Suamiku Vampir Penghisap Darah
Sebuah kastil tua yang terletak jauh dari perkotaan karena posisinya tepat berada di tengah-tengah hutan belantara.
Seorang pria sedang duduk ruang makan tetapi tidak ada makanan mau pun minuman yang tersediakan hanya ada sebuah gelas yang berisi minuman yang berwarna merah pekat.
Pria itu mengambil gelas itu dan meminumnya hingga tandas.
Slurp!!
"Huhh, ini darah segar babi ya?" tanya Ferdian pada sang asisten yang dipanggil Roben.
"Iya Tuan, tadi pagi beberapa anak buah yang berburu telah kembali dan mereka mendapat babi hutan dan mengeluarkan darahnya," ucap Roben.
Galang Ferdian Alverio merupakan seorang pria yang berketurunan pure vampire. Dia merupakan seorang vampir bangsawan karena keluarganya memiliki beberapa tanah yang luas di dalam negera kerajaan vampir dan merupakan keluarga militer terkuat dalam bangsa vampir.
Kecuali Ferdian dia tidak suka berbaur di dalam negara kerajaan vampir, Ferdian ingin memperluaskan pengetahuannya hingga dia berhasil membuka perusahaan berlian ternama di dunia manusia.
Ferdian sering ditemani oleh Roben Anamon ke mana pun dia pergi, Roben juga merupakan seorang vampir kelas menengah dan bekerja sebagai asisten vampir bangsawan.
"Baguslah, tapi sejak akhir-akhir ini sering lapar Rob, darah binatang sepertinya tidak cukup, apa aku harus memburu manusia lagi?" tanya Ferdian meminta pendapat Roben.
"Seharusnya begitu Tuan, apalagi sudah dekat dengan gerhana bulan berdarah." jawab Roben sekalian mengingatkan Ferdian tentang gerhana bulan.
"Huhh tapi aku akan kembali ketagihan jika meminum darah manusia Rob. Kau sendiri tahu aku sudah bersusah payah mengontrol diri untuk tidak meminum darah manusia dan akhirnya aku berhasil," ujar Ferdian yang terlihat ragu.
Selama 1000 tahun Ferdian coba mengawal dirinya untuk tidak meminum darah manusia karena dia telah berbaur di dunia manusia. Tapi karena gerhana bulan yang sungguh menyiksa para vampir ini dia harus kembali meminum darah manusia.
"Apakah Tuan ingin aku mencarikan mangsanya?" tanya Roben yang melihat wajah ragu sang majikan.
"Tidak perlu aku akan coba mengatasi hal ini, siapkan saja stok darah yang banyak dan jangan lupa di ruangan kantorku juga," sahut Ferdian.
Memang sejak berapa hari ini Ferdian terlihat cepat sekali lapar dan haus akan darah, sudah banyak darah binatang yang dia habiskan dalam seminggu terakhir ini tapi tetap saja tubuhnya meminta lebih.
'Aku harus bagaimana, aku takut aku akhirnya aku tidak bisa menahannya,' ucap Ferdian dalam hati.
Setelah perbicaraab itu, Ferdian menuju ke apartemennya yang berada di tengah kota lewat teleportasi, dia sampai di sebuah unit apartemen bersama Roben.
Seperti biasa mereka akan berperilaku layaknya seorang manusia normal. Menaiki mobil dan menuju ke perusahaan.
"Rob, hari ini undurkan dulu rapat kantor sepertinya aku kurang enak badan, aku hanya akan bekerja di ruangan saja, kamu urusi yang lainnya," ucap Ferdian.
"Apa Tuan yakin tidak ingin seorang manusia?" tanya Roben yang terlihat jelas dia mengkhawatirkan kondisi Ferdian saat ini.
"Tidak, aku masih bisa tahan lagian aku tidak ingin membunuh Rob," jawab Ferdian lalu mengalihkan pandangannya keluar.
Ferdian melihat sibukanya manusia yang berada di tengah perkotaan itu membuat hatinya sedikit tenang dan tidak tega untuk melukai mereka.
