Kau Yang Memaksaku Jadi Madu

Kau Yang Memaksaku Jadi Madu

Tiba-tiba dilamar.

“Pak, tolong yang sebelah sana juga jangan sampai terlewat ya,” tunjuk Karina pada tukang yang sedang mengecat ruangan yang akan digunakan oleh bos barunya. 

Rencananya ruangan itu akan digunakan besok oleh Ceo baru yang menggantikan kedudukan Wicaksono setelah berpuluh-puluh tahun lamanya menjabat sebagai Ceo, di perusahaan Aida Group yang bergerak dibidang makanan. Salah satu produk terkenal dari jaman dulu hingga sekarang yaitu produk mie instan yang memiliki slogan ‘Mas Tomy Seleraku’ dan berbagai macam makanan instan lainnya.

Karina terlihat sibuk hari ini. Dia membawa tumpukan kardus berisi barang-barang yang akan diletakan di ruangan tersebut seorang diri, meskipun sudah ada beberapa tukang yang bertugas Karina tetap ikut andil agar pekerjaannya cepat selesai.

“Pak, ini tolong simpan di ujung ruangan itu ya. Saya mau mengambil barang lain ke bawah,” ujar karina menyerahkan sebuah dus lumayan besar kepada tukang bangunan.

Karina kini berjalan melewati lorong kantor, untuk mengambil barangnya yang tertinggal di lobi.

 “Karin!” 

Seseorang memanggil nama Karina dan menghampirinya. 

“Ada apa?” tanya Karina pada temannya yang bernama Icha.

“Sibuk banget lo hari ini, udah waktunya makan siang nih ke kantin yuk.”

Karina melihat jam yang melingkar di tangannya dan itu sudah menunjukan pukul 12 siang, waktu dimana seharusnya para karyawan untuk mengisi perut setelah bekerja dari pagi.

“Ayo, tapi tunggu bentar ya gue nyuruh orang dulu buat nyimpen barang yang ketinggalan ke atas.”

“Oke, gue ikut ya.”

Karina mengangguk sambil tersenyum pada rekan kerjanya tersebut, setelah selesai dengan urusan barangnya. Kedua wanita yang memiliki usia sama itu langsung bergegas ke kantin untuk mengambil jatah makan siangnya yang disediakan oleh kantor.

“Karin, gue denger pak Sono mau pensiun ya?”

“Namanya Wicaksono Icha,” ujar Karina membenarkan kalimat rekannya dalam penyebutan nama bosnya.

“Iya gue tahu,” timpal Icha terkekeh dengan mulut yang penuh makanan.

“Nyengir lu,” ledek Karina pada Icha.

“Oh ya, lo tau nggak siapa yang bakal gantiin Pak So- Wicaksono.” Icha meralat ucapannya setelah mendapatkan tatapan sengit dari Karina.

“Yang pasti anaknya lah Cha, nggak mungkin gue apalagi elo,” kekeh Karina.

“Ah elah gue juga tau bestie, maksud gue itu anak yang mana? Kan pak Wicaksono punya anaknya dua.”

“Kalau yang gue denger sih, anak pertamanya karena cuman dia yang bisa diandelin,” bisik Karina.

“Loh kenapa? Emang anaknya yang kedua kenapa?”

“Gue nggak tahu, yang gue tahu sih kalau anak kedua Pak Wicaksono kabur ke amerika sejak lima tahun yang lalu,” tutur Karina.

Icha menggelengkan kepalanya seraya kagum pada putra bosnya yang melarikan diri ke luar negeri. “Wih gila ya, orang kaya emang beda sama kita yang kaum misqueen ini ... kabur aja ampe ke amerika lah kita kabur paling jauh ke luar kota abis itu balik lagi kerumah karena kehabisan duit buat makan,” celoteh Icha yang membandingkan kehidupan anak bosnya dengan kehidupan dirinya.

“Ya namanya juga orang kaya, kadang cebok aja pake duit nggak kayak kita pake air.”

“Ish sialan lo bahas cebok disaat kita lagi makan, jorok,” cebik Icha menggedikan kedua bahunya.   

“Hahaha sorry-sorry.” Karina menepuk bahu temannya sambil tertawa.

Wanita yang berprofesi sebagai asisten pribadi Ceo itu meraih ponsel dalam saku roknya saat ponselnya terasa bergetar, dia melihat layar ponselnya yang menyala karena panggilan dari bosnya Wicaksono. Dia mengangkat panggilan tersebut, kemudian menutupnya setelah mendapat perintah dari sang bos yang menyuruhnya untuk datang ke ruangan rapat.

“Oh iya Karin, apa calon bos kita itu ganteng?”

“Ganteng banget, tapi sayang dia sudah punya istri.”

“Wah apa nggak bahaya tah,” celetuk Icha saat mendengar calon bosnya sudah menikah.

“Lah bahaya kenapa?”

“Ya lo tau kan, godaan antara bos sama asisten wanita.” Icha menaik turunkan kedua alisnya memberi kode pada Karina tentang ucapannya.

“Hih gila lo gue masih tau batasan kali, udah ah gue pergi dulu udah di panggil bos nggak apa-apakan kalau lo gue tinggal sendiri.”

“Ya enggak lah, gue juga tahu jalan kali.”

“Syukur deh gue takutnya lo nyasar ke ruang Hrd buat nyamperin pak David,” goda Karina.

“Sialan lo,” umpat Icha pada Karina yang yang sedang tertawa sambil menjauh darinya. “Tapi emang bener sih. Mumpung nggak ada temen, gue samperin Pak David ah siapa tahu dia lagi kesepian, hitung-hitung bujuk buat perpanjang kontrak,” gumam Icha, dia buru-buru menyelesaikan makan siangnya dan bergegas ke ruangan David untuk menggodanya.

.

.

.

.

*** 

“Permisi pak, anda memanggil saya?” kata Karina saat memasuki ruangan rapat yang telah dihadiri oleh banyak orang yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan tersebut.

“Iya, silahkan masuk Karin … duduklah, hari ini saya ingin memperkenalkan kamu pada calon atasan kamu yang baru,” sambut Wicaksono ramah. 

Karina hanya tersenyum  sebagai respon pada bosnya yang hari ini akan pensiun.

“Kenalkan, ini putra pertama saya namanya Julian Wicaksono yang besok akan menggantikan saya sebagai Ceo di perusahaan ini dan Karina mulai besok kamu akan menjadi asisten pribadi Julian.”

Karina bangkit dari duduknya dan memberi hormat pada calon bosnya yang baru. “Senang bertemu dengan anda Pak Julian.”

Julian hanya mengangguk tanpa mengeluarkan ekspresi apapun pada Karina yang menyapanya dengan ramah.

“Julian, kamu harus tahu kalau Karina merupakan karyawan yang cerdas dan sangat disiplin dalam hal bekerja. Dia juga menguasai banyak bahasa sehingga kamu tidak perlu repot menyewa penerjemah saat berhadapan dengan client asing, papa bisa jamin jika Karina tidak akan pernah mengecewakan dalam hal apapun.” tutur Wicaksono memuji keterampilan Karina yang selama tiga tahun terakhir ini telah mendampinginya sebagai asistennya.

“Anda terlalu berlebihan dalam memuji saya, Pak.” Karina terlihat malu saat Wicaksono memujinya di depan banyak orang.

“Itu bukan pujian, Tapi kenyataan,” timpal Wicaksono terkekeh.

“Oh iya, kenalkan juga ini adalah Farida istrinya Julian,” lanjut Wicaksono memperkenalkan menantunya pada Karina dan orang-orang yang ada ruangan tersebut.

Semua orang termasuk Karina menyapa dan memberi hormat pada istri calon bosnya yang tampak pucat pasi. Farida menyapa balik semua orang dengan hangat dan pandangannya kini tertuju pada Karina yang sedang duduk di hadapannya.

Wanita yang mengenakan kemeja berwarna merah terang itu menganggukan kepalanya sambil tersenyum ramah pada Farida yang terus menatap ke arahnya. 

“Karina, maaf sebelumnya apa kamu sudah menikah?” sebuah pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan oleh Farida tanpa berpikir panjang.  

Karina mengedarkan pandangannya pada semua orang sebelum dia menggelengkan kepalanya. “Belum Nyonya, saya masih single.”

Farida seraya tersenyum pada Karina yang sedang menatapnya dengan tatapan tidak nyaman, karena mungkin wanita itu takut jika Farida menolaknya sebagai asisten suaminya.

“Itu bagus, Karina apa kamu mau menikah dengan suami saya?” celetuk Farida yang sontak membuat semua orang terkejut dengan ucapannya yang meminta wanita lain untuk menikah dengan suaminya sendiri.

“Sayang,” tegur Julian pada istrinya yang asal celetuk.

sementara itu Karina dan Wicaksono saling bertukar pandangan bingung pada ucapan wanita yang tampak serius dengan ucapannya.

“M-maaf, m-maksud nyonya apa ya?” tanya Karina mendadak merasa tidak nyaman saat Farida mengajukan pertanyaan yang sulit untuk dimengerti.

“Saya mau melamar kamu, sebagai istri suami saya,” ulang Farida memperjelas kalimatnya.

Karina  membelalakan kedua matanya ia pikir tadi dirinya salah dengar, setelah Farida memperjelas maksudnya, Karina seolah tak bisa mengatakan apapun untuk merespon ucapan wanita yang ada di depannya. Ini seperti sebuah mimpi bagi Karina, dia baru saja bertemu dengan keluarga Wicaksono kini tiba-tiba dirinya dilamar secara terang-terangan oleh wanita yang merupakan istri Julian sendiri.    

 .

.

.

.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!