20 - FL

"APA!!" Serempak mereka terkejut -Radit

"Brisik!" Bentak Radit dan seketika sunyi

"Gila. Lu yakin Dia di Yogya. Gak salah kan? Coba deh lu pikir-pikir ulang." Ujar Fiko yang disetujui lainnya

"Yang ragu mending pulang. Denish kita cabut." Ucap Radit dan langsung keluar

Denish menatap sahabatnya dan detik kemudian menyusul Radit keluar karena tak ada satupun dari mereka yang berdiri.

"Lu bakal ke Yogya?" Tanya Jaka kepada sepupu Saka yang sedari tadi mereka hanya menyimak

"Ikut Radit." Jawab Saka cepat dan keluar

Dika, Fiko dan Galuh yang melihat Saka keluar pada akhirnya mereka bertiga ikut keluar.

"Lama bener mereka mikirnya." Gumam Jaka geleng-geleng melihat ketiga temannya itu

Radit dan Denish yang sejak tadi menunggu parkiran tersenyum kecil melihat kedatangan mereka ber5.

"Maaf, kita terlambat keluar." Ujar Galuh diangguki Fiko dan Dika

"Gue gak akan lupa sama kalian. Thanks." Ucap Denish tulus dan merasa terharu

"Rileks. Kita sudah sahabatan sejak masuk tk jadi, sudah sepantasnya kita saling merangkul satu sama lain. Jadi, jangan ada kata makasih diantara kita. Benar kan Dit." Ujar Jaka bijak

"Hmm." Balas Radit singkat

Radit dkk berangkat dengan mengendarai 3 mobil masing-masing 1 mobil ada 2 orang dan tiga orang

Radit bersama Denish. Saka dan Jaka. Sedangkan Fiko, Galuh dan Dika 1 mobil.

Keesokan harinya ❄️

2 hari sejak kejadian Delkiza ditemukan di rooftop dan sekarang Delkiza sudah tidak memiliki celah sedikitpun untuk keluar, jika ingin keluar akan ditemani 2 orang dari mereka 3 lagi bodyguard.

Delkiza merasa bahwa mereka terlalu overprotektif terhadap dirinya mau minum aja mereka langsung ambilin terlebih lagi Delkiza tidak diberi izin untuk keluar lebih dari 15 menit kalo tidak nurut mereka pasti akan mengancam sesuatu yang pahit dan makan hambar ke hadapannya. Jadi mau tidak mau Delkiza akan menurut dan menikmati semuanya.

Ruang VVIP ❄️

Untuk sekarang diruang rawat Delkiza hanya ada Ayah Willy sedangkan yang lain lagi makan siang dilantai satu.

"Apa ada sesuatu yang menempel diwajah Papa hm?" Kata Papa Willy

"Eh! Em.. Itu Pah... Anu..."

"Sial. Ngapa jadi gagap gini sih." Rutuk Delkiza dalam hati

"Bicaralah pelan-pelan." Ucap Papa Willy

Delkiza yang mendengar suara hangat dan lembut dari Papa Willy membuatnya merasa tenang.

"Aku mau pulang sekarang. Boleh, kan, Pah." Ucap Delkiza cepat dengan tatapan penuh harap kepada Papa Willy

"Hmm... Kamu mau pulang sekarang?" Tanya ulang Papa Willy

Delkiza mengangguk antusias tanpa ketinggalan menggunakan tatapan maut yakni (Puppy Eyes).

"Iya, Yah. Boleh, kan?" Tanya Delkiza masih dengan mata berbinar-binar

"Ugh... Berat ini mah, Kenapa anak gue menggemaskan banget gini sih." Batin Willy yang sedang bertarung didalam sana setelah melihat tatapan Delkiza

"Papa maunya juga gitu. Tapi, Papa gak tahu mereka bakal setuju apa nggak. Mungkin itu tergantung sikap kamu nanti." Jelas Papa Willy

Delkiza yang bingung menelengkan kepala. "Hah? Sikap aku kenapa emangnya?" Pikirnya aneh

"Jangan terlalu dipikirin. Kita bahas lagi nanti. Oke?" Ucap Papa Willy sambil mengelus kepala Delkiza

Delkiza yang merasa nyaman sama elusan tangan Papa Willy langsung tertidur pulas bahkan belum ada 10 detik Delkiza sudah terlelap macam begadang seharian.

Bertepatan dengan kedatangan Gibran, Verza dan Cantika yang sudah kembali.

"Adik tidur Pah?" Tanya Cantika pelan

Papa Willy mengangguk. "Kalian jangan berisik, lalu yang lain kemana?"

"Yang lain ada urusan didepan dan akan kembali saat makan malam." Jawab Verza

"Barengan?" Bingung Ayah Willy

"Iya, Pah. Tapi, Bang Alzar dan Aska lagi ikut sama Papah Azkan dan Papah Gino. Sedangkan Mama, Mama Vira lagi ke butik, dan sisanya ke kantor dan pulang." Jelas Cantika

"Baiklah. Papa mengerti." Balas Papah Willy dan terus memandangi wajah teduh Delkiza

"Yah. Nanti malam Gibran mau jemput Gladis dibandara katanya Dia baru saja lulus dan minta langsung dijemput dan kesini." Ucap Gibran saat mendapati adiknya pulang dari studinya

Papah Willy mengangguk tapi, tanpa memalingkan wajahnya dari Delkiza.

"Jam berapa?"

"Jam 8 malam. Yah." Jawab Gibran

"Kenapa milih jamnya malam?" Heran Papa Willy

Gibran mengedipkan bahunya tak tahu dan Papa Willy tak lagi bertanya.

"Emangnya lu udah bilang sama mereka?" Tanya Verza

Gibran menggeleng. "Nanti kalo mereka udah dateng." Jawabnya cepat

"Kok, dadakan sih. Biasanya kalo mau pulang si Gladis bakal kasih kabar seminggu sebelum berangkat. Gak beres tuh bocah." Celetuk Cantika geleng-geleng

Bersambung....

Selamat malam reader 🖤

Sweet dream semuanya~~~

See you next part 🥰

Rilis : 21.48 WIB

19 Juli 2023

TBC

Terpopuler

Comments

Silvia

Silvia

semangat thor.....

2023-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!