"Hanya mengambil darahnya sedikit Tuan, tidak sampai membunuh bagaimana?" tawar Roben lagi.
"Rob, sudahlah kalau aku tidak bisa menahan aku sendiri yang akan memburu. Dan berhenti mengkhawatirkanku," sahut Ferdian.
Ferdian mengingat bagaimana tersiksanya dia sewaktu masih meminum darah manusia, namun saat ini dia harus kembali meminumnya karena gerhana bulan berdarah kini akan terjadi setelah 1000 tahun yang lalu.
.....
Di sebuah toko perhiasan, seorang wanita muda yang energik yang dipanggil Trishna membantu menerangkan tentang perhiasan batu berlian kepada beberapa orang pengunjung wanita yang terlihat kaya. Trishna itu dikenali sebagai chief marketing di dalam toko itu.
"Mbak Trish, kalau yang ini berlian apa?" tanya salah satu pengunjung wanita itu.
Wanita itu menunjuk berlian yang berwarna merah muda ataupun pink. Trishna tersenyum manis dan menjawab pertanyaan wanita itu.
"Ini namanya The pink star berlian seberat 28,5 karat dan sangat langka karena warnanya yang unik dan juga sangat susah di dapati, hanya perusahaan ini saja berhasil mendapatkannya," Jawab Trishna.
"Wow berarti ini barang eksklusif ya?" tanya pengunjung wanita itu lagi.
"Ya benar, hanya ada 4 buah cincin saja yang jual memiliki berlian jenis ini karena memang edisi terbatas Nyonya," jawb Trishna kemudian.
"Kalau begitu aku mau satu!" sahut pengunjung wanita lain.
"Eh aku juga!"
"Aku juga mbak!"
"Sama mbak aku juga!"
Misi marketing target penjualan Trishna tercapai. Hari ini dia merasa puas karena barang edisi terbatas di dalam toko ini semuanya berhasil di borong oleh wanita-wanita kaya tadi.
Sehingga jam sudah menunjukkan waktunya untuk pulang, Trishna pamit pulang dulu karena masih ada urusan yang harus dia uruskan.
Siapa tahu Trishna yang sering terlihat ramah dan murah senyum itu dibaliknya memiliki masalah di dalam keluarganya. Dia merupakan tulang punggung keluarga dan banyak pil pahit yang harus ditelannya untuk menghadapi kehidupan ini.
Namun begitu, Trishna tidak pernah mengeluh. Dia akan coba sebaik mungkin untuk menafkahi keluarganya
Ayahnya mengalami kelumpuhan saraf kaki dan mengakibat tidak bisa berjalan dengan normal. Ayahnya sangat bergantung dengan kursi roda.
Ibunya seorang ibu rumah tangga sepenuhnya dan mengharapakan semua uang dari Trishna.
Hari ini Trishna harus cepat menuju ke sekolah adiknya karena adiknya dipanggil oleh guru BK karena masalah kecurian.
"Maaf pak, saya terlambat saya masih ada urusan pekerjaan tadi," ucap Trishna setelah sampai ke ruang bk di sekolah adiknya.
"Tidak apa-apa, silakan duduk," jawab guru bk yang bernama Anthonius itu.
Di ruang itu sudah terdapat adik Trishna dan dua orang wanita yang terlihat menatap sinis ke arah adik Trishna.
"Boleh jelaskan bagaimana kejadiannya Pak?" tanya Trishna.
Pak Anthonius pun menjelaskan kejadian yang berlaku, adik Trishna bernama Tiana hanya menunduk dan meremas hujung baju seragamnya.
"Tiana telah mengambil uang jajan dan juga ponsel dari kedua siswi ini," ucap Pak Anthonius.
"Pak ada bukti?" Trishna seperti tidak percaya mendengar ucapan guru Bk itu karena dia tahu sifat Tiana.
"CCTV sekolah tidak aktif Bu, tapi ada beberapa siswa yang melihat kejadian itu," jawab guru Bk itu lagi.
"Ck, terus di mana siswa yang melihat kejadian itu?" tanya Trishna dengan sinis.
Trishna yakin semua ini adalah akal-akalan guru bk dan kedua siswi cewek yang duduk tidak jauh dari Tiana.
"Bu ini sudah jam pulang sekolah, mereka sudah pulang. Hmm begini saja Tiana saya skors karena tingkah lakunya yang buruk dan untuk ujiannya saya tidak akan ganggu, bagaimana?" jawab guru Bk yang tidak ingin berlama-lama dan langsung saja ke intinya.
"Skors tanpa ada bukti?" tanya Trishna lagi.
"Harap mengerti Bu, ini saja saya sudah ringankan karena siswi korban merupakan anak dari investor sekolah bisa saja orangtua mereka mengusir Tiana dan memenjarakannya jadi mohon kerjasamanya Bu," ucap guru Bk kemudian.
"Oh hanya karena mereka anak investor sekolah? Ck, dasar berat sebelah! Ayo Tiana kita pulang besok kakak urus surat pindah kamu!" ketus Trishna sambil menarik Tiana adiknya keluar dari ruang itu.
Trishna tahu Tiana mempunyai masalah di sekolah cuma Tiana tidak pernah terbuka menceritakan pada Trishna.
Trishna memesan taksi online untuk mereka, sepanjang perjalanan Tiana hanya tertunduk dan tidak berani menatap Trishna walaupun Trishna coba bicara padanya.
"Tia, kamu dibuli?" tanya Trishna.
Tiana tidak menjawab tapi dia menggangguk sebagai tanda jawabannya.
Trishna menghela nafas panjang, sudah hampir 4 kali Tiana berpindah sekolah karena masalah yang hampir sama. Trishna sampai bingung kenapa adiknya sering menjadi korban buli.
"Besok kakak urus pindahan sekolah kamu," ucap Trishna lembut.
Kali ini Tiana coba menjawab walaupun suaranya terdengar perlahan.
"Kak, lebih baik Tiana tidak usah sekolah. Semua sekolah sama," ucap Tiana dengan suara bergetar.
"Tidak Tia, kamu harus sekolah akademik kamu bagus, jangan karena hal itu kamu mau berhenti!" sahut Trishna.
"Sampai kapan kak? Tia sudah tidak mampu jika terus-terusan begini hisk hisk," tangisan Tiana pecah membuat Trishna merasa iba.
Trishna memeluk Tiana dan mengusap punggungnya. Setelah sampai di kawasan rumah mereka Trishna menyuruh Tiana membersihkan wajahnya karena pasti Ibunya akan mengomeli mereka seperti biasa.
Saat memasuki rumah.
"Selamat sore Yah, Ibu..." ucap Trishna dan Tiana kompak.
Ibu menatap sinis ke arah Tiana dan mendekati Trishna.
"Minta uang, ibu mau beli barang dapur," ucapnya pada Trishna.
Trishna mengeluarkan dompetnya, baru saja dia hendak mengeluarkan isinya, Ibunya langsung merampas dompet Trishna dan membongkar isinya.
"Cuma segini?" tanya Ibu setelah mengeluarkan 3 lembar uang merah.
"Maaf Bu, Trish belum gaji," jawab Trishna tertunduk.
"Ck, anak tidak berguna!" ketus Ibu lalu menjatuhkan dompet Trishna ke lantai dan berlalu pergi.
Sejak Ayahnya lumpuh tidak bisa bekerja, Ibunya berubah total menjadi sedikit kasar dan pemarah. Tiana sering menjadi korban amarah Ibunya karena Ibunya menganggap Tiana hanya bersekolah menghabisi uang saja.
Trishna mengambil dompetnya lalu memasukkan kembali ke dalam tasnya. Dia mendekati Ayahnya dan mencium punggung tangan Ayahnya.
"Maafkan Ayah Trish," ucap sang Ayah.
Trishna tersenyum dengan tatapan mata yang redup.
'Aku tidak akan menyalahkan Ayah,' batin Trishna.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Mamahsp99
kurang asem dih, astaga
2023-07-25
1
IG: @sskyrach
pembukaan yang sangat menarik, semangat author! Salam dari When We First Met
2023-06-18
2
Tetik Saputri
semangat kak
2023-06-18
1