Keesokan harinya, Aurelie pergi kesekolah SMA Towe Jaya.
Itu adalah hari pertamanya ia akan menjadi seorang guru bahasa Inggris.
Aurelie masuk ke ruangan para guru-guru bersama dengan kepala sekolah SMA Towe Jaya.
"Selamat pagi kepada kalian semua. Sekolah kita kedatangan guru baru dari Jerman. Sekolah kita terkenal dalam jaringan global. Maka dari itu kita membawah seorang guru dari Jerman untuk mengajar bahasa Inggris. Dia adalah Aurelie." Kata kepala sekolah memperkenalkan Aurelie kepada dewan guru.
"Halo semuanya. Aku Guru baru Aurelie. Senang bertemu dengan kalian semua." Kata Aurelie.
" Guru Aurelie, lahir dan dibesarkan di Jerman. Jadi guru Aurelie seorang penutur asli bahasa. Dia tidak hanya akan mengajar murid-murid kita bahasa inggris, dia juga akan membantu seluruh staf yang ada dengan bahasa Inggris tambahan." Kata kepala sekolah.
Kemudian kepala sekolah membawah Aurelie berkeliling di lingkungan sekolah itu.
"Ah, kau guru Kevin, perkenalkan ini Aurelie, dia guru baru bahasa Inggris disekolah kita." Kata kepala sekolah sambil memangil guru Kevin.
"Halo, aku Aurelie guru bahasa Inggris." Sapa Aurelie.
"Hai, aku Kevin guru kesenian disekolah ini." Kata Kevin.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Saat jam istirahat disekolah, Aurelie pergi ke kantor kependudukan untuk membuat identitas karena kartu tanda penduduknya adalah warga negara Jerman.
Sampai di kantor kependudukan itu, dia lalu menunjukkan surat yang dikirimkan kepadanya dari kota Towe ke Jerman.
"Apa anda bisa melacak surat ini? seseorang mengirimkannya kepada ku dari kota ini." Tanya Aurelie.
"Maaf kami bukan organisasi yang bertugas untuk menemukan orang-orang." Kata pegawai di kantor kependudukan.
"Saya merasa, seseorang yang mengirim surat itu, sedang mencoba memberitahu aku sesuatu. Sesuatu yang sangat penting." Kata Aurelie meyakinkan Petugas di kantor kependudukan.
"Tidak ada kemungkinan kalau orang itu adalah kerabat anda. Sekalipun anda lahir di kota ini, tapi kami tidak menemukan data tentang ada. Tidak ada satupun catatan mengenai anda di sini. Jadi bagaimana mungkin kami bisa menemukan kerabat anda? Itu sangat tidak mungkin." Jawab petugas kantor kependudukan.
Karena tidak ada hasil, Aurelie pun hendak pergi dari kantor kependudukan itu.
Namun tiba-tiba ia melihat sosok pria yang memakai jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya itu, di antara kerumunan orang-orang di kantor kependudukan itu.
Itu seperti sedang mengikuti dan mengawasi Aurelie.
Kemudian pria yang mengunakan jubah hitam itu tiba-tiba menghilang dari kerumunan orang-orang yang ada di kantor kependudukan itu.
Kemudian Aurelie segera berjalan keluar dari kantor kependudukan. Namun, saat hendak membuka pintu keluar, tiba-tiba sebuah bola pingpong dilemparkan kearahnya, bola itu berhenti tepat di kaki Aurelie.
Aurelia melihat-lihat sekitarnya menunggu seseorang datang mengambil bola itu, namun tidak seorangpun yang datang menghampirinya. Segera ia keluar dari kantor kependudukan itu dan kembali ke sekolah.
...----------------...
Beberapa kelas sedang belajar di luar sekolah.
Mereka mengunjungi sebuah telaga kecil yang berada di hutan yang tidak jauh dari SMA Towe Jaya. Beberapa guru dan Aurelie pergi bersama para murid-murid itu untuk belajar di luar sekolah ke telaga itu.
"Kemana kita akan pergi?" Tanya Aurelie.
"Sebuah telaga kecil diseberang sana." Jawab guru Alena.
"Dari yang aku lihat, tampaknya ini bukan telaga kecil. Ini sangat luas dan besar." Kata Aurelie.
Sementara guru Alena dan Aurelie sedang bercakap-cakap. Datanglah guru kesenian Kevin bergabung dengan mereka berdua.
"Jangan datang ke telaga kecil ini saat malam hari." Kata guru Kevin.
"Kenapa ada larangan seperti itu?" Tanya Aurelie penasaran.
