Bab 3

"Daddy, gak usah antar aku ya,"

Ariana tampak sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia menuruni tangga karena Eva sudah memanggilnya untuk segera sarapan.

Ariana harus datang lebih pagi karena akan melaksanakan upacara bendera seperti biasa. Hari ini juga jadwal mata pelajarannya banyak. Oleh karena itu, senin adalah hari yang melelahkan untuk Ariana.

"Emang kenapa? biasanya juga selalu minta diantar,"

Bagas menyantap nasi goreng buatan Istrinya dengan santai. Berbeda dengan Ariana yang kegiatannya banyak, hari ini Bagas akan mengikuti rapat saja.

"Aku mau bareng temen-temen aku,"ucap gadis itu dengan kerlingan matanya.

Eva duduk usai menuangan air minum suaminya. Kemudian mengambil nasi goreng untuknya.

"Laki-laki atau perempuan?" tanya Bagas dengan pandangan menyelidik.

Ariana tertawa melihat sikap Daddy nya itu. Sangat over protective dengannya. Dalam hal pertemanan, Bagas memang menjaga ketat putri tunggalnya dari hingar bingar negatif. Usianya yang masih remja menjadikan Bagas lebih waspada dalam mendidik Ariana.

"Perempuan, Daddy," jawab Ariana dengan tenang. Lagipula siapa lelaki yang ingin menjemputnya. Kekasih saja Ia belum pernah memilikinya. Ya, Ariana memang sepolos itu. Belum pernah berada di dalam lingkaran sebuah hubungan lebih dari teman.

Ariana tidak ingin ambil pusing dengan mempunyai pasangan. Ia memilih untuk fokus pada masa depannya. Perjalannya menuju kesuksesan masih panjang. Saat ini Ia masih menduduki bangku kelas tiga SMA. Ia harus membuat kedua orang tuanya bangga dengan pencapainnya. Ariana adalah satu-satunya harapan untuk Bagas dan Eva.

"Ya sudah hari ini kamu berangkat dengan teman,"

Ariana bersorak senang. Tak lama, Eva menegurnya untuk segera menghabiskan sarapannya karena waktu terus berjalan.

**************

"Ar, gue mau cerita nih,"

Sinta melajukan mobilnya membelah jalanan padat pagi ini. Sinta adalah sahabat Ariana sejak mereka menginjak kelas tiga bulan lalu. Mereka sangat dekat padahal belum terlalu lama saling mengenal. Hanya Sinta yang belum diperkenalkan oleh Ariana pada kedua orang tuanya. Sementara sahabat Ariana yang satu lagi, Dona sudah pernah bertemu dengan Bagas dan Eva yang saat itu sedang menemani Ariana ke salah satu pusat perbelanjaan.

"Cerita apa?"

"Gue suka sama cowok,"

Ariana tertawa menatap Sinta. Tawanya menyebalkan hingga gadis berkuncir satu itu menggerutu tidak terima.

"Kok ketawa sih? kan gue belum cerita,"

"Suka sama siapa?"

"Ada deh cowok,"

"Ya iyalah cowok. Masa iya lo suka sama cewek," ujar Ariana seraya memutar bola matanya.

"Kemarin dia juga bilang suka sama gue,"

"Hah?"

Ariana bingung menanggapinya bagaimana. Ia mengusap tengkuknya sebelum berkata,

"Bagus dong? berarti kalian saling suka? dia minta Lo buat jadi pacarnya?"

Sinta mengangguk malu-malu. Ariana senang sahabatnya sudah mau membuka diri. Berdasarkan ceritanya, Sinta pernah putus cinta hingga membuat Ia harus lebih pilih-pilih dalam mencari pasangan.

"Terus sekarang kalian pacaran?"

Sinta menggeleng pasti. Kening Ariana langsung mengernyit ketika melihat Sinta menggelengkan kepalanya yang berarti jawabannya adalah tidak.

"Kenapa?"

"Gue belum berani punya komitmen,"

"Coba aja dulu,"

Ariana hanya bisa memberi saran. Tanpa berniat untuk ikut campur.

"Lagi pula gue belum di bolehin pacaran lagi sama orang tua,"

Ariana berusaha menarik kesimpulan dari ucapan temannya.

"Jadi kalian cuma sebatas saling suka aja gitu?"

"Iya,"

"Dulu Lo pacaran juga diem-diem kan?"

Ariana teringat dengan segala curhatan Sinta selama ini.

"Iya dan gue nyesel. Ternyata bener kalau bantah orang tua itu pasti ada akibatnya,"

Ariana mengangguk dalam diam. Ia setuju dengan itu. Sejauh ini Ia takut akan perkataan orangtua. Kalau sudah dilarang, artinya memang tidak baik. Dan kalau melanggar, kemungkinan besar ada akibatnya. Sebab orangtua tahu apa yang terbaik untuk anaknya. Dan sebagai anak harus paham soal itu.

"Gue hampir di perkosa kan, Ar,"

Ariana membulatkan matanya terkejut. Bagian itu tidak pernah di ceritakan Sinta padanya. Ariana tidak tahu kalau Sinta mempunyai pengalaman pahit dengan mantan kekasihnya.

"Dulu gue di larang buat deket sama mantan gue itu. Tapi gue tetep aja pacaran sama dia. Malam itu masa depan gue hampir rusak,"

Kisah Sinta akan dijadikan pelajaran untuk Ariana. Ia akan menyimpan baik-baik pelajaran itu sebagai pengingat untuknya agar kelak hal yang sama tidak terjadi pada dirinya.

"Kalau Lo belum siap untuk buka hati lagi, ya gue saranin gak usah di paksa. Sekarang fokus belajar aja dulu,"

"Iya, Ar. Gue yakin kalau jodoh gak akan kemana,"

"Masalah jodoh udah ada yang ngatur,"

"Lagipula gue mau tahu dia itu cowok yang setia nunggu atau enggak. Kalau ternyata dia bukan tipe cowok yang setia, Yaudah get out aja dari hidup gue,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!