Bertemu ipar

...~Happy Reading~...

“Sudah sudah, kenapa kalian malah ribut sih,” omel mama Naura kembali menghampiri anak dan menantu nya, “Kamu juga Ka, adik ipar nya datang bukan di sambut yang bener malah di ajak gelut. Udah sana kamu!”

“Loh, kok malah Raka sih yang di salahin Ma. Noh ada si Kara harusnya juga dong,” protes nya dengan sedikit kesal.

“Apaan ini bawa bawa istri ku?”

“Nah kan, pawang nya dateng,” gumam Raka pelan namun masih mampu di dengar oleh lain nya, “Dah lah, Ar ajak istri kamu ke belakang. Noh Ryana sama Kara di sana.”

Setelah mengatakan itu, Raka pun memilih untuk pergi, karena dia di tugaskan untuk membeli sesuatu untuk acara malam ini. Makanya tadi ia pergi ke kamar terlebih dulu untuk mengambil dompet dan jaket.

Hari ini, mama Naura sengaja mengundang seluruh anak dan menantu tentu saja beserta cucu nya untuk membuat acara barbeque an di rumah. Agar mereka berkumpul dan bisa saling mengakrabkan diri.

Walaupun dirinya sudah mengenal Maira, akan tetapi anak anak nya yang lain terutama menantu nya, belum begitu mengenal sosok gadis itu. Terlebih, kemarin saat di hari pernikahan, mereka hanya bertemu sebentar.

Maka dari itu, mama Naura memutuskan untuk mengumpulkan semua anak dan cucu nya dan menyuruh semuanya untuk menginap agar suasana di rumah nya kembali ramai, dan saling akrab tentu nya.

“Itu kakak kamu yang pernah hilang? Yang pernah kamu ceritain ke aku dulu?” tanya Maira sedikit berbisik saat melihat seorang wanita cantik tengah tertawa bersama wanita lain yang Maira kenal sebagai istri kakak pertama suami nya.

“Kamu jangan kaget kalau disini, aku udah sering ceritain tentang keluarga ku ke kamu kan,” ucap Arga langsung menghela napas nya berat.

Di mulai dari sang ayah, ibu, kakak hingga ipar nya. Semua memiliki tingkah yang sedikit bar bar dan ajaib. Mungkin, ayah dan dua kakak nya di luar sana menjadi sosok laki laki dingin dan sedikit arogan. Akan tetapi, jika sudah bertemu dengan keluarga dan berkumpul, sudah pasti alamat nya tidak akan benar.

Semua sifat asli nya keluar, bahkan seolah sudah tidak ada ikatan antara anak dan orang tua. Semua sama seperti teman sendiri, dan mungkin hanya Arga yang sedikit waras di sana.

“Eh, Maira sini!” pekik Ryana langsung melambaikan tangan nya ke arah sang adik ipar.

“Aku ke sana dulu!” izin Maira berpamitan kepada suami nya, dan ia pun segera berlari persis seperti anak kecil yang hendak di berikan permen oleh ibu nya.

Karena satu frekuensi, membuat istrinya begitu mudah berbaur dan akrab dengan kakak ipar nya. Terlihat kini mereka langsung tertawa dan melakukan pekerjaan bersama. Sedangkan Arga, laki laki itu masih diam menatap lurus ke depan dengan pandangan sedikit kosong.

Entah apa yang sedang ia pikirkan, melihat kedekatan istri dan kakak nya, membuat hatinya merasa sedikit berbeda. Arga membayangkan, bagaimana jika dirinya dulu menikah dengan rahel. Apakah Rahel juga akan mudah berbaur dengan keluarga nya?

Apakah Rahel juga akan bisa menerima keluarga nya yang mungkin sedikit ajaib. Bohong jika Arga tidak khawatir akan hal itu. Bahkan, laki laki itu pernah berfikir bahwa kepergian Rahel ada kaitan nya dengan keluarga nya.

‘Gak mungkin!’ Laki laki itu langsung menggelengkan kepala nya, ‘Dia orang baik, gak mungkin sampai seperti itu. Dan aku yakin, Rahel tidak mungkin memiliki sifat seperti itu.’ Imbuh nya dalam hati sambil menghela napas nya panjang.