"Itu karena, ada monster yang air yang kuat, yang hidup di tepi sungai Kota Towe ini. Itu akan mencengkram kakimu dengan sangat kuat." Kata guru Kevin.
"Sudah jangan dengarkan dia. Guru Kevin itu berbicara omong kosong lagi." Kata guru Alena.
"Ada yang mengatakan alasan kenapa para penduduk di Towe ini tidak meninggalkan tempat ini, itu karena kaki mereka di cengkram oleh Monster air itu." Kata guru Kevin menakut-nakuti Aurelie.
"Kalian semua berasal dari kota Towe ini, kan?" Tanya guru Kevin pada semua guru yang ada.
"Ya! Tentu saja." Jawab mereka semua.
"Astaga! Guru Kevin, guru Aurelie sudah cukup malu, berhenti menakut-nakuti dia dan mengejeknya." Kata guru Alena.
"Sekarang sudah saatnya kita memeriksa para siswa dan siswi itu. Ayo semuanya kita kesana." Kata Guru Lisa.
...----------------...
Semua guru yang mengikuti kegiatan belajar di luar sekolah, pergi memeriksa para murid.
Guru kevin mendekati Aurelie dan mulai membuat topik pembicaraan dengan Aurelie.
"Guru aurelie, anda juga tidak akan mudah meninggalkan kota ini." Kata guru kevin.
"Kenapa begitu?" Tanya guru Aurelie.
"Cengkraman monster air itu sangat kuat." Jawab guru kevin.
kemudian ia pergi dan memeriksa para murid lainnya.
"Guru Aurelie, Jangan melamun di pinggir hutan, cepat kesini." Guru Alena memanggilnya.
Aurelie segera bergabung dengan guru-guru lainya.
"Sangat tidak mudah mengawasi para murid saat belajar di luar sekolah. Kita sebagai guru akan selalu khawatir apakah mereka melakukan sesuatu yang aneh di suatu atau mereka menimbulkan kecelakaan di tempat lain." Kata guru Alena pada guru Aurelie.
Sementara mereka sedang bercakap-cakap, beberapa siswa masuk kedalam hutan. Guru Alena mencoba menghentikan mereka, namun para siswa itu tidak mau mendengarkan. Mereka berlari dan masuk kedalam hutan.
"Oh tidak. Anak-anak nakal itu, mereka tidak boleh masuk dan pergi kesana." Kata guru Alena.
"Aku akan menyusul mereka." Jawab Aurelie.
Beberapa siswa itu pergi dengan sangat cepat dan jauh dari tempat mereka seharusnya sedang belajar.
Aurelie mencari mereka dan akhirnya dia melihat para siswa itu sedang merokok di dalam hutan.
"Anak-anak, apa kalian lupa perkataan kepala sekolah lagi tadi? Meskipun Cuacanya sedang bagus, tapi ada kemungkinan akan terjadi longsor. Kalian seharusnya tidak masuk kedalam hutan." Teriak Aurelie dari kejauhan.
"Anda siapa?" tanya siswa-siswa itu.
"Aku guru bahasa Inggris yang baru. Matikan rokok kalian dan keluar sekarang." Jawab Aurelie.
"Ibu guru, pikirkan saja urusanmu sendiri." Jawab para siswa itu.
Karena siswa itu tidak mau mendengarkan Aurelie, Aurelie mencoba menghampiri mereka. Namun Aurelie terpeleset dan jatuh.
"Aaaaaaawwh." Teriak Aurelie.
Aurelie terguling-guling ke jurang yang tidak terlalu dalam.
Para siswa itu terkejut melihat guru mereka terjatuh dan mereka segera membuang rokok mereka dan berdiri.
"Ibu guru, kau tidak apa? Haruskah kami turun kesana?" Tanya siswa-siswa itu khawatir.
"Anak-anak, aku baik-baik saja." Kata Aurelie.
Namun Aurelie terkejut saat hendak naik keatas, Tampa sengaja ia memegang tulang manusia. Aurelie terdiam seketika dan memperhatikan sekitarnya.
"Ibu guru, ada apa? Apa ada ular disana? Ibu guru tenanglah disana, kami akan turun." kata para siswa itu.
"Tidak! Berhenti disana! Jangan mendekat." Teriak Aurelie membuat lara siswa itu terkejut.
"Aaaaaaahhhh....!!!" Aurelie berteriak dengan sangat kencang, Aurelie menemukan tulang-tulang manusia yang terkubur di jurang kecil itu. Para siswa itu pun ketakutan.
"Kalian semua cepat pergi dari tempat ini. Cari bantuan!" Teriak Aurelie.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments