Setelah sampai di kerajaan, Ijima langsung masuk kedalam kamarnya, setelah menutup pintu gadis itu menyambar sebuah kotak kayu yang dibalut dengan kain berwarna ungu.
"Psst..." Terdengar suara bisikan dari luar jendelanya, buru-buru Ijima membuka kunci jendelanya, seorang gadis dengan baju serba hitam langsung melompat masuk kedalam kamar Ijima.
"Kemana saja dirimu, putri? Dari tadi aku mencarimu tapi kata para dayang kau sedang menghadiri jamuan makan malam," ucap gadis itu dengan kesal.
"Aku dan ayah dari kerajaan Neoma, kau tau Anya? Aku akan dinikahkan dengan pangeran Chriss bulan depan." Ijima duduk ditepi ranjang dengan kotak kayu ditangannya.
Anya adalah seorang pemburu yang menjadi teman pertamanya waktu kecil, jadi tidak heran jika mereka akrab.
Anya tampak terkejut,"Apa?! Kau akan menikah dengan pangeran itu? Kau tau pangeran itu punya kutukan."
"Kutukan?"
Anya mengangguk, "Dia bisa jadi monster menakutkan jika emosinya meluap."
"Apakah nasib tragis yang diramalkan aku menikahi seorang monster?" tanya Ijima dengan raut cemas.
"Kau bisa menolaknya, Ijima," ucap Anya.
Ijima terdiam ucapan Anya bisa ia lakukan, namun ia tak tega menolak permintaan ayah ibunya, " Aku tidak bisa menolak, aku juga tidak mau jika musuh ayah bertambah nanti."
"Kau memikirkan semuanya, umm-apa itu kotak pangeran Shwan?" tanya Anya.
Ijima mengangguk, ia membuka kotak itu, terdapat dua buah gelang perak dan sebuah patung yang dibuat dari batu dingin, patung kecil itu berbentuk tubuh manusia.
"Lihat? Betapa romantisnya pangeran itu," goda Anya sambil menyilangkan kedua tangannya.
Ijima tersenyum, "Andai saja waktu itu aku tidak merengek untuk ikut, mungkin pangeran Shwan masih setia menemaniku mengendalikan element api."
Ijima memang hampir menguasai semua element, hanya element api yang membuatnya kesusahan karna api hampir menghanguskan lengan kanannya, itu sebabnya Ijima selalu menggunakan jubah kerajaan.
Anya menjentik jidat Ijima gemas,"Sudah kubilang itu takdir, kau tidak usah menyalahkan dirimu sendiri."
"Tapi itu memang salahku, Anya," balas Ijima yang membuat Anya semakin gemas.
"Itu takdir, ikut tidaknya kau dalam perang itu jika takdir pangeran Shwan hanya sampai garis itu, ya semuanya selesai," terang Anya.
Ijima tersenyum simpul, Anya selalu menasehatinya jika perasaan bersalahnya muncul.
"Sudahlah sepertinya aku harus kembali, jangan lupa besok kita masuk akademi sihir untuk pertama kali," peringat Anya sebelum memakai penutup wajah transparan lalu melompat keluar jendela dengan lihai.
"Akademi sihir ya..." Ijima mengambil gelang perak lalu memakainya, ia masih belum bisa melupakan Shwan, kekasihnya.
...👑...
Akademi sihir tampak ramai, anak-anak yang bisa sekolah disini hanyalah dari golongan kasta atas.
Ijima dan Anya duduk dibangku paling depan, seorang lelaki dengan penampilan mirip seperti Anya melewati Ijima sambil melirik gadis itu sekilas, ia seperti bergumam tapi entah apa.
"Dia juga seorang pemburu," bisik Anya.
"Kamu mengenalnya?" tanya Ijima dengan suara pelan juga.
Anya mengangguk, "Dia anak angkat Raja Nakamura."
Ijima mematung, Nakamura. Itu berarti dia saudara angkat Shwan, Ijima menoleh kebelakang dan benar saja lelaki itu menatapnya intens, gadis itu ingin bertanya mengenai kematian Shwan, namun niat tersebut ia urungkan ketika Anya menepuk bahu Ijima.
Ijima menoleh. Ternyata disebelah mereka duduk sepasang kekasih yang tak lain adalah Chriss Kodama dan Maki Nura.
Dia kekasih Chriss yang diagung-agungkan oleh lelaki itu, gadis-nya memang cantik namun Ijima merasakan sesuatu yang tidak pas dari gadis itu.
"Kenapa Raja Oda mau menikahkanmu dengan lelaki yang hatinya saja bukan untukmu?" bisik Anya sedikit kesal.
Ijima tak tau apa tujuan ayah dan ibunya menjodohkan dirinya dengan Chriss, gadis itu menghela nafas perlahan.
Chriss melirik Ijima dari sudut matanya, pendengaran lelaki itu tajam jadi helaan nafas Ijima membuatnya penasaran apa yang gadis itu pikirkan.
"Chriss, apa yang kau lihat? Kau mengabaikanku," rajuk Maki mengerucutkan bibirnya.
