Part.12

***

"Pokoknya jangan harap kamu bi___,"

"Iya saya tahu Kak, lebih baik Kakak istirahat saja. Tenang saja, aku tidak akan pernah masuk kedalam kamar selain untuk mengambil baju ganti saja,"

Ucapan Pras terpaksa terhenti saat Alina menyela nya dengan cepat. Dan setelah mengatakan itu ALina pun berlalu menghampiri Alesya yang tengah bermain bersama dengan Mbok Ijah.

"Sini Mbok, Ale nya biar sama aku saja." ucap Alina mendudukkan dirinya disamping Mbok Ijah.

"Sama si Mbok saja, tidak apa apa non. Lebih baik non istirahat ya, biar segera sehat lagi,"

"Aku baik baik saja kok Mbok,"

"Tetap saja, non habis sakit dan belum pulih benar. Mumpung non ALe anteng non, lebih baik non gunakan waktunya buat istirahat," ucap Mbok Ijah lagi membujuk agara Alina mau beristirahat.

Mbok Ijah tahu betul bagaimana kerja keras Alina selama ini. Merawat dan mengasuh bayi seorang diri tanpa bantuan seorang suster memang sangat melelahkan.

Belum lagi tugas kuliah nya yang mendesak untuk diselesaikan. Tidak jarang juga Alina harus begadang demi menyelesaikan skripsinya.

Namun selama ini gadis itu tidak pernah mengeluh sedikit pun. Bahkan sejak Alina menikah, gadis itu tidak pernah lagi terlihat pergi bersama dengan teman teman nya.

Selain karena kesibukan nya menjadi seorang istri dana juga ibu sekaligus dalam waktu bersamaan. Pras juga tidaka pernah membiarkan Alina untuk pergi hanya sekedar pergi ke cafe untuk bertemu dengan teman teman nya.

Meski begitu, Alina tetap menurut dan tidak pernah sedikit pun membantah apa yang di perintahkan oleh Pras padanya.

"Baiklah, aku titip ALe ya kalau begitu. Aku istirahat sebentar lagi saja, nanti kalau Ale nangis langsung bangunkan aku ya Mbok,"

"Siap non. Non tenang saja, sekarang non Ale sudah terbiasa kok sama si MBok, jadi non tenang saja istirahat yang cukup ya,"

Alina pun mengangguk setuju, meski memang sudah jauh lebih baik, namun tubuhnya belum sepenuhnya pulih dari sakitnya semalam.

Alina baru saja akan membaringkan tubuh lelah nya di kasur, namun urung dia lakukan kala suara Pras yang memanggil namanya begitu memekik di telinganya.

"ALINA,"

"Ya ampun, tidak bisa apa ya sehari saja tidak berteriak?" gumam Alina saat mendengar pras memanggil namanya.

Alina yang sudah hampir berbaring pun urung melakukan nya dan langsung bangkit dari tidurnya lalu beranjak menuju ke kamar sebelah dengan menggunakan pintu penghubung.

"Iya Kak, ada apa?" tanya Alina dengan suara yang masih lemah karena memang kondisinya masih belum pulih sepenuhnya.

"Siapkan air, aku mau mandi," titahnya dingin.

"Baik Kak,"

Meski dengan tubuh yang masih lemas, Alina pun tetap melaksanakan tugasnya menyiapkan segara kebutuhan yang Pras butuhkan.

Alina segera mengisi bathtub dengan air hangat, sore sore begini Pras biasanya akan berendam selama beberapa menit sebelum membersihkan dirinya.

Setelah mengisi bathtub, Alina pun segera membawa Pras yang duduk di kursi roda untuk masuk ke dalam kamar mandi.

Dengan telaten, Alina mulai membuka baju Pras satu persatu. Setiap moment ini, Alina seperti tengah menaiki roller coaster.

Setiap gerakan tangan Alina yang mulai melepaskan satu persatu pakaian yang Praas pakai selalu memacu ardernalin yang cukup membuat nafasnya naik turun.

Bahkan tidak jarang juga ALina menahan nafas saat netranya tidak sengaja menatap tubuh kekar Pras yang di hiasi oleh otot otot yang terlihat begitu seksi.

Meski sudah sering memandikan pria itu, namun tetap saja hal itu belum membuat Alina terbiasa saat melihat tubuh Pras dalam keadaan polos seperti saat ini.

Bohong jika Alina tidak tergoda, bohong jika Alina tidak menginginkan disentuh oleh tangan kekar itu dengan sentuhan lembut penuh dengan cinta kasih.

Namun kembali lagi, Alina begitu sadar diri jika dia tidak pantas mengharapkan apapun dari suaminya itu. Jangan kan menyentuhnya, mengakui ALina sebagai istri saja Pras begitu enggan.

Seperti biasa, setelah membantu Pras untuk masuk kedalam bathtub. Alina akan keluar lalu kembali saat pria itu memanggilnya untuk membantu membersihkan diri.

Dan selama Pras berendam, ALina pun segera menyiapkan baju ganti lengkap dengan baju dalam yang akan Pras gunakan setelah menyelesaikan mandi nya.

Namun, saat ALina membuka laci dimana biasanya baju dalam Pras tersimpan. ALina melihat satu buah bingkai foto kecil yang di dalam nya ada foto almarhumah kakaknya Alisa tengah tersenyum.

Begitu cantik dan manis, Alina pun terus menatapi foto cantik yang begitu mirip dengan nya itu. Hingga tidak terasa, cairan bening jatuh di pipi mulusnya.

"Maafkan Alin Kak, Alina tidak bermaksud mengambil posisi Kakak. Kakak tenang saja, kelak, jika Ale sudah mandiri dan Mas Pras menemukan wanita yang dia cinta. Aku akan melepaskan semuanya, mengembalikan posisi ini pada wanita yang benar benar di cintai oleh Mas Pras seperti Mas Pras yang mencintai Kak Alis dengan begitu dalam nya," gumam Alina yang tidak sengaja didengar oleh seseorang yang berdiri di balik pintu, lalu orang itu berbalik dan beranjak kembali ke tempatnya setelah tidak mendengar lagi gumaman dari Alina.

"ALINA,,,"

Seketika lamunan Alina pun langsung membuyar saat suara Pras kembali memekik menyerukan namanya.

Alina pun segera bangkit dan menyimpan kembali bingkai foto itu ke tempatnya lalu segera kembali masuk kembali kedalam kamar mandi.

Dengan sigap Alina pun kembali membantu Pras yang akan kembali duduk di kursi roda untuk membersihkan diri di air shower.

Hampir satu jam Alina menghabiskan waktunya didalam kamar Pras untuk mengurusi bayi besar itu.

Dan setelah semua selesai, Alina pun kembali kedalam kamar nya bersama dengan Alesya. Alina segera membersihkan diri untuk kembali mengurusi si kecil Alesya.

Niat hati ingin beristirahat pun urung dia lakukan karena tugasnya sebagai seorang istri dan ibu ternyata belum mengijinkan Alina untuk beristirahat.

*

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***