18

Kenzo mengantarkan Andin ke unit apartemen miliknya.Pria itu ingin Andin mudah untuk berangkat kerja dengan jarak apartemen yang dekat dengan kantornya.

"Masuklah...",ujar Kenzo saat membuka pintu apartemen miliknya itu.

Dengan langkah pelan Andin memasuki hunian mewah itu.Matanya disuguhi oleh furniture yang sangat mahal dan juga design interior yang sangat elegan dengan warna ruangan di dominasi dengan warna putih.

"Satu minggu sekali akan ada seseorang datang membersihkan apartemen ini",ujar Kenzo mendudukkan bokong di sofa ruang tamu apartemen.

"Ya Pak..."

"Itu kamar kamu!",ujar Kenzo menunjuk kamar yang terletak di depan ruang tamu.

"Iya Pak...",jawab Andin.

"Jika kamu mau memasak kitchennya ada di situ", tunjuk Kenzo pada dapur yang menurut Andin tak seperti dapur saking mewahnya.

"Baiklah...saya pergi dulu,sandi apartemen sudah saya ganti dengan tanggal lahirmu",ujar Kenzo.

"Bapak tau tanggal lahir saya?",tanya Andin.

"Hmmmm...dari CV kamu di kantor",jawab Kenzo.

"OOO..."

"Oh ya jangan sesekali membawa tamu atau orang lain ke sini!",ujar Kenzo.

"Ya Pak...",jawab Andin.

Kenzo meninggalkan unit apartemen miliknya itu.Pria itu tak ingin berlama-lama dengan gadis yang bukan muhrimnya.

Kenzo melanjutkan perjalanannya untuk pulang karena waktu sudah hampir magrib.Kali ini ia terlambat pulang, karena ia tak biasanya pulang terlambat jika tidak ada acara penting.

"Kenzo..."

"Ya..."

"Kamu bersama seorang gadis sore ini, siapa?",tanya Kanza menodong saudara kembarnya itu dengan pertanyaan yang membuat semua orang kecuali Kevin menatapnya penuh selidik.

"Bukan siapa siapa",jawab Kenzo asal.

"Kamu lagi dekat dengan seorang gadis Nak?",tanya Ara.

"Tidak Mom,dia sekretarisku",jawab Kenzo.

"Sejak kapan kamu mempekerjakan seorang cewek menjadi sekretarismu Kenzo?", tanya Kanza.

"Itu--

"Tomy...sini sebentar!",ujar Kanza saat melihat asisten saudara kembarnya itu melintas.

"Iya Nona muda",jawab Tomy menghampiri semua orang.

"Katakan...siapa gadis yang menjadi sekretaris Kakakku,Kenzo. Apakah--

"Ck...jangan mengurusi urusan pribadiku Kanza",ujar Kenzo melangkah meninggalkan semua orang menuju kamarnya.

"Tomy katakan!",ujar Kanza.

"Kanza..."

"Ya Dad...",jawab Kanza.

Kevin menggeleng pelan menandakan agar putrinya tidak mengurusi urusan pribadi Kakaknya itu.

"Tidak jadi Tom",ujar Kanza.

"Saya permisi dulu Nona muda",jawab Tomy.

"Ya..."

"Kanza...Daddy tak suka kamu bersikap seperti tadi.Kakakmu mempunyai privasi begitu juga kamu.Kenzo tak pernah bersikap seperti tadi jika kamu dekat dengan seorang pria.Tapi dia hanya meminta kamu untuk tak selalu mempercayai pria.Itu bentuk ia menjaga kamu karena dia tak ingin terjadi sesuatu padamu",ujar Kevin.

"Ya Dad...",jawab Kanza.

Dikamarnya Kenzo baru saja selesai berganti pakaian dengan pakaian santainya.Ia membuka cctv apartemennya untuk melihat apa yah sedang dilakukan sekretaris barunya itu.

Kenzo memang memasang cctv dibeberapa ruangan di apartemennya kecuali kamar karena itu area privasi.

Pria itu menyunggingkan senyumannya saat melihat Andin yang sedang memangku laptop karena tadi ia meminta Andin mulai mempelajari tentang dunia bisnis.

"Aku yakin kamu bisa Andin.Aku janji akan membantu kamu merebut apa yang menjadi hak kamu", gumam Kenzo menyimpan kembali ponselnya.

Tok tok tok

"Kenzo...ini Mommy", teriak Ara dari luar.

Ceklek

"Ya Mom..."

"Ayo makan malam bersama!",ujar Ara.

"Ya...Mom, sebentar lagi aku turun",jawab Kenzo.

"Ya sudah Mommy tunggu dibawah ya", ujar Ara

"Ya Mom..."

Ting

Pak... terimakasih sudah mengizinkan saya tinggal disini.Tadi saya lupa mengatakannya.

Kenzo mengulum senyumannya."Dari mana gadis itu mendapatkan nomor handphonrku", gumam Kenzo.

"Pasti Tomy,ya... siapa lagi",batin Kenzo.

Sementara itu di apartemen Andin menunggu balasan chat dari Kenzo.Gadis itu bersusah payah membujuk Tomy agar mau memberikan nomor ponsel pria itu.

Setelah menunggu cukup lama tak ada tanda tanda ponselnya bergetar.Gadis itu melempar asal ponselnya keatas ranjang.

"Sadar Andin...mana mungkin pria dingin itu menyukaimu", gumam Andin merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.

Ting

Andin buru buru membuka chatnya, ternyata pesan masuk dari operator membuat gadis itu mendesah kecewa.

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***