Part.07

***

"Kamu bisa meletakan barang barang kamu di kamar Alesya. Dan selama kamu tinggal disini, kamu juga akan tidur dikamar Alesya. Mengerti?"

"Iya Mas, mengerti,"

"Apa kamu bilang? Mas? Jangan lancang kamu Alina. Ingat, saya menikahi kamu bukan untuk jadi istri saya. Saya menikahi kamu untuk meminta pertanggung jawaban kamu dengan membantu merawat saya dan juga Alesya. Jadi saya harap, kamu bisa menjaga sikap kamu dan tahu dimana batas kamu saat ini. Jangan melewati batas Alina, kamu hanya perawat anak saya disini, bukan istri saya."

Dada Alina kian terasa sesak saat mendapatkan pernyataan itu dari Pras. Namun, baik buruknya apa yang dilakukan Pras padanya tentu harus dia terima sebagai usahanya untuk menebus dosanya pada pria itu dan mendiang kakaknya.

"Maafkan ALina Kak, Alina tidak akan berani lancang lagi,"

"Bagus, kamu harus sadar diri akan posisi kamu disini. Pergi dari sini, dan rawat Alesya dengan baik, jangan sampai ada sedikit pun lecet ditubuh putriku. Jika sampai itu terjadi, maka tangan saya sendiri yang akan mematahkan tanganmu yang tidak becus itu,"

Alina hanya bisa mengangguk lemah lalu pergi menuju kamar ALesya lewat pintu penghubung kedua kamar itu. Alina menatap sekeliling ruangan yang tampak begitu sepi karena si kecil Alesya kini sudah tertidur lelap di atas ranjang miliknya.

Alina menghela nafas panjang sebelum akhirnya melangkah menuju k arah lemari pakaian untuk membereskan semua pakaian pakaian nya di sana.

Usai membereskan semua pakaian nya kedalam lemari yang ada dikamar itu. Alina segera membersihkan diri. Saat dia kemari belum sempat membersihkan diri.

Bahkan pakaian yang dia kenakan saat ini masih menggunakan pakaian pengantin yang dia pakai saat ijab kabul nanti. Alina pun langsung berdiri dibawah air shower yang siap membasahi seluruh tubuh nya yang begitu terasa gerah dan lengket dimana mana.

Setelah air shower itu menyala, tangis Alina pun langsung pecah seketika. Dia tidak menyangka jika hidupnya akan menjadi kacau seperti ini.

Menikah muda bahkan disaat kuliah nya belum selesai tidak pernah ada didalam pikiran nya selama ini. Cita cita nya yang ingin menjadi wanita karir membuat gadis yang baru berusia 23 tahun itu fokus hanya pada pendidikan nya saja.

Alina bahkan tidak pernah pacaran sama satu orang pria mana pun hanya demi mewujudkan impian nya itu. Namun takdir berkata lain, dimana dirinya kini berstatus istri dari kaka iparnya sendiri.

Yang lebih miris adalah, Alina adalah istri yang tidak diinginkan dan tidak di akui oleh suaminya sendiri. Pernikahan yang mereka lakukan hanya sebatas formalitas semata.

30 menit berlalu, Alina pun menyudahi mandi dan menangisnya. Lalu segera meraih bathrobe yang tadi dia bawa kedalam kamar mandi.

Pernah mengalami kejadian kurang mengenakan saat setelah mandi beberapa waktu lalu, membuat Alina kini lebih berhati hati lagi.

Alin tidak ingin membuat Pras berprasangka buruk lagi padanya, makanya Alin mulai bisa mengantisipasi situasi yang ada saat ini. Alina pun langsung keluar kamar mandi dengan mengusap usap rambutnya yang masih basah dengan handuk yang lebih kecil.

Namun saat handuk itu sudah tidak menutupi wajah nya lagi, seketika Alina dibuat kaget dengan kehadiran kembali sosok Pras dikamar itu. Dan refleks hal itu membuat Alina memekik lalu detik kemudian menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangan agar suara nya tidak mengganggu Alesya yang tampak masih terlelap damai dalam tidurnya.

"Kenapa harus berteriak? Apa aku sangat menakutkan hingga kamu harus selalu terkejut jika melihatku?"

Serentetan pertanyaan yang di ajukan oleh Pras membuat Alina sedikit kebingungan untuk menjawab. Di jawab tidak, jujur Alina takut sekali pada Pras, jika dijawab Iya. Alina takut pria itu akan tersinggung dan kembali murka padanya.

Hingga akhirnya Alina pun memilih untuk bungkam saja. Dan mengalihkan perhatian Pras dengan pembahasaan lain nya.

"Maaf, saya hanya tidak tahu kalau ada orang disini. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Ana dengan sangat hati hati.

"Bantu aku mandi,"

"Hah,"

"Kenapa? Itu adalah salah satu tugasmu sebagai istri kan. Ayo cepat kenakan pakaian mu, lalu bantu aku mandi ,"

Usai mengatakan itu Pras kembali mengayuh roda dari kursi roda yang dia kenakan, untuk kembali masuk kedalam kamar nya.

Alina sendiri masih diam membeku ditempat, memikirkan bagaimana cara memandikan pria dewasa itu. Sungguh, membayangkan pria itu bertelanjang dada saja membuat seluruh tubuh Alina merinding.

Apa jadinya jika dia melihat seluruh tubuh itu polos tanpa terhalangi sehelai benang pun. Ya tuhan, tidak adakah hukuman yang lebih baik dari ini? Bisakah Alina berpaling dari kewajiban nya yang satu ini? Dan, jawaban nya tentu saja 'TIDAK'.

"Mau sampai kapan aku menunggumu bengong, hah? Aku lelah dan butuh istirahat Alina, cepat kemari dan mandikan aku,"

Seketika Alina pun terbangun dari lamunan nya saat suara teriakan dari Pras menggema di seluruh ruangan.

"Iya Kak, sebentar. Aku pakai baju dulu,"

Alina pun langsung berlari menuju ke lemari pakaian dan mengambil satu set piyama tidur dan kembali masuk kedalam kamar mandi untuk menggunakan nya.

Setelah selesai berpakaian Alina pun langsung pergi menuju kamar Pras yang ternyata pria itu sudah menunggu didalam kamar mandinya.

Dengan langkah penuh dengan keraguan dan rasa takut, Alina pun memasuki kamar mandi yang ternyata lebih luas dari kamar mandi yang ada dikamar nya.

Bahkan bathtub yang ada di sana juga jauh lebih besar dan lebar, ruangan shower yang cukup dimasuki oleh 3-4 orang. Belum lagi dengan wastafel yang besar dan panjang.

"Kenapa bengong lagi? Ayo cepat buka bajuku,"

"Hah? Apa?"

*

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***