Sergio dan Kalista berdebat panjang mengenai steak dan sandwich, tapi saat tiba di restoran sebenarnya dua menu itu bebas di pesan dan pemilik restoran tidak akan marah sama sekali.
Julio memilih menu makan siang salad, membuat Kalista langsung tertarik untuk bertanya bahkan kalau alasannya sudah bisa diperkirakan sendiri.
"Aku vegetarian kalau hari kerja," jawab Julio tentang menu makanannya.
"Hehe, gitu yah, Kak? Pantesan kulitnya bagus." Kalista cengangas-cengenges menikmati wajah tampan Julio sambil menggigit sandwich-nya. "Kak Julio perawatan juga enggak? Spa gitu, misal? Facial?"
"Lo kira dia cewek nanya-nanya facial spa?" timpal Sergio keki.
"Zip it!" Kalista mendelik sebelum kembali tersenyum pada Julio. "Kak Julio ganteng banget, sih. Mata aku mau buta tau enggak ngeliat Kakak."
Julio menutup wajahnya dan tertawa sangat manis, setidaknya di mata Kalista. Tapi sebenarnya pria itu sedang menertawakan 'pacar' adiknya yang benar-benar sangat jujur dalam berperasaan.
Sergio bercerita kalau sejak dulu Kalista memang begini. Bahkan katanya dulu dia pernah minta menikah dengan pengawalnya sendiri gara-gara pengawalnya itu ganteng.
"Emang Sergio enggak ganteng?" balas Julio, sadar bahwa adiknya melotot. "Okay, look at him. Aku aja kaget waktu dia pulang bulan kemarin, loh. Kamu enggak kaget?"
Tatapan Kalista sangat amat fokus pada senyum Julio. "No," jawab dia tanpa ragu dan malah semakin memuja. "Sergio ya Sergio. Lagian, Kak, kita tuh cuma temenan aja. Iya kan, Sergio?"
"Gue enggak tertarik temenan sama cewek kurang waras," balas Sergio jengkel. Tapi hanya sesaat setelah itu, Sergio tiba-tiba terpaku ke satu arah. "Kalista, look at that."
Kalista dan Julio menoleh ke arah yang Sergio katakan, menemukan Rahadyan, ayahnya Kalista, datang bersama seorang wanita yang dikenali setidaknya oleh Sergio dan Kalista.
"O my God!" Kalista memekik tertahan. "Gue lupa Papa mau ngelamar Bu Direktur!"
"WHAT?!" Sergio bereaksi sangat keras sedangkan Julio hanya menatap mereka bingung.
"Bu Direktur siapa?" tanya pria itu penasaran, karena nampaknya perdebatan Sergio dan Kalista langsung selesai begitu namanya disebut.
"Bu Direktur sekolah gue dulu," jawab Sergio sebelum dia beranjak, ikut mengintip ke belakang Kalista.
Julio juga beranjak karena dia dibuat kepo oleh reaksi kedua orang itu. Disamping Julio dengar bahwa Rahadyan sedikitpun tidak pernah dekat dengan wanita selama ini.
"Gila, Om Rahadyan ternyata makin enggak waras," cetus Sergio. "Kalo gue jadi dia, mendingan gur ngejomblo seumur hidup daripada ngelamar Bu Direktur."
"Emang se-creepy itu?" Julio mengangkat alis.
"Se-creepy itu, Kak." Kalista menjawab sambil tangannya memegangi ponsel, merekam papanya dan Bu Direktur di sana. "Mereka tuh udah deket dari aku baru masuk ke Asgard, tau. Tapi biarpun Papa sering banget caper, Bu Direktur tuh kayak 'ugh, I don't fvcking care about you, man'. Yang bikin Papa sering jadiin aku alesan buat ngomong sama Bu Direktur."
Kalista sangat bersemangat karena sejujurnya sudah lama Kalista berharap mereka berdua jadian. Papanya, Rahadyan, terlalu ragu melangkah sebab dia merasa Bu Direktur tidak ingin menikah.
Walau Kalista dekat dengan Bu Direktur juga, ia bahkan tak tahu apakah Bu Direktur suka pada papanya atau tidak.
"Taruhan, Om Rahadyan ditolak," kata Sergio yakin.
"Taruhan, Papa pasti diterima," balas Kalista, tidak terima kalah dari Sergio.
Julio mengerutkan bibir dan menatap ke arah dua manusia yang duduk berhadapan di meja itu.
"Kalo gitu," Julio memegang dua kepala anak kecil di depannya, "taruhan, Om Rahadyan enggak jadi ngelamar."
Eh?
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
anisa fazriani
pikiran kita sama julio pasti ga jadi🤣
2023-06-14
1