Lelaki itu tersenyum lalu mencubit hidung kekasihnya, "Bukan apa-apa, maafkan aku."
"Apa dirimu tertarik dengan putri Ijima?" tanya Maki dengan wajah juteknya.
"Untuk apa menyukai orang yang tak bisa bertempur?"
"Apa maksudmu, Chriss?"
Belum sampai Chriss menjawab, seorang pria paruh baya memasuki kelas dengan beberapa lembar kertas ditangan kanannya.
"Selamat pagi, ini adalah hari pertama kalian masuk akademi sihir, perkenalkan nama saya Riku, saya adalah wali kelas kalian," ucap Riku memperkenalkan diri.
Semua murid berdiri dan memberi salam, "Salam hormat, guru." Setelah selesai mereka duduk seperti semula.
"Baiklah, saya akan membagi beberapa kelompok guna menjadi rekan saat misi nanti." Riku mulai membuka kertas yang ia bawa tadi lalu mulai membacakan nama demi nama, sampai tiba nama Ijima dipanggil.
"Kelompok empat yaitu, Awldo Nakamura, Tsukasa, Ijima Ryoika, dan Chriss Kodama,"
Ijima berdecak sebal karna tidak sekelompok dengan Anya, sahabatnya itu menenangkan Ijima dengan cara mengelus punggung gadis itu. Nama terus disebutkan dan ternyata Anya berada di kelompok enam.
"Guru, apa aku boleh sekelompok dengan Chriss," pinta Maki yang tiba-tiba mengangkat tangan kanan, gadis itu kesal karna tidak sekelompok dengan kekasihnya.
Riku tersenyum penuh arti lalu menggeleng, "Tidak putri, kelompok ini sudah diatur oleh guru Sam," jelas Riku yang membuat Maki mendesah kecewa.
Sam memang seorang guru di akademi ini, ia menolak menjadi pewaris tahta karna dirinya ingin hidup bebas maka dari itu gelar putra mahkota jatuh pada Chriss. Namun karna sifat Chriss yang keterlaluan membuat Raja Kodama enggan menyerahkan tahta putra bungsunya itu.
"Baiklah, kalian silahkan berkumpul dengan kelompok masing-masing, saya akan menguji kekompakan tim melalu latihan misi ini," ujar Riku.
Mendapat perintah mereka semua beranjak lalu menempelkan meja satu sama lain membentuk deretan panjang yang masing-masing berjumlah empat orang.
Chriss mendengus kala duduk disebelah Ijima, rasa tak sukanya begitu menguak membuat lelaki dengan penutup setengah wajah menyuruh Ijima bertukar duduk dengannya, hingga lelaki itu duduk diantara Ijima dan Chriss.
"Salam nona, namaku Awldo Nakamura," bisik Awldo memperkenalkan diri.
"Na-"
"Saya sudah mengetahui nama anda, nona Ijima," potong Awldo sebelum menatap lurus kedepan mendengarkan Riku berbicara.
"Uji coba misi kalian adalah mengambil permata abadi yang berada di goa lebah." Riku memberi jeda ucapan-nya,"Berhati-hatilah pada lebah penjaga di goa tersebut," peringat Riku.
Riku menatap satu persatu muridnya, "Hanya akan ada satu kelompok yang berhasil karna permata itu hanya satu, bersainglah dengan sehat tanpa adanya pertikaian, kalian bisa mulai sekarang."
Para murid berhambur keluar kelas, didepan kelas kelompok empat tengah berpikir bagaimana caranya sampai ke goa itu dengan cepat.
"Aku tidak percaya satu tim dengan putri Ijima," ucap Tsukasa gembira dan Ijima membalas dengan senyuman.
"Kembali ke pembahasan kita, aku tidak tau dimana tempat itu," keluh Awldo.
Tsukasa menepuk jidat seperti mengetahui sesuatu, "Goa itu berada tepat disebelah gerbang Horizon, kalau tidak salah goa itu dikelilingi jurang, hm-menyeramkan," gidik Tsukasa.
"Baru uji coba sudah semengerikan ini," gumam Ijima khawatir.
Awldo mengangguk, ia mengeluarkan sihir awannya, lelaki itu menyuruh teman satu timnya untuk naik. Awan biru itu terbang dengan sangat cepat, selendang yang dipakai Ijima sampai terbang kesana kemari tak karuan.
Chriss yang jengkel langsung mencekal selendang gadis itu lalu menariknya paksa hingga lepas, "Selendangmu sangat mengganggu."
Keturunan Kodama itu langsung membakar selendang Ijima dan membuangnya asal, Ijima terkejut bukan main ia menatap tak percaya pada Chriss.
"Kau! Itu selendang dari Dayang Annie!" marah Ijima, padahal Dayang Annie membuatnya sampai bergadang semalaman.
Chriss tak peduli sedikit pun, yang ada dipikirannya adalah apapun yang menghalanginya harus ia musnahkan.
...Aku tidak pernah menganggapmu bagian dari skenario kehidupanku....
...-Chriss Kodama-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments