkali-kali dalam sehari?
Hari ini saja rasanya tubuh Sarah sudah tidak karuan. Entah karena lelah bercinta atau memang lelah karena liburannya. Yang jelas Sarah ingin istirahat sepuasnya ketika tiba di rumah nanti.
Sarah membuka instagramnya dan melihat sebuah pesan masuk dari wanita bernama Anggi. Pesan itu dikirim 3 hari yang lalu, tepat saat mereka berbulan madu di Bali.
Saya mau cerita soal Mas Dito, Mbak.
Mata Sarah melotot melihat isi pesan itu. Hatinya berdegup kencang. Bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dan siapa wanita bernama Anggi ini? Kenapa ia bisa mengenal Dito? Dan apa yang ingin diceritakannya soal Dito?
Dito kenapa Mbak? Ada masalah apa sama Dito?
Sarah membalas pesan itu dengan cepat. Ternyata perempuan bernama Anggi itu sedang online dan segera membalas pesan itu. Hanya satu kalimat. Namun satu kalimat itu mampu meruntuhkan setiap kebahagiaan Sarah dalam sekejap.
Saya hamil anak Mas Dito, Mbak